Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

NARKOBA DAN PENCEGAHANNYA

DISUSUN OLEH

 Nama : Indri stephanye halawa


 NIM : 2021020

Nama Dosen
 Ermita Silvana putri,str.keb.M.kes
Kata pengantar

Puji syukur penulis ucapakan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Narkoba dan Pencegahannya” ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas Mata Kuliah. Saya ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan saya juga
menyadari akan pentingnya sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen saya sebagai guru bidang studi yang
telah banyak memberi petunjuk dan semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyususan makalah dapat dibuat dengan sebaikbaiknya.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 17 Oktober 2021

Penulis
Daftar Isi

Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Abstrak.............................................................................................................................................1

BAB I Pendahuluan.........................................................................................................................2

1.1. Latar belakang..........................................................................................................................2

1.2. Identifikasi masalah..................................................................................................................5

1.3. Batasan masalah.......................................................................................................................5

1.4. Rumusan masalah.....................................................................................................................5

1.5. Tujuan masalah.........................................................................................................................6

BAB II Pembahasan.........................................................................................................................7

2.1. Kajian Teori..............................................................................................................................7

2.1.1. Pengertian narkotika dan psikotropika...................................................................................7

2.1.2. Sejarah narkoba......................................................................................................................7

2.1.3 bentuk narkoba........................................................................................................................8

2.1.4. Jenis-jenis narkotika dan psikotropika...................................................................................8

2.1.5. Zat adiktif lainnya................................................................................................................11

2.1.6. Pengaruh dan akibat pemakaian narkoba.............................................................................11

2.1.7. Faktor yang mendorong.......................................................................................................13

2.1.8. Bahaya narkoba....................................................................................................................13


2.1.9. Dampak yang ditimbulkan...................................................................................................17

2.1.10. Pencegahan yang dapat dilakukan.....................................................................................18

2.1.11. Penyelesaian atau solusi.....................................................................................................20

BAB III Penutup............................................................................................................................21

3.1. Kesimpualan...........................................................................................................................21

3.2. Saran.......................................................................................................................................21

Daftar Pustaka...............................................................................................................................22
Abstrak

Tujuan : Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan
mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga bilamana disalahgunakan
akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial. Penggunaan narkoba akan
menimbulkan efek ketergantungan. Pemakaian yang melampaui batas dapat menyebabkan
kematian. Dengan adanya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, dapat mencegah
seseorang menggunakan narkoba dan dapat membantu seseorang keluar dari kebiasaannya
menggunakan narkoba.

Selain Narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan
RI adalah NAPZA yaitu singkatan dari Narkotika, Pasikotropika dan Zat adiktif lainnya. Semua
istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko yang
oleh masyarakat disebut berbahaya yaitu kecanduan (adiksi). Pemerintah memberlakukan
Undang-Undang untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika
dan UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika. Golongan Psikotropika adalah zat atau obat baik
alami maupun sintetis namun bukan Narkotika yang berkhasiat aktif terhadap kejiwaan
(psikoaktif) melalui pengaruhnya pada susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan perubahaan
tertentu pada aktivitas mental dan perilaku. Kata kunci : Narkoba, ketergantungan

1
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang

Salah satu hal yang sejak dulu menjadi permasalahan dalam masyarakat dan membutuhkan
perhatian khusus adalah penyalahgunaan obat-obatan. Pada awalnya penggunaan narkotika dan
obat-obatan terlarang terbatas pada dunia kedokteran namun belakangan terjadi penyimpangan
fungsi dan penggunaannya tidak lagi terbatas pada dunia kedokteran (Budiarta 2000).
Penggunaan berbagai macam jenis obat dan zat adiktif atau yang biasa disebut narkoba dewasa
ini cukup meningkat terutama di kalangan generasi muda. Morfin dan obat-obat sejenis yang
semula dipergunakan sebagai obat penawar rasa sakit, sejak lama sudah mulai disalahgunakan.
Orang-orang sehat pun tidak sedikit yang mengkonsumsi obat-obatan ini. Maraknya peredaran
dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang diakui banyak kalangan menjadi
ancaman yang berbahaya bagi bangsa Indonesia.

Sianipar (2004) mengatakan bahwa berdasarkan survey nasional penyalahgunaan narkoba yang
dilaksanakan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) terhadap 13.710 responden yang terdiri dari
pelajar SLTP, SLTA dan mahasiswa pada tahun 2003 diperoleh data bahwa dalam setahun
terakhir terdapat 3,9% responden yang menyalahgunakan narkoba. Penelitian tersebut juga
menunjukan semakin dininya usia penyalahgunaan narkoba, dengan usia termuda adalah 7
tahun. Ditambah pula oleh Sianipar bahwa jenis narkoba yang sering digunakan adalah inhalan,
sementara itu pada usia 8 tahun ada yang sudah menggunakan ganja dan pada usia 10 tahun telah
menggunakan narkoba dengan jenis yang bervariasi, yaitu pil penenang, ganja dan morphin.
Motivasi dan penyebab mengapa orang mengkonsumsi obat-obatan tersebut dapat

2
bermacammacam antara lain sebagai tindakan pemberontakan karena adanya penolakan oleh
lingkungan seperti adanya perasaan minder, latar belakang dari keluarga yang berantakan, patah
hati, atau hal-hal lain. Penyebab lain adalah sebagai tindakan untuk mengurangi stres dan
depresi, sekedar mencoba untuk mendapatkan perasaan nyaman dan menyenangkan, sebagai
tindakan agar diterima dalam lingkungan tertentu dan adanya rasa gengsi atau sebagai tindakan
untuk lari dari realita kehidupan.

Banyak kejadian dimana remaja menggunakan narkoba hanya untuk mendapatkan pengakuan
dan penghargaan dari orang lain, contohnya ketika seorang anak sedang mengalami konflik,
anak membutuhkan kehadiran serta perlindungan dari orangtuanya namun ketika anak tidak
pernah mendapatkan penyelesaian dari orangtua maka dirinya mencari penyelesaian dari
lingkungan dan teman-temannya. Hal tersebut hanyalah manifestasi dari kebutuhan mereka akan
penghargaan dan pengakuan dari orangtua mereka sendiri (Staf iqeq 1998).
Disamping itu, alasan utama seseorang mencoba obat-obatan adalah karena rasa ingin tahu
mereka terhadap efek yang menyenangkan dari narkoba dan keinginan untuk mengikuti bujukan
orang lain terutama dari lingkungan pergaulan mereka (McInthosh 2002). Narkotika di satu sisi
merupakan obat atau bahan yang bermanfaat dibidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan
pengembangan ilmu pengetahuan, dan di sisi lain dapat pula menimbulkan ketergantungan yang
sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat dan
seksama (Wartono, dkk 1999). Penggunaan narkotika secara berlebihan dapat mengakibatkan
dampak yang berbahaya, baik terhadap individu maupun terhadap masyarakat. Narkotika itu
sendiri merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman, baik sintetis maupun semisintetis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi bahkan
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Budiarta 2000). Pemakaian
dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan yang tidak sesuai aturan, dapat menimbulkan
beberapa dampak negatif baik bagi pemakai itu sendiri maupun bagi lingkungan di sekitar
pemakai. Menurut Wartono, dkk (1999), dampak yang ditimbulkan antara lain dapat berupa
gangguan konsentrasi dan penurunan daya ingat bagi pemakai, sedangkan dampak sosialnya
dapat menimbulkan kerusuhan di lingkungan keluarga yang menyebabkan hubungan pemakai
dengan orangtua menjadi renggang, serta menimbulkan perilaku yang tidak diinginkan seperti
pencurian atau penodongan.

3
Disamping itu, penggunaan narkotika yang terlalu banyak atau overdosis akan dapat
menyebabkan kematian karena dosis yang digunakan makin lama makin bertambah banyak
sedangkan daya tahan tubuh makin lama makin berkurang. Dikarenakan banyaknya dampak
negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan narkoba secara bebas dan tidak sesuai aturan, maka
diperlukan perhatian khusus untuk menanggulangi masalah ini. Banyak cara dilakukan untuk
menanggulangi masalah ini baik secara preventif maupun represif. Menurut Budiarta (2000),
upaya preventif merupakan pencegahan yang dilakukan agar seseorang jangan sampai terlibat
baik secara langsung maupun tidak langsung dengan narkoba. Sedangkan upaya represif artinya
usaha penanggulangan dan pemulihan pengguna narkoba yang mengalami ketergantungan.
Budiarta menambahkan bahwa usaha-usaha represif dapat dilakukan dengan mendirikan
pantipanti rehabilitasi maupun Rumah Sakit Ketergantungan Obat. Di dalam RSKO atau panti
Rehabilitasi itulah nantinya dilaksanakan program-program pemulihan bagi pengguna narkoba.
Menurut Wresniwiro (1999), rehabilitasi merupakan usaha untuk menolong, merawat dan
merehabilitasi korban penyalahgunaan obat terlarang, sehingga diharapkan para korban dapat
kembali ke dalam lingkungan masyarakat atau dapat bekerja serta belajar dengan layak. Di
dalam proses pemulihan, disamping faktor-faktor dari luar seperti mengikuti programprogram
pemulihan di panti rehabilitasi, ada faktor lain yang tampaknya juga penting, yaitu faktor dari
dalam. Salah satu faktor yang berasal dari dalam adalah adanya keinginan individu untuk
berhenti menggunakan narkoba serta memiliki keyakinan bahwa dirinya akan mampu
melepaskan diri dari pengaruh narkoba tersebut.
Kesadaran yang dimiliki seseorang bahwa mereka telah kecanduan dapat memakan banyak
waktu dari beberapa minggu hingga beberapa bulan atau bahkan tahunan dan tergantung pada
obat yang digunakan dan kemampuan para pecandu untuk mengatasi kebiasaannya tersebut
(McIntosh 2002). Banyak orang yang mengalami masalah dengan obat-obatan tetap terperosok
dalam tahap perenungan untuk merubah kebiasaan mereka. Perenungan tersebut tetap tidak
berkembang karena mereka merasa tidak mampu untuk lepas dari obat-obatan dan bahkan
mereka tidak berusaha untuk berhenti (Broad & Hall dalam Bandura 1995).
Oleh karena itu, adanya keyakinan dari dalam diri individu bahwa dirinya mampu untuk
melepaskan diri dari ketergantungan obat-obatan ini merupakan faktor yang dianggap penting
dalam proses pemulihan. Istilah keyakinan ini disebut dengan self-efficacy. Self-Efficacy adalah
keyakinan bahwa seseorang mampu menghadapi situasi tertentu. Self-efficacy tersebut

4
mempengaruhi persepsi, motivasi dan tindakannya dalam berbagai cara (Zimbardo dan Gerrig
1999). Schwarzer (dalam Zimbardo dan Gerrig 1999) mengatakan bahwa self-efficacy
mempengaruhi seberapa banyak usaha yang digunakan dan berapa lama seseorang dapat
bertahan
Dalam mengatasi situasi kehidupan yang sulit. Disamping itu Kaplan, dkk (1993) menyebutkan
self-efficacy ini sebagai sebuah konsep yang bermanfaat untuk memahami dan memprediksi
tingkah laku.
1.2. Identifikasi masalah

Dari latar belakang yang sudah disebutkan di atas, serta belum adanya data penelitian tentang
narkoba dan pencegahannya. Maka diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah yang didasarkan pada latar belakang adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan narkoba pada umunya digunakan pada remaja dan pelajar. Penggunaan yang
narkoba yang melampaui batas dapat menyebabkan kematian.
2. Banyak faktor yang dapat mendorong seseorang untuk mengkonsumsi narkoba.
3. Pemerintah dan masyarakat harus saling bekerja sama untuk mencegah seseorang
mengkonsumsi narkoba dan mendorong seseorang untuk dapat lepas dari penggunaan
narkoba.

1.4. Rumusan masalah

Dalam makalah yang berjudul aktivitas Narkoba dan Pencegahannya, mengangkat


masalah-masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian narkotika dan psikotropika?


2. Bagaimana sejarah narkoba?
3. Apa saja bentuk narkoba?
4. Apa saja jenis-jenis narkoba dan psikotropika?

5
5. Apa saja zat adiktif lainnya?
6. Apa saja pengaruh dan akibat pemakaian narkoba?
7. Apa saja faktor yang mendorong?
8. Apa saja bahaya narkoba?
9. Apa saja dampak yang ditimbulkan?
10. Apa saja pencegahan yang dapat dilakukan?
11. Apa saja penyelesaian atau solusi yang dapat dilakukan?

1.5. Tujuan Masalah

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk

1. Untuk mengetahui pengertian dari narkotika dan psikotropika


2. Untuk mengetahui sejarah narkoba
3. Untuk mengetahui bentuk narkoba
4. Untuk mengetahui jenis-jenis narkotika dan psikotropika
5. Untuk mengetahui zat adiktif lainnya
6. Untuk mengetahui pengaruh dan akibat pemakaian narkoba
7. Untuk mengetahui faktor yang mendorong
8. Untuk mengetahui bahaya narkoba
9. Untuk mengetahui dampak yangditimbulkan
10. Untuk mengetahui pencegahan yang dapat ditimbulkan
11. Untuk mengetahui penyelesaian atau solusi

6
BAB II Pembahasan
2.1. Kajian Teori

2.1.1. Pengertian Narkotika dan Psikotropika


a. Pengertian Narkotika

Narkotika adalah bahan atau zat yang dapat memengaruhi kondisi kejiwaan psikologi seseorang,
serta dapat menimblkan ketergantungan secara fisik dan psikologi.

Menurut UU RI No. 35/2009, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.

b. Pengertian Psikotropika

Menurut UU RI No. 35/2009, Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

2.1.2. Sejarah Narkoba


Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya yang telah populer
beredar dimasyarakat perkotaan maupun di pedesaan, termasuk bagi aparat hukum. Sebenarnya
dahulu kala masyarakat juga mengenal istilah madat sebagai sebutan untuk candu atau opium,
suatu golongan narkotika yang berasal dari getah kuncup bunga tanaman Poppy yang banyak
tumbuh di sekitar Thailand, Myanmar dan Laos (The Golden Triangle) maupun di Pakistan dan
Afganistan. Selain istilah Narkoba juga dikenal istilah NAPZA yaitu Narkotika, Psikotropika
dan Zat adiktif lainnya. Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang
umumnya mempunyai risiko kecanduan.

7
2.1.3. Bentuk Narkoba

Bentuk narkoba yang sering digunakan oleh mereka (pecandu narkoba) antara lain ialah
berbentuk cair, serbuk, pil, atau dengan cara memasukan kedalam tubuhnya dengan cara
menyuntikan di salah satu bagian tubuhnya.

2.1.4. Jenis-Jenis Narkotika dan Psikotropika

1. Narkotika

a. Golongan I

Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak
digunkan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya adalah :

• Heroin

Heroin ini merupakan turunan morfin yang sudah mengalami proses kimiawi. Pada
mulanya heroin ini digunakan untuk pengobatan ketergantungan morfin, tetapi kemudian
terbukti bahwa kecanduan heroin justru lebih hebat. Morfin atau heroin disebut juga
putaw. Bentuknya seperti serbuk putih tidak berbau.

• Kokain

Efek dari penggunaan kokain dapat meyebabkan paranoid, halusinasi serta berkurang
rasa percaya diri. Pemakaian obat ini akan merusak syaraf di otak. Selain memperburuk
sistem pernafasan, penggunaan yang berlebihan sangat membahayakan dan bisa
membawa kematian. Kokain yang turunannya putaw sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia.

• Ganja

Ganja yang dikenal juga dengan nama cannabis sativa pada mulanya banyak digunakan
sebagai obat relaksan untuk mengatasi intoksikasi (keracunan ringan). Bahan yang

8
digunakan dapat berupa daun, batang dan biji, namun kemudian disalahgunakan
pemakaiannya.

Ganja dapat membuat ketagihan secara mental dan berfikir menjadi lamban dan
pecandunya nampak bodoh karena zat tersebut dapat mempengaruhi konsentrasi dan
ingatan serta kemampuan berfikir menjadi menurun.

b. Golongan II

Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan
dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya adalah :

• Morfin

Morfin merupakan turunan opium yang dibuat dari hasil pencampuran getah poppy

(papaver somary ferum) dengan bahan kimia lain, sifatnya jadi semi sintetik. Morfin

merupakan zat aktif dari opium. Di dalam dunia kedokteran, zat ini diguanakan untuk

mengurangi rasa sakit pada waktu dilakukan pembedahan atau operasi. c. Golongan III

narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalma terapi dan atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan. Contohnya adalah :

• Kodein

Kodein adalah sejenis obat yang digunakan untuk mengobati nyeri sedang hingga berat.
Efek sampingnya dapat mengecam jiwa, seperti halnya senyawa opiat lainnya adalah
depresi saluran pernapasan.

2. Psikotropika

a. Golongan I

9
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contohnya
adalah :

• Ekstasi

Dari sekian banyak jenis narkoba yang beredar maka ekstasi mungil inilah yang paling
banyak dikonsumsi di dalam negeri. Selain dari bahan bakunya mudah di dapat, harga
jualnya pun bervariasi. Mulai dari harga golongan “high class eksekutif”selebritis, diatas
Rp.100.000 hingga harga banting di warung kafe Rp.10.000/butir

b. Golongan II

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contohnya
adalah :

• Amphetamine

Memiliki nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz. Bentuknya ada yang berbentuk bubuk
warna putih dan keabuan, dan ada juga yang berbentuk tablet. Cara penggunaan denga
cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet diminum dengan air.

c. Golongan III

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Contohnya adalah :

• Phenobarbital

Phenobarbital merupakan antikonvulsan turunan babiturat yang efektif dalam mengatasi


epilepsi. Phenobarbital menekan korteks sensor, menurunkan aktivitas motorik,
menyebabkan kantuk, efek sedasi, dan hipnotik.

10
d. Golongan IV

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Contohnya adalah : Diazepam

2.1.5. Zat adiktif Lainnya

Zat adiktif lainnya adalah bahan atau zat yang berpengaruh psikoaktif di luar narkotika dan
psikotropika, meliputi :

a. Minuman alkohol yang mengandung etanot etil alkohol, yang berpengaruh menekan susuna
saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehisdupan manusia sehari-hari dalam kebudayaan
tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan narkotika atau psikotropika akan memperkuat
pengaruh obat atau zat itu di dalam tubuh manusia. Ada tiga golongan minuman beralkohol,
yaitu :

1. Golongan A dengan kadar alkohol 1-5% (Bir)

2. Golongan B dengan kadar etanol 5-20% (Berbagai minuman anggur)

3. Golongan C dengan kadar etanol 20-45% (Whisky, Vodca, Manson House, Johny
Walker)

b. Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa organik,
yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagaipelumas
mesin. Beberapa yang sering disalahgunakan adalah lem, tiner, penghapus cat kuku, dan
bensin.

c. Tembakau. Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat. Rokok
dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA

11
2.1.6. Pengaruh dan Akibat Pemakain Narkoba
Efek yang ditimbulkan:
Mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara, kerusakan penglihatan pada malam
hari, kerusakan pada hati (liver) dan ginjal, resiko terkena virus HIV dan hepatitis dan penyakit
infeksi lainnya makin meningkat, penurunan libido, kebingungan dalam identitas seksual,
kematian karena overdosis. Gejala Intoksitasi (Keracunan):
Konstraksi pupil (dilatasi pupil karena anoksia akibat overdosis berat) dan satu (atau lebih) tanda
berikut, yang berkembang selama, atau segera setelah pemakaian opioid, yaitu mengantuk atau
koma, bicara cadel, gangguan atensi atau daya ingat.
Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara klinis misalnya: euforia
awal diikuti oleh apatis, disforia, agitasi atau retardasi psikomotor, gangguan pertimbangaan,
atau gangguan fungsi sosial atau pekerjaan) yang berkembang selama, atau segera setelah
pemakaian opioid. Gejala Putus Obat:
Gejala putus obat dimulai dalam enam sampai delapan jam setelah dosis terakhir. Biasanya
setelah suatu periode satu sampai dua minggu pemakaian kontinu atau pemberian antagonis
narkotik.
Sindroma putus obat mencapai puncak intensitasnya selama hari kedua atau ketiga dan
menghilang selama 7 sampai 10 hari setelahnya. Tetapi beberapa gejala mungkin menetap
selama enam bulan atau lebih lama.
Gejala Putus Obat ketergantungan:
Kram otot parah dan nyeri tulang, diare berat, kram perut, rinorea lakrimasipiloereksi, menguap,
demam, dilatasi pupil, hipertensi takikardia disregulasi temperatur, termasuk pipotermia dan
hipertermia. Seseorang yang ketergantungan opioid jarang meninggal akibat putus opioid,
kecuali orang tersebut memiliki penyakit fisik dasar yang parah, seperti penyakit jantung. Gejala
residual seperti insomnia, bradikardia (detak jantung melemah, biasanya akibat demam tinggi),
disregulasi temperatur, dan kecanduan opiat mungkin menetap selama sebulan setelah putus zat.
Selama sindroma abstinensi, suatu suntikan tunggal morfin atau heroin menghilangkan semua
gejala. Gejala pengguna putus opioid adalah gelisah, iritabilitas, depresi, tremor, kelemahan,
mual, dan muntah.
Efek yang ditimbulkan:

12
Secara perilaku, efek stimulasi dari nikotin menyebabkan peningkatan perhatian, belajar, waktu
reaksi, dan kemampuan untuk memecahkan maslah. Menghisap rokok meningkatkan mood,
menurunkan ketegangan dan menghilangkan perasaan depresif. Pemaparan nikotin dalam jangka
pendek meningkatkan aliran darah serebral tanpa mengubah metabolisme oksigen serebtral.
Tetapi pemaparan jangka panjang disertai dengan penurunan aliran darah serebral. Berbeda
dengan efek stimulasinya pada sistem saraf pusat, bertindak sebagai relaksan otot skeletal.
Komponen psikoaktif dari tembakau adalah nikotin. Nikotin adalah zat kimia yang sangat toksik.
Dosis 60 mg pada orang dewasa dapat mematikan, karena paralisis (kegagalan) pernafasan.

2.1.7. Faktor yang Mendorong

a. Motivasi dalam penyalahgunaan zat dan narkotika ternyata menyangkut motivasi yang
berhubungan dengan keadaan individu (motivasi individual) yang mengenai aspek fisik,
emosional, mental-intelektual dan interpersonal.

b. disamping adanya motivasi individu yang menimbulkan suatu tindakan penyalahgunaan


zat, masih ada faktor lain yang mempunyai hubungan erat dengan kondisi penyalahgunaan zat
yaitu faktor sosiokultural, , seperti bawah ini yang menekan dan mendalam suasana hati dalam
diri remaja.

1. Perpecahan unit keluarga


2. Pengaruh media masss
3. Perubahan teknologi yang cepat
4. Kaburnya nilai-nilai dan sistem agama serta mencairnya standar moral
5. Meningkatnya waktu menganggur
6. Ketidakseimbangan keadaan ekonomi
7. Menjadi manusia untuk orang lain
2.1.8 Bahaya Narkoba

a. Menurut efeknya

13
Halusinogen, efek dari narkoba ini bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu, dapat
mengakibatkan seseorang menjadi berhalusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang
sebenarnya tidak ada/ tidak nyata. Contohnya kokain & LSD

Stimulan, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan otak
bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk
sementara waktu, dan cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk
sementara waktu.

Depresan, efek dari narkoba ini bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas
fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan
tidak sadarkan diri. Contohnya putaw.

Adiktif, seseorang yang sudah mengonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena

zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif, karena secara

tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak. Contohnya ganja, heroin,

putaw b. Menurut Jenisnya Opioid:

• Depresi berat
• Apatis
• Rasa lelah berlebihan
• Malas bergerak
• Banyak tidur
• Gugup
• Gelisah

14





Selalu merasa curiga
Denyut jantung bertambah cepat
Rasa gembira berlebihan
Banyak bicara namum cadel
Rasa harga diri meningkat
• Kejang-kejang
• Pupil mata mengecil
• Tekanan darah meningkat
• Berkeringat dingin
• Mual hingga muntah
• Luka pada sekat rongga hidung
• Kehilangan nafsu makan
• Turunnya berat badan Kokain :

• Denyut jantung bertambah cepat


• Gelisah
• Rasa gembira berlebihan
• Rasa harga diri meningkat
• Banyak bicara
• Kejang-kejang
• Pupil mata melebar
• Berkeringat dingin
• Mual hingga muntah
• Mudah berkelahi
• Pendarahan pada otak
• Penyumbatan pembuluh darah

15





• Pergerakan mata tidak terkendali
• Kekakuan otot leher

Ganja :

Mata sembab
Kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair
Sering melamun
Pendengaran terganggu
Selalu tertawa
• Terkadang cepat marah
• Tadak bergairah
• Gelisah
• Dehidrasi
• Tulang gigi keropos
• Liver
• Saraf otak dan saraf mata rusak
• Skizofrenia

Ectasy :

• Enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat


• Berkeringat
• Sulit tidur
• Kerusakan saraf otak
• Dehidrasi
• Gangguan liver

16





• Tulang dan gigi keropos
• Tidak nafsu makan
• Saraf mata rusak Shabu-shabu :

• Enerjik
• Paranoid
• Sulit tidur
• Sulit berfikir
Kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali pernafasan hingga measa sesak nafas
Banyak bicara
Denyut jantung bertambah cepat
Pendarahan otak
Shock pada pembuluh darah jantung yang akan berujung pada kematian

Benzodiazepin :

• Berjalan sempoyongan
• Wajah kemerahan
• Banyak bicara tapi cadel
• Mudah marah
• Konsentrasi terganggu
• Kerusakan organ-organ tubuh terutama otak

2.1.9. Dampak yang Ditimbulkan

a. Remaja

17





masa remaja merupakan suatu fase perkembangan natar masa nak-anak dan masa dewasa.
Perkembangan seseorang dalam mas aanak-anka dan remaja akan membentuk perkembangan
diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena
narkoba, maka suram atau hancurlah msa depannya.

Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup,
setta bersenang-senang. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu
bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan
bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remja.

Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan
menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba

18
melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat

banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. b. Pelajar

Di Indonesia, pecandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pecandu narkoba itu
pada umumnya berusia antar 11 tahun sampai 24 ahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif
atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan
perkenalannya dengan rokok. Karen kebiasaan merokok ini sepertnya sudah menjadi hal yang
wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi
ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pecandu
narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.

Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red) adalah sebagai
berikut :

• Perubahan dalam sikap, perangai, dan kepribadian.


• Sering membolos, menurunnya kedisplinan dan nilai-nilai pelajaran
• Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah
• Sering menguap, mengantuk, dan malas
• Tidak memedulikan kesehatan diri
• Selalu mencuri untuk membeli narkoba

2.1.10. Pencegahan yang Dapat Dilakukan

1. Pencegahan terhadap diri sendiri

• Belajar untuk mengatakan tidak


• Tidak usah terpancing karena dibilang kuper
• Tidak usah selalu ingin dianggap hebat, berani, gaul, dan sebagainya
• Bergaul dengan teman yang baik dan jauhi teman yang berperilaku buruk
• Berpikir bahwa narkoba mengakibatkan penderitaan
• Isilah hari-hari dengan kegitan yang positif

19
• Menambah iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Pencegahan terhadap keluarga
• Pengasuhan anak yang baik dengan penuh kasih sayang, penanaman displin yang baik,
mengajarkan perbedaan baik dan buruk, mengembangkan kemandirian, memberi
kebebasan bertanggung jawab, dan mengembangkan harga diri anak dengan menghargai
jika berbuat baik atau mencapai prestasi tertentu.
• Ciptakan suasana yanh hangat dan bersahabat sehingga membuat anak rindu untuk
pulang ke rumah.
• Meluangkan waktu untuk kebersamaan
• Orang tua menjadi contoh yang baik
• Kembangkan komunikasi yang baik
• Memperkuat kehidupan beragama
• Orang tua memahami msalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat berdiskusi dengan
anak
3. Pencegahan terhadap lingkungan sekolah
a. Upaya terhadap sekolah
• Memberikan pendidikan kepada siswa tentang bahaya dan akibat penyalahguaan NAPZA
• Melibatkan siswa dalam perencanaan, pencegahan, dan penanggulangan penyalahgunaan
NAPZA di sekolah
• Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan keterampilan yang positif
• Menyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi siswa (ekstrakulikuler)
• Meningkatkan kegiatan bimbingan konseling
• Penerapan kehidupan bergama dalam kehidupan sehari-hari b. Upaya mencegah
peredaran NAPZA di sekolah
• Razia dengan cara sidak
• Melarang orang yangtidak berkepentingan untuk tidak masuk ke lingkungan sekolah
• Melarang siswa keluar sekolah pada jam pelajaran tanpa izin guru
• Membina kerja sama yang baik dengan berbagai pihak
• Meningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai dengan pulang sekolah c.Upaya
membina lingkungan sekolah

20
• Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang sehat dengan membina hubungan yang
harmonis antara pendidik dan peserta didik
• Mengupayakan kehadian guru secara teratur di sekolah  Sikap keteladanan guru amat
penting

2.1.11. Penyelesaian atau Solusi

Ada tiga tingkat intervensi, yaitu

1. Primer
Sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran
informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi
pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini.
Kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE
yang diajukan kepada remaja langsung dan keluarganya

2. Sekunder
Pada saat peggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment). Fase
ini meliputi: fase penerimaan awal (initialintake) antara 1-3 hari dengan melakukan
pemeriksaan fisik dan mental, dan fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara
1-3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara
bertahap.

3. Tersier

21
Yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam proses
penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas fase stabilisais, antara 3-12 bulan, untuk
mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan fase sosialisasi dalam masyarakat,
agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna
di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat
kelompokkelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.

BAB III Penutup

3.1. Kesimpulan
Untuk lebih mensosialisasikan tentang bahaya narkoba, mengingat struktur masyarakat
Indonesia yang demikia kompleks dan heterogen, dengan tingkat intelektual atau daya nalar
yang beragam, memang dibutuhkan sebuah program preventif tentang “drugs education” yang
lebih dan terarah. Karena bagaimanapun, masyarakat atau lingkungan sekitar mempunyai
dampak atau peranan yang cukup signifikan dalam mempengaruhi kebiasaan maupun karakter
seseorang, terutama bagi seorang anak remaja. Maka, selain edukasi (pendidikan) didalam
keluarga dan sekolah, edukasi di dalam masyarakar pun menjadi hal yang sentral dan
menentukan.

3.2. Saran
1. Jangan pernah mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit
2. Pemerintah harus memberantas peredaran narkoba di Indonesia

22
3. Orang tua harus lebih memperhatikan anaknya agar tidak terjerumus ke dalam jurang
narkoba
4. Perlu peningkatan kerja sama antara masyarakat dengan aparat untuk memberantas
peredaran narkoba
5. Remaja harus diperhatikan oleh semua pihak agar tidak terjerumus pada
penyalahgunaan narkoba

Daftar Pustaka

Alesana, 23 Februari 2009. Makalah Tentang Narkoba dan Macam-Macam Narkoba

Gushairon Fadli, Makalah Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba

Rahmita Andareza, 13 Maret 2016, Makalah Bahaya Narkoba

23

Anda mungkin juga menyukai