Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PROJECT EVIDENCE BASED LEARNING

MEWUJUDKAN MASA DEPAN GEMILANG TANPA


NAPZA
MATA KULIAH
PENGANTAR KOLABORASI KEILMUAN

PDB A-54
DISUSUN OLEH

KELOMPOK 8

1. Andhika Putra Lanuartha (002221072)


2. Raisha Putri Azzahra (111221208)
3. Eka Mutiara Indah (113221132)
4. Diandra Khairunnisa (123221131)
5. M. Wahyu Haidar Rahman (144221040)
6. Sephyana Wahyu N T (177221104)
7. Azravania Hayu Wardhani (182221019)
8. Muzayyanah Mutiara Stani (191221003)

PEMBELAJARAN DASAR BERSAMA


UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas proposal mata kuliah dasar bersama yang berkaitan
dengan 3 mata kuliah, terlebih proposal ini dibuat untuk dipresentasikan di mata kuliah “Pengantar
Kolaborasi Keilmuan” dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas pada
mata kuliah dasar bersama serta untuk menambah wawasan kami sebagai penulis dan tentunya bagi
pembaca makalah ini.

Dalam kesempatan ini, kami, tim penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ibu Tania Ardiani Saleh, Dra., M.S. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengantar Kolaborasi Keilmuan yang membimbing, memberi arahan, serta memberi petunjuk
dalam penyusunan makalah ini. Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu
dosen selaku tim pengajar pada mata kuliah ini, serta kepada pihak-pihak lain yang tidak bisa kami
sebutkan yang telah mendukung dan memberi kemudahan kepada tim penulis untuk menyelesaikan
makalah ini

Kami selaku tim penulis sepenuhnya sadar bahwa tulisan ini masih memiliki banyak
kekurangan yang tidak disengaja keberadaannya. Bersamaan dengan fakta ini, kami mengucapkan
permintaan maaf yang sebesar-besarnya, serta kami mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini dari pembaca, sehingga ke depannya kami bisa menyelesaikan karya dengan lebih baik.
Kami menaruh harap pembaca bisa menambah wawasan dengan membaca makalah yang telah kami
sajikan.

Surabaya, 15 Maret 2023

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1


DAFTAR ISI ............................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Tujuan Umum ........................................................................................ 3
1.4 Tujuan Khusus ....................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 4
2.1 Definisi NAPZA ...................................................................................... 4
2.1.1 Narkotika ................................................................................................ 4
2.1.2 Psikotropika............................................................................................ 5
2.1.3 Zat Adiktif Lainnya ............................................................................... 5
BAB III ..................................................................................................................... 6
3.1 Nama Kegiatan ....................................................................................... 6
3.2 Tema Kegiatan ....................................................................................... 6
3.3 Teknis Pelaksanaan Project................................................................... 7
3.4 Tempat Pelaksanaan Project ................................................................. 6
3.5 Susunan Panitia...................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


The World Program of Action For Youth on Drug, badan Perserikatan Bangsa -
Bangsa (PBB) menempatkan penyalahgunaan NAPZA sebagai salah satu dari sepuluh isu
global utama yang berkaitan dengan kehidupan pemuda yang harus mendapatkan perhatian
khusus dengan prioritas tinggi. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya catatan kriminal dari
berbagai negara di dunia bahwa penggunaan NAPZA dimulai saat usia muda/remaja.
Tingginya pengguna narkoba dikalangan remaja menjadikan permasalahan ini sebagai isu
global yang perlu perhatian khusus dan penanganan yang tepat. Pemuda pemudi yang sehat
dan cerdas merupakan investasi terbesar dari sebuah negara maju. Bagaimana jadinya
sebuah negara apabila generasi penerus bangsanya merupakan pecandu narkoba. Melansir
data dari Pusiknas Bareskrim Polri, kejahatan narkoba merupakan kejahatan tertinggi kedua
di Indonesia setelah kejahatan pencurian. Tindakan tersebut merupakan cikal bakal
terjadinya tindakan kriminal yang lain seperti pencucian uang dan terorisme. 3 kejahatan
termasuk salah satunya kejahatan narkoba merupakan jenis kejahatan extraordinary crime
yang terorganisir baik lintas daerah maupun negara yang memiliki kemungkinan tinggi
untuk merusak sendi-sendi kehidupan bangsa.
Permasalahan narkoba di Indonesia merupakan sesuatu yang bersifat urgen dan
kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini menjadi marak.
Terbukti dengan bertambahnya jumlah penyalahgunaan atau pecandu narkoba secara
signifikan. BNN mencatat sebanyak 851 kasus narkoba di Indonesia pada akhir tahun 2022.
Jumlah tersebut naik sebanyak 11,1 % dari tahun sebelumnya 2021 sebanyak 766 kasus.
Penyalahgunaan narkoba di kalangan pemuda dan remaja tidak dapat dipungkiri, banyaknya
remaja yang terjerumus narkoba karena lingkungan sekitar dan perilaku pergaulan bebas
yang terjadi di zaman ini. Bahaya narkoba bagi pecandu khususnya di kalangan muda sangat
banyak salah satunya apabila tidak segera ditangani dengan tepat, maka kebiasaan
mengonsumsi narkoba akan memperburuk kesehatan pengguna dan pastinya akan merusak
masa depan. Oleh karena itu penanggulangan narkoba menjadi tanggung jawab bersama
dimulai dari lingkup keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah.
BNN menyatakan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah faktor lingkungan. Dimulai dari rasa penasaran yang
tinggi atau mengikuti trend dan lingkungan pertemanan (circle). Lingkungan pertemanan
menjadi salah satu faktor pendukung yang paling tinggi remaja menggunakan narkoba untuk
1
mudah terjerumus, banyak dari mereka yang berawal dari coba-coba, bujukan dari teman,
dan berujung menjadi kecanduan. Faktor lingkungan yang negatif menjadi salah satu
penyebabnya. Kebanyakan para remaja pengguna narkoba adalah mereka yang broken home
dan memiliki masalah keluarga, sehingga mereka menyalurkan masalahnya dengan
menggunakan obat-obatan tersebut dengan maksud memberikan ketenangan dan
menghilangkan masalah mereka. Padahal hal tersebut malah semakin memperburuk keadaan
mereka dan merusak masa depannya.
Upaya pencegahan penyalahgunaan napza dapat ditangani dengan kesadaran diri
dari setiap individu masing-masing. Selain itu dukungan dari lingkungan keluarga dan
dorongan dari orang tua juga sangat membantu. Menurut Center On Addiction and
Substance Abuse (CASA) mengatakan bahwa orang tua adalah kunci untuk mencegah anak
mereka dari kecanduan napza, karena orang tua adalah tempat menerima dan menumpahkan
segala persoalan, memberikan bimbingan, pelatihan etika, dan moral. Peran orang tua sangat
penting untuk mengawasi, memberikan pemahaman dan mengarahkan anaknya kearah yang
positif, memberikan pendidikan agama sejak dini, serta membangun komunikasi internal
yang positif. Pola asuh orang tua yang salah dan kurang baik akan menimbulkan perilaku
menyimpang seperti pergaulan bebas dan hal hal negatif lainnya. Adanya edukasi sejak dini
sangat perlu untuk memberikan pengertian dan gambaran tentang bahaya narkoba agar
mereka memiliki kesadaran dan mampu membentengi diri mereka supaya tidak sampai
terjerumus kedalam hal hal negatif yang merugikan diri mereka sendiri dan orang sekitar.
Edukasi sejak dini sebaiknya diadakan di lingkungan sekolah, mulai dari masuk sekolah
dasar. Saat itu anak- anak setidaknya sudah mengetahui dan mengenal apa itu narkoba,
seperti apa bentuknya dan bahaya sehingga pada saat sekolah menengah pertama dan
menengah keatas mereka tidak penasaran serta mencoba karena sudah memahami
bagaimana dampak dari narkoba. Maka dari itu, kami ingin memberikan suatu tontonan
edukasi untuk semua kalangan, para remaja khususnya mengenai tentang apa itu narkoba
dan bahayanya dengan maksud dan tujuan memberikan pemahaman dan usaha preventif kita
untuk menekan tingginya pengguna narkoba di kalangan remaja.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor penyebab penyalahgunaan narkoba di Indonesia?

2. Bagaimana langkah – langkah strategis untuk pencegahan dan penanggulangan


penyalahgunaan narkoba di Indonesia?
3. Bagaimana cara mengukur keberhasilan program pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan narkoba?

1.3 Tujuan Umum

1. Menganalisis faktor penyebab penyalahgunaan narkoba di Indonesia.


2. Membuat program pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba yang
efektif dan berkelanjutan
3. Mengukur keberhasilan program pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan
narkoba.

1.4 Tujuan Khusus


Pelaksanaan project ini guna memberikan edukasi kepada khalayak khususnya remaja,
serta sebagai tindakan preventif agar para remaja menjauhi narkotika.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi NAPZA


Napza merupakan singkatan dari narkoba, psikotropika, dan zat aditif lainnya. Ummu
Alifiaala, dalam buku Apa Itu Narkotika dan Napza?, mengartikan napza sebagai zat yang
apabila dikonsumsi dapat mengganggu otak yang pada akhirnya memicu kebiasaan, kecanduan,
dan ketergantungan sehingga menyebabkan gangguan kesehatan, baik fisik maupun psikis, dan
fungsi sosial. Pengonsumsi napza seringkali mengalami perubahan dalam perilaku, perasaan,
maupun pikiran karena zat-zat yang ada pada napza merupakan zat psikoaktif yang bekerja
pada otak.
2.1.1 Narkotika
Narkotika berasal dari kata “Narke” yang berasal dari bahasa Yunani
berarti terbius sehingga seseorang yang menggunakannya tidak akan merasakan
apa-apa (Sudarto, 1986). Narkotika merupakan zat yang dikonsumsi dengan
dimasukkan ke dalam tubuh sehingga timbul efek menenangkan, merangsang, dan
memunculkan imajinasi (Soedjono D., 1983). Dalam Undang-undang Nomor 35
tahun 2009 Pasal 1 ayat 1, terdapat pula pengertian bahwa “Narkotika adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan
sebagaimana terlampir dalam Undang-undang.”
Berdasarkan pasal 6 ayat 1 UU Narkotika, narkotika dibedakan menjadi
tiga golongan:
a. Golongan 1: Narkotika yang berpotensi tinggi menyebabkan
ketergantungan. Hanya dapat digunakan dalam pengembangan IPTEK dan
tidak dapat digunakan untuk terapi. Contohnya adalah kokain dan ganja.
b. Golongan 2: Narkotika yang masih berpotensi tinggi menyebabkan
ketergantungan dan digunakan dalam pengembangan IPTEK serta dalam
pengobatan atau terapi, namun sebagai pilihan terakhir. Contohnya adalah
morfin dan petidin.
c. Golongan 3: Narkotika berpotensi rendah menyebabkan ketergantungan
dan dapat digunakan dalam pengobatan. Contohnya adalah etilmorfina dan
4
kodein.
2.1.2 Psikotropika
Pengertian mengenai psikotropika dapat ditemukan pada Undang-
undang Nomor 5 tahun 1997 pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa
psikotropika adalah zat atau obat selain narkotika yang mampu menyebabkan
perubahan pada aktivitas mental dan perilaku penggunanya. Terdapat juga
penjelasan mengenai empat golongan psikotropika:
1. Golongan 1: Psikotropika yang berpotensi tinggi menimbulkan
ketergantungan dan hanya digunakan untuk tujuan pengetahuan. Satu
atau sekelompok orang yang menyalahgunakan zat atau obat-obatan
termasuk pada golongan ini dapat dikenai sanksi hukum. Contohnya
adalah ekstasi.
2. Golongan 2: Psikotropika pada golongan ini juga berpotensi
menimbulkan ketergantungan, tetapi dapat digunakan sebagai obat
atau terapi penyakit apabila digunakan sesuai anjuran dokter.
Contohnya adalah metamfeamin (sabu) dan amphetamin.
3. Golongan 3: Psikotropika golongan ini berpotensi tinggi, namun tetap
lebih rendah dari dua golongan sebelumnya, dalam menimbulkan
ketergantungan dan sering digunakan dalam terapi. Contohnya adalah
buprenorfin dan phenobarbital.
4. Golongan 4: Psikotropika golongan ini berpotensi menimbulkan
ketergantungan yang cukup rendah, tetapi dalam menggunakannya
harus tetap dalam anjuran dokter agar tidak menimbulkan efek
samping yang berbahaya. Contohnya adalah diazepam dan
nitrazepam.
2.1.3 Zat Adiktif Lainnya
Zat adiktif merupakan zat atau obat yang bersifat proaktif selain
narkotika dan psikotropika. Yang termasuk zat adiktif:
a. Minuman beralkohol, seperti bir, wine, dan wiski.
b. Tembakau, contohnya adalah rokok.
c. Inhalasi (gas hirup) dan solven (zat pelarut), seperti lem, tiner, dan
bensin.

5
BAB III
METODE PELAKSANAAN PROJECT
3.1 Nama Kegiatan
Nama Kegiatan yang akan kami lakukan yaitu sharing/bincang bersama atau biasa disebut
“Podcast” dengan narasumber yang paham dibidang tersebut.

3.2 Tema Kegiatan


Kegiatan ini bertema “Mewujudkan Masa Depan Gemilang Tanpa Napza”. Tema tersebut
diambil karena melihat banyaknya generasi muda saat ini yang terjerumus hal hal negatif yang
diakibatkan karena pergaulan bebas di usia remaja saat ini. Selain itu, untuk menekankan dan
memberikan motivasi kepada pendengar nantinya khususnya para remaja bahwasanya jalan
mereka masih panjang dan jangan mensia-siakan masa muda hanya untuk hal hal negatif yang
tidak ada manfaatnya. Salah satu untuk mencapai masa depan yang cerah nantinya adalah dengan
cara menjauhi narkoba, karena kita ketauhi sendiri bahwasanya efek dari narkoba ini sangtalah
nyata. Narkoba memberikan efek kencanduan dan merusak sel sel didalam tubuh pemakainya.

3.3 Teknis Pelaksanaan Project


Secara teknis, pelaksanaan project adalah sebagai berikut:
1. Persiapan

Pada tahap persiapan ini dilakukan identifikasi mengenai Narkoba atau NAPZA yang
sering terjadi bahkan digunakan pada kalangan remaja.
2. Pelaksanaan Kegiatan.
Pelaksanaan project dilakukan dengan cara memberikan edukasi kepada kalangan
umum yang akan disampaikan melalui podcast dan akan ditampilkan di berbagai media
sosial sehingga tidak hanya remaja saja yang mendapatkan tetapi berbagai umur bisa
menontonnya dan merasa tercerahkan
3. Evaluasi dan monitoring Kegiatan.

Evaluasi dan monitoring dilakukan sejak awal pelaksanaan, proses, dan akhir project
yang melibatkan seluruh anggota kelompok.

6
3.4 Tempat Pelaksanaan Project
Kegiatan akan dilaksanakan di Asrama mahasiswa nusantara dengan sasaran audiens
adalah seluruh masyarakat umum nantinya yang akan menonton khususnya pada kalangan
remaja.

3.5 Susunan Panitia

JABATAN NAMA
Ketua Pelaksana M. Wahyu Haidar Rahman
Sie Acara 1. Raisha Putri Azzahra
2. Diandra Khairunnisa
3. Azravania Hayu Wardhani
Sie Humjin 1. Eka Mutiara Indah
2. Sephyana
Moderator 1. Muzayyanah Mutiara Stani
2. Andhika Putra Launartha

7
DAFTAR PUSTAKA

bnn.go.id. Bahaya Narkoba, Korupsi Dan Terorisme. [online]. Diakses pada 22 Maret 2023 dari
https://bnn.go.id/bahaya-narkoba-korupsi-terorisme/
bnn.go.id. Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba. [online]. Diakses pada 22 Maret 2023 dari
https://bnn.go.id/remaja-dan-penyalahgunaan-narkoba/
dataindonesia.id. BNN Catat 851 Kasus Narkoba di Indonesia pada 2022. [online]. Diakses pada
22 Maret 2023 dari
https://dataindonesia.id/ragam/detail/bnn-catat-851-kasus-narkoba-di indonesia-pada-2022
Faridah. 2018. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Penggunaan Narkotika, Psikotropika Dan
Zat Adiktif Lainnya (Napza) Pada Remaja. Jurnal Kebidanan, pISSN 2252-8121, eISSN
2620-4894. Vol (8) No (2).
pusiknas.polri.go.id. Narkoba, Kejahatan Tertinggi Kedua di Indonesia. [online]. Diakses
pada 22 Maret 2023 dari
https://pusiknas.polri.go.id/detail_artikel/narkoba,_kejahatan_tertinggi_kedua_di_i
ndonesia#:~:text=PENINDAKAN%20terhadap%20kejahatan%20narkoba%20dan%20psik
otropia%20di%20Indonesia,atau%20curat.%20Namun%20dampak%20kejahatan%20nark
oba20lebih%20berbahaya.
Humas. 2021. Empat Langkah Strategis Cegah dan Berantas Penyalahgunaan Narkoba. Sekretariat
Kabinet Republik Indonesia. https://setkab.go.id/empat-langkah-strategis-cegah-dan
berantas-penyalahgunaan-narkoba/ [diakses pada 14 Maret 2023]
Jamal, Irwansyah M. (2020). The Early Preventive Effort of Narcotic Abuse at Senior High
School (SMA) in Aceh Besar and Sabang (A Study According to Islamic Law). Samarah:
Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam Volume 4 No. 1. Januari-Juni 2020.
Putro, I. D., Kamaludin, I., Zahra, F., Mulyanda, A. P., & Rizqia, F. NARKOBA MERENGGUT
MASA DEPAN GENERASI MUDA.
Syaeful, S., Tampunolon, P., Kelvin, C., Vito, H., Febrian, L., Mulyanto, M., ... & Phang, R.
(2022, September). Sosialisasi Bahaya Narkoba Untuk Anak SMA Yehonala Batam. In
National Conference for Community Service Project (NaCosPro) (Vol. 4, No. 1, pp. 105
108).
Sholihah, Q. (2015). Efektivitas program p4gn terhadap pencegahan penyalahgunaan NAPZA.
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2), 153-159.
Wulandari, C.M., Retnowati, D.A., Handojo, K.J., & Rosida. (2015). Faktor-faktor yang
mempengaruhi penyalahgunaan NAPZA pada masyarakat di Kabupaten Jember. Jurnal
Farmasi Komunitas, 2(1), 3

Anda mungkin juga menyukai