Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

BIOGAS ENERGI TERBARUKAN


RAMAH LINGKUNGAN DAN BERKELANJUTAN

DI SUSUN OLEH:
 MUHAMMAD ASLAMIN RAJAB AL ISHAK
 LAODE MUHAMMAD FIDEL ATHTHAR
 HIKMAWATI
 LAODE MUHAMMAD FARHAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI


SMA NEGERI 1 WAKORUMBA SELATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
Kata pengantar

Puji syukur penulis ucapakan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Narkoba dan Pencegahannya” ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas pelajaran PJOK. Saya ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan saya juga
menyadari akan pentingnya sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang telah banyak memberi
petunjuk dan semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini
sehingga penyususan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Saya menyadari masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pure, 19 Januari 2023

Azmi
Daftar Isi

Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan.........................................................................................................................2

1.1. Latar belakang..........................................................................................................................2

1.2. Identifikasi masalah..................................................................................................................5

1.3. Batasan masalah.......................................................................................................................5

1.4. Rumusan masalah.....................................................................................................................5

1.5. Tujuan masalah.........................................................................................................................6

BAB II Pembahasan.........................................................................................................................7

2.1. Kajian Teori..............................................................................................................................7

2.1.1. Pengertian narkotika dan psikotropika...................................................................................7

2.1.2. Sejarah narkoba......................................................................................................................7

2.1.3 bentuk narkoba........................................................................................................................8

2.1.4. Jenis-jenis narkotika dan psikotropika...................................................................................8

2.1.5. Zat adiktif lainnya................................................................................................................11

2.1.6. Pengaruh dan akibat pemakaian narkoba.............................................................................11

2.1.7. Faktor yang mendorong.......................................................................................................13

2.1.8. Bahaya narkoba....................................................................................................................13

2.1.9. Dampak yang ditimbulkan...................................................................................................17

2.1.10. Pencegahan yang dapat dilakukan.....................................................................................18


2.1.11. Penyelesaian atau solusi.....................................................................................................20

BAB III Penutup............................................................................................................................21

3.1. Kesimpualan...........................................................................................................................21

3.2. Saran.......................................................................................................................................21

Daftar Pustaka...............................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Salah satu hal yang sejak dulu menjadi permasalahan dalam masyarakat dan
membutuhkan perhatian khusus adalah penyalahgunaan obat-obatan. Pada awalnya
penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang terbatas pada dunia kedokteran
namun belakangan terjadi penyimpangan fungsi dan penggunaannya tidak lagi
terbatas pada dunia kedokteran (Budiarta 2000). Penggunaan berbagai macam jenis
obat dan zat adiktif atau yang biasa disebut narkoba dewasa ini cukup meningkat
terutama di kalangan generasi muda. Morfin dan obat-obat sejenis yang semula
dipergunakan sebagai obat penawar rasa sakit, sejak lama sudah mulai
disalahgunakan. Orang-orang sehat pun tidak sedikit yang mengkonsumsi obat-
obatan ini. Maraknya peredaran dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan
terlarang diakui banyak kalangan menjadi ancaman yang berbahaya bagi bangsa
Indonesia.
Sianipar (2004) mengatakan bahwa berdasarkan survey nasional penyalahgunaan
narkoba yang dilaksanakan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) terhadap 13.710
responden yang terdiri dari pelajar SLTP, SLTA dan mahasiswa pada tahun 2003
diperoleh data bahwa dalam setahun terakhir terdapat 3,9% responden yang
menyalahgunakan narkoba. Penelitian tersebut juga menunjukan semakin dininya
usia penyalahgunaan narkoba, dengan usia termuda adalah 7 tahun. Ditambah pula
oleh Sianipar bahwa jenis narkoba yang sering digunakan adalah inhalan, sementara
itu pada usia 8 tahun ada yang sudah menggunakan ganja dan pada usia 10 tahun
telah menggunakan narkoba dengan jenis yang bervariasi, yaitu pil penenang, ganja
dan-morphin.

Motivasi dan penyebab mengapa orang mengkonsumsi obat-obatan tersebut dapat


bermacam-macam antara lain sebagai tindakan pemberontakan karena adanya

1
penolakan oleh lingkungan seperti adanya perasaan minder, latar belakang dari
keluarga yang berantakan, patah hati, atau hal-hal lain. Penyebab lain adalah sebagai
tindakan untuk mengurangi stres dan depresi, sekedar mencoba untuk mendapatkan
perasaan nyaman dan menyenangkan, sebagai tindakan agar diterima dalam
lingkungan tertentu dan adanya rasa gengsi atau sebagai tindakan untuk lari dari
realita-kehidupan.

Banyak kejadian dimana remaja menggunakan narkoba hanya untuk


mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang lain, contohnya ketika seorang
anak sedang mengalami konflik, anak membutuhkan kehadiran serta perlindungan
dari orangtuanya namun ketika anak tidak pernah mendapatkan penyelesaian dari
orangtua maka dirinya mencari penyelesaian dari lingkungan dan teman-temannya.
Hal tersebut hanyalah manifestasi dari kebutuhan mereka akan penghargaan dan
pengakuan dari orangtua mereka sendiri (Staf iqeq 1998).
Disamping itu, alasan utama seseorang mencoba obat-obatan adalah karena rasa ingin
tahu mereka terhadap efek yang menyenangkan dari narkoba dan keinginan untuk
mengikuti bujukan orang lain terutama dari lingkungan pergaulan mereka (McInthosh
2002).
Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat dibidang
pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan di
sisi lain dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila
dipergunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat dan seksama (Wartono,
dkk 1999). Penggunaan narkotika secara berlebihan dapat mengakibatkan dampak
yang berbahaya, baik terhadap individu maupun terhadap masyarakat. Narkotika itu
sendiri merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan,(Budiarta,2000).

2
Pemakaian dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan yang tidak sesuai
aturan, dapat menimbulkan beberapa dampak negatif baik bagi pemakai itu sendiri
maupun bagi lingkungan di sekitar pemakai. Menurut Wartono, dkk (1999), dampak
yang ditimbulkan antara lain dapat berupa gangguan konsentrasi dan penurunan daya
ingat bagi pemakai, sedangkan dampak sosialnya dapat menimbulkan kerusuhan di
lingkungan keluarga yang menyebabkan hubungan pemakai dengan orangtua menjadi
renggang, serta menimbulkan perilaku yang tidak diinginkan seperti pencurian atau
penodongan.

Disamping itu, penggunaan narkotika yang terlalu banyak atau overdosis akan
dapat menyebabkan kematian karena dosis yang digunakan makin lama makin
bertambah banyak sedangkan daya tahan tubuh makin lama makin berkurang.
Dikarenakan banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan
narkoba secara bebas dan tidak sesuai aturan, maka diperlukan perhatian khusus
untuk menanggulangi masalah ini. Banyak cara dilakukan untuk menanggulangi
masalah ini baik secara preventif maupun represif. Menurut Budiarta (2000), upaya
preventif merupakan pencegahan yang dilakukan agar seseorang jangan sampai
terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dengan narkoba. Sedangkan
upaya represif artinya usaha penanggulangan dan pemulihan pengguna narkoba yang
mengalami ketergantungan. Budiarta menambahkan bahwa usaha-usaha represif
dapat dilakukan dengan mendirikan panti-panti rehabilitasi maupun Rumah Sakit
Ketergantungan Obat. Di dalam RSKO atau panti Rehabilitasi itulah nantinya
dilaksanakan program-program pemulihan bagi pengguna narkoba.
Menurut Wresniwiro (1999), rehabilitasi merupakan usaha untuk menolong, merawat
dan merehabilitasi korban penyalahgunaan obat terlarang, sehingga diharapkan para
korban dapat kembali ke dalam lingkungan masyarakat atau dapat bekerja serta
belajardenganlayak.

3
Di dalam proses pemulihan, disamping faktor-faktor dari luar seperti mengikuti
program-program pemulihan di panti rehabilitasi, ada faktor lain yang tampaknya
juga penting, yaitu faktor dari dalam. Salah satu faktor yang berasal dari dalam adalah
adanya keinginan individu untuk berhenti menggunakan narkoba serta memiliki
keyakinan bahwa dirinya akan mampu melepaskan diri dari pengaruh narkoba
tersebut.

Kesadaran yang dimiliki seseorang bahwa mereka telah kecanduan dapat


memakan banyak waktu dari beberapa minggu hingga beberapa bulan atau bahkan
tahunan dan tergantung pada obat yang digunakan dan kemampuan para pecandu
untuk mengatasi kebiasaannya tersebut (McIntosh 2002). Banyak orang yang
mengalami masalah dengan obat-obatan tetap terperosok dalam tahap perenungan
untuk merubah kebiasaan mereka. Perenungan tersebut tetap tidak berkembang
karena mereka merasa tidak mampu untuk lepas dari obat-obatan dan bahkan mereka
tidak berusaha untuk berhenti (Broad & Hall dalam Bandura 1995).
Oleh karena itu, adanya keyakinan dari dalam diri individu bahwa dirinya mampu
untuk melepaskan diri dari ketergantungan obat-obatan ini merupakan faktor yang
dianggap penting dalam proses pemulihan. Istilah keyakinan ini disebut dengan self-
efficacy. Self-Efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang mampu menghadapi
situasi tertentu. Self-efficacy tersebut mempengaruhi persepsi, motivasi dan
tindakannya dalam berbagai cara (Zimbardo dan Gerrig 1999). Schwarzer (dalam
Zimbardo dan Gerrig 1999) mengatakan bahwa self-efficacy mempengaruhi seberapa
banyak usaha yang digunakan dan berapa lama seseorang dapat bertahan

Dalam mengatasi situasi kehidupan yang sulit. Disamping itu Kaplan, dkk (1993)
menyebutkan self-efficacy ini sebagai sebuah konsep yang bermanfaat untuk
memahami dan memprediksi tingkah laku.

4
1.2 . Identifikasi masalah

Dari latar belakang yang sudah disebutkan di atas, serta belum adanya data
penelitian tentang narkoba dan pencegahannya. Maka diperlukan penelitian lebih
lanjut mengenai hal tersebut.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah yang didasarkan pada latar belakang adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan narkoba pada umunya digunakan pada remaja dan pelajar.


Penggunaan yang narkoba yang melampaui batas dapat menyebabkan
kematian.
2. Banyak faktor yang dapat mendorong seseorang untuk mengkonsumsi narkoba.
3. Pemerintah dan masyarakat harus saling bekerja sama untuk mencegah
seseorang mengkonsumsi narkoba dan mendorong seseorang untuk dapat lepas
dari penggunaan narkoba.

1.4. Rumusan masalah

Dalam makalah yang berjudul aktivitas Narkoba dan Pencegahannya,


mengangkat masalah-masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian narkotika dan psikotropika?


2. Bagaimana sejarah narkoba?
3. Apa saja bentuk narkoba?
4. Apa saja jenis-jenis narkoba dan psikotropika?
5. Apa saja zat adiktif lainnya?
6. Apa saja pengaruh dan akibat pemakaian narkoba?
7. Apa saja faktor yang mendorong?

5
8. Apa saja bahaya narkoba?
9. Apa saja dampak yang ditimbulkan?
10. Apa saja pencegahan yang dapat dilakukan?
11. Apa saja penyelesaian atau solusi yang dapat dilakukan?

1.5. Tujuan Masalah

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk

1. Untuk mengetahui pengertian dari narkotika dan psikotropika


2. Untuk mengetahui sejarah narkoba
3. Untuk mengetahui bentuk narkoba
4. Untuk mengetahui jenis-jenis narkotika dan psikotropika
5. Untuk mengetahui zat adiktif lainnya
6. Untuk mengetahui pengaruh dan akibat pemakaian narkoba
7. Untuk mengetahui faktor yang mendorong
8. Untuk mengetahui bahaya narkoba
9. Untuk mengetahui dampak yangditimbulkan
10. Untuk mengetahui pencegahan yang dapat ditimbulkan
11. Untuk mengetahui penyelesaian atau solusi

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Pengertian Narkotika dan Psikotropika


a. Pengertian Narkotika

Narkotika adalah bahan atau zat yang dapat memengaruhi kondisi kejiwaan
psikologi seseorang, serta dapat menimblkan ketergantungan secara fisik dan
psikologi.

Menurut UU RI No. 35/2009, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

b. Pengertian Psikotropika

Menurut UU RI No. 35/2009, Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah
maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku.

2.1.2. Sejarah Narkoba

Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya


yang telah populer beredar dimasyarakat perkotaan maupun di pedesaan, termasuk
bagi aparat hukum. Sebenarnya dahulu kala masyarakat juga mengenal istilah madat
sebagai sebutan untuk candu atau opium, suatu golongan narkotika yang berasal dari
getah kuncup bunga tanaman Poppy yang banyak tumbuh di sekitar Thailand,

7
Myanmar dan Laos (The Golden Triangle) maupun di Pakistan dan Afganistan.
Selain istilah Narkoba juga dikenal istilah NAPZA yaitu Narkotika, Psikotropika dan
Zat adiktif lainnya. Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang
umumnya mempunyai risiko kecanduan.

2.1.3. Bentuk Narkoba

Bentuk narkoba yang sering digunakan oleh mereka (pecandu narkoba) antara
lain ialah berbentuk cair, serbuk, pil, atau dengan cara memasukan kedalam tubuhnya
dengan cara menyuntikan di salah satu bagian tubuhnya.

2.1.4. Jenis-Jenis Narkotika dan Psikotropika

1. Narkotika

a. Golongan I

Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu


pengetahuan dan tidak digunkan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contohnya adalah :

 Heroin
Heroin ini merupakan turunan morfin yang sudah mengalami proses kimiawi.
Pada mulanya heroin ini digunakan untuk pengobatan ketergantungan morfin,
tetapi kemudian terbukti bahwa kecanduan heroin justru lebih hebat. Morfin
atau heroin disebut juga putaw. Bentuknya seperti serbuk putih tidak berbau.
 Kokain
Efek dari penggunaan kokain dapat meyebabkan paranoid, halusinasi serta
berkurang rasa percaya diri. Pemakaian obat ini akan merusak syaraf di otak.

8
Selain memperburuk sistem pernafasan, penggunaan yang berlebihan sangat
membahayakan dan bisa membawa kematian. Kokain yang turunannya putaw
sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
 Ganja
Ganja yang dikenal juga dengan nama cannabis sativa pada mulanya banyak
digunakan sebagai obat relaksan untuk mengatasi intoksikasi (keracunan
ringan). Bahan yang digunakan dapat berupa daun, batang dan biji, namun
kemudian disalahgunakan pemakaiannya. Ganja dapat membuat ketagihan
secara mental dan berfikir menjadi lamban dan pecandunya nampak bodoh
karena zat tersebut dapat mempengaruhi konsentrasi dan ingatan serta
kemampuan berfikir menjadi menurun.

b. Golongan II

Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan


dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya adalah :

 Morfin
Morfin merupakan turunan opium yang dibuat dari hasil pencampuran getah
poppy (papaver somary ferum) dengan bahan kimia lain, sifatnya jadi semi
sintetik. Morfin merupakan zat aktif dari opium. Di dalam dunia kedokteran,
zat ini diguanakan untuk mengurangi rasa sakit pada waktu dilakukan
pembedahan atau operasi.

c. Golongan III

Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalma terapi dan
atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contohnya adalah :

9
 Kodein
Kodein adalah sejenis obat yang digunakan untuk mengobati nyeri sedang
hingga berat. Efek sampingnya dapat mengecam jiwa, seperti halnya senyawa
opiat lainnya adalah depresi saluran pernapasan.

2. Psikotropika
a. Golongan I

Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom
ketergantungan. Contohnya adalah :

 Ekstasi
Dari sekian banyak jenis narkoba yang beredar maka ekstasi mungil inilah
yang paling banyak dikonsumsi di dalam negeri. Selain dari bahan bakunya
mudah di dapat, harga jualnya pun bervariasi. Mulai dari harga golongan
“high class eksekutif”selebritis, diatas Rp.100.000 hingga harga banting di
warung kafe Rp.10.000/butir
b. Golongan II

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan
atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom
ketergantungan. Contohnya adalah :

 Amphetamine
Memiliki nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz. Bentuknya ada yang
berbentuk bubuk warna putih dan keabuan, dan ada juga yang berbentuk

10
tablet. Cara penggunaan denga cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet
diminum dengan air.
c. Golongan III

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan
atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindrom ketergantungan. Contohnya adalah :

 Phenobarbital
Phenobarbital merupakan antikonvulsan turunan babiturat yang efektif dalam
mengatasi epilepsi. Phenobarbital menekan korteks sensor, menurunkan
aktivitas motorik, menyebabkan kantuk, efek sedasi, dan hipnotik.
d. Golongan IV

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan
atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindrom ketergantungan. Contohnya adalah : Diazepam

2.1.5. Zat adiktif Lainnya

Zat adiktif lainnya adalah bahan atau zat yang berpengaruh psikoaktif di luar
narkotika dan psikotropika, meliputi :

a. Minuman alkohol yang mengandung etanot etil alkohol, yang berpengaruh


menekan susuna saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehisdupan manusia
sehari-hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan
narkotika atau psikotropika akan memperkuat pengaruh obat atau zat itu di dalam
tubuh manusia. Ada tiga golongan minuman beralkohol, yaitu :

11
1. Golongan A dengan kadar alkohol 1-5% (Bir)
2. Golongan B dengan kadar etanol 5-20% (Berbagai minuman anggur)
3. Golongan C dengan kadar etanol 20-45% (Whisky, Vodca, Manson House,
Johny Walker)
b. Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor, dan sebagaipelumas mesin. Beberapa yang sering disalahgunakan adalah
lem, tiner, penghapus cat kuku, dan bensin.
c. Tembakau. Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat. Rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan
NAPZA

2.1.6. Pengaruh dan Akibat Pemakain Narkoba


Efek yang ditimbulkan:
Mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara, kerusakan penglihatan
pada malam hari, kerusakan pada hati (liver) dan ginjal, resiko terkena virus HIV dan
hepatitis dan penyakit infeksi lainnya makin meningkat, penurunan libido,
kebingungan dalam identitas seksual, kematian karena overdosis.
Gejala Intoksitasi (Keracunan):
Konstraksi pupil (dilatasi pupil karena anoksia akibat overdosis berat) dan satu (atau
lebih) tanda berikut, yang berkembang selama, atau segera setelah pemakaian opioid,
yaitu mengantuk atau koma, bicara cadel, gangguan atensi atau daya ingat.
Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara klinis misalnya:
euforia awal diikuti oleh apatis, disforia, agitasi atau retardasi psikomotor, gangguan
pertimbangaan, atau gangguan fungsi sosial atau pekerjaan) yang berkembang
selama, atau segera setelah pemakaian opioid.
Gejala Putus Obat:

12
Gejala putus obat dimulai dalam enam sampai delapan jam setelah dosis terakhir.
Biasanya setelah suatu periode satu sampai dua minggu pemakaian kontinu atau
pemberian antagonis narkotik.
Sindroma putus obat mencapai puncak intensitasnya selama hari kedua atau ketiga
dan menghilang selama 7 sampai 10 hari setelahnya. Tetapi beberapa gejala mungkin
menetap selama enam bulan atau lebih lama.
Gejala Putus Obat ketergantungan:
Kram otot parah dan nyeri tulang, diare berat, kram perut, rinorea lakrimasipiloereksi,
menguap, demam, dilatasi pupil, hipertensi takikardia disregulasi temperatur,
termasuk pipotermia dan hipertermia. Seseorang yang ketergantungan opioid jarang
meninggal akibat putus opioid, kecuali orang tersebut memiliki penyakit fisik dasar
yang parah, seperti penyakit jantung.
Gejala residual seperti insomnia, bradikardia (detak jantung melemah, biasanya
akibat demam tinggi), disregulasi temperatur, dan kecanduan opiat mungkin menetap
selama sebulan setelah putus zat. Selama sindroma abstinensi, suatu suntikan tunggal
morfin atau heroin menghilangkan semua gejala. Gejala pengguna putus opioid
adalah gelisah, iritabilitas, depresi, tremor, kelemahan, mual, dan muntah.
Efek yang ditimbulkan:
Secara perilaku, efek stimulasi dari nikotin menyebabkan peningkatan perhatian,
belajar, waktu reaksi, dan kemampuan untuk memecahkan maslah. Menghisap rokok
meningkatkan mood, menurunkan ketegangan dan menghilangkan perasaan depresif.
Pemaparan nikotin dalam jangka pendek meningkatkan aliran darah serebral tanpa
mengubah metabolisme oksigen serebtral.
Tetapi pemaparan jangka panjang disertai dengan penurunan aliran darah serebral.
Berbeda dengan efek stimulasinya pada sistem saraf pusat, bertindak sebagai relaksan
otot skeletal. Komponen psikoaktif dari tembakau adalah nikotin. Nikotin adalah zat
kimia yang sangat toksik. Dosis 60 mg pada orang dewasa dapat mematikan, karena
paralisis (kegagalan) pernafasan.

13
2.1.7. Faktor yang Mendorong

a. Motivasi dalam penyalahgunaan zat dan narkotika ternyata menyangkut motivasi


yang berhubungan dengan keadaan individu (motivasi individual) yang mengenai
aspek fisik, emosional, mental-intelektual dan interpersonal.

b. disamping adanya motivasi individu yang menimbulkan suatu tindakan


penyalahgunaan zat, masih ada faktor lain yang mempunyai hubungan erat dengan
kondisi penyalahgunaan zat yaitu faktor sosiokultural, , seperti bawah ini yang
menekan dan mendalam suasana hati dalam diri remaja.

1. Perpecahan unit keluarga


2. Pengaruh media masss
3. Perubahan teknologi yang cepat
4. Kaburnya nilai-nilai dan sistem agama serta mencairnya standar moral
5. Meningkatnya waktu menganggur
6. Ketidakseimbangan keadaan ekonomi
7. Menjadi manusia untuk orang lain

2.1.8 Bahaya Narkoba

a. Menurut efeknya

Halusinogen, efek dari narkoba ini bila dikonsumsi dalam sekian dosis
tertentu, dapat mengakibatkan seseorang menjadi berhalusinasi dengan melihat suatu
hal/benda yang sebenarnya tidak ada/ tidak nyata. Contohnya kokain & LSD

Stimulan, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti
jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan

14
seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu, dan cenderung membuat seorang
pengguna lebih senang dan gembira untuk sementara waktu.

Depresan, efek dari narkoba ini bisa menekan sistem syaraf pusat dan
mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa
membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw.

Adiktif, seseorang yang sudah mengonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan
ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung
bersifat pasif, karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam
otak. Contohnya ganja, heroin, putaw

b. Menurut Jenisnya

Opioid:

 Depresi berat
 Apatis
 Rasa lelah berlebihan
 Malas bergerak
 Banyak tidur
 Gugup
 Gelisah
 Selalu merasa curiga
 Denyut jantung bertambah cepat
 Rasa gembira berlebihan
 Banyak bicara namum cadel
 Rasa harga diri meningkat
 Kejang-kejang

15
 Pupil mata mengecil
 Tekanan darah meningkat
 Berkeringat dingin
 Mual hingga muntah
 Luka pada sekat rongga hidung
 Kehilangan nafsu makan
 Turunnya berat badan

Kokain :

 Denyut jantung bertambah cepat


 Gelisah
 Rasa gembira berlebihan
 Rasa harga diri meningkat
 Banyak bicara
 Kejang-kejang
 Pupil mata melebar
 Berkeringat dingin
 Mual hingga muntah
 Mudah berkelahi
 Pendarahan pada otak
 Penyumbatan pembuluh darah
 Pergerakan mata tidak terkendali
 Kekakuan otot leher

Ganja :

 Mata sembab

16
 Kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair
 Sering melamun
 Pendengaran terganggu
 Selalu tertawa
 Terkadang cepat marah
 Tadak bergairah
 Gelisah
 Dehidrasi
 Tulang gigi keropos
 Liver
 Saraf otak dan saraf mata rusak
 Skizofrenia

Ectasy :

 Enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat


 Berkeringat
 Sulit tidur
 Kerusakan saraf otak
 Dehidrasi
 Gangguan liver
 Tulang dan gigi keropos
 Tidak nafsu makan
 Saraf mata rusak

Shabu-shabu :

 Enerjik

17
 Paranoid
 Sulit tidur
 Sulit berfikir
 Kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali pernafasan hingga measa
sesak nafas
 Banyak bicara
 Denyut jantung bertambah cepat
 Pendarahan otak
 Shock pada pembuluh darah jantung yang akan berujung pada kematian

Benzodiazepin :

 Berjalan sempoyongan
 Wajah kemerahan
 Banyak bicara tapi cadel
 Mudah marah
 Konsentrasi terganggu
 Kerusakan organ-organ tubuh terutama otak

2.1.9. Dampak yang Ditimbulkan

a. Remaja

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan natar masa nak-anak dan
masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam mas aanak-anka dan remaja akan
membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila
masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau hancurlah msa
depannya.

18
Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan
gaya hidup, setta bersenang-senang. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar
saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan
narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak
adalah kelompok usia remja.

Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para
remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti
dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan
kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan
merebaknya HIV/AIDS.

b. Pelajar

Di Indonesia, pecandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para


pecandu narkoba itu pada umumnya berusia antar 11 tahun sampai 24 ahun. Artinya
usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang
mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karen
kebiasaan merokok ini sepertnya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar
saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar
tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pecandu
narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.

Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red)


adalah sebagai berikut :

 Perubahan dalam sikap, perangai, dan kepribadian.


 Sering membolos, menurunnya kedisplinan dan nilai-nilai pelajaran
 Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah
 Sering menguap, mengantuk, dan malas

19
 Tidak memedulikan kesehatan diri
 Selalu mencuri untuk membeli narkoba

2.1.10. Pencegahan yang Dapat Dilakukan

1. Pencegahan terhadap diri sendiri

 Belajar untuk mengatakan tidak


 Tidak usah terpancing karena dibilang kuper
 Tidak usah selalu ingin dianggap hebat, berani, gaul, dan sebagainya
 Bergaul dengan teman yang baik dan jauhi teman yang berperilaku buruk
 Berpikir bahwa narkoba mengakibatkan penderitaan
 Isilah hari-hari dengan kegitan yang positif
 Menambah iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Pencegahan terhadap keluarga
 Pengasuhan anak yang baik dengan penuh kasih sayang, penanaman displin
yang baik, mengajarkan perbedaan baik dan buruk, mengembangkan
kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab, dan mengembangkan
harga diri anak dengan menghargai jika berbuat baik atau mencapai prestasi
tertentu.
 Ciptakan suasana yanh hangat dan bersahabat sehingga membuat anak rindu
untuk pulang ke rumah.
 Meluangkan waktu untuk kebersamaan
 Orang tua menjadi contoh yang baik
 Kembangkan komunikasi yang baik
 Memperkuat kehidupan beragama
 Orang tua memahami msalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat berdiskusi
dengan anak
3. Pencegahan terhadap lingkungan sekolah

20
a. Upaya terhadap sekolah
 Memberikan pendidikan kepada siswa tentang bahaya dan akibat
penyalahguaan NAPZA
 Melibatkan siswa dalam perencanaan, pencegahan, dan penanggulangan
penyalahgunaan NAPZA di sekolah
 Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan keterampilan yang
positif
 Menyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi siswa (ekstrakulikuler)
 Meningkatkan kegiatan bimbingan konseling
 Penerapan kehidupan bergama dalam kehidupan sehari-hari
b. Upaya mencegah peredaran NAPZA di sekolah
 Razia dengan cara sidak
 Melarang orang yangtidak berkepentingan untuk tidak masuk ke lingkungan
sekolah
 Melarang siswa keluar sekolah pada jam pelajaran tanpa izin guru
 Membina kerja sama yang baik dengan berbagai pihak
 Meningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai dengan pulang
sekolah
c. Upaya membina lingkungan sekolah
 Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang sehat dengan membina
hubungan yang harmonis antara pendidik dan peserta didik
 Mengupayakan kehadian guru secara teratur di sekolah
 Sikap keteladanan guru amat penting

21
2.1.11. Penyelesaian atau Solusi

Ada tiga tingkat intervensi, yaitu

1. Primer
Sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan,
penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui
keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak
berperan pada tahap intervensi ini. Kegiatan dilakukan seputar pemberian
informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang diajukan kepada remaja
langsung dan keluarganya

2. Sekunder
Pada saat peggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan
(treatment). Fase ini meliputi: fase penerimaan awal (initialintake) antara 1-3
hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan fase detoksifikasi
dan terapi komplikasi medik, antara 1-3 minggu untuk melakukan
pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.

3. Tersier
Yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam
proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas fase stabilisais, antara 3-
12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan fase
sosialisasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu
mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini

22
biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok
dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Untuk lebih mensosialisasikan tentang bahaya narkoba, mengingat struktur


masyarakat Indonesia yang demikia kompleks dan heterogen, dengan tingkat
intelektual atau daya nalar yang beragam, memang dibutuhkan sebuah program
preventif tentang “drugs education” yang lebih dan terarah. Karena bagaimanapun,
masyarakat atau lingkungan sekitar mempunyai dampak atau peranan yang cukup
signifikan dalam mempengaruhi kebiasaan maupun karakter seseorang, terutama bagi
seorang anak remaja. Maka, selain edukasi (pendidikan) didalam keluarga dan
sekolah, edukasi di dalam masyarakar pun menjadi hal yang sentral dan menentukan.

3.2. Saran

1. Jangan pernah mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit


2. Pemerintah harus memberantas peredaran narkoba di Indonesia
3. Orang tua harus lebih memperhatikan anaknya agar tidak terjerumus ke dalam
jurang narkoba
4. Perlu peningkatan kerja sama antara masyarakat dengan aparat untuk
memberantas peredaran narkoba
5. Remaja harus diperhatikan oleh semua pihak agar tidak terjerumus pada
penyalahgunaan narkoba

23
DAFTAR PUSTAKA

Alesana, 23 Februari 2009. Makalah Tentang Narkoba dan Macam-Macam


Narkoba

Gushairon Fadli, Makalah Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba

Rahmita Andareza, 13 Maret 2016, Makalah Bahaya Narkoba

24

Anda mungkin juga menyukai