berikutnya berkaitan dengan huruf sebelumnya. Dengan demikian hamzah washal tidak lagi dibutuhkan, karena itu hamzah tersebut tidak dibaca pada saat disambung. Hamzah washal dibaca fathah, kasrah atau dhammah jika berada di permulaan bacaan. Jika hamzah washal berada di tengah-tengah kalimat seperti:
Maka hamzah tersebut tidak dibaca sama sekali, karena penyebutannya ketika itu tidak ada kebutuhannya.
1. Hamzah Washal Dibaca Dhammah, yaitu: Jika hamzah washal terdapat di awal kata kerja perintah (fiil amr) yang huruf ketiganya berbaris dhammah, maka hamzah tersebut dibaca dhammah.
Contoh:
2. Hamzah Washal Dibaca Kasrah, yaitu: Jika hamzah washal terdapat di awal kata kerja yang huruf keduanya berbaris fathah atau huruf ketiganya berbaris kasrah atau terletak pada bentuk mashdar dari fi'il madli (kata kerja bentuk lalu), maka hamzah tersebut dibaca kasrah. Contoh:
Catatan: Hamzah washal sama'i (tanpa kaidah) terdapat pula tujuh kata benda, yaitu:
Hamzah washal yang terdapat di awal kata pada awal bacaan, wajib dibaca kasrah.
3. Hamzah Washal Dibaca Fathah, yaitu: Jika hamzah washal terdapat di awal kata benda (isim ma'rifat) yang ditandai dengan alif-lam di awal bacaan, maka hamzah tersebut dibaca fathah. Contoh:
Hamzah Qath'i, yaitu: Hamzah yang ada dalam lisan sewaktu membaca dan ada pula dalam tulisan. Dinamakan hamzah qath'i karena pembaca memutuskan bacaan sebagian huruf tertentu dari huruf lain. Hamzah qath'i bisa terletak di awal, di pertengahan atau di akhir kalimat. Hamzah qath'i ini juga bisa terdapat pada kata benda (isim), kata kerja (fi'il) dan huruf (harf). Aturan bacaannya: Harus diucapkan dengan jelas (izhar).
Pada postingan kali ini kita akan membahas tentang bab-bab yang termasuk : pada tsulasi mujarrod. Tsulasi mujarrod mempunyai enam bab, yaitu
BAB PERTAMA
: : ) : (tanda ) ( ) (
Tanda bab pertama adalah fathah ain fiil madi dan dhamah ain fiil mudhari
2 BAB KE
: : ) : (tanda ) ( ) (
Tanda bab pertama adalah fathah ain fiil madi dan kasrah ain fiil mudhari
3 BAB KE
: : ) : (tanda ) ( ) (
Tanda bab pertama adalah fathah ain fiil madi dan fathah ain fiil mudhari
4 BAB KE
: : ) : (tanda ) ( ) (
Tanda bab pertama adalah kasrah ain fiil madi dan fathah ain fiil mudhari
5 BAB KE
: : ) : (tanda ) ( ) (
Tanda bab pertama adalah dhamah ain fiil madi dan dhamah ain fiil mudhari
6 BAB KE
: : ) : (tanda ) ( ) (
Tanda bab pertama adalah kasrah ain fiil madi dan kasrah ain fiil mudhari
Setelah sebelumnya mendefinisikan kata Tashrif menurut Bahasa dan Istilah. Dilanjutkan mengenai Fiil dan Pembagian Fiil. Fiil (kata kerja) adalah kalimat (Bahasa Indonesia: kata) yang memiliki arti pada dirinya sendiri dan berhubungan dengan waktu, yaitu waktu Maadhi (lampau) Haal (sekarang) dan Istiqbaal (akan datang).
Kailani, 2
Kemudian Fiil itu, satu sisi: ada yang berbangsa tiga huruf (Tsulatsiy), dan pada sisi yang lain: ada yang berbangsa empat huruf (Rubaiy). Dan masing-masing dari kedua bangsa itu, adakalanya Mujarrad atau adakalanya Mazid. Dan tiap-tiap satu dari semuanya, baik ada yang Salim atau ada yang Ghair Salim.
PEMBAGIAN FI'IL
Keterangan:
(1). Fiil Tsulatsiy, yaitu Fiil yang asal huruf-hurufnya adalah tiga. seperti dha-ra ba, arti: memukul. (2). Fiil Rubaiy, yaitu Fiil yang asal huruf-hurufnya adalah empat. seperti da-kh ra-ja, arti: menggelincirkan.
Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa semua Asal huruf-huruf Fiil itu terfokus hanya kepada dua pembagian Fiil tsb yaitu Tsulatsiy dan Rubaiy. Sebagai patokan bahwa tidak ada asal huruf Fiil itu kurang dari tiga, atau lebih dari empat. Ketetapan ini sudah diakui merupakan pengkajian dari kalam Arab.
Dan masing-masing dari kedua bangsa itu, adakalanya Mujarrad atau adakalanya Mazid.
(1). Mujarrad, artinya sepi dari tambahan pada asal huruf-hurufnya. (2). Mazid, artinya ada penambahan pada asal huruf-hurufnya, baik tambahan satu huruf atau lebih, seperti: tergelincir.
ta-da-kh-ra-ja arti:
Dan tiap-tiap satu dari semuanya, baik ada yang Salim atau ada yang Ghair Salim.
(1). Salim, artinya selamat pada Asal huruf-hurufnya daripada terdiri dari huruf Illat, Hamzah, dan Tadhif . Contoh:
(2). Ghair Salim, artinya tidak selamat pada asal huruf-hurufnya daripada terdiri dari huruf Illat, Hamzah, dan Tadhif . Contoh:
Kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
4 Tanda Asal Irab: Dhammah, Fathah, Kasrah dan Sukun Alfiyah Bait 25-26
3 Oktober 2010 Ibnu Toha Tinggalkan Komentar Go to comments
Rofakanlah olehmu dengan tanda Dhommah, Nashabkanlah! Dengan tanda Fathah, Jarrkanlah! Dengan tanda Kasrah. Seperti lafadz Dzikrullahi Abdahu Yasur.
Dan Jazmkanlah! Dengan tanda Sukun. Selain tanda-tanda yang telah disebut, merupakan penggantinya. Seperti lafadz: Jaa Akhu Bani Namir Bait ini menerangkan bahwa asal-asal Irab ditandai dengan Harkah dan Sukun. Maka asal tanda Rafa adalah Dhammah ( , tanda asal Nashab adalah Fathah ( , tanda asal Jar adalah ) ) Kasrah ( dan tanda asal Jazm adalah Sukun (). Dengan demikian apabila ada kalimah yang ) tidak kebagian tanda irob asal (Harkah atau Sukun), maka bagiannya adalah tanda irab Pengganti Asal (Bisa juga Harkah, Huruf atau membuang Huruf). Contoh Tanda Irab asal, sebagaimana tertulis pada Bait di atas:
Lafadz Rofa dengan Dhommah, lafazh Jar dengan Kasroh dan lafazh Nashob dengan Fathah. Tanda Irab pengganti adalah sbb:
Menggantikan Dhammah tanda asal Rafa yaitu: Wau, Alif dan Nun (), ,
10
Menggantikan Fathah tanda asal Nashab yaitu: Alif, Ya, Kasrah, dan membuang Nun (, ,, ) Menggantikan Kasrah tanda asal Jar yaitu: Ya dan Fathah ( , ) Menggantikan Sukun tanda asal Jazm yaitu: membuang huruf.
Dengan demikian Irob Rofa mempunyai empat tanda, Irob Nashob mempunyai lima tanda, Irob Jar mempunyai tiga tanda dan Irob Jazm mempunyai dua tanda. Jadi keseluruhan tanda irob adalah 14 tanda, 4 tanda asal dan 10 tanda pengganti asal. Contoh Tanda Irab pengganti, sebagaimana tertulis pada Bait di atas:
Lafazh Rofa dengan Wau pengganti Dhommah dan Lafazh Jar dengan Ya pengganti Kasroh. Kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
Telah membaca. Tanda-tandanya adalah dapat menerima Ta Fail dan Ta Tanits Sakinah. Seperti :
QOROTU = Aku telah membaca dan
QOROAT = Dia (seorang perempuan) telah membaca. 11
2. Fiil Mudhori Kata kerja bentuk sedang atau akan: Kata kerja menunjukkan kejadian sesuatu pada saat berbicara atau setelahnya, pantas digunakan untuk kejadian saat berlangsung atau akan berlangsung. Dapat dipastikan kejadian itu terjadi saat berlangsung dengan dimasukkannya Lam Taukid dan Ma Nafi. Seperti:
Berkata Yaqub: Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku
Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati Dapat dipastikan kejadian itu terjadi akan berlangsung dengan dimasukkannya :
., , , ,
SYIN, SAUFA, LAN, AN dan IN Seperti:
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
12
berkatalah Musa: Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau. Tuhan berfirman: Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku
Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masingmasingnya dari limpahan karunia-Nya. Tanda-tanda Fiil Mudhori adalah: bisa dimasuki seperti contoh:
artinya: tidak membaca. Ciri-ciri Kalimah Fiil Mudhari adalah dimulai dengan huruf Mudhoroah yang empat yaitu disingkat menjadi . Huruf Mudharaah Hamzah dipakai untuk Mutakallim/pembicara/orang pertama tunggal/Aku. contoh
ADHRIBU = aku akan memukul Huruf Mudharaah Nun dipakai untuk Mutakallim Maal Ghair/pembicara/orang pertama jamak/Kami. contoh
NADHRIBU = kami akan memukul Huruf Mudharaah Ya dipakai untuk Ghaib Mudzakkar/orang ketiga male, tunggal, dual atau jamak/dia atau mereka. contoh
13
YADHRIBU = dia (pr) akan memukul
YADHRIBNA = mereka (pr) akan memukul Huruf Mudharaah Ta dipakai untuk Mukhatab secara Mutlaq/orang kedua male atau female, juga dipakai untuk orang ketiga female tunggal dan dual. contoh
14
TADHRIBNA = kamu sekalian (pr) akan memukul 3. Fiil Amar Kata kerja bentuk perintah : Kata kerja untuk memerintah atau mengharap sesuatu yang dihasilkan setelah masa berbicara. contoh:
IQRO = bacalah. Tanda-tandanya adalah dapat menerima Nun Taukid beserta menunjukkan perintah. contoh
IQROANNA = sungguh bacalah. Kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
Selanjutnya pada subpage Pembahasan kata kerja kali ini, adalah tentang Mujarrad dan Mazid. Sebagian pembahasan ini, telah saya posting pada subpage belajar Ilal. Kata kerja/kalimah fiil terbagi menjadi Mujarrad dan Mazid. Fiil Mujarrad adalah Fiil yang semua huruf-hurufnya asli. Fiil Mazid adalah fiil yang ditambahi satu haruf atau lebih pada huruf-hurufnya yg asli. Fiil Mujarrad terdapat dua bagian, Tsulatsi dan Rubai:
Fiil Tsulatsi yang Mujarrad (kalimah bangsa 3 huruf asli tanpa tambahan) ada 6 Wazan. Silahkan buka disini Fiil RubaI yang Mujarrad (kalimah bangsa 4 huruf asli tanpa tambahan) ada 1 Wazan. Silahkan buka disini
15
Fiil Tsulatsi yang Mazid (kalimah bangsa 3 huruf asli berikut tambahan 1/ 2/ 3 Huruf):
tambahan 1 huruf, ada 3 wazan. Silahkan buka disini: tambahan 2 huruf, ada 5 wazan. Silahkan buka disini: tambahan 3 huruf, ada 4 wazan. Silahkan buka disini:
Fiil Rubai yang Mazid (kalimah bangsa 4 huruf asli berikut tambahan 1 / 2 huruf):
tambahan 1 huruf, ada 1 wazan. Silahkan buka disini: tambahan 2 huruf, ada 2 wazan. Silahkan buka disini:
Dengan demikian kalimah fiil dalam bahasa arab, secara pertimbangan jumlah hurufnya terdapat empat bentuk; 3 huruf, 4 huruf, 5 huruf dan 6 huruf. dan kalau dipertimbangkan dari jumlah wazannya terdapat 22 bentuk wazan. PENTING UNTUK DIKETAHUI! 1. Tidak musti semua kalimah fiil mujarrad bisa diberlakukan untuk fiil mazidnya, contoh: bukan selain dan semisalnya dari semua fiil Jamid. Begitupun sebaliknya tidak musti tiap kalimah fiil bentuk mazid bisa berlaku untuk bentuk mujarradnya, contoh: ,tergesa-gesa mengeras dan semisalnya dari fiil-fiil yang berwazan atau . Begitupun juga tidak musti bentuk fiil mazid yang satu, bisa dipakai bentuk fiil Mazid yang lain, akan tetapi semua pemakaian bentuk kalimah terlaksana secara simai atau bawaan bangsa Arab. Kecuali sebagai pelainan, yaitu untuk Fiil-fiil Tsulatsi Lazim yang akan kita Mutaaddikan dengan cara memasang Hamzah pada awal kalimah, misalnya: keluar dimutaaddikan menjadi mengeluarkan. 2. Bilamana pada fiil madhi itu berpola wazan ( ain fiilnya berharkah fathah), maka dapat dipastikan bahwa bentuk fiil mudharinya berwazan antara atau atau ( .ain fiilnya berharkah fathah/dhammah/kasrah). Dan bilamana fiil madhi itu berwazan ( ain fiilnya berharkah kasrah), maka dapat dipastikan bahwa bentuk fiil mudharinya berwazan atau jarang berwazan ( ain fiilnya berharkah fathah/kasrah) saja. Dan bilamana fiil madhi itu berwazan (ain fiilnya berharkah dhammah), maka dapat dipastikan bahwa bentuk fiil mudharinya berwazan ( ain fiilnya berharkah dhammah) saja. 3. Wazan-wazan fiil bangsa tiga huruf yang paling banyak ditemukan dalam penggunaanya menurut urutannya adalah sebagai berikut: pertama yang paling banyak ditemukan adalah kalimah fiil berpola wazan , berikutnya wazan , kemudian wazan , kemudian wazan , kemudian wazan , hingga yang paling jarang yaitu berpola wazan . 4. Untuk mengamati wazan kalimah bagsa tiga huruf, perlu diperhatikan adalah bentuk wazan fiil madhi-nya berikut fiil mudharinya secara bersamaan, dikarenakan berbeda-bedanya bentuk fiil mudhari untuk satu pola wazan fiil madhi. Dan ada juga yang cukup memperhatikan bentuk Fiil Madhinya saja, yaitu untuk tiap-tiap kalimah yang berwazan fiil madhi dengan satu bentuk fiil mudhari tanpa berbeda-beda, seperti wazan dengan satu bentuk fiil mudhari .
16
5. Ketentuan kalimah fiil tsulatsi dalam mengikuti suatu wazan tertentu dari 6 wazan tsulatsi mujarrad di atas, bergantung pada ketentuan secara simai dari orang arab. Maka tidak bisa dikokohkan melalui pengetahuan secara kaidah-kaidah. Kecuali ada sedikit kemungkinan yang paling mendekati dengan melihat kaidah-kaidah berikut ini:Untuk Fiil Madhi yang ain fiilnya berharkah fathah, apabila huruf awalnya (fa fiilnya) terdiri dari huruf hamzah atau wau, maka lazimnya banyak berpola wazan contoh: | | dan tidak lazim seperti contoh: . | | Apabila fiil madhinya termasuk kalimah bina Mudhaaf yang Mutaaddi, maka yang banyak berpola wazan seperti contoh: | dan apabila terdiri dari Bina Mudhaaf Lazim maka yang banyak berpola wazan seperti contoh: | . Apabila fiil madhinya termasuk kalimah bina Ajwaf yaiy atau bina Naqish yaiy, maka yg banyak ikut wazan seperti: | dan bilamana termasuk bina ajwaf wawi atau Naqish wawi, maka yg banyak ikut wazan seperti: . | dll. 6. Semua Fi-il-fiil yang berpola wazan semuanya adalah fiil lazim. kata kerja seperti wazan ini adalah menunjukkan tabiat/sifat/watak. seperti contoh: cerdas utama bagus jelek. dll. 7. Semua Fi-il-fiil yang berpola wazan apabila ia Lazim, maka sering menunjukkan tentang kebahagiaan atau kesusahan. contoh: bingung gembira sedih. atau sering menunjukkan tentang Berisi atau Kosong seperti kenyang haus. atau banyak menunjukkan tentang cacat atau sempurna. contoh trahum/mata kabur/min bengkok/miring dll. 8. semua fiil yang berwazan dapat dipastikan Ain fiil atau lam fiil-nya terdiri dari huruf Halaq ( .) contoh: dll.
Sebagaimana kita pelajari sebelumnya, bahwa bentuk dasar Kalimah Fiil itu ada dua, Fiil Tsulatsi (Fiil bangsa tiga huruf) dan Fiil Rubai (Fiil bangsa empat huruf). Masingmasing dari Tsulatsi dan Rubai tersebut ada yang mujarrod: artinya tidak ada huruf tambahan pada Fiil Madhinya, sebagaimana contoh yang telah diposting pada halamanhalaman sebelumnya. Kemudian ada yang Mazid: artinya pada Tsulatsi dan Rubai tersebut ada tambahan huruf, sehingga dinamakan Fiil Tsulatsi Mazid atau Fiil Rubai Mazid. Fiil Tsulatsi Mazid:
17
Ada yang ditambah satu huruf, seperti ( dengan ditambahi huruf Hamzah didepan Fa Fiil). ( ada tambahan Alif diantara Fa Fiil dan Ain Fiil). ( ada tambahan Ain, menjadi double Ain). Maka disebut Fiil Tsulatsi Mazid Rubai Ada yang ditambah dua huruf, seperti ( tambahan Ta sebelum Fa Fiil dan Alif diantara Fa Fiil dan Ain Fiil). ( tambahan Alif dan Nun sebelum Fa Fiil). (tambahan Ta sebelum Fa Fiil dan Double Ain). ( tambahan Alif sebelum Fa Fiil dan Ta diantara Fa Fiil dan Ain Fiil). ( tambahan Alif sebelum Fa Fiil dan Double Lam). Maka disebut Fiil Tsulatsi Mazid Khumasi Ada yang ditambah hingga tiga huruf, seperti: ( ditambah Alif, Sin dan Ta sebelum Fa Fiil). ( ditambah Alif sebelum Fa Fiil, Alif sebelum Ain Fiil dan Double Lam). ( ditambah Alif sebelum Fa Fiil, Wau sebelum Ain Fiil dan Ain sebelum Lam Fiil). ( ditambah Alif sebelum Fa Fiil, Nun sebelum Lam Fiil dan Lam sesudah Lam Fiil). ( ditambah Alif sebelum Fa Fiil, Nun sebelum Lam Fiil dan Alif Layyinah sesudah Lam Fiil). ( tambahan Alif sebelum Fa Fiil, Dua Wau sebelum Lam Fiil). Maka disebut Fiil Tsulatsi Mazid Sudasi Untuk lebih mudahnya kita lihat wazan-wazan tabel berikut: WAZAN MAUZUN
18
Fiil Tsulatsi Mazid
Sebagaimana kita pelajari sebelumnya, bahwa bentuk dasar Kalimah Fiil itu ada dua, Fiil Tsulatsi (Fiil bangsa tiga huruf) dan Fiil Rubai (Fiil bangsa empat huruf). Masingmasing dari Tsulatsi dan Rubai tersebut ada yang mujarrod: artinya tidak ada huruf tambahan pada Fiil Madhinya, sebagaimana contoh yang telah diposting pada halamanhalaman sebelumnya. Kemudian ada yang Mazid: artinya pada Tsulatsi dan Rubai tersebut ada tambahan huruf, sehingga dinamakan Fiil Tsulatsi Mazid atau Fiil Rubai Mazid. Fiil Tsulatsi Mazid: Ada yang ditambah satu huruf, seperti ( dengan ditambahi huruf Hamzah didepan Fa Fiil). ( ada tambahan Alif diantara Fa Fiil dan Ain Fiil). ( ada tambahan Ain, menjadi double Ain). Maka disebut Fiil Tsulatsi Mazid Rubai Ada yang ditambah dua huruf, seperti ( tambahan Ta sebelum Fa Fiil dan Alif diantara Fa Fiil dan Ain Fiil). ( tambahan Alif dan Nun sebelum Fa Fiil). (tambahan Ta sebelum Fa Fiil dan Double Ain). ( tambahan Alif sebelum Fa Fiil dan Ta diantara Fa Fiil dan Ain Fiil). ( tambahan Alif sebelum Fa Fiil dan Double Lam). Maka disebut Fiil Tsulatsi Mazid Khumasi Ada yang ditambah hingga tiga huruf, seperti: ( ditambah Alif, Sin dan Ta sebelum Fa Fiil). ( ditambah Alif sebelum Fa Fiil, Alif sebelum Ain Fiil dan Double Lam). ( ditambah Alif sebelum Fa Fiil, Wau sebelum Ain Fiil dan Ain sebelum Lam Fiil). ( ditambah Alif sebelum Fa Fiil, Nun sebelum Lam Fiil dan Lam sesudah Lam Fiil). ( ditambah Alif sebelum Fa Fiil, Nun sebelum Lam Fiil dan Alif Layyinah sesudah Lam Fiil). ( tambahan Alif sebelum Fa Fiil, Dua Wau sebelum Lam Fiil). Maka disebut Fiil Tsulatsi Mazid Sudasi Untuk lebih mudahnya kita lihat wazan-wazan tabel berikut:
19
WAZAN
MAUZUN
Kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
02
(Hamzah Washal dan Hamzah Qatha) PENGERTIAN HAMZAH WASHAL
Hamzah Washal berupa Hamzah secara pengucapan dan berupa Alif secara tulisan. Diucapkan ketika menjadi permulaan saja. dan gugur ketika berada pada tengah-tengah penuturan kalimat, sekiranya didahului oleh satu huruf atau satu kalimah. Hamzah Washal adalah Hamzah zaidah berfungsi sebagai perantara atau penyambung kepada pengucapan huruf mati atau sukun yang berada setelahnya. Hamzah Washal terdapat pada kalimah fiil,
kalimah isim maupun kalimah huruf. Hamzah Washal yang terdapat pada kalimah Fiil: 1. Terdapat pada Fiil Madhi dan Fiil Amar dari fiil 5 huruf atau 6 huruf (Khumasiy dan Sudasiy) LIHAT TABEL NO. 1: 2. Terdapat pada Fiil Amar dari fiil 3 huruf LIHAT TABEL NO. 2: Hamzah Washal yang terdapat pada kalimah Isim : 1. Terdapat pada kalimah isim Masdar dari fiil 5 huruf atau 6 huruf LIHAT TABEL NO. 1: 2. Terdapat pada kalimah isim sepuluh atau sebutan al-Asmaul-Asyarah (.) LIHAT TABEL NO. 3: Hamzah Washal yang terdapat pada kalimah Huruf: 1. Hanya terdapat pada satu Kalimah Huruf yaitu AL ( )yang berfungsi memarifatkan Isim Nakirah ataupun AL zaidah. LIHAT TABEL NO. 4:
21
Hamzah Qatha yang terdapat pada kalimah Fiil: 1. Terdapat pada Fiil Madhi 4 huruf yang berwazan LIHAT TABEL NO. 5: 2. Terdapat pada Fiil Mudhari yang diawali Hamzah Mudharaah (tanda mutakallim/orang pertama tunggal) LIHAT TABEL NO. 5: 3. Terdapat pada Fiil Amar 4 huruf yang berwazan LIHAT TABEL NO. 5: 4. Terdapat pada Fiil Madhi Tsulatsi Bina Mahmuz (bisa dilihat di page belajar ilal subpage bentuk bina) LIHAT TABEL NO. 6: Hamzah Qataha yang terdapat pada kalimah Isim : 1. Semua kalimah Isim yang berawalah Hamzah , tentunya Hamzah Qatha, selain pada Isim yg sepuluh dan Isim Masdar dari kalimah Fiil Khumasi dan Sudasi LIHAT TABEL NO. 8: Hamzah Qatha yang terdapat pada kalimah Huruf: 1. Semua Kalimah Huruf yang berawalah Hamzah tentunya Hamzah Qatha, kecuali huruf AL Pemarifah. LIHAT TABEL NO. 7:
HAMZAH WASHAL TABLE NO. 1, Fiil Madhi, Fiil Amar dan Isim Masdar dari bangsa 5-6 huruf.
ISIM MASDAR KHUMASI FIIL AMAR KHUMASI FIIL MADHI KHUMASI
22
ISIM MASDAR SUDASI
FIIL AMAR SUDASI
FIIL MADHI SUDASI
32
FIIL AMAR RUBAI
FIIL MADHI RUBAI
HAMZAH QATHA TABLE NO. 5, Fiil Madhi dan Fiil Amar Tsulatsi Rubai wazan dan semua Fiil Mudhari dg tanda Mutakallim
SEMUA FIIL MUDHARI DG HAMZAH MUDHARAAH
KALIMAH HURUF KALIMAH HURUF KALIMAH HURUF
KALIMAH HURUF
KALIMAH HURUF
HAMZAH QATHA TABLE NO. 8, Semua kalimah Isim Zhahir, Isim Dhamir dan Idza Syarat. Selain hamzah Isim sepuluh dan Masdar Khumasi dan Sudasi (dari Fiil bangsa 5-6 Huruf).
IDZA SYARAT ISIM DHAMIR ISIM DHAMIR ISIM ZHAHIR ISIM ZHAHIR
24
25