“athaf yang diantara tabi’ (kata yang mengekor kata lainnya/Ma’thuf) dan matbu’nya (kata yang
diikuti/Ma’thuf ‘Alaih) terdapat di antara huruf-huruf athaf”.
Contoh :
Perhatikan kata ال َم ْن ِز َلdan َال َّسيَّا َرة, dua-duanya memiliki status i’rob yang sama yakni nashob, mengapa
begitu? karena salah satu keduanya terdapat huruf yang membuat dua-duanya harus dibaca sama dan
mesti memiliki status i’rob yang sama yakni huruf Athaf berupa huruf wawu “ ”و. َ
Ma’tuf
Ma’tuf ‘Alaih
Huruf Athaf
Dari misal diatas dapat anda ketahui bahwa ( )ال َم ْن ِز َلsebagai Ma’thuf alaih sebab yang disambungi,
َ )ال َّسيsebagai Ma’thuf sebab yang menyambungkan.
sementara (ََّارة
Artinya : kalimat isim jamid yang mengekor matbu’nya, yang serupa sifat dalam segi menyatakan
matbu’nya tanpa terdapat perantara huruf athaf.
Contoh :
3. Huruf-huruf Athaf
ْ َوا ُو = ُم
ُ َ طل
ق ال َج ْم ِع
Artinya huruf وini mempunyai fungsi untuk menyelaraskan taabi’ dan matbu’nya, maka disebut juga
dengan mutlaqul jam’i. Atau bahasa gampangnya Kata yang mengikuti sama dengan kata yang diikuti
dalam kedudukan dan i’rabnya.
Contoh:
kata ُم َح َّم ٌدdan َز ْي ٌدmempunyai kedudukan i’rab yang sama, yaitu rofa’ dengan dibaca dhommah di akhir
kata.b. Fa ( َ)ف
Artinya huruf فini mempunyai fungsi untuk menunjukan pekerjaan yang langsung dilakukan saat itu
juga (tanpa jeda). dan lagi-lagi karena ini adalah huruf athaf maka antara taabi’ dan matbu’nya
mempunyai kedudukan i’rob yang sama.
Contoh:
Kata ُ الطَالِبdan ُ ال ُم َدرِّسmempunyai kedudukan i’rob yang sama, yaitu rofa’ dengan dibaca dhommah di
akhir kata.c. Tsumma ()ثُ َّم
Artinya huruf ثُ َّمmempunyai fungsi untuk menunjukan pekerjaan yang berlangsung secara berurutan tapi
jedanya lebih lama (beberapa saat/waktu kemudian).
Contoh;
Kata ُع َم ٌرdan َز ْي ٌدadalah dua kata yang memiliki kedudukan yang sama yaitu rofa’ dengan dibaca
dhommah di akhir kata.d. Au ( ْ)اَو
Artinya huruf ْ اَوmempunyai fungsi untuk menunjukan pilihan lain selain yanng sudah disebut atau bisa
juga menunjukan arti kebalikannya, dalam Bahasa Indonesia biasa diterjemahkan dengan kata ‘atau’.
Contoh:
Kata َاب َ َ القِرْ طmempunyai kedudukan yang sama dalam i’rob yaitu nashob dengan dibaca
َ ال ِكتdan اس
fathah di akhir kata.
e. Am ()اَ ْم
sama halnya dengan huruf sebelumnya اَ ْمjuga mempunyai arti untuk menunjukan pilihan.
Contoh:
kata زَ ْي ٌدdan خَالِ ٌدmempunyai yang sama dalam i’rob, yaitu rofa’ dengan dibaca dhomah.f. Bal ( ْ)بَل
Contoh:
الَ = نَفِى
Contoh:
“ َجا َء ُع َم ٌر اَل زَ ْي ٌدUmar yang datang bukan Zaid”h. Lakin ( )لَ ِك ْن
Contoh:
Contoh:
Macam-Macam Athaf
Athaf Bayan.
Athaf bayan adalah tabi’ yang berupa isim jamid dan berfungsi menjelaskan matbu’nya jika berupa isim
ma’rifat, dan berfungsi mentakhshis (mengkhususkan) matbu’nya jika berupa isim nakirah. Contoh :
]3[ صديد ماء من
Athaf Nasq.
Athaf nasq adalah athaf yang diantara tabi’ dan matbu’nya terdapat salah satu dari sepuluh huruf-huruf
athaf. Huruf-huruf tersebut, yaitu :
( الواوdan) huruf ini mutlak digunakan untuk menghubungkan dua kata yang setara, baik berupa isim
ataupun berupa fi’il.
( الفاءkemudian) huruf ini berfungsi menunjukan makna tartib (urutan) dan ta’qib (penyusulan). Ta’qib
menunjukan bahwa kata yang kedua datang setelah yang pertama tanpa tenggang waktu yang.
( ث ّمkemudian) huruf ini berfungsi menunjukan makna tartib dan tarakhi. Tarakhi berbeda dengan ta’qib
dari segi adanya tenggang waktu antara kata pertama dan kedua.
( اوatau) huruf ini berfungsi menunjukan makan takhyir (pilihan) atau ibahah (mubah). Perbedaannya
jika takhyir harus memilih salah satu pilihan dan ibahah boleh memilih kedua pilihan yang ada.
( امatau) huruf ini berfungsi untuk meminta ta’yin (penentuan sesuatu) dari seseorang. Dan huruf ini
terletak pada huruf hamzah istifham.
( إ ّماatau) huruf ini dapat digunakan dalam kalimat dengan syarat harus didahului dengan huruf إ ّما
lainnya dan huruf ini memiliki makna yang sama dengan huruf ( اوatau).
(الtidak) huruf ini berfungsi menafikan kesetaraan hukum pada kata yang terletak diantara huruf
tersebut.
ّ (akan tetapi) huruf ini menunjukan penetapan suatu hukum (keadaan) pada sebuah kata yang
لكن
ّ sekaligus menetapkan kebalikan dari kata yang terletak sesudah huruf
terletak sebelum huruf لكن,
tersebut.
( حتّىhingga) huruf ini digunakan untuk At Tadrij (pemberian tahapan) dan Al Ghoyah (penentuan
tujuan). Makna At Tadrij adalah dalalah / indikasi berlalunya sesuatu setahap demi setahap.
Sepuluh huruf di atas mempengaruhi athaf sehingga mengikuti ma’thufnya dalam segi pengi’rabannya di
dalam kalimat. Para ‘ulama ahli nahwu menyebutkan ada beberapa kaidah yang harus diperhatikan
dalam hukum huruf-huruf athaf , diantaranya yaitu :
Apabila matbu’nya marfu’ (berada dalam keadaaan rafa’) maka tabi’nya pun harus berada dalam
keadaan marfu’. Contoh : قابلني مح ّمد و خالد
Apabila matbu’nya makhfudl (berada dalam keadaan khafadl) maka tabi’nya pun harus berada dalam
ُ
keadaan khafadl. Contoh : مررت بمح ّمد و خالد
Apabila matbu’nya majzum (berada dalam keadaan jazm) maka tabi’nya pun harus berada dalam
keadaan jazm. Contoh : لم يحضرْ خالد او يُرسلْ رسوال