ditempatkan pada huruf Arab untuk memperjelas gerakan dan pengucapan huruf tersebut.
Harakat dipakai untuk mempermudah cara membaca huruf Arab bagi orang awam, pemula
atau pelajar dan biasanya dituliskan pada buku-buku pendidikan, buku anak-anak, dan kitab
suci al-Quran, walaupun dalam penulisan sehari-hari tidak menggunakan harakat, karena
pada umumnya orang Arab sudah paham dan mengerti akan tulisan yang mereka baca,
namun kadang juga digunakan sebagai penekanan dari suatu kata terutama pada kata-kata
yang kurang umum digunakan agar menghindari kesalahaan pembacaan.
● Contoh tulisan arab tanpa harakat:
Macam harakat
Fathah
Alif Khanjariah
َ)
yang dibaca panjang. Contohnya pada kata /laa/ (ﻻ
Kasrah
Dammah
diletakkan di atas suatu huruf arab ( ُ ), harakat dammah melambangkan fonem /u/. Ketika
suatu huruf diberi harakat dammah, maka huruf tersebut akan berbunyi /-u/, contonya huruf
ُ .
lam ( )لdiberi harakat dammah menjadi /lu/ ()ل
Sebuah huruf yang berharakat dammah jika bertemu dengan huruf waw (و ) maka akan
melambangkan fonem /-u/ yang dibaca panjang. Contohnya pada kata /luu/ ()ﻟـُﻮ.
Sukun
fathah ( ) َمsehingga menghasilkan bunyi /ma/, dan diikuti dengan huruf dal yang berharakat
Tasydid
atau seperti kepala dari huruf sin ( )سyang diletakkan di atas huruf arab ( ّ ) . Harakat
tasydid melambangkan penekanan pada suatu konsonan yang dituliskan dengan simbol
konsonan ganda, sebagai contoh pada kata ( )ﺷـَـ ﱠﺪ ٌةyang berbunyi /syaddah/ yang terdiri
dari huruf syin yang berharakat fathah ( )شsehingga menghasilkan bunyi /sya/, diikuti
dengan huruf dal yang berharakat tasydid fathah ( ) ﱠدyang menghasilhan bunyi /dda/, diikuti
pula dengan ta marbuta ( ) ٌةdi akhir kata yang menghasilkan bunyi /h/, sehingga menjadi
/syaddah/.
Tanwin
Wasal
ٱﻫﺪﻧﺎ ٱﻟﺼﺮط
"i hdinas shir aat"
Bacaan tersebut memiliki dua alif wasal, yang pertama pada lafaz ihdinaa dan as shiraat
yang manakala kedua lafaz tersebut diwasalkan atau dirangkaikan dalam pembacaannya
maka akan dibaca ihdinas shiraat dengan menghilangkan pembacaan alif wasal pada kata
as shir aat.
Lihat pula contoh berikut:
Alif wasal lebih sering dijumpai bersamaan dengan huruf lam atau yang disebut juga dengan
alif lam makrifah pada lafaz dalam bahasa Arab yang mengacu kepada kata yang bersifat
isim atau nama.
Contoh alif wasal dalam alif lam makrifah:
ٱﻟﺼﺮط
"as shiraat"
ٱﻟﺒﻘﺮة
"al baqarah"
ٱﻟﺈﻧﺴﺎن
"al insaan"
Waqaf
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Waqaf (tajwid)
Waqaf dari sudut bahasa ialah berhenti atau menahan, manakala dari sudut istilah tajwid
ialah menghentikan bacaan sejenak dengan memutuskan suara di akhir perkataan untuk
bernapas dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan. Terdapat empat jenis waqaf
yaitu:
● ( ﺗﺂ ّمtaamm) - waqaf sempurna - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu
bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat
atau bacaan, dan tidak memengaruhi arti dan makna dari bacaan karena tidak
memiliki kaitan dengan bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang
sesudahnya;
● ( ﻛﺎﻒkaaf) - waqaf memadai - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu
bacaan secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan,
namun ayat tersebut masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya;
● ( ﺣﺴﻦHasan) - waqaf baik - yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa memengaruhi
makna atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dengan bacaan
sesudahnya;
● ( ﻗﺒﯿﺢQabiih) - waqaf buruk - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan bacaan secara
tidak sempurna atau memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus
dihindari karena bacaan yang diwaqafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya
dengan bacaan yang lain.
Tanda-tanda Wakaf
1. Tanda mim ( ) ﻣـdisebut juga dengan Wakaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat
sempurna. Wakaf Lazim disebut juga Wakaf "Tāmm" (sempurna) karena wakaf
terjadi setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat
sesudahnya. Tanda mim ( ) م, memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, namun
sangat jauh berbeda dengan fungsi dan maksudnya;
2. tanda tha' ( ) طadalah tanda Wakaf Mutlak dan haruslah berhenti.
3. tanda jim ( ) جadalah Wakaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun
diperbolehkan juga untuk tidak berhenti.
4. tanda dzal ( ) ﻇbermaksud lebih baik tidak berhenti;
5. tanda shad ( ) صdisebut juga dengan Wakaf "Murakhkhash", menunjukkan bahwa
lebih baik untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa
mengubah makna. Perbedaan antara hukum tanda dzal dan shad adalah pada
fungsinya, dalam kata lain lebih diperbolehkan berhenti pada wakaf shad;
6. tanda shad-lam-ya' ( ) ﺻﻠﮯmerupakan singkatan dari "Al-washlul-aulā" yang bermakna
"wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih baik", maka dari itu meneruskan
bacaan tanpa mewakafkannya adalah lebih baik;
7. tanda qaf ( ) قmerupakan singkatan dari "Qīla ‘alaihil-waqf" yang bermakna "telah
dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya", maka dari itu lebih baik
meneruskan bacaan walaupun boleh diwakafkan;
8. tanda shad-lam ( ) ﺼﻞmerupakan singkatan dari "Qad yūshal" yang bermakna
"kadang kala boleh diwasalkan" , maka dari itu lebih baik berhenti walau kadang
kala boleh diwasalkan;
9. tanda qif ( ) ﻗﯿﻒbermaksud berhenti! yakni lebih diutamakan untuk berhenti. Tanda
tersebut biasanya muncul pada kalimat yang biasanya pembaca akan
meneruskannya tanpa berhenti;
10. tanda sin ( ) سatau tanda saktah ( ) ﺳﮑﺘﻪmenandakan berhenti seketika tanpa
mengambil napas. Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti seketika (dengan
panjang 1 alif/2 harokat (ketukan)) tanpa mengambil napas baru untuk meneruskan
bacaan;
11. tanda waqfah ( ) وﻗﻔﻪbermaksud sama seperti waqaf saktah ( ) ﺳﮑﺘﻪ, namun harus
berhenti lebih lama tanpa mengambil napas;
12. tanda lā ( ) ﻻbermaksud "Jangan berhenti!". Tanda ini muncul kadangkala pada
penghujung maupun pertengahan ayat. Jika ia muncul di pertengahan ayat, maka
tidak dibenarkan untuk berhenti dan jika berada di penghujung ayat, pembaca
tersebut boleh berhenti atau tidak;
13. tanda kaf ( ) كmerupakan singkatan dari "Kadzālik" yang bermakna "serupa". Dengan
kata lain, makna dari wakaf ini serupa dengan wakaf yang sebelumnya muncul;
14. tanda bertitik tiga ( ... ...) yang disebut sebagai Wakaf "Muraqabah" atau Wakaf
"Ta'anuq" (Terikat). Waqaf ini akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja
dan cara membacanya adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika
sudah berhenti pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan
sebaliknya.
daftar pustaka:
https://id.wikipedia.org/wiki/Harakat