Anda di halaman 1dari 20

1.

Fathah

Fathah (‫ )فتحة‬adalah harakat yang


berbentuk seperti garis horizontal kecil
atau tanda petik ( ٰ ) yang berada di atas
suatu huruf Arab yang melambangkan
fonem (a). Secara harfiah, fathah itu
sendiri berarti membuka, layaknya
membuka mulut saat mengucapkan
fonem (a). Ketika suatu huruf diberi
harakat fathah, maka huruf tersebut
akan berbunyi (-a), contonya huruf lam (
‫ ) ل‬diberi harakat fathah menjadi “la” (‫) َل‬.

Cara melafazkannya ujung lidah


menempel pada dinding mulut

2. Alif Khanjariah
Tanda huruf ALif Khanjariah sama
halnya dengan Fathah, yang juga ditulis
layaknya garis vertikal seperti huruf alif
kecil ( ٰ ) yang diletakkan diatas atau
disamping kiri suatu huruf Arab, yang
disebut dengan mad fathah atau alif
khanjariah yang melambangkan fonem
(a) yang dibaca agak panjang. Sebuah
huruf berharakat fathah jika diikuti oleh
Alif (‫ )ا‬juga melambangkan fonem (-a)
yang dibaca panjang. Contohnya pada
kata “laa” (َ ‫ )ال‬dibaca dua harakat.

3. Kasrah

Kasrah (‫ )كسرة‬adalah harakat yang


membentuk layaknya garis horizontal
kecil ( ِ ) tanda baca yang diletakkan di
bawah suatu huruf arab, harakat kasrah
melambangkan fonem (i). Secara
harfiah, kasrah bermakna melanggar.
Ketika suatu huruf diberi harakat
kasrah, maka huruf tersebut akan
berbunyi (-i), contonya huruf lam (‫)ل‬
diberi harakat kasrah menjadi (li) (‫) ِل‬.

Sebuah huruf yang berharakat kasrah


jika bertemu dengan huruf “ya” (‫) ي‬
maka akan melambangkan fonem (-i)
yang dibaca panjang. Contohnya pada
kata ” lii ” ( ‫ )لي‬dibaca 2 harakat.

4. Dammah
Dammah (‫ )ضمة‬adalah harakat yang
berbentuk layaknya huruf ” waw “( wau)
(‫ )و‬kecil yang diletakkan di atas suatu
huruf arab ( ُ ), harakat dammah
melambangkan fonem (u). Ketika suatu
huruf diberi harakat dammah, maka
huruf tersebut akan berbunyi (-u),
contonya huruf ” lam ” (‫ )ل‬diberi harakat
dammah menjadi (lu) (‫) ُل‬.

Sebuah huruf yang berharakat dammah


jika bertemu dengan huruf  “waw” (‫) و‬
maka akan melambangkan fonem (-u)
yang dibaca panjang. Contohnya pada
kata (luu) (‫)لـُو‬.

5. Sukun ( hara’kat )
Sukun (‫ )سکون‬adalah harakat yang
berbentuk bulat layaknya huruf  “ha” (‫)ه‬
yang ditulis di atas suatu huruf Arab.
Tanda bacanya bila ditulis seperti huruf
(o) kecil yang bentuknya agak sedikit
pipih. Harakat sukun melambangkan
fonem konsonan atau huruf mati dari
suatu huruf, misalkan pada kata “mad” (
‫ )مـ َ ْد‬yang terdiri dari huruf mim yang

berharakat sehingga menghasilkan


bunyi fathah (‫ ) َم‬dibaca “ma”, dan diikuti
dengan huruf “dal” (‫ ) ْد‬yang berharakat
sukun yang menghasilkan konsonan
atau bunyi (d) sehingga dibaca menjadi
“mad” (‫)مـ َ ْد‬.

Harakat sukun juga misa menghasilkan


bunyi diftong, seperti (au) dan (ai),
cotohnya pada kata (‫ )نـ َ ْو ُم‬yang berbunyi
(naum)u)) yang berarti tidur, dan juga
pada kata (‫ )لَـيْن‬yang berbunyi (lain) yang
berati lain atau berbeda.

6. Tasydid

Tasydid ( ‫ )تشديد‬atau yang disebut syaddah


( ‫ )شدة‬adalah harakat yang bentuk
hurufnya (w) yang diberi atau seperti
kepala dari huruf  “sin” (‫ )س‬yang
diletakkan di atas huruf arab (ّ ) yang
letaknya diatas suatu huruf Arab.
Harakat tasydid melambangkan
penekanan pada suatu konsonan yang
dituliskan dengan simbol konsonan
ganda, sebagai contoh pada kata ( ٌ‫)شـَـ َّدة‬
yang berbunyi (syaddah) yang terdiri
dari huruf syin yang berharakat fathah (
‫ )ش‬yang kemudian dibaca (sya), diikuti

dengan huruf  “dal “yang berharakat


tasydid fathah ( َّ‫ )د‬yang menghasilkan
bunyi (dda), diikuti pula dengan ta
marbuta ( ٌ‫ )ة‬di akhir kata yang
menghasilkan bunyi (h), sehingga
menjadi (syaddah).

7. Tanwin

Tanwin (bahasa Arab: ‫التنوين‬, “at tanwiin”)


adalah tanda baca (diakritik) harakat
pada tulisan Arab untuk menyatakan
bahwa huruf pada akhir kata tersebut
diucapkan layaknya bertemu dengan
huruf nun mati.

8. Wasal

 Wasal (bahasa Arab: ‫وصلة‬, dibaca: washlat)


adalah tanda baca atau diakritik yang
dituliskan pada huruf Arab yang biasa
dituliskan di atas huruf alif atau yang
disebut juga dengan Alif wasal. Secara
ilmu tajwid, wasal berarti meneruskan
tanpa mewaqafkan atau menghentikan
bacaan.

Harakat wasal selalu berada di


permulaan kata dan tidak dilafazkan
apabila berada di tengah-tengah
kalimat, namun akan berbunyi layaknya
huruf hamzah apabila dibaca di awal
kalimat.

Contoh alif wasal:

‫ٱهدنا ٱلصرط‬

“ihdinas shiraat”

Bacaan tersebut memiliki dua alif wasal,


yang pertama pada lafaz “ihdinaa” dan
“as shiraat” yang manakala kedua lafaz
tersebut diwasalkan atau dirangkaikan
dalam pembacaannya maka akan dibaca
“ihdinas shiraat” dengan menghilangkan
pembacaan alif wasal pada kata “as
shiraat”.
Lihat contoh berikut dibawah ini :

‫نستعين ٱهدنا ٱلصرط‬

“nasta’iinuh dinas shiraat”

Bacaan di atas terdiri dari kata


“nasta’iin”, “ihdinaa dan as shiraat”,
dengan mewasalkan lafaz “ihdina”
dengan lafaz sebelumnya, sehingga
menghasilkan lafaz “nasta’iinuh dinaa”,
dengan mewasalkan lafaz “as shiraat”
dengan lafaz sebelumnya, maka akan
menghasilkan lafaz “nasta’iinuh dinas
shiraat”.

Alif wasal lebih sering dijumpai


bersamaan dengan huruf lam atau yang
disebut juga dengan alif lam makrifah
pada lafaz dalam bahasa Arab yang
mengacu kepada kata yang bersifat isim
atau nama.

Contoh alif wasal dalam alif lam


makrifah:

as shiraat”‫“ٱلبقرة‬al baqarah”‫“ٱإلنسانـ‬al insaan”


‫“ٱلصرط‬

9. Waqaf

Waqaf dari sudut bahasa artinya


berhenti atau menahan, manakala dari
sudut istilah tajwid ialah menghentikan
bacaan sejenak dengan memutuskan
suara di akhir perkataan untuk bernapas
dengan niat ingin menyambungkan
kembali bacaan. Waqaf dibagi menjadi 4
jenis, diantaranya :

- ‫( ّﺗﺂﻡ‬taamm) – waqaf sempurna – yaitu


mewaqafkan atau memberhentikan
pada suatu bacaan yang dibaca secara
sempurna, tidak memutuskan di tengah-
tengah ayat atau bacaan, dan tidak
mempengaruhi arti dan makna dari
bacaan karena tidak memiliki kaitan
dengan bacaan atau ayat yang
sebelumnya maupun yang sesudahnya.

- ‫( ﻛﺎﻒ‬kaaf) – waqaf memadai – yaitu


mewaqafkan atau memberhentikan
pada suatu bacaan secara sempurna,
tidak memutuskan di tengah-tengah
ayat atau bacaan, namun ayat tersebut
masih berkaitan makna dan arti dari
ayat sesudahnya.

- ‫( ﺣﺴﻦ‬Hasan) – waqaf baik – yaitu


mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa
mempengaruhi makna atau arti, namun
bacaan tersebut masih berkaitan dengan
bacaan sesudahnya.

- ‫( ﻗﺒﻴﺢ‬Qabiih) – waqaf buruk – yaitu


mewaqafkan atau memberhentikan
bacaan secara tidak sempurna atau
memberhentikan bacaan di tengah-
tengah ayat, wakaf ini harus dihindari
karena bacaan yang diwaqafkan masih
berkaitan lafaz dan maknanya dengan
bacaan yang lain.

Tanda-tanda waqaf

- Tanda mim ( ‫ ) مـ‬disebut juga dengan


Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir
kalimat sempurna. Wakaf Lazim disebut
juga Wakaf Taamm (sempurna) karena
wakaf terjadi setelah kalimat sempurna
dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat
sesudahnya. Tanda mim ( ‫) م‬, memiliki
kemiripan dengan tanda tajwid iqlab,
namun sangat jauh berbeda dengan
fungsi dan maksudnya.

- tanda tho ( ‫ ) ﻁ‬adalah tanda Waqaf


Mutlaq dan haruslah berhenti.
- tanda jim ( ‫ ) ﺝ‬adalah Waqaf Jaiz. Lebih
baik berhenti seketika di sini walaupun
diperbolehkan juga untuk tidak
berhenti.

- tanda zha ( ‫ ) ﻇ‬bermaksud lebih baik


tidak berhenti

- tanda sad ( ‫ ) ﺹ‬disebut juga dengan


Waqaf Murakhkhas, menunjukkan
bahwa lebih baik untuk tidak berhenti
namun diperbolehkan berhenti saat
darurat tetapi tidak mengubah makna.
Perbedaan antara hukum tanda zha dan
sad adalah pada fungsinya, dalam kata
lain lebih diperbolehkan berhenti pada
waqaf sad
- tanda sad-lam-ya’ ( ‫ ) ﺻﻠﮯ‬merupakan
singkatan dari “Al-wasl Awlaa” yang
bermakna “wasal atau meneruskan
bacaan adalah lebih baik”, maka dari itu
meneruskan bacaan tanpa
mewaqafkannya adalah lebih baik

- tanda qaf ( ‫ ) ﻕ‬merupakan singkatan


dari “Qeela alayhil waqf” yang bermakna
“telah dinyatakan boleh berhenti pada
wakaf sebelumnya”, maka dari itu lebih
baik meneruskan bacaan walaupun
boleh diwaqafkan.

- tanda sad-lam ( ‫ ) ﺼﻞ‬merupakan


singkatan dari “Qad yoosalu” yang
bermakna “kadang kala boleh
diwasalkan”, maka dari itu lebih baik
berhenti walau kadang kala boleh
diwasalkan.

- tanda Qif ( ‫ ) ﻗﻴﻒ‬bermaksud berhenti!


yakni lebih diutamakan untuk berhenti.
Tanda tersebut biasanya muncul pada
kalimat yang biasanya pembaca akan
meneruskannya tanpa berhenti.

- tanda sin ( ‫ ) س‬atau tanda Saktah ( ‫) ﺳﮑﺘﻪ‬


menandakan berhenti seketika tanpa
mengambil napas. Dengan kata lain,
pembaca haruslah berhenti seketika
tanpa mengambil napas baru untuk
meneruskan bacaan.
- tanda Waqfah ( ‫ ) ﻭﻗﻔﻪ‬bermaksud sama
seperti waqaf saktah ( ‫) ﺳﮑﺘﻪ‬, namun harus
berhenti lebih lama tanpa mengambil
napas

- tanda Laa ( ‫ ) ﻻ‬bermaksud “Jangan


berhenti!”. Tanda ini muncul kadang-
kala pada penghujung maupun
pertengahan ayat. Jika ia muncul di
pertengahan ayat, maka tidak
dibenarkan untuk berhenti dan jika
berada di penghujung ayat, pembaca
tersebut boleh berhenti atau tidak.

- tanda kaf ( ‫ ) ﻙ‬merupakan singkatan


dari “Kathaalik” yang bermakna
“serupa”. Dengan kata lain, makna dari
waqaf ini serupa dengan waqaf yang
sebelumnya muncul.

- tanda bertitik tiga ( … …) yang disebut


sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf
Ta’anuq (Terikat). Waqaf ini akan
muncul sebanyak dua kali di mana-
mana saja dan cara membacanya adalah
harus berhenti di salah satu tanda
tersebut. Jika sudah berhenti pada
tanda pertama, tidak perlu berhenti
pada tanda kedua dan sebaliknya.

Beberapa tanda baca alquran diatas, wajib


dipelajari oleh mereka para muslim, karena
jika tanda baca salah maka untuk
pengertian dari isi ayat atau bacaan
alquran tersebut akan menjadi salah. 

Anda mungkin juga menyukai