Disebut mad badal, bila huruf hamzah terdapat sebelum mad thabi'i di dalam 1 kata
(setelah mad tidak ada lagi hamzah.atau sukun). Dinamakan badal karena huruf mad
merupakan pengganti dari huruf hamzah, dimana asal dari mad badal pada umumnya adalah
karena bertemunya 2 hamzah dalam 1 kata, yang pertama berharakat dan yang kedua
sukun, seterusnya huruf hamzah yang kedua diganti menjadi huruf mad yang sesuai
dengan jenis harakat huruf hamzah yang pertama, untuk meringankan bacaan.
Jika huruf hamzah yang pertama berbaris fathah, maka yang kedua diganti menjadi huruf
alif, seperti:
asalnya
Jika huruf yang pertama berbaris kasrah, maka yang kedua diganti menjadi huruf ya,
seperti:
asalnya
Jika huruf yang pertama berbaris dhammah, maka yang kedua diganti menjadi huruf wau,
seperti:
asalnya
Sempat disinggung di hukum Mad Jaiz Munfashil bahwa huruf ALIF pada mushaf standar
Indonesia memiliki banyak nama. Salah satunya adalah Alif sebagai hukum Mad Badal.
Untuk mengingat hukum Mad Badal adalah dengan memahami hukum Mad Thobii. Jika
sudah paham, maka dikecualikan adalah huruf Alif.
Mengenai panjang bacaan, terdapat perbedaan sedikit antara Qiraat Imam Hafhs dan
Imam Warsyih, yang akan dibahas di bagian bawah.
Pada Mushaf Timur Tengah (Arab Saudi) tidak ada huruf seperti gambar di atas.
Bandingkan dengan gambar di bawah yang merupakan huruf Mad Badal pada mushaf
Timur Tengah.
Dilihat dari bentuk huruf pada mushaf Timur Tengah, maka Mad Badal sebenarnya adalah
huruf Hamzah atau Hamzah-Alif atau pergantian dua huruf hamzah yang bertemu / berada
dalam satu kata.
Mulanya, mushaf standar Indonesia masih menggunakan huruf Hamzah-Alif (
), namun
saat ini sudah distandarisasikan menjadi huruf Alif. Sehingga terjadi kesamaan antara
huruf Alif sebagai huruf berharakat (fathah, kasrah, dhammah), Alif sebagai hukum Mad
Badal, Alif sebagai pembentuk hukum Mad (panjang bacaan), Alif sebagai washal
(penghubung kata/kalimat).
Dari dua perbedaan ini, bukanlah sesuatu yang mengherankan jika ada yang mengatakan
bahwa huruf Alif pada hukum Mad Badal di Indonesia sama dengan huruf Hamzah di Arab
Saudi.
=
************
Pengertian Mad Badal
Makna ganti disini merujuk pada rumusan tajwid mushaf Timur Tengah.
Mad Badal adalah perpanjangan suara pada huruf Hamzah, sebagai pengganti huruf
Hamzah yang dihilangkan, yaitu :
Panjang bacaan huruf Hamzah berbaris Fatha apabila bertemu dengan Hamzah
Sukun (
) asal mulanya
;
Panjang bacaan huruf Hamzah berbaris Kasrah apabila bertemu dengan huruf Ya
) asal mulanya ;
Panjang bacaan huruf Hamzah berbaris Dhammah apabila bertemu dengan
kunci untuk mengingat hukum Mad Badal adalah dengan memahami hukum Mad
Thobii.
Jika sudah paham, maka dikecualikan adalah huruf Alif.
) bertemu Waw
***************
Bagaimana jika pada mushaf standar Indonesia terdapat huruf Alif tanpa
harakat di belakang huruf Hamzah atau bentuk yang sama dengan Mad Badal
pada mushaf Timur Tengah > [
PENTING !!!
Mushaf standar Indonesia tidak lagi menggunakan huruf Hamzah-Alif untuk hukum Mad
Badal.
Apabila terdapat pertemuan huruf Hamzah berharakat Fathah dengan Alif tanpa baris
yang sama bentuknya dengan hukum Mad Badal pada mushaf Timur Tengah > [
)] ,
maka Alif tersebut bukan Alif sebagai hukum Mad (tidak dibaca panjang), akan tetapi Alif
sebagai Hamzah Washal (Insya Allah akan dibahas di ilmutajwid.com ). Contoh:
Pada mushaf standar Indonesia, huruf Hamzah adalah salah satu huruf Mad Thobii, bukan
huruf Mad Badal.
Baik mushaf standar Indonesia maupun Timur Tengah, huruf Hamzah Mad Thobii berbaris
Fathah, ditandai dengan huruf alif kecil di atasnya untuk menghindari kekeliruan
*****************
Persamaan Mad Badal dan Mad Thobii
Di atas sudah dijelaskan bahwa hukum Mad Badal seringkali dianggap sebagai hukum
Mad Thobii, karena pertemuan hurufnya yang sama.
Dan Mad Badal apabila bertemu dengan huruf bertasydid akan menjadi hukum Mad
Lazim Kilmi Mutsaqqal, sama seperti ketika Mad Thobii bertemu dengan huruf
bertasydid, silahkan baca > Mad Lazim Kilmi Mutsaqqal.
Mad Badal juga seringkali dianggap sebagai hukum Mad Thobii, karena ketika
bertemu dengan huruf Lam sukun , akan menjadi hukum Mad Lazim Kilmi Mukhaffaf
(akan dibahas).
Dalam suatu riwayat, Umar bin Khattab ra berkata, Aku mendengar Hisyam bin Hakim
bin Hizam membaca surah Al-Furqan dengan cara berbeda dari yang aku baca
sebagaimana Rasulullah membacakannya kepadaku. Hampir saja aku mau bertindak
terhadapnya, namun aku biarkan sejenak hingga ia selesai membaca.
Setelah itu, aku ikat dia dengan kainku lalu aku giring ia menghadap Rasulullah. Aku
sampaikan kepada beliau, Aku mendengar ia membaca Al-Quran tidak sama dengan aku,
sebagaimana Anda membacakannya kepadaku.
Maka beliau berkata kepadaku, Bawalah ia kemari. Kemudian beliau berkata kepadanya,
Bacalah. Maka ia membaca. Beliau kemudian bersabda, Begitulah memang yang
diturunkan.
Kemudian beliau berkata kepadaku, Bacalah! Maka aku membaca. Beliau bersabda,
Begitulah memang yang diturunkan. Sesungguhnya Al-Quran diturunkan dengan tujuh
huruf, maka bacalah oleh kalian mana yang mudah.
( HR Bukhari dan Muslim )
Iwadh artinya ganti ; waqof pada huruf Alif pengganti dari fathatain
Sama seperti hukum Mad Lin dan Mad Arid Lis Sukun Mad Iwadh merupakan hukum mad
yang berlaku pada saat bacaan berhenti (wakof) baik di ujung maupun di tengah ayat.
Bacaan yang berhenti (terputus) di tengah ayat karena terpaksa disebut WAKOF
IDHTHIRARI dan memutuskan bacaan di tengah ayat di hukum Mad Iwadh , bukan
) .
Insya Allah, nanti akan kami bahas secara detil di dalam pembagian wakof ( ) .
termasuk wakof jelek yang dapat merusak makna ( Waqof Qobih /
Panjang bacaan Mad Iwadh adalah 1 alif atau 2 harakat. Dan cara membacanya adalah
dengan menghilangkan tanwin menjadi huruf ashli, seperti cara membaca hukum Mad
Thobii.
Huruf O, seperti Ghor atau Qoo pada tulisan Latin di atas untuk menunjukkan suara
bacaan.
Mengikuti Hukum Tajwid, harusnya huruf Latin tersebut ditulis dengan menggunakan
huruf A, bukan O, yaitu ghar qaa.
Audio Player
00:00
00:00
*******************
Mad Iwadh hanya berlaku hanya ketika bacaan berhenti atau wakof. Apabila
bacaan dalam keadaan sambung (washal), maka hukum Mad Iwadh tidak berlaku.
Sebagaimana hukum Tanwin, Mad Iwadh tidak berlaku apabila:
),
Dan akan dibaca dengung apabila bertemu dengan 15 huruf Ikhfa Haqiqi ;
Contoh :
.......dibaca 'ii dengan kadar panjang dua harakat
A. Mad Asli ()
Mad Thobi'i
Mad Thobii adalah bacaan panjang (mad) yang terjadi karena hadirnya huruf-huruf
Diberi nama Mad Thobii karena madnya berlaku sesuai tabiat aslinya, sehingga disebut juga
dengan Mad Asli . Ukuran panjangnya adalah 2 harakat/ketukan.
Contoh Mad Thobii adalah:
Penggalan ayat tersebut di atas, terdiri atas 14 huruf. Karena spasi tidak mendapatkan
ketukan, maka potongan ayat tersebut harus dibaca dalam 14 ketukan yang sama, rata dan
teratur.
Khusus huruf Wawu dan Alif yang berfungsi sebagai tanda Jamak (lihat ketukan ke-10),
dihitung satu huruf atau satu ketukan. Ini berlaku umum. Semua Wawu dan Alif yang
berfungsi sebagai tanda jamak, dihitung satu ketukan.
Pada contoh di atas, ada 4 contoh bacaan mad. Yaitu terjadi pada ketukan ke-5 dan 6, ke-9
dan 10, ke-11 dan 12 serta ke-13 dan 14.
Panduan cara membaca Mad Thobii adalah sebagai berikut:
Ketukan ke-11 berbunyi fi. Pertahankan bunyi fi hingga ketukan ke-12. Bunyi
fi berakhir sebelum ketukan ke-13 saat bunyi ha diucapkan.
2. Mad Jaiz Munfashil ~
.
4. Mad Badal ~
5. Mad 'Iwadh ~
6. Mad Layyin ~
7. Mad Tamkin ~
8. Mad Farqi ~
9. Mad Shilah Qashirah ~
12. Mad Lazim Harfi Mukhaffaf ~
14. Mad Lazim Kilmi Mukhafaff ~
15. Mad Lazim Kilmi Mutsaqal ~
Uraian :
1. Mad Wajib Muttashil ~ dan 2. Mad Jaiz Munfashil ~
(waqaf).
Mana yang dipilih ? Intinya adalah bukan pada pilihan 4 atau 5 ketukan, tetapi pada ke-konsisten-an
dalam mempraktekkannya. Misalnya, jika kita memilih membaca Mad Wajib Muttashil dengan 5
ketukan maka kita harus konsisten mempraktekkannya pada semua bacaan yang berformula mad ini.
Di antara contoh Mad Wajib Muttashil adalah sebagai berikut :
Pada contoh di atas, ada 4 kotak tulisan berwarna merah. Itulah contoh empat buah kata
yang masing-masing memuat Mad Thobii + Hamzah (dalam 1 kata).
Itulah contoh Mad Wajib Muttashil.
Panjang Mad Wajib Muttashil pada kata sawa adalah 5 ketukan, yaitu dari ketukan ke-2
hingga ketukan ke-6. Karena itu, praktek pembacaan Mad Wajib Muttashil adalah :
Ketukan ke-2 berbunyi wa. Pertahankan bunyi wa hingga ketukan ke-6. Yang
terdengar panjang adalah suara a-nya. Kira-kira, kalau satu huruf a mewakili satu
ketukan, bunyi lengkap Mad Wajib Muttashil adalah sawaaaaaun. Bunyi vokal a dari
ketukan ke-2 hingga ketukan ke-6 TIDAK BOLEH TERPUTUS. Bunyi a akan
menghilang berbarengan dengan jatuhnya bunyi un pada ketukan ke-7.
Pada contoh di atas, ada 2 contoh yang masing-masing memuat Mad Thobii + Hamzah
(dalam 2 kata). Itulah contoh Mad Jaiz Munfashil.
Saran:
Agar bacaan terdengar bagus, sebaiknya, panjang Mad Jaiz Munfashiil disamakan
dengan panjang Mad Wajib Muttashil, sehingga menjadi singkron. Bila Mad Wajib
Muttashiil dibaca dengan durasi 5 ketukan, maka Mad Jaiz Munfashiil sebaiknya juga 5
ketukan.
Apabila diasumsikan panjang Mad Jaiz Munfashil adalah 5 ketukan, maka cara membaca
Mad Jaiz Munfashiil adalah sebagai berikut:
Panjang bacaan Mad Jaiz Munfashil pada kata idza adalah 5 ketukan, yaitu dari ketukan
ke-3 hingga ketukan ke-7. Karena itu, praktek pembacaan Mad Jaiz Munfashil adalah :
Ketukan ke-3 berbunyi dza. Pertahankan bunyi dza hingga ketukan ke-7. Yang
terdengar panjang adalah suara a-nya. Kira-kira, kalau satu huruf a mewakili satu
ketukan, bunyi lengkap Mad Jaiz Munfashil adalah waidzaaaaa-adh. Bunyi vokal a
dari ketukan ke-3 hingga ketukan ke-7 TIDAK BOLEH TERPUTUS. Bunyi 'a' akan
menghilang berbarengan dengan jatuhnya bunyi 'adh' pada ketukan ke- 8.
http://www.youtube.com/watch?v=eJcVqvi8gSQ
~~~~~*~~~~~
Perbedaan Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil
Ada kesamaan rumus antara Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil. Keduanya
timbul dari Mad Thobii + Hamzah. Bedanya hanya pada letak hamzah-nya saja. Pada
Mad Wajib Muttashil, Hamzah terletak dalam satu kata. Sedangkan pada Mad Jaiz
Munfashiil, Hamzah terletak pada kata yang berbeda.
Permasalahannya adalah : Bagaimana membedakan letak hamzah pada 1 kata atau
tidak ?
Bagi yang pernah mempelajari bahasa arab, hal ini bukan masalah. Bagi yang tidak mengerti
bahasa arab, bagaimana ? Banyak yang terjebak, ketika dalam ujian tahsin harus
menentukan mana yang bernama Mad Wajib Muttashil dan mana yang Mad Jaiz Munfashil ?
Tertukarnya jawaban dilatarbelakangi ketidaktahuan tentang bahasa arab.
Namun masih ada satu cara menentukan kedua jenis mad ini, yaitu dengan melihatBENTUK
PENULISAN HAMZAH-nya.
Coba anda lihat, penulisan bentuk hamzah pada Mad Wajib Muttashil berikut :
Kemudian bandingkan dengan penulisan bentuk hamzah pada Mad Jaiz Munfashil berikut :
Ternyata penulisan hamzah di depan (sebagai tanda mad jaiz) dan di belakang (sebagai
tanda mad wajib) sangat berbeda.
dan 4. Mad Badal ~
3. Mad 'Aridl Lissukun ~
Deret huruf yang ditampilkan dengan warna merah, itulah deret huruf yang
menunjukkan Mad Aridl Lissukun. Tentunya dengan syarat, bahwa pembaca akan
mengakhiri bacaan pada setiap akhir ayat. Bila Surat Attiin dibaca total hanya dengan satu
nafas (tidak berhenti kecuali di akhir surat) maka Mad Aridl Lissukun hanya terjadi pada akhir
ayat
terakhir.
Untuk diingat, Mad Aridl Lissukun hanya terjadi pada akhir bacaan (posisi waqof).
Panjang ketukan dari bunyi nin adalah 4 ketukan, yaitu dari bunyi ni pada ketukan ke-7
hingga bunyi ..n pada ketukan ke-10. Karena itu, praktek pembacaan Mad Aridl Lissukuun
adalah :
Ketukan ke-7 berbunyi ni. Pertahankan bunyi ni hingga ketukan ke-10, sehingga
bunyi ni akan bersambung dengan bunyi n. Jadi yang terdengar panjang adalah
suara i-nya. Kira-kira, kalau satu huruf i mewakili satu ketukan, bunyi lengkap
contoh di atas adalah wathuurisiiniiiin. Bunyi ..n pada ketukan ke-10 akan
menghilang berbarengan dengan jatuhnya ketukan ke-11.
http://www.youtube.com/watch?v=TEb04ovHwV4
4. Mad Badal.
Badal artinya : pengganti
Mad Badal yaitu pemanjangan suara pada Huruf Hamzah, sebagai pengganti hamzah
yang dihilangkan. Panjang Mad Badal adalah 2 ketukan saja.
Contoh Mad Badal adalah :
Penggalan ayat tersebut di atas, terdiri atas 10 huruf. Karena spasi tidak mendapatkan
ketukan, maka potongan ayat tersebut harus dibaca dalam 10 ketukan yang sama, rata dan
teratur.
Pada contoh di atas, bacaan mad badal terjadi pada ketukan ke-3 dan 4. Panduan cara
membaca Mad Badal adalah sebagai berikut :
Ketukan ke-3 berbunyi a. Pertahankan bunyi a hingga ketukan ke-4. Bunyi a
berakhir sebelum ketukan ke-5 saat bunyi ma diucapkan.
http://www.youtube.com/watch?v=_NxSmgeWJEE
http://www.youtube.com/watch?v=T9hd-X51qhs
~~~~~*~~~~~
5. Mad 'Iwadh ~
dan 6. Mad Layyin ~
5. Mad Iwadh
Mad Iwadl yaitu mad yang terjadi ketika berwaqaf (berhenti membaca) pada huruf yang
berakhiran fathatain (tanwin fathah) kecuali tanwin fathah pada ta' marbutah
[ ] .
Penggalan ayat tersebut di atas, terdiri atas 13 huruf. Karena spasi tidak mendapatkan
ketukan, maka potongan ayat tersebut harus dibaca dalam 13 ketukan yang sama, rata dan
teratur.
Pada contoh di atas, bacaan mad Iwadl terjadi pada ketukan ke-12 dan 13. Panduan cara
membaca Mad Iwadl adalah sebagai berikut :
Ketukan ke-12 berbunyi la. Pertahankan bunyi la hingga ketukan ke-13. Yang
dibaca panjang adalah suara a-nya. Bunyi la berakhir/hilang pada ketukan ke-14.
https://www.youtube.com/watch?v=3yet8tLMC2M
6. Mad Layyin
Layyin artinya : lembut.
Mad Lin (atau juga disebut Mad Layyin) adalah mad yang terjadi pada akhir bacaan
(posisi waqof/berhenti membaca) dengan formula : Huruf Layyin + satu huruf (yang
sebenarnya hidup, tapi dimatikan, karena ada di posisi waqof).
Huruf Layyin yaitu wawu dan ya mati sebelumnya berharakat fathah, [
Contoh Mad Layyin :
..dibaca
~ sauuuuf
/
]
..dibaca
~ khauuuuf
.....dibaca
~ baiiiit
..dibaca
~ syaiiii'
Mad Lin hanya terjadi pada akhir bacaan (posisi waqof) yang berformula tersebut di atas.
Mad Lin tidak mungkin terjadi di awal/tengah bacaan.
Durasi yang diperkenankan untuk Mad Lin adalah 2, atau 4 atau 6 ketukan.
Mana yang kita pilih ? Intinya adalah bukan pada pilihan 2, 4 atau 6 ketukan, tetapi pada kekonsisten-an kita dalam mempraktekkannya. Misalnya, jika kita memilih membaca Mad Lin
dengan 4 ketukan, maka kita harus konsisten mempraktekkannya pada semua akhir bacaan
yang berformula mad ini.
Di antara contoh Mad Lin adalah seperti tersebut pada Surat Quroisy sebagaimana berikut:
Deret huruf yang ditampilkan dengan warna merah, itulah deret huruf yang
menunjukkan formasi Mad Lin. Tentunya dengan syarat, bahwa pembaca akan mengakhiri
bacaan pada setiap akhir ayat. Bila Surat Quroisy dibaca total hanya dengan satu nafas (tidak
berhenti kecuali di akhir surat) maka Mad Lin hanya terjadi pada akhir ayat terakhir.
Untuk diingat, Mad Lin hanya terjadi pada akhir bacaan (posisi waqof).
Panjang ketukan dari bunyi roisy adalah 4 ketukan, yaitu dari bunyi ro pada ketukan ke-8
hingga bunyi ..sy pada ketukan ke-11. Karena itu, praktek pembacaan Mad Lin adalah :
Ketukan ke-8 berbunyi ro. Bunyi i dimulai pada ketukan ke-9. Pertahankan bunyi i
hingga ketukan ke-11, sehingga bunyi roi akan bersambung dengan bunyi sy. Jadi
yang terdengar panjang adalah suara i-nya. Kira-kira, kalau satu huruf i mewakili
satu ketukan, bunyi lengkap contoh di atas adalah li-iilaafiquroiiisy. Bunyi ..sy pada
ketukan ke-11 akan menghilang berbarengan dengan jatuhnya ketukan ke-12.
Perhatian :
Pada contoh di atas, i pada bunyi roi diucapkan secara halus, tersambung dengan
bunyi o sehingga menjadi oi. Bunyi i tidak diucapkan sebagai konsonan yang
mandiri, sehingga membaca secara terpotong ro-iiisy adalah salah. Pembacaan yang
benar, adalah menggabungkan oi menjadi satu, yaitu bunyi oi terdengan
halus.Saran :
Agar bacaan terdengar bagus, sebaiknya, panjang Mad Lin disamakan dengan panjang
Mad Aridl Lissukuun, sehingga menjadi singkron. Bila Mad Aridl Lissukuun dibaca
dengan durasi 4 ketukan, maka Mad Lin sebaiknya juga 4 ketukan.
https://www.youtube.com/watch?v=w65YbZo-JN8
~~~~~*~~~~~
7. Mad Tamkin ~
dan 8. Mad Farqi ~
7. Mad Tamkin
Mad Tamkin yaitu mad yang terdapat pada huruf ya berganda, dimana ya' yang
pertama bersimbol 'tasydid kasroh', dan ya' yang kedua bersimbol sukun/mati.
Syaratnya adalah apabila ia tidak diikuti lagi dengan huruf hidup yang dimatikan (karena ada
di akhir bacaan), karena kasus demikian itu akan berubah nama menjadi Mad Aridl Lissukun.
Panjang Mad Tamkin adalah 2 ketukan saja.
Contoh Mad Tamkin adalah:
Sebelum kita memulai belajar cara membaca Mad Tamkin, kita review dulu
aturan ketukan dalammembaca Al-Qur'an.
* Ketukan harus rata, tetap dan teratur
* Setiap huruf mendapatkan hak 1 ketukan
* Spasi tidak diketuk
* Huruf Sukun (mati) tetap mendapatkan hak 1 ketukan
* Huruf ber-tasydid mendapatkan hak 2 ketukan
Mari kita simak dan praktekkan bersama, cara pembacaan Mad Tamkin, sebagaimana
ilustrasi berikut:
Penggalan ayat tersebut di atas, terdiri atas 9 huruf. Namun, karena Mad Tamkin dihitung 2
ketukan (huruf bertasydid mendapatkan hak 2 ketukan), maka potongan ayat tersebut
harus dibaca dalam 10 ketukan yang sama, rata dan teratur.
Pada contoh di atas, bacaan Mad Tamkin terjadi pada ketukan ke-7 dan 8. Panduan cara
membaca Mad Tamkin adalah sebagai berikut :
Ketukan ke-7 berbunyi yi. Pertahankan bunyi yi hingga ketukan ke-8. Bunyi yi
berakhir/hilang pada ketukan ke-9 saat pindah ke bunyi tum.
8. Mad Farqi
Mad Farqi adalah mad yang terjadi dari pertemuan antara Mad Badal dan Huruf
Bertasyid. Durasi Mad Farqi adalah 6 harokat.
Kasus mad ini hanya terjadi di 4 tempat dalam Al-quran, yaitu pada :
-surat Al-Anam (6) ayat 143 -144,
-surat Yunus (10) ayat 59 dan
-surat An-Naml (27) ayat 59.
Berikut ini adalah Mad Farqi (perhatikan tampilan berwarna merah) :
Panjang bacaan Mad Farqi pada aaaaaadz adalah 6 ketukan, yaitu dari ketukan ke-3
hingga ketukan ke-8. Karena itu, praktek pembacaan Mad Farqi adalah :
Ketukan ke-3 berbunyi a. Pertahankan bunyi a hingga ketukan ke-8. Pada ketukan
ke-8, bunyi huruf tasydid setelahnya (dzal) terbawa. Yang terdengar panjang adalah
suara a-nya. Kira-kira, kalau satu huruf a mewakili satu ketukan, bunyi lengkap
Mad Farqi adalah Qul aaaaaadzakaraini. Bunyi vokal a dari ketukan ke-3 hingga
bunyi dz pada ketukan ke-8 TIDAK BOLEH TERPUTUS.
Ketukan ke-3 berbunyi a. Pertahankan bunyi a hingga ketukan ke-8. Pada ketukan
ke-8, bunyi huruf tasydid setelahnya (lam) terbawa. Yang terdengar panjang adalah
suara a-nya. Kira-kira, kalau satu huruf a mewakili satu ketukan, bunyi lengkap
Mad Farqi adalah Qul aaaaaalloohu. Bunyi vokal a dari ketukan ke-3 hingga bunyi
l pada ketukan ke-8 TIDAK BOLEH TERPUTUS.
9. Mad Shilah Qashirah ~ dan 10 Mad Shilah Thowilah~
atau huu= kata ganti orang ketiga tunggal) dengan syarat tidak diikuti huruf hamzah
sesudahnya.
suara hii=
atau huu= pada kata ganti orang ketiga, akan dipanjangkan ketika diapit oleh
huruf-huruf hidup.
Pemanjangan suara pada huruf ha dlomir= tidak disebabkan oleh huruf mad, tetapi karena
diapit oleh huruf hidup. Mad Shilah Qoshiroh panjangnya 2 ketukan saja.
Pada contoh di atas, bacaan mad Shilah Qoshiroh terjadi pada ketukan ke-8 dan 9. Panduan
cara membaca Mad Shilah Qoshiroh adalah sebagai berikut :
Ketukan ke-8 berbunyi hu. Pertahankan bunyi hu hingga ketukan ke-9. Bunyi hu
berakhir/hilang pada ketukan ke-10 saat pindah ke bunyi hif"
Jika setelah Mad Silah didahului huruf yang mati maka tidak jadi mad, dan dibaca biasa.
Kecuali pada surat Al-Furqan 69 yang disebut "Mad Mubalagoh" dan dibaca panjang 2
harakat. Mad ini hanya terdapat disini saja.
~ wayakhlud-fiihiimuhaanaa
https://www.youtube.com/watch?v=h-6B76P1Gig
http://www.youtube.com/watch?v=vbcZj-cjVX8
Agar bacaan terdengar bagus, sebaiknya, panjang Mad Shilah Thowilah disamakan
panjangnya dengan Mad Jaiz Munfashil dan Mad Wajib Muttahil, sehingga menjadi
singkron. Bila Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil dibaca dengan durasi 5
ketukan, maka Mad Shilah Thowilah sebaiknya juga dibaca dengan panjang 5 ketukan.
Panjang bacaan Mad Shilah Thowilah pada hiiiii illa adalah 5 ketukan, yaitu dari ketukan ke6 hingga ketukan ke-10. Karena itu, praktek pembacaan Mad Shilah Thowilah adalah :
Ketukan ke-6 berbunyi 'hi'. Pertahankan bunyi i hingga ketukan ke-10. Yang
terdengar panjang adalah suara i-nya. Kira-kira, kalau satu huruf i mewakili satu
ketukan, bunyi lengkap Mad Shilah Thowilah adalah Min ilmihiiiii illa. Bunyi vokal i
dari ketukan ke-6 hingga ketukan ke-10 TIDAK BOLEH TERPUTUS. Bunyi i akan
menghilang berbarengan dengan jatuhnya bunyi il pada ketukan ke-11.
Catatan :
a. Apabila sebelum kata ganti orang ketiga tunggal laki-laki[ /
] terdiri dari huruf mati
(bersukun), maka tidak berlaku mad shilah. Contoh :
~ wayakhlud fiihiimuhaanaa
c. Ta' Marbuthah
berlaku mad.
Contoh :
[ /
] yang bukan kata ganti, walaupun diapit oleh huruf hidup, tidak
http://www.youtube.com/watch?v=VZ8pfQXdbZw
~~~~~*~~~~~
Huruf-huruf yang ditampilkan dengan warna biru, itulah yang disebut Mad Lazim Harfi
Mukhoffaf.
Huruf "lam" yang bertemu huruf "mim" dan huruf '"sin" yang bertemu huruf "mim", masingmasing menimbulkan tasydid dan menjadi idghom. Itulah yang disebut dengan Mad Lazim
Harfi Mutsaqol.
Panjang bacaan Mad Lazim Harfi Mutsaqol pada siiiiin adalah 6 ketukan, yaitu dari
ketukan ke-3 hingga ketukan ke-8. Dan panjang bunyi miiiiim adalah 6 ketukan, yaitu dari
ketukan ke-12 hingga ketukan ke-17. Diantara keduanya (siiiiin dan miiiiim) ada bunyi
ghunnah (dengung), karena sifat bunyi n akan melebur ke bunyi m. Durasi bacaan
ghunnah adalah 4 ketukan, dari ketukan ke-9 hingga ketukan ke-12. Karena itu, praktek
pembacaan Mad Lazim Harfi Mutsaqol adalah :
Ketukan ke-3 berbunyi si. Pertahankan bunyi i hingga ketukan ke-8. Yang
terdengar panjang adalah bunyi i-nya. Bunyi i dari ketukan ke-3 hingga ketukan ke8 tidak boleh terputus. Bunyi i tersebut menghilang bersamaan dengan
tersambarnya bunyi m pada ketukan ke-8.
Dengungnya bunyi m dimulai sejak ketukan ke-8, namun mulai dihitung ketukannya
sejak ketukan ke-9 hingga ketukan ke-12. Dengungan suara m sejak ketukan ke-9
hingga ketukan ke-12 tidak boleh terputus. Bunyi dengung m akan menghilang
bersamaan dengan bunyi mi pada ketukan ke-12.
Bersamaan dengan ketukan ke-12 terdengar bunyi mi. Pertahankan bunyi i hingga
ketukan ke-17. Yang terdengan panjang adalah bunyi i-nya. Bunyi i dari ketukan ke12 hingga ketukan ke-17 tidak boleh terputus. Bunyi i tersebut menghilang
bersamaan dengan tersambarnya bunyi m pada ketukan ke-17. Bunyi m terakhir,
menghilang bersamaan dengan jatuhnya ketukan ke-18
.
Contoh lain dari Mad Lazim Harfi Mutsaqol adalah sebagai berikut :
Berikut ini adalah Mad Lazim Kalimi Mukhoffaf (perhatikan tampilan berwarna merah) :
Apabila diasumsikan panjang Mad Lazim Kalimi Mukhoffaf adalah 6 ketukan, maka cara
membaca Mad Lazim Kalimi Mukhoffaf adalah sebagai berikut :
Panjang bacaan Mad Lazim Kalimi Mukhoffaf pada aaaaaal adalah 6 ketukan, yaitu dari
ketukan ke-1 hingga ketukan ke-6. Karena itu, praktek pembacaan Mad Lazim Kalimi
Mukhoffaf adalah :
Ketukan ke-1 berbunyi a. Pertahankan bunyi a hingga ketukan ke-6. Pada ketukan
ke-6, bunyi huruf lam sukun setelahnya (l) terbawa. Yang terdengar panjang adalah
suara a-nya. Kira-kira, kalau satu huruf a mewakili satu ketukan, bunyi lengkap
Mad Lazim Kalimi Mukhoffaf adalah aaaaaal-aana. Bunyi vokal a dari ketukan ke-1
hingga bunyi l pada ketukan ke-6 TIDAK BOLEH TERPUTUS.
Panjang bacaan Mad Lazim Kalimi Mutsaqol pada dloooooolliina adalah 6 ketukan, yaitu
dari ketukan ke-4 hingga ketukan ke-9. Karena itu, praktek pembacaan Mad Lazim Kalimi
Mutsaqol adalah :
Ketukan ke-4 berbunyi dlo. Pertahankan bunyi o hingga ketukan ke-9. Pada
ketukan ke-9, bunyi huruf tasydid setelahnya (lam) terbawa. Yang terdengar panjang
adalah suara o-nya. Kira-kira, kalau satu huruf o mewakili satu ketukan, bunyi
lengkap Mad Lazim Kalimi Mutsaqol adalah : waladldloooooolliina. Bunyi vokal o
dari ketukan ke-4 hingga bunyi l pada ketukan ke-9 TIDAK BOLEH TERPUTUS.
Harfi artinya huruf; mad terjadi karena huruf ( bukan pada kata/kalimat)
Hukum Mad Lazim Harfi Mukhaffaf merupakan hukum tajwid yang ditujukan untuk
kombinasi 14 huruf yang terletak di 13 Ayat pembuka, di 29 Surah di dalam Al-Quran.
Tidak dibaca dengung (Idgham), kecuali huruf Ain pada surah Maryam dan huruf Mim
bertasydid ( Ghunnah Musyaddadah ).
Audio Player
00:00
00:00
Audio Player
00:00
00:00
****************
1
10
11
12
13
play audio
play audio