| Bacaan alif lam yaitu bacaan alif lam mati yang diikuti
dengan salah satu huruf hijaiyah . Hukum bacaan alif lam terbagi menjadi 2 macam yaitu alif
lam syamsiyah dan alif lam qamariyah .
Syamsiyah berasal dari kata samsu , yang memiliki arti matahari . Alif lam diumpamakan dengan
sebuah bintang dan huruf syamsiah diumpamakan dengan matahari . Maka dari itu apabila ada
bintang bertemu dengan matahari maka , bintang tersebut tidak akan tampak walaupun
sebenarnya ada .
Jadi , dapat kita simpulkan bahwa cara membaca bacaan alif lam syamsiah yaitu alif lam nya
hilang dan langsung masuk ke dalam huruf syamsiah .
Alif lam syamsiah yaitu apabila ada alif lam bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah yang
masuk kedalam golongan huruf syamsiyah .
adversitemens
adversitemens
Kata qamariyah berasal dari kata qamar atau yang berarti bulan . Aliflam diumpamakan bintang
dan huruf qamariyah diumpamakan dengan bulan , maka dari itu bintang akan tetap terlihat
ketika terkena sinar bulan . Sehingga huruf qamariyah yang bertemu dengan al akan tetap
nampak , dan cara bacanya jelas .
Alif lam qamariyah yaitu apabila alif lam qamariyah bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah
yang masuk kedalam golongan huruf qamariyah .
Hurufnya yaitu
Demikian penjelasan mengenai hukum bacaan alif lam yang meliputi hukum bacaan alif lam
syamsiyah dan qamariyah . Semoga bermanfaat dan kita dapat memperbaiki bacaan al- qur’an
kita . Walaupun kita bacanya tidak akan bisa sempurna , akan tetapi seenggaknya dapat baik dan
benar .
Contoh Alif Lam Qomariyah dan syamsiah Dalam Surah Ad-Duha dan Al-Adiyat:
Contoh Alif Lam Qomariyah dan syamsiah Dalam Surah Al-Adiyat:
Hukum Bacaan Mim Mati | Hukum bacaan mim mati atau sering disebut dengan hukum
bacaan mim sukun ini merupakan salah satu dari cabang ilmu tajwid. Hukum bacaan mim mati
atau mim sukun bagi yang sekolah di sekolah islam atau di pondok pesantren , pasti sudah
mengenalnya . Nanum diantara kita tentu masih banyak yang belum memahaminya. Maka dari
itu , pada kesempatan kali ini mari kita mempelajari hukum bacaan mim mati atau mim sukun
bersama – sama .
Hukum bacaan mim mati yaitu hukum bacaan mim sukun bertemu dengan semua huruf
hijaiyah .
huruf hijaiyah :
Ikhfa syafawi
Idzhar syafawi
Cara membaca idgham misli yaitu mendengung . Dengan memasukan huruf mim mati ke dalam
huruf mim di depannya .
Cara membacanya :
Misla humma ‘ahum
Ajra humma rataini
Fiiquluu bihimma radun
2. Ikhfa syafawi
Apabila ada mim mati bertemu dengan huruf ” ba ( ” ) ب,Maka di sebut dengan hukum bacaan
ikhfa syafawi .
adversitemens
Cara membacanya bacaan ikhfa syafawi yaitu samar – samar , artinya pada saat membaca mim
sukun disamarkan antara mim dan ba dan terdengar seperti didengungkan .
TAQIIKUMM BA SAKUM
3. Idzhar syafawi
Apabila ada mim mati bertemu dengan semua huruf hijaiyah kecuali huruf mim dan ba , maka
hukum bacaannya adalah iddzhar syafawi .
Contoh bacaannya :
Cara membacanya :
WALAM YAKULLAHU
ALKHAMDU
Demikian penjelasan mengenai hukum bacaan mim mati dalam ilmu tajwid . Semoga setelah kita
mempelajarinya , maka kita akan lebih baik lagi dalam membacanya dan dapat membedakan
antara bacaan nun sukun/tanwin dengan bacaan mim sukun . Semoga bermanfaat
1. Hukum Bacaan Qalqalah:
a. Qalqalah Kubra
Huruf Qalqalah yang mati tidak asli, tetapi karena diwaqofkan (berhenti),
b. Qalqalah Shugra
Huruf Qalqalah yang mati asli (bersukun), dibacanya terang dan memantul
Tafkhim (dibaca tebal)
3. Mati setelah hamzah washol اِرْ َح ْم، اِرْ َكعُوْ ا،اِرْ فَعُوْ ا
2. Mati setelah kasrah dan setelahnya tdk ada huruf isti’la ٌ ِمرْ يَة، َفِرْ عَوْ ن
Mempelajari Al Quran memang tiada habisnya bahkan saat ini ada Metode menghafalkan
Alquran semudah tersenyum. Mau coba?
Waqaf artinya adalah berhenti. Jadi dalam membaca Alquran kalau ada tanda baca waqaf berarti
harus berhenti, baik itu berhenti sejenak atau berhenti keseluruhan dan melanjutkan kembali.
Letak tanda waqaf bervariasi, bisa ditengah ayat, diawal ayat, bisa juga di akhir ayat. Yukk
sekarang simak tanda waqaf dan contohnya,
1. Waqaf Saktah
Tanda waqaf saktah yaitu ()ساكته tanda waqaf ()س yang artinya cara membaca waqaf saktah
berhenti sejenak tanpa bernafas. Ketika menemukan tanda ini berarti harus berhenti tapi tidak
boleh menarik nafas. Tanda waqaf saktah hanya ada 4 saja di dalam Alquran. Salah satu
contohnya yaitu:
Ketika ada tanda tersebut berarti membacanya waqiilamarr (berhenti sejenak tanpa nafas lalu
lanjut membaca) raaqii.
2. Waqaf Jaiz
Tanda dari waqaf jaiz yaitu ()ج artinya boleh berhenti dan juga boleh melanjutkan, tergantung
dari kekuatan nafas yaa, misal nafas sudah mulai habis lebih baik berhenti kalau masih panjang
nafas bisa langsung. Contoh bacaan:
Ada dua tanda waqaf jaiz disana, bisa berhenti bisa juga lanjut.
3. Waqaf Lazim
Tanda dari waqaf lazim yaitu ()م yang artinya harus berhenti. Waqaf ini disebut juga dengan
waqaf sempurna. Kenapa? karena letak dari waqaf ini selalu diakhir kalimat, jadi kalimat bisa
sempurna. Selain itu juga tidak ada tanda penghubung dengan kalimat selanjutnya, Contoh
bacaan:
Tanda waqaf waslu ula yaitu ()صلى artinya diutamakan melanjutkan, jadi ketika membaca
Alquran menemukan tanda tersebut lebih baik dilanjutkan membaca dan tidak berhenti di tanda
ini. Tapi boleh juga berhenti ketika nafas benar benar habis, walaupun dilanjutkan itu lebih
utama. Contoh bacaan:
Ada tanda waqaf waslu ula jadi bisa dibaca waliqoulikawasaufa …. melanjutkan lebih baik.
Tanda waqaf waqfu Aula yaitu ()قال artinya diutamakan berhenti, berhenti lebih baik pada tanda (
)قال, termasuk dalam tanda waqaf jadi lebih baik berhenti yaa. Contoh bacaan:
6. Waqaf Mu’anaqah
Tanda waqaf mu’anaqah yaitu (.’. …. .’.) artinya berhenti disalah satu tanda titik tiga tersebut,
Ingat tidak boleh berhenti dikedua tanda cukup satu saja yaa danjuga tidak boleh melewatkan
keduanya dengan membaca terus, harus berhenti di salah satu tanda.
Tanda titik tiga ini pasti berpasangan, yaitu ada dua, jadi kalau menemukan tanda titik tiga pasti
selanjutnya ada tanda itu lagi, cara membaca waqaf mu’anaqah benhenti di salah satunya.
. Contoh bacaan:
(Q.S. Al Baqarah: 2)
Bisa berhenti dengan laaroibafiih atau laaroib tapi tidak boleh berhenti di keduanya yaa.
Tanda dari waqaf laa washal yaitu ()ال yang artinya tidak boleh berhenti. Jadi ketika membaca
Alquran menemukan tanda ini harus berhenti yaa, contohnya yaitu:
Ada tanda ()ال diantara huruf nun dan ya, jadi diwaqaf menjadi Thoyyibin, berhenti lalu lanjut
membaca yaquuluu…
KESIMPULAN SURAT AT TIIN dari ayat 1 - 8 adalah :
2. Manusia harus bisa menjaga apa yang telah diberikan Allah tersebut, memeliharanya,
jangan sampai dinodai oleh dirinya sendiri ;
3. Allah memberikan agama manusia agar kemuliaan dan kebaikannya bisa terpelihara
asalkan mentaati agama yang telah Allah berikan
4. Bagi mereka yang mau mentaati agama tersebut akan dimuliakan dan bagi yang
mendustakannya akan dihinakan oleh Allah ;
5. Tolok ukur kemuliaan adalah iman dan bukti iman itu adalah perbuatan baik ;
6. Allah Maha Bijaksana dan dengan kebijaksanaannya itulah Dia letakkan kemulian
pada iman dan perbuatan baik tersebut ;
7. Jadilah manusia yang banyak bersyukur kepada Allah atas segala pemberianNya,
janganlah menjadi manusia yang kufur.
Dengan ilmulah seseorang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk sesuai
dengan ajaran islam. Terutama ilmu agama, merupakan tolok ukur terpenting untuk hidup di
dunia ini sebagai bekal.
Sehingga dengan demikian bukanlah hal yang mustahil lagi jika ilmu merupakan hal yang paling
berharga di bandingkan dengan harta yang sangat banyak. karena harta benda yang bersifat dunia
akan mudah hilang. Sedangkan jika ilmu semakin di berikan akan semakin bertambah banyak.
Maka dari itu pumpung masih muda semangat untuk mencari ilmu silahkan untuk di perkuat
kembali.
Untuk memperkuat kembali Anda dalam mencari ilmu maka silahkan amalkan atau hapalkan
beberapa Hadist Menuntut Ilmu yang akan kami paparkan sebagai berikut. Hadis –hadis
tersebut bisa menjadi landasan dasar untuk Anda berpikir lebih jernih lagi. Juga sebagai landasan
dasar Anda untuk berpijak ketika mencari ilmu. Agar perjalanan Anda kedepan bisa lebih jelas
dan terang. Karena ketika Anda melangkah telah memiliki dasar yang jelas. Berikut merupakan
beberapa hadis pilihan tentang menuntut ilmu.
Hadis yang pertama ini merupakan hadis yang biasa kita dengarkan di masyarakat. Hadis ini
wajib Anda ketahui agar menuntut ilmu Anda biar semakin jelas dan kuat.
Artinya: ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim
perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr). Dari hadis tersebut sudah jelas bahwa mencari ilmu wajib
hukumnya. Rasulullah benar-benar menegaskan dalam hadis tersebut agar seluruh umatnya
untuk mencar ilmu terutama ilmu agama. Karena hanya dengan ilmu agamalah Anda bisa
selamat di dunia dan akhirat kelak.
Sebagaimana hadis yang di paparkan di atas. Hadis yang kedua ini juga mendukung hadis yang
di atas tersebut. Hadist Menuntut Ilmu yang kedua ini merupakan hadis yang akan menjamin
Anda untuk bahagia di dunia dan akhirat ketika memiliki ilmu. Bunyinya adalah sebagai berikut.
َو َم ْن أَ َرا َدهُ َما فَ َعلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم، َو َم ْن أَ َرا َدااْل آ ِخ َرةَ فَ َعلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم،َم ْن أَ َرا دَال ُّد ْنيَا فَ َعلَ ْي ِه بِا ْل ِع ْل ِم
Artinya: ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu,
dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan
barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi).
Dalam Hadist Menuntut Ilmu tersebut rasulullah benar – benar menegaskan barang siapa yang
berilmu akan bahagia dunia dan akhirat. Dan itupun bahakan di ulang hingga dua kali. Maka dari
itu perintah rasulullah itu benar benar nyata adanya.
Dan Anda sebagai ummatnya wajib untuk mengimaninya agar kelak juga bisa mendapatkan
syafaatnya di yaumul kiamah. Hadis diatas shohih karena telah di riwayatkan oleh turmudzi
salah satu periwayat hadis yang telah di akui kredibilitasnya dalam menilai hadis.
Selain Hadist Menuntut Ilmu itu juga Rosulullah juga menegaskan dalam hadis nya yang lain
bahwasannya. Salah satu cara untuk masuk surga juga hanya dengan ilmu. Bahakan orang yang
sedang mencari ilmu dan dia di tengah perjalanan telah gugur. Maka kegugurannya akan di nilai
sebagi jihad fi sabilillah. berikut
ْ َك طَ ِر ْيقًا يَ ْلتَ ِمسُ فِ ْي ِه ِع ْل ًما َسهَّ َل هللاُ بِ ِه طَ ِر ْيقًا إِل
ىال َجنَّ ِة َ ََم ْن َسل
Artinya: ”Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah
memudahkannya ke jalan menuju surga”. (HR. Turmudzi)
Penegasan hadis dari riwayat Imam turmudzi tersebut sangatlah jelas. Bahwa Rasulullah
menjamin Allah akan memudahkan jalan seseorang yang mencari ilmu untuk masuk surga. Yang
di maksud di sini tentu ilmu agama. Yang dengannya kita sebagai ummat Rasulullah bisa
memperkuat keimanan kita dan semakin dekat dengan Allah SWT. Lewat pesan yang di
sampaikan dalam Hadist Menuntut Ilmu tersebut.
• Kewajiban Mencari Ilmu Sepanjang HayatMakanya tidak heran jika Rasul juga memberikan
wejangan dalam hadis nya agar menuntut ilmu sepanjang masa atau sepanjang hayat. Mulai dari
di lahirkan hingga nanti mati atau di kubur dalam liang lahat. Hal ini sebagaimana bunyi hadis
yang telah di paparkan sebagai berikut.
Artinya: ”Carilah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat”. (Al Hadits)
Dari hadis tersebut Rasulullah memang memerintahkan bahwa manusia di dunia ini di tuntut
hanya untuk beribadah keda Allah. Dengan salah satu jalan ibadahnya dalah mencari ilmu. Maka
ilmu yang di niati mencarinya sebagai ibadah akan menjadi manfaat.
Ketika telah bermanfaat maka akan menjadi berbuah dan akhirnya barokah. Dengan barokah nya
ilmu inilah yang nantinya bisa mengantarkan Anda untuk masuk surga dan bertemu dengan sang
kholiq. Makanya sangat penting bagi Anda untuk Hadis Menuntut Ilmu tersebut.
Kenapa harus Al-Qur’an?. Karena Al-Qur’an merupakan Kalam Illahi Rabbi. Jadi merupakan
sumberilmu terbesar di dunia ini adalah al-Qur’an. Semua yang berada di dunia besertaan dengan
isinya ada di dalam Al-Qur’an. Mulai dari alam, manusia, akhirat, dan lain sebagainya ada di
dalam ak-Qur’an. Hal tersebut sesuai dengan perintah Hadist Menuntut Ilmu yang berbunyi
sebagai berikut.
Artinya: ”Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya”.
(HR. Bukhari)
Hadis riwayat imam Al-Bukhori tersebut benar benar shohih adanya. Sehingga Anda sebagai
ummat Rasulullah SAW. Wajib untuk mengimaninya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa di
dalam al-Quran telah tersimpan berbagai macam ilmu baik untuk dunia dan akhirat. Dan semua
itu tergantung ummatnya bisa tidak untuk menelaah semua yang ada di dalam Al-Qur’an
tersebut.
Karena untuk mempelajari Al-Qur’an itu juga perlu banyak sekali menguasai berbagai bidang
keilmuan bahasa Arab juga. Makanya dalam pondok pesantren biasanya akan di ajarkan secara
bertahap dalam mempelajari Al-Qur’an tersebut. Sebagaimana Hadist Menuntut Ilmu tentang
Al-Qur’an tersebut. Yang paling mendasar adalah menguasai ilmu dan car membacanya.
Kemudian ketika itu bisa di kuasai bisa masuk dalam isinya dengan mempelajari tafsir tafisr Al-
Qur’an.
Kewajiban mempelajari Al-Qur’an ini di sebabkan juga karena Al-Qur’an akan menjadi
penolong atau syafaat ketika nanti Anda di hari kiamat. Sebagaimana hadis yang berbunyi di
bawah ini.
Hadis kali ini akan menerangkan tentang Al-Qur’an sebagai penolong ketika Anda
mempelajarinya secara sempurna. Artinya Anda juga mengamalkan apa yang ada di dalam al-
Qur’an tersebut. Berikut bunyi Hadist Menuntut Ilmu tentang mempelajari al-Qur’an.
فَإِنَّهُ يَأْتِ ْي يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َشفِ ْيعًا أِل َصْ َحابِ ْه، َإِ ْق َرؤ ُْالقُرْ اآن
Artinya: ”Bacalah kamusekalian Al Qur’an, karena sesungguhnya Al Qur’an itu akan datang
pada Hari Kiamat sebagai penolong bagi para pembacanya”. (HR. Ahmad dan Muslim).
Sudah sangat jelas sekali pesan dari Rasulullah tersebut tentang syafaat yang akan di berikan Al-
Qur’an di hari kiamat nanti. Maka dari itu, benar benarlah dalam mempelajari ayat Al-Qur’an.
Karena Al-Qur’an merupakan wahyu terbesar dari Rasulullah yang di turunkan secara langsung
kepada diri Rasulullah SAW. Melalui perantara malaikat jibril.
Dengan berbagai hadis yang telah di paparkan tersebut silahkan mulailah untuk menguatkan
iman Anda dan semangat terus untuk mencari ilmu. Karena sesungguhnya jika Kalian mencari
ilmu tidak akan ada yang nama sia-sia. Ilmu apapun selama itu sesuai dengan ajaran Islam itu
ilmu akan berguna dan bermanfaat kelak. Maka dari itu berikut akan di sampaikan beberapa
manfaat ketika Anda mencari ilmu.
Banyak sekali manfaat yang bisa Anda raih ketika Anda mempelajari ilmu dengan sungguh-
sungguh. Terutama ketika Anda telah mengamalkan dari banyak hadis yang telah di paparkan di
atas tersebut. Dari Hadis Menuntut Ilmu di atas jika Anda Amalkan anda akan mendapatkan
banyak sekali manfaatnya. Diantaranya adalah sebagaimana yang akan di paparkan sebagai
berikut ini.
Sudah jelas bahwa orang yang memiliki Hadist Menuntut Ilmu tidak akan buta di dunia ini.
Mereka bisa membedakan mana perbuatan yang boleh di lakukan dan mana yang tidak boleh di
lakukan. Sehingga dengan menuntut ilmu tersebut kehidupan Anda akan terjamin di dunia ini.
Bahkan Allah sendiri di dalam Hadist Menuntut Ilmu tersebut yang akan menjamin kehidupan
Anda. Karena mencari ilmu tersebut sebenarnya tidak mahal biayanya. Namun tergantung dari
keyakinan kita mau atau tidak untuk menjalaninya.
Hal inipun juga sedah jelas sekali di paparkan dalam hadis di atas. Kesuksesan akhiran dengan
ilmu agama akan segera Anda raih. Bahkan ketika Anda telah gugur di tengah proses mencari
ilmu Anda akan di hitung sebagai mati sahit. Dan orang yang mati sahid akan masuk surga tanpa
di hisab sama sekali. Jadi masuk surga dengan cepat sekali. Maka dari itu besemangatlah untuk
mencari ilmu tersebut. Tentunya dengan mengamalkan Hadis Menuntut Ilmu yang telah di
paparkan di atas tersebut.
Maksud dari buta ini adalah buta akan pengetahuan. Artinya orang yang memiliki ilmu pasti
akan di naikkan derajatnya. Sehingga dia akan di hormati meskipun orang yang memiliki ilmu
tidak butuh untuk di hormati. Makanya bersemangatlah terus untuk berproses dalam mencari
ilmu khususnya ilmu Agama.
Demikianlah sedikit uraian tentang keutamaan mencari ilmu. Semoga dengan paparan yang
singkat ini bisa meningkatkan semangat Anda sekalian untuk mencari ilmu Agam yang lebih
bermanfaat kedepannya. Sehingga Anda bisa menjadi orang yang di butuhkan ketika berada di
masyarakat.
Bukan sebagai sampah masyarakat yang hanya membuat gaduh di dalam masyarakat saja.
semoga paparan tentang Hadis Menuntut Ilmu bisa Nada amalakan secara sempurna. Sekian
paparan dari kami, jika Ada kurang lebihnya kami mohon maaf yang sebesar besarnya. Sekian
dan terimakasih atas kunjungannya.
هللا ال ِذ ْينَ ا َمنُوا ِمنـْ ُك ْم ح هَّللا ُ لَ ُك ْم ۖ َوإِ َذاقِي َل ا ْن ُش ُزوافَا ْن ُش ُزوا يَرْ فَ ِع ِ ِيَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَفَ َّسحُوا فِي ْال َم َجال
ِ س فَا ْف َسحُوا يَ ْف َس
ٍ َوالّ ِذ ْينَ اُوتُو ْال ِع ْل َم د ََر َجـ
ت َوهللاُ بِ َما تَعْـ َملُـوْ نَ خَ ـبِيْـر
Artinya :
َو َما َكـانَ ِمنَ ْال ُم ْؤ ِمنُوْ نَ لِيَ ْنفِ ُر َكافّةً فَلَوْ الَنَفَ َر ِم ْن ُك ِّل فَ ِرقَ ٍة ِم ْنهُ ْم طَائِفَةً لِيَتَفَقّهُوأ فِى ال ّدي ِْن َولِيُ ْن ِذرُوْ ا قَوْ ُمهُ ْم اِذأ َر َجعُوْ اِلَ ْي ِه ْم لَ َعلّهُ ْم
َيَحْ َذرُوْ ن
Artinya ;
“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi kemedan perang, mengapa
sebagian diantara mereka tidak pergi untuk memperdalam ilmu pengetahuan agama mereka dan
untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat
menjaga dirinya ”
ك َوحْ يُهُ َوقُلْ َربِّ ِز ْدنِي ِع ْل ًما َ ْجلْ بِ ْالقُرْ آ ِن ِم ْن قَب ِْل أَ ْن يُ ْق
َ ضى إِلَ ْي ُّ ك ْال َح
َ ق َوال تَع ُ ِتَ َعالَى هَّللا ُ ْال َمل
Maka Mahatinggi Allah Raja yang sebenar-benarnya. Dan janganlah engkau (Muhammad)
tergesa-gesa membaca Al Qur’an sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah, “Ya
Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku.”
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-
waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan
rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-
orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran.
َو َم ْن أَ َرا َدهُ َما فَ َعلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم, َو َم ْن أَ َرا َد األَ ِخ َرةَ فَ َعلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم,َم ْن أَ َرا َد ال ُّد ْنيَا فَ َعلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم
“Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki
ilmunya ; dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia
mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia
memiliki ilmu kedua-duanya pula”. (HR. Bukhari dan Muslim)
طلَبُ ْال ِع ْل ِم فَهُ َو فِى َسبِي ِْل هللاِ َحتَّى يَرْ ِج َع
َ َم ْن خ ََر َج فِى
Artinya : ”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah hingga ia
pulang”. (HR. Turmudzi)
َ َـْمَْن َسلَكَ طَ ِِْـْريقًا َْيلتَ ِمسُ فِ ْي ِه ِع ْل ًما َسه ََّل هللاُ لَهُ طَ ِر ْيقًا ِإل َى ْا
لجنَّ ِة (رواه مسلم
Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga (HR Muslim)
) (الطبرانى. َم َجالِسُ ْال ِع ْل ِم: َو َما ِريَاضُ ْال َجنَّ ِة ؟ قَا َل، ِ يَا َرسُوْ َل هَّللا: قَالُوْ ا، اض ْال َجنَّ ِة فَارْ تَعُوْ ا
ِ َإِ َذا َم َررْ تُ ْم بِ ِري
“Apabila kamu melewati taman-taman surga, minumlah hingga puas. Para sahabat bertanya,”Ya
Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman surga itu?” Nabi SAW menjawab,”majelis-majelis
ta’lim/ilmu.” (HR. Al-Thabrani)
“Barangsiapa menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan tunjukkan
baginya salah satu jalan dari jalan-jalan menuju ke surga. Sesungguhnya malaikat meletakan
sayap-sayap mereka sebagai bentuk keridhaan terhadap penuntut ilmu.Sesungguhnya semua
yang ada di langit dan di bumi meminta ampun untuk seorang yang berilmu sampai ikan yang
ada di air.
Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibandingkan dengan ahli ibadah sebagaimana
keutamaan bulan purnama terhadap semua bintang. Dan sesungguhnya para ulama’ adalah
pewaris para Nabi, dan sesungguhnya mereka tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, akan
tetapi mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil bagian ilmu maka sungguh dia telah
mengambil bagian yang berharga.”
َ َر ُج ٌل أَتَاهُ هللاُ َما الً فَ ُِ ّسلطَ ع: الَ َح َس َد إِالَ فِي ْاثنَتَ ْي ِن: قَا َل النَِّب ُي صلى هللا عليه وسلم: ع َْن َع ْب ِد هللاِ ب ِْن َم ْسعُوْ ٍد رضي هللا عنه قَا َل
َلى
)ضى ِبهَا َويُ َعلِ ُمهَا (رواه البجاري ِ َو َر ُج ٌل أَتَاهُ هللاُ ْال ِح ْكمةَ فَهُ َو يَ ْق,ِ ق
ّ في الَح
ِ هَلَ ِكت ِه
Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. Nabi Muhamad pernah bersabda :”Janganlah ingin seperti orang
lain, kecuali seperti dua orang ini. Pertama orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah dan ia
membelanjakannya secara benar, kedua orang yang diberi Allah al-Hikmah dan ia berprilaku
sesuai dengannya dan mengajarkannya kepada orang lain (HR Bukhari)
ُح يَ ْدعُو لَه َ أَوْ َولَ ٍد، أَوْ ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه،اريَ ٍة
ٍ ِصال َ إِاَّل ِم ْن: إِ َذا َماتَ اإْل ِ ْن َسانُ ا ْنقَطَ َع َع ْنهُ َع َملُهُ إِاَّل ِم ْن ثَاَل ثَ ٍة
ِ ص َدقَ ٍة َج
“Apabila manusia telah meninggal dunia maka terputuslah semua amalannya kecuali tiga amalan
: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakan dia.” [HR. Muslim]
) ( البيهقي. اس َع َذابًا يَوْ َم القِيَا َم ِة عَالِ ٌم لَ ْم يَ ْنفَ ْعهُ هَّللا ُ بِ ِع ْل ِم ِه
ِ َّإِ َّن ِم ْن أَ َش ِّد الن
“Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah
menjadikan ilmunya tidak bermanfaat.” (al-Baihaqy)
) ( ابو نعيم. فَإ ِ َّن ِخيَانَةً فِى ْال ِع ْل ِم أَ َش ُّد ِم ْن ِخيَانَ ٍة فِى ْال َما ِل، ض ُك ْم بَ ْعضُا
ُ َوالَ يَ ْكتُ ْم بَ ْع، صحُوْ ا فِى ْال ِع ْل ِم
َ تَنَا
“Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiannya. Sesungguhnya berkhianat
dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya dari pada berkhianat dalam harta.” (Abu Nu’ai)
Hadits Tentang Kebersihan
”An sa’dibni abi waqqasin ’an abihi ’aninnabiyyi sallallahu ’alaihi wasallama innallaha
tayyibun yuhibbuttayyiba nadifun yuhibbunnadifa karimun yuhibbulkarama jawadun
yuhibbuljawada fanaddifu afnaitakum”. (HR. At- Turmudi)
Artinya : ”Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik (dan) menyukai kebaikan, bersih (dan) menyukai
kebersihan, mulia (dan) menyukai kemuliaan, bagus (dan) menyukai kebagusan. Oleh sebab itu,
bersihkanlah lingkunganmu”. (HR. At- Turmudzi)
ٌ ظـ ْيـ
فـ َّ ال يَـ ْدـ ُخـ ُلـ اـ ْلـ َجـ نَّـ ةَـ اِـ
ـالـ نَـ ِـ فـ فَـ تَـ نَـ ظَّـ فُـ ْـوـ اـفَـ اِـ نَّـ هُـ َـ
ظـ ْيـ ٌـ
الـ ُمـ نَـ ِـ اَـ ِـ
ـال ْسـ َـ
Artinya : ”Agama Islam itu adalah agama yang bersih atau suci, maka hendaklah kamu
menjaga kebersihan. Sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang
suci”. (HR. Baihaqiy)
Agama Islam adalah agama yang lurus dan bersih dari ajaran kesesatan. Dengan demikian
pemeluk agama Islam harus memiliki pola perilaku yang bersih dan hati yang suci dari perkara
hawa nafsu. Sebab seseorang yang demikian dijanjikan oleh Allah swt akan masuk surga.
كـ فَـ أَـ َـخـ َذـ هُـ فَـ َشـ َكـ َرـ هللاُــ ٍ ـ بَـ ْيـ نَـ َمـ اـ َرـ ُجـ ٌلـ يَـ ْمـ ِـشـ ىـ بِـ طَـ ِرـ ْيـ: صـ لَّـ ىـ هللاُــ َعـ لَـ ْيـ ِهـ َـوـ َسـ لَّـ َمـ قَـ اـ َلـ
قـ َـوـ َجـ َدـ ُغـ ْـ
صـ َـنـ َشـ ْـوـ ٍـ َ اَـ َّنـ َرـ ُسـ ْـوـ َـلـ هللاِــ
لَـ هُـ فَـ َغـ فَـ َـرـ لَـ هُـ
”Anna rasulallahi sallallahu ’alaihi wasallama qala bainama rajulun yamsyi bitariqin wajada
gusna syaukin fa akhadahu fasyakarallahu lahu fagafaralahu”.(HR. Bukhari)
Artinya : “Bahwsanya Rasulullah saw bersabda, ”Ketika seorang laki-laki sedang berjalan di
jalan, ia menemukan dahan berduri, maka ia mengambilnya (karena mengganggunya). Lalu
Allah swt berterima kasih kepadanya dan mengampuni dosanya”. (HR. Bukhari)
ـ اـلـطَّـ هُـ ْـوـ ُرـ: صـ لَّـ ىـ هللاُــ َعـ لَـ ْيـ ِهـ َـوـ َسـ لَّـ َمـ ـقَـ اـ َلـ َـرـ ُسـ ْـوـ ُلـ هللاِــ َـ: ـال ْشـ َعـ ِرـ يـِّـ قَـ اـ َـلـ صـ ِـمـ ْاـ َـ ِ ثـ ْبـ ِنـ َعـ اـ ِ كـ اـ ْلـ حـاَـ ِرـ َعـ ْـنـ اَـ بِـ ىـ َمـ اـلِـ ْـ
الـ َءـ اـ ْلـ ِمـ ْيـ َـزـ اـ ِنـ َـوـ ُسـ ْبـ َحـ اـ َـنـ هللاِــ َوـ اـ ْلـ َـحـ ْمـ ُدـ ِـ
هللـ تَـ ْمـ الـ َـنـ اَـ ْـوـ تَـ ْمـ َـ
الـ َءـ َمـ اـبَـ ْيـ َـنـ اـلـسـَّـ َمـ اـ ِءـ ـال ْيـ َمـ اـ ِنـ َوـ اـ ْلـ َحـ ْمـ ُدـ ِـ
هللـ تَـ ْمـ َـ ْ َشـ
طـ ُرـ ْاـ ِـ
سـ يَـ ْغـ ُدـ وـ ِ كـ اَـ ُلـ اـلـنـا َّــ َ كـ هُـ َوـ َعـ لَـ ْيـضـ يَـ اـ ٌءـ َوـ اـ ْلـ قُـ ْـرـ أَـ ُـنـ ُحـ جـَّـ ةٌـ لَـ َـ
ِ الـ ةُـ نُـ ْـوـ ٌرـ َوـ اـلـصـَّـ َدـ قَـ ةُـ بُـ ْـرـ هَـ اـ ٌـنـ َوـ اـلـصـَّـ ْبـ ُرـ
ضـ َوـ اـلـصـَّـ َـ ِ ـال ْـرـَـوـ ْاـ َـ
رـوـاـهـ مـسـلـمـ فَـ بَـ اـئِـ ُعـ نَـ ْفـ ِـسـ ِهـ فَـ ُمـ ْعـ تِـ قُـ هَـ اـاَـ ْـوـ ُمـ ْـوـ بِـ قُـ هَـ اـ
“An abi malikilharisibni ‘asimil asy’ariyyi qala qala rasulullahi sallallahu ‘alaihi wasallam
attahuru syatrulimani walhamdulillahi tamla almizani wasubhanalli walhamdulillahi tamla ani
au tamla a ma bainassamai walardi wassalatu nurun wassadaqatu burhanun wassabru diyaun
walqur’anu hujjatun laka huwa ‘alaika alunnasi yagdu fabaiu nafsihi famu’tiquha au
mubiquha”. (HR. Muslim)
Artinya : Dari Abu Malik al-Haris ibn `Asim al-Asya’arie r.a. beliau berkata : Rasulullah saw
telah bersabda : Kebersihan itu sebagian daripada iman. Ucapan zikir Al- Hamdulillah
memenuhi neraca timbangan. Ucapan zikir Subhaanallah dan Al- Hamdulillah kedua-duanya
memenuhi ruangan antara langit dan bumi. Salat itu adalah cahaya. Sedekah itu adalah pelita.
Sabar itu adalah sinaran. Al- Qur’an itu adalah hujah bagimu atau hujah atasmu. Setiap
manusia keluar waktu pagi, ada yang menjual dirinya, ada yang memerdekakan dirinya dan ada
pula yang mencelakakan dirinya. (HR. Muslim)
Iklan
Pengertian Sifat-sifat Allah adalah sifat yang sempurna yang tidak terhingga bagi Allah SWT.
Setiap muslim wajib mengetahui dan beriman kepada sifat-sifat Allah tersebut. Sifat-sifat Allah
ada tiga yaitu sifat yang wajib pada Allah, sifat yang mustahil pada Allah dan sifat yang jaiz
Sifat yang wajib bagi Allah adalah sifat yang wajib ada pada Allah SWT dan sifat itu pasti
dimiliki oleh Allah SWT dan tidak mungkin tidak ada. Sifat yang wajib pada Allah ada 20 yaitu:
4) Mukhalafatuhu lilhawadisi artinya bersalahan Allah Ta’ala bagi segala yang baharu
4) Mumasalatuhu lilhawadisi artinya bersamaan Allah ta’ala bagi segala yang baharu
5) Ihtiyaju ilal mahalli wal mukhassish artinya berhajat Allah pada tempat dan zat
Sifat yang jaiz bagi Allah adalah sifat yang mungkin bagi Allah untuk berbuat sesuatu atau tidak
berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. Artinya Allah berbuat sesuatu tidak ada yang
menyuruh dan tidak ada yang melarang-Nya. Sifat yang Jaiz bagi Allah hanya satu yaitu:
1) Fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu artinya berbuat sesuatu yang mungkin atau meninggalkannya.
Sifat Wajib Allah terbagi 3 yaitu:
1) Sifat Nafsiyyah
Yaitu sifat yang berhubungan dengan Zat Allah swt. Sifat nafsiyah ada satu yaitu Wujud.
2) Sifat Salbiyyah
Yaitu sifat Allah yang menolak sifat-sifat yang tidak sesuai atau tidak layak bagi Allah swt. Sifat
Salbiyah ada 5 yaitu: Qidam, Baqa, Mukhalafatul lil hawaditsi, Qiyamuhu Binafsihi, dan
Wahdaniyyah.
3) Sifat Ma’ani
Yaitu sifat wajib bagi Allah yang dapat digambarkan oleh akal pikiran manusia, serta dapat
meyakinkan orang lain, karena kebenarannya dapat dibuktikan oleh panca indera. Sifat ma’ani
ada 7 yaitu: Qudrah, Iradah, ‘Ilmu, Hayyah, Sama’, Bashar dan Kalam.
4) Sifat Ma’nawiyah
Yyaitu sifat yang berhubungan dengan sifat ma’ani atau keaktifan sifat-sifat tujuh di atas. Sifat
ma’nawiyah ada 7 yaitu: Qadiron, Muridon, ‘Alimon, Hayyon, Sami’on, Bashiron, dan
Mutakallimon.
HOME
PENDIDIKAN
Pengertian Iman Kepada Malaikat – Fungsi, Cara, Hukum, Hikmah, Manfaat, Makalah
Pengertian Iman Kepada Malaikat – Fungsi, Cara, Hukum, Hikmah, Manfaat, Makalah
Michael Putra
Sayanda.com – Pengertian Iman Kepada Malaikat – Fungsi, Cara, Hukum, Hikmah, Manfaat,
Makalah.
Umat Muslim percaya akan malaikat karena pada Al-Quran dituliskan bahwa Allah SWT telah
menciptakan malaikat untuk menjalankan perintah-Nya.
Sebagai umat muslim yang baik, apakah Anda tahu sebenarnya apa yang dimaksud dengan iman
kepada malaikat?
Iman kepada Malaikat adalah meyakini dengan sepenuh hati dengan adanya malaikat ciptaan
Allah SWT, dimana para malaikat tunduk dan patuh kepada perintah-Nya dalam mengurus alam
semesta ini.
Contoh-contoh perilaku beriman kepada malaikat adalah dengan berkata hal-hal yang baik,
saling membantu, selalu menguatkan hal-hal positif yang diridhoi Allah SWT, memotivasi diri
untuk selalu beramal, dan lain lain.
Makalah berikut ini akan membahas pengertian iman kepada malaikat secara lengkap dari segi
fungsi, cara, hukum, hikmah, manfaat, dan juga bertujuan untuk meluruskan segala kepahaman
tentang beriman kepada malaikat yang sering terjadi.
Pada bagian cara beriman kepada malaikat, blog Sayanda juga menambahkan nama-nama
Malaikat dalam Al-Quran.
Table of Contents
Sedangkan secara terminologi, iman dipahami sebagai pembenaran dalam hati, ucapan secara
lisan, dan pembuktian dengan perbuatan. Tiga aspek yang menjadi satu kesatuan tak terpisahkan.
Dari pengertian tersebut, iman kepada malaikat adalah suatu kepercayaan sepenuh hati bahwa
Allah menciptakan malaikat dari cahaya (nur). Indikatornya diucapkan secara verbal dan
diwujudkan dalam amal perbuatan. Rukun iman kedua bagi seorang muslim, setelah percaya
bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa penguasa semesta alam.
Malaikat adalah makhluk gaib yang diciptakan untuk senantiasa mengabdi pada Allah. Makhluk
yang tidak pernah berbuat maksiat, selalu mengerjakan apa yang ditugaskan, tidak angkuh, dan
tidak pernah letih bertasbih kepada-Nya.
Menambah Ketaatan
Malaikat adalah makhluk Allah yang paling taat. Dengan beriman pada malaikat, manusia bisa
mendorong pribadinya untuk turut serta menjadi hamba yang taat, disiplin, dan senantiasa
mendekatkan diri pada sang pencipta.
Menjaga Sikap
Beriman juga berarti mengetahui dan mengenal malaikat. Termasuk mengerti tugas-tugasnya
yang sebagian besar untuk mengawasi manusia. Bila mengingat hal ini akan membuat manusia
untuk lebih berhati-hati menjalani kehidupan. Tujuannya tentu agar terhindar dari dosa dan
pedihnya siksa neraka.
Dua hal yang dinilai cukup sulit dijalankan dalam hidup. Tapi bisa dipelajari dan diamalkan
dengan menegakkan keimanan. Iman yang berarti percaya kerja keras dan amal baik akan
berbuah manis pada waktunya.
Cara Beriman Kepada Malaikat
Cara sederhana
percaya adanya malaikat ialah dengan mengenal dan mengetahui sifat beserta tugas-tugasnya.
Sifatnya seperti, malaikat tidak makan, minum, dan tidur. Mereka juga tak memiliki nafsu dan
hanya menghabiskan waktunya untuk mengabdi pada Allah.
Malaikat memiliki sayap yang jumlahnya berbeda-beda dan bisa menampakkan diri sebagai
manusia, bila memang diperintahkan. Dalam makalah iman kepada malaikat yang dilansir dari
web Academia juga menjabarkan, bahwa malaikat bisa bergerak secepat kilat, tidak memiliki
jenis kelamin, dan adalah hamba Allah yang paling dekat.
Untuk tugas-tugas malaikat banyak dan beragam, karena jumlah malaikat sendiri sangat banyak.
Contohnya malaikat penjaga, malaikat pemohon ampunan, malaikat pendengar, dan masih
banyak lagi. Dari banyaknya malaikat, ada 10 yang memiliki tugas khusus dan wajib dikenal
nama beserta tugasnya. Di antaranya:
Malaikat pencatat: Mencatat perbuatan baik (nama tidak ditetapkan dalam Al-Qur-an)
Malaikat pencatat: Mencatat perbuatan buruk (nama tidak ditetapkan dalam Al-Qur-an)
Cara selanjutnya ialah dengan mengamalkan lewat perilaku sehari-hari. Menurut makalah iman
kepada malaikat di web muslimah, cerminan mukmin yang beriman itu selalu meningkatkan
amal saleh, tidak sombong, dan memiliki jiwa yang tentram.
Terjemahannya ialah Rasul (Muhammad SAW) telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan
kepadanya dari Tuhannya. Demikian juga dengan orang-orang yang beriman. Semua beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya.
(Mereka berkata): “Kami tak membeda-bedakan antara seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan
mereka mengatakan, “kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan dan kepada-Mu
tempat kami kembali.”
Terjemahannya ialah, segala puji bagi Allah yang menciptakan langit dan bumi, yang
menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (mengurus berbagai macam urusan) yang memiliki
sayap dan masing-masing ada yang dua, tiga, dan empat.
Allah menambahkan untuk ciptaan-Nya apa yang dikehendaki. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
Terjemahannya ialah, hai orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.
Penjaganya malaikat yang kasar, keras, dan tak mendurhakai perintah Allah, serta mengerjakan
apa yang diperintahkan.
Hadits
Salah satu hadits riwayat Muslim dan Aisyah menjelaskan, “malaikat itu diciptakan dari cahaya,
sedangkan jin dari nyala api, dan penciptaan Adam dari apa yang telah diterangkan kepadamu
semua (tanah).”
Membentuk jiwa seorang muslim sejati yang benar-benar bertakwa kepada Allah SWT. Ini
karena iman kepada Allah dan iman kepada malaikat merupakan kesatuan yang tak terpisahkan.
Mengontrol tindakan manusia untuk selalu bertindak hati-hati dan berusaha mengamalkan
kebaikan. Ini karena manusia menyadari ada malaikat yang akan mengawasi dan akan mencatat
sekecil apapun tindakan yang dikerjakan. Dengan demikian, manusia yang beriman akan
terhindar dari perbuatan tercela.
Menumbuhkan rasa cinta pada malaikat. Makhluk yang paling dekat dengan Allah, selalu
membantu, dan mendoakan manusia. Rasa cinta yang akan memberikan ketenangan batin dan
kebahagiaan di dunia. Rasa cinta yang akan memicu untuk mencontoh sifat baik malaikat, seperti
bertasbih, mendoakan kebaikan, dan ampunan bagi sesama manusia.
Semakin yakin dan percaya tentang kebesaran Allah SWT. Keyakinan yang membuat manusia
berupaya masuk ke surga lewat kehidupan di dunia. Keyakinan yang pada akhirnya akan
meninggikan dan mengangkat derajat manusia itu sendiri.
Abu A’la Al Maududi, tokoh pembaru dari Pakistan sempat menjelaskan bahwa beriman kepada
malaikat akan membebaskan konsep tauhid dari perbuatan syirik. Pandangan ini sejalan dengan
beberapa hadis Rasulullah yang melarang umatnya menyembah malaikat.
Manfaat beriman kepada malaikat sangat dekat dan erat dengan pedoman menjalankan
kehidupan di dunia.
Contohnya mengerjakan amalan yang tahu akan dilihat, dicatat, dan dibantu doa oleh malaikat.
Beberapa di antaranya:
– Memberikan sedekah
Berkaitan dengan
iman kepada malaikat, ada sejumlah anggapan yang berkembang di masyarakat yang perlu
diluruskan kembali. Anggapan salah yang bisa merusak keimanan, bila salah dipahami. Di
antaranya:
Malaikat bukanlah anak perempuan Allah. Hal ini yang dikatakan kaum musyrik dan telah
dijelaskan dalam Al-Quran surat An-Nahl (16) ayat 57.
Menamakan para malaikat dengan nama yang tidak ditetapkan di Al-Quran dan tidak
disampaikan Rasulullah SWT.
Mengatakan malaikat adalah pembantu Allah. Pandangan ini seperti menyamakan Allah dengan
makhluk lain yang membutuhkan pembantu untuk mengerjakan tugasnya.
Beranda
Rohis
Materi PAI
Ibadah
Renungan
Software
Infak
A. Pengertian Iman
Menurut bahasa, iman berasal dari bahasa Arab yaitu إِ ْي َمان- ُ ي ُْؤ ِمن- َأَ َمن artinya “membenarkan”.
Sedangkan menurut istilah, iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan
diamalkan dengan perbuatan / amal, seluruh ajaran dan perintah Allah SWT dalam kehidupan
sehari hari.
Kitab Allah ialah wahyu Allah SWT yang disampaikan kepada para Rasul untuk diajarkan
kepada umat manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.Tujuan Allah menurunkan kitab-
kitab itu agar digunakan sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia menuju jalan hidup yang
benar dan diridhai-Nya. Jadi, iman kepada kitab-kitab Allah SWT adalah mempercayai dan
meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT. telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada
rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan dan diajarkan kepada umat manusia.
C. Suhuf
Selain kitab-kitab, di dalam al-Quran disebutkan adanya Suhuf atau Sahifah (halaman), yang
berjumlah seratus Sahifah. Suhuf adalah firman Allah swt. yang diturunkan kepada para Nabi
atau rasul-Nya yang berisi hukum-hukum dasar sebagai petunjuk dan pedoman dalam
menjalankan agama-Nya. Sahifah ini diberikan Allah SWT kepada tiga orang Nabi-Nya, masing-
masing dengan rincian sebagai berikut:
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT. merupakan rukun iman yang ketiga. Umat Islam wajib
percaya dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa semua kitab yang telah diturunkan Allah
SWT.kepada para Rasul-Nya pasti benar. Firman Allah swt.:
Wahai orang-orang yang beriman! Te-taplah beriman kepada Allah dan Ra-sul-Nya
(Muhammad) dan kepada Ki-tab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepa-da Rasul-Nya, serta kitab
yang ditu-runkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat
jauh.”(Qs.An-Nisa’:136)
Artinya:
“Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan
apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap
kitab-kitab yang lain itu. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang
terang, niscaya Allah menghendaki niscaya kamu dijadikan satu umat saja, tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah bebuat kebajikan.
Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya….(al-Maidah :48)
Kitab-kitab yang dimaksud dalam ayat di atas berisi peraturan, ketentuan, perintah dan larangan
yang dijadikan pedoman bagi umat manusia dalam menjalankan kehidupan agar tercapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Kitab-kitab Allah swt. diturunkan pada masa yang
berlainan, namun di dalamnya terkandung ajaran pokok yang sama, yaitu ajaran tauhid atau
ajaran tentang keesaan Allah swt. Yang berbeda hanyalah dalam hal syariat yang disesuaikan
dengan zaman dan keadaan umat pada waktu itu.
Di antara kitab-kitab Allah swt. yang wajib kita imani ada empat (4) yaitu:
1. Kitab Taurat
Kitab Taurat diwahyukan Allah swt. kepada nabi Musa a.s. sebagai pedoman hidup bagi kaum
Bani Israil.
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada )petunjuk dan
cahaya(yang menerangi)”….( Q.S Al-Ma’idah: 44)
Taurat asli yang berisikan akidah dan hukum-hukum syariat sudah tidak ada lagi. Yang beredar
di kalangan orang-orang Yahudi saat ini bukanlah Taurat asli, melainkan palsu. Sebab, mereka
telah melakukan perubahan-perubahan isinya (ajarannya). Para ulama pun sepakat bahwa taurat
yang murni sudah tidak ada lagi. Taurat yang beredar saat sekarang lebih tepat dikatakan sebagai
karangan atau tulisan orang-orang Yahudi pada waktu dan masa yang berbeda.
Allah berfirman:
ِ ِمنَ الَّ ِذ ْينَ هَا ُدوْ ا يُ َحرِّ فُوْ نَ ْال َكلِ َم ع َْن َم َو
……اض ِع ِه
2. Kitab Injil
Kitab Injil diwahyukan oleh Allah swt. kepada Nabi Isa a.s. Kitab Injil yang asli memuat
keterangan-keterangan yang benar dan nyata yaitu perintah-perintah Allah SWT agar manusia
mengesakannya dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, juga menjelaskan bahwa di
akhir zaman akan lahir Nabi yang terakhir.
Kitab Injil yang beredar sekarang hanyalah hasil pikiran manusia bukan wahyu Allah . Misalnya
Kitab Injil matius, Injil lukas dan Injil Johanes. Antar Injil tersebut banyak terdapat perbedaan
dan bahkan bertentangan. Menurut para ahi, isi dari kitab Injil adalah biografi Nabi isa a.s. dan
keyakinan yang ada di dalam ajarannya merupakan pikiran paulus, bukan pendapat orang-orang
harawi (pengikut-pengikut nabi isa a.s.) . Ada juga yang dinamakan Injil Bernabas, oleh para
ulama dianggap sesuai dengan ajaran tauhid. Namun Injil jenis ini tidak dipakai oleh orang-orang
Kristen (Nasrani). Dengan demikian, yang wajib dipercayai oleh umat islam hanyalah Injil yang
diturunkan Allah SWT.kepada nabi isa a.s.
Artinya: “Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) kitab Injil sedang didalamnya (ada)
petunjuk dan cahaya (yang menerangi)”…(al-Maidah 46)
3. Kitab Zabur
Kitab zabur diwahyukan Allah swt. Kepada nabi Daud a.s. Nabi Daud hanya diperintahkan oleh
Allah SWT untuk mengikuti syariat Nabi Musa. Maka pokok ajaran kitab Zabur berisi tentang
zikir, nasehat dan hikmah tidak memuat syariat.
4. Kitab al-Quran
Al-Quran diturunkan Allah swt.kepada Nabi Muhammad saw. Melalui malaikat Jibril itu tidak
sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur, yang waktu turunnya selama 22 tahun 2 bulan 22
hari. Terdiri dari 30 juz, 114 surat, 6236 ayat ( menurut riwayat hafsh ) , 74.437 kalimat, dan
325.345 huruf. Turunnya al-Quran disebut Nuzulul Quran. Wahyu pertama berupa surat
Al-‘Alaq ayat 1-5, diturunkan pada malam 17 Ramadhan tahun 610 m. Di Gua Hira ketika Nabi
Muhammad sedang berkhalwat. Pada saat itu pula Nabi Muhammad saw. dinobatkan sebagai
Rasulullah atau utusan Allah swt. untuk menyampaikan risalahNya kepada seluruh umat.
Sedangkan ayat yang terakhir turun adalah surat al-Maidah ayat 3, ayat tersebut turun pada
tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 hijriyah di padang ‘Arafah ketika beliau sedang menunaikan haji
wada’ (haji perpisahan), karena beberapa hari sesudah menerima wahyu tersebut nabi
Muhammad saw wafat. Al-Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Sebahagian isinya
menghapus sebahagian syari’at yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya
dengan hukum yang sesuai dengan hukum syariat yang sesuai dengan perkembangan zaman. Al-
Quran merupakan kitab suci terlengkap dan abadi sepanjang masa , berlaku bagi semua umat
manusia sampai akhir zaman, serta pedoman dan petunjuk bagi manusia dalam menjalankan
kehidupan di dunia agar tercapai kebahagiaan di akhirat. Oleh karena itu,sebagai muslim kita
tidak perlu meragukannya sama sekali. Firman Allah:
Artinya: “Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya,petunjuk bagi orang-orang yang
bertakwa”.(Qs.al-Baqarah:2)
3. Akhlak seorang hamba kepada khaliq, kepada sesama manusia dan alam sekitarnya
6. Kisah kisah nabi dan rasul, orang-orang shaleh dan orang-orang yang inkar
7. Ilmu pengetahuan.
1. Al-Quran sebagai kitab suci yang terakhir dan terjamin keasliannya. Al-Quran sebagai kitab
suci yang terakhir selalu dijaga kemurnian dan keasliannya oleh Allah swt. sampai akhir zaman.
2. Al-Quran memiliki isi kandungan yang paling lengkap dan sempurna. Isi al-Quran mencakup
segala aspek kehidupan manusia.
3. Al-Quran tidak dapat ditiru dan dimasuki oleh ide-ide manusia yang ingin menyimpangkannya
karena Allah swt. yang selalu memeliharanya.Allah swt. Berfirman:
ْض ظَ ِه ْيرًا ُ ت ْا ِإل ْنسُ َو ْال ِج ُّن َعلَى أَ ْن يَّأْتُوْ ا بِ ِم ْث ِل هَ َذا ْالقُرْ أَنَ الَ ْيَأتُوْ نَ بِ ِم ْثلِ ِه َولَوْ َكانَ بَ ْع
ٍ ضهُ ْم لِبَع ِ قُلْ لَئِ ِن اجْ تَ َم َع
Artinya: “Katakanlah, sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia.
Sekalipun sebahagian mereka menjadi pembantu bagi sebahagian yang lainnya.”( Qs.al-Isra’88)
4. Al-quran isinya sesuai dengan perkembangan zaman, berlaku sepanjang masa dan untuk
seluruh umat manusia.
5. Membaca dan mempelajari isi al-Quran adalah ibadah. Masih banyak keistimewaan al-Quran
dibanding dengan kitab-kitab sebelumnya.
Oleh karena itu, sebagai kitab suci umat Islam, kita harus berusaha mempelajari dan mengkaji al-
Quran dengan sungguh-sungguh, insya Allah akan diperoleh berbagai keuntungan untuk hidup di
dunia dan di akhirat. Karena dengan hanya membaca saja sudah merupakan ibadah kepada Allah
apalagi jika kita dapat memahami dan mengamalkannya.
Artinya: “atas engkau membaca al-Quran adalah cahaya bagimu dibumi dan simpananmu
dilangit.”(HR. Ibn Majah)
Dengan membaca dan mempelajari dan menggali isi kandungan ilmu pengetahuan yang ada
dalam al-Quran,akan:
– Menghilangkan kegelisahan bathin, bahkan penyakit jiwa yang erat kaitannya dengan penyakit
jasmani.
– Meningkatkan kesadaran bahwa apa yang diperbuat di atas dunia ini akan dipertanggung
jawabkan di akhirat kelak.
– Menjadikan al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman hidup ini, dan jangan berpedoman dengan
yang lainnya,
– Berusaha untuk selalu menghormati, memuliakan dan menjunjung tinggi kitab suci al-Quran.
– Senantiasa membaca al-Quran dalam segala kesempatan di kala suka maupun duka.
Mempertebal keimanan kepada Allah swt. Karena banyak hal-hal kehidupan manusia yang tidak
dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan akal manusia, maka kitab-kitab Allah mampu
menjawab permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan manusia, baik yang
nampak maupun yang gaib.
Memperkuat keyakinan seseorang kepada tugas Nabi Muhammad saw. Karena dengan meyakini
kitab-kitab Allah swt. Maka akan percaya terhadap kebenaran al-Quran dan ajaran yang dibawa
oleh nabi Muhammad saw.
Menambah ilmu pengetahuan. Karena di dalam kitab-kitab Allah, di samping berisi tentang
perintah dan larangan Allah, juga menjelaskan tentang pokok-pokok ilmu pengetahuan untuk
mendorong manusia mengembangkan dan memperluas wawasan sesuai dengan perkembangan
zaman.
Menanamkan sikap toleransi terhadap agama lain. Karena dengan beriman kepada kitab-kitab
Allah maka umat Islam akan selalu menghormati dan menghargai orang lain. Hal ini sesuai
dengan apa yang dijelaskan dalam al-Quran dan hadits.
Kesimpulan :
Iman kepada kitab Allah swt. adalah rukun iman yang ketiga.
Pengertian Iman kepada kitab Allah swt adalah meyakini dan membenarkan bahwa Allah swt
telah menurunkan Wahyu-Nya kepada para Rasul, yang termuat di dalam Kitab-kitabNya.
(Taurat, Zabur, Injil dan al-Quran).
Isi pokok dari semua kitab Allah swt ini sama yaitu bertauhid dan mengesakan Allah swt.
Kitab al-Quran memiliki keistimewaan dibanding kitab yang lainnya, di antara keistimewaan itu
adalah, bahwa: – Al-Quran berlaku untuk seluruh umat manusia – Al-Quran terjamin
pemeliharaannya sampai akhir zaman.
Fungsi utama beriman kepada kitab Allah swt adalah sebagai pedoman bagi umat manusia untuk
memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Wallahuaklam.
Iklan
Top of Form
Bottom of Form
Top of Form
Bottom of Form
Aqidah
Akhlak Islami
Fikih
Keluarga
Parenting
Kisah
Kesehatan
Beriman kepada Nabi dan Rasul termasuk ushul (pokok) iman. Oleh karena itu, kita harus
mengetahui bagaimana beriman kepada Nabi dan Rasul dengan pemahaman yang benar
20 12611 61
Mungkin ada diantara kita yang merasa cukup dengan apa yang telah dipelajari selama ini dari
bangku SD hingga bangku SMA (bahkan bangku perkuliahan) atau merasa tidak ada yang perlu
dibahas lagi, sudah tahu bahwa Nabi itu ada 25, sifat nabi yang wajib ada 4, shidiq, fatonah,
amanah, dan tabligh. Jika demikian pemahamanmu wahai saudariku, maka kebutuhanmu
semakin besar dalam membaca tulisan kali ini, sehingga dengan izin Allah, engkau akan
menyadari makna dan konsekuensi yang benar dari pernyataan keimananmu kepada Nabi dan
Rasul-Nya ‘alaihimush shalatu wassalam.
Nabi dalam bahasa Arab berasal dari kata naba. Dinamakan Nabi karena mereka adalah orang
yang menceritakan suatu berita dan mereka adalah orang yang diberitahu beritanya (lewat
wahyu). Sedangkan kata rasul secara bahasa berasal dari kata irsal yang bermakna membimbing
atau memberi arahan. Definisi secara syar’i yang masyhur, nabi adalah orang yang mendapatkan
wahyu namun tidak diperintahkan untuk menyampaikan sedangkan Rasul adalah orang yang
mendapatkan wahyu dalam syari’at dan diperintahkan untuk menyampaikannnya (*). Sebagian
ulama menyatakan bahwa definisi ini memiliki kelemahan, karena tidaklah wahyu disampaikan
Allah ke bumi kecuali untuk disampaikan, dan jika Nabi tidak menyampaikan maka termasuk
menyembunyikan wahyu Allah. Kelemahan lain dari definisi ini ditunjukkan dalam hadits dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Ditampakkan kepadaku umat-umat, aku melihat seorang nabi dengan sekelompok orang
banyak, dan nabi bersama satu dua orang dan nabi tidak bersama seorang pun.” (HR. Bukhori
dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi juga menyampaikan wahyu kepada umatnya. Ulama lain
menyatakan bahwa ketika Nabi tidak diperintahkan untuk menyampaikan wahyu bukan berarti
Nabi tidak boleh menyampaikan wahyu. Wallahu’alam. Perbedaan yang lebih jelas antara Nabi
dan Rasul adalah seorang Rasul mendapatkan syari’at baru sedangkan Nabi diutus untuk
mempertahankan syari’at yang sebelumnya.
Ketahuilah saudariku! Beriman kepada Nabi dan Rasul termasuk ushul (pokok) iman. Oleh
karena itu, kita harus mengetahui bagaimana beriman kepada Nabi dan Rasul dengan
pemahaman yang benar. Syaikh Muhammad ibn Sholeh Al Utsaimin menyampaikan dalam
kitabnya Syarh Tsalatsatul Ushul, keimanan pada Rasul terkandung empat unsur di dalamnya
(*).
(*) Perlu diperhatikan bahwa penyebutan empat di sini bukan berarti pembatasan bahwa hanya
ada empat unsur dalam keimanan kepada nabi dan rosul-Nya.
Mengimani bahwa Allah benar-benar mengutus para Nabi dan Rasul. Orang yang mengingkari –
walaupun satu Rasul – sama saja mengingkari seluruh Rasul. Allah ta’ala berfirman yang
artinya, “Kaum Nuh telah mendustakan para rasul.” (QS. Asy-Syu’araa 26:105). Walaupun
kaum Nuh hanya mendustakan nabi Nuh, akan tetapi Allah menjadikan mereka kaum yang
mendustai seluruh Rasul.
Mengimani nama-nama Nabi dan Rasul yang kita ketahui dan mengimani secara global nama-
nama Nabi dan Rasul yang tidak ketahui. – akan datang penjelasannya –
Mengamalkan syari’at Nabi dimana Nabi diutus kepada kita. Dan penutup para nabi adalah Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang beliau diutus untuk seluruh umat manusia.
Sehingga ketika telah datang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka wajib bagi
ahlu kitab tunduk dan berserah diri pada Islam Sebagaimana dalam firman-Nya yang
artinya, “Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim
terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka
sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya.” (QS. An-NisaA’ 4:65)
Ketahuilah saudariku, jumlah Nabi tidaklah terbatas hanya 25 orang dan jumlah Rasul juga tidak
terbatas 5 yang kita kenal dengan nama Ulul ‘Azmi. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Dzar
Al-Ghifari, ia bertanya pada Rasulullah, “Ya Rasulullah, berapa jumlah rasul?”,
Nabi shallallahu’alaihiwasallam menjawab, “Tiga ratus belasan orang.” (HR. Ahmad
dishahihkan Syaikh Albani). Dalam riwayat Abu Umamah, Abu Dzar bertanya, “Wahai
Rasulullah, berapa tepatnya para nabi?”,
Nabi shallallahu’alaihiwasallam menjawab, “124.000 dan Rasul itu 315 orang.” Namun
terdapat pendapat lain dari sebagian ulama yang menyatakan bahwa jumlah Nabi dan Rasul tidak
dapat kita ketahui. Wallahu’alam.
Oleh karena itulah, walaupun dalam Al-Qur’an hanya disebut 25 nabi, maka kita tetap
mengimani secara global adanya Nabi dan Rasul yang tidak dikisahkan dalam Al-Qur’an. Allah
ta’ala berfirman yang artinya, “Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul
sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada
yang tidak Kami ceritakan kepadamu.” (QS. Al-Mu’min 40:78). Selain 25 nabi yang telah
disebutkan dalam Al-Qur’an, terdapat 2 nabi yang disebutkan Nabi shalallahu’alaihiwasalam,
yaitu Syts dan Yuusya’.
Berkenaan dengan tiga nama yang disebut dalam Al-Qur’an yaitu Zulkarnain, Tuba’ dan Khidir
terdapat khilaf (perbedaan pendapat) di kalangan ulama apakah mereka Nabi atau bukan. Akan
tetapi, untuk Zulkarnain dan Tuba’ maka yang terbaik adalah mengikuti
Rasulullah shalallahu’alaihiwasalam, Beliau shalallahu’alaihiwasalam bersabda, “Aku tidak
mengetahui Tubba nabi atau bukan dan aku tidak tahu Zulkarnain nabi atau bukan.” (HR.
Hakim dishohihkan Syaikh Albani dalam Shohih Jami As Soghir). Maka kita
katakan wallahu’alam. Untuk Khidir, maka dari ayat-ayat yang ada dalam surat Al-Kahfi, maka
seandainya ia bukan Nabi, maka tentu ia tidak ma’shum dari berbagai perbuatan yang dilakukan
dan Nabi Musa ‘alaihissalam tidak akan mau mencari ilmu pada Khidir. Wallahu’alam.
Allah mengutus pada setiap umat seorang Rasul. Walaupun penerapan syari’at dari tiap Rasul
berbeda-beda, namun Allah mengutus para Rasul dengan tugas yang sama. Beberapa diantara
tugas tersebut adalah:
Menyampaikan risalah Allah ta’ala dan wahyu-Nya.
Terdapat berbagai pemahaman yang salah dalam hal keimanan pada Nabi dan Rasul-
Nya ‘alaihisholatu wassalam. Beberapa di antara kesalahan itu adalah:
Memberikan sifat rububiyah atau uluhiyah pada nabi. Ini adalah suatu kesalahan yang banyak
dilakukan manusia. Mereka meminta pertolongan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam ketika telah wafat, menyebut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam cahaya di atas cahaya
(sebagaimana kita dapat temui dalam sholawat nariyah) dan sebagainya yang itu merupakan hak
milik Allah ta’ala semata. Nabi adalah manusia seperti kita. Mereka juga merupakan makhluk
yang diciptakan Allah ta’ala. Walaupun mereka diberi berbagai kelebihan dari manusia biasa
lainnya, namun mereka tidak berhak disembah ataupun diagungkan seperti pengagungan pada
Allah ta’ala. Mereka dapat dimintai pertolongan dan berkah ketika masih hidup namun tidak
ketika telah wafat.
Menyatakan sifat wajib bagi Nabi ada 4, yaitu shidiq, amanah, fatonah dan tabligh. Jika maksud
pensifatan ini untuk melebihkan Nabi di atas manusia lainnya, maka sebaliknya ini merendahkan
Nabi karena memungkinkan Nabi memiliki sifat lain yang buruk. Yang benar adalah Nabi
memiliki semua sifat yang mulia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya
kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”(QS. Al-Qolam 68:4) Mustahil bagi orang yang
akan memperbaiki akhlak manusia tapi memiliki akhlak-akhlak yang buruk dan yang lebih
penting lagi, pensifatan ini tidak ada dasarnya dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Mendapatkan wahyu.
Kebutuhan manusia pada para Nabi dan Rasul-Nya adalah sangat primer. Syaikhul Islam Ibn
Taimiyah mengatakan, “Risalah kenabian adalah hal yang pasti dibutuhkan oleh hamba. Dan
hajatnya mereka pada risalah ini di atas hajat mereka atas segala sesuatu. Risalah adalah
ruhnya alam dunia ini, cahaya dan kehidupan. Lalu bagaimana mau baik alam semesta ini jika
tidak ada ruhnya, tidak ada kehidupannya dan tidak ada cahayanya.”
Demikianlah saudariku. Kita mengetahui kebutuhan hamba akan risalah yang disampaikan oleh
Rasul-Nya sangatlah besar. Karena tidaklah seorang hamba dapat melaksanakan ibadah yang
dicintai dan diridhoi oleh Allah ta’ala kecuali dengan pengajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Dan dengan diutusnya para Rasul ini, kita mengetahui bahwa Allah menyayangi dan
memberi pertolongan pada hambanya. Oleh karena itulah kita wajib bersyukur dengan nikmat
yang besar ini. Wallahu ‘alam.
Iman Kepada Hari Akhir - Pernahkah anda membayangkan terjadinya hari kiamat? Hari
kiamat merupakan peristiwa yang amat dahsyat dan mengerikan. Pada hari itu semua lupa akan
sahabat saudara bahkan kedua orang tuanya akibat dahsyatnya hari itu. Dikisahkan dalam surah
Az-Zalzalah ayat 1-5 gunung-gunung di terbangkan bagaikan kapas, manusia berterbangan
bagaikan laron. Walaupu kita tidak mengetahui secara pasti tentang kapan datangnya hari
kiamat, namun kita dapat mengetahui dari tanda-tanda besar datangnya hari kiamat. Meyakini
dan mempercayai akan datangnya hari kiamat termasuk dalam rukun iman yang berjumlah 6.
Secara istilah iman berarti keyakinan atau kepercayaan seseorang yang ditetapkan dalam
hati, diucapkan melalui lisan dan di buktikan secara perbuatan. Jadi , Iman kepada hari akhir
adalah percaya dengan yakin bahwa seluruh alam semesta dan segala isinya suatu saat akan
mengalami kehancuran dan setelah kehidupan di dunia akan ada kehidupan yang kekal abadi.
Allah berfirman : Semua yang ada di bui akan binasa (Q.s Ar Rahman:26)
Kepercayaan pada hari akhir termasuk masalah sam'iyyat , yaitu masalah yang hanya kita ketahui
dan percaya berdasarkan pemberitaan Al-quran dan hadis semata dan tidak dapat dibuktikan
dengan panca indra.
Banyak ayat ayat Al-Qur'an yang menceritakan tentang peristiwa akan datangnya hari
kiamat, dan kejadian-kejadian yang akan di alami oleh manusia setelah hari kiamat. Adapun
firman Allah yang menyebutkan hari akhir antara lain sebagai berikut.
ت األرْ ضُ أَ ْثقَالَهَا
ِ َوأَ ْخ َر َج
Artinya :
Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat) , dan bumi telah mengeluarkan
beban-beban berat (yang dikandung) nya , dan manusia bertanya : ''Mengapa bumi (menjadi
begini) , pada hari itu bumi menceritakan beritanya, Karena sesungguhnya Tuhanmu telah
memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya, pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya
dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan
mereka, barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar zarah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya, dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarrah pun ,niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula.
ِ َْالق
ُار َعة
ِ ََما ْالق
ُار َعة
Artinya:
1. Hari kiamat
2. apakah hari kiamat itu?
3. tau kah kamu apakah hari kiamat itu?
4. Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran
5. dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang berhambur-hamburan
3. Macam-macam Kiamat
Diriwayatkan dari Huzaifah bin Usaid al-Ghifari ra. berkata : Nabi Muhammad saw, pernah
menghampiri kami, sedangkan kami sedang membicarakan masalah tanda-tanda hari kiamat. lalu
Rasulullah bertanya : '' Apa yang kalian sedang bicarakan?'' para sahabat menjawab :'' Kami
sedang memikirkan masalah hari kiamat." Rasulullah bersabda : ''Sesungguhnya hari kiamat itu
tidak akan terjadi hingga kalian mendapatkan 10 tanda - tandanya"
Kemudian Rasulullah menyebutkan tanda-tanda hari kiamat satu per satu. : '' Datangnya
asap, Dajjal , Bintang bintang melata , terbitnya matahari dari barat , turunnya Nabi Isa As
bin Maryar , munculnya yakjuj dan makjuj , terjadinya 3 kali gerhana , gerhana di timur ,
gerhana di barat , dan gerhana di dataran jazirah Arab, dan yang terakhir adalah munculnya
api dari Yaman yang meng-giring manusia."
Iman kepada qada dan qadar termasuk rukun Iman yang ke-
enam dan harus diyakini kebenarannya oleh setiap muslimin dan muslimat. Iman kepada qada
dan qadar dalam kehidupan sehari-hari lebih popular dengan sebutan takdir. Iman kepada Qada
dan Qadar artinya percaya dan yakin bahwasahnya Allah SWT memiliki kehendak, keputusan
dan ketetapan atas semuanya makhlukNya termasuk segala sesuatu meliputi semua kejadian
yang menimpa seluruh makhluk hidup, termasuk manusia dan benda-benda yang ada di alam
semesta. Kejadian itu bisa berupa hidup atau mati, baik atau buruk, kemunculan atau
kemusnahan. Sedangkan menurut bahasa pengertian qada dan qadar adalah sebagai berikut :
Arti Qada
Qada berarti hukum atau keputusan ( Q.S. Surat An- Nisa’ ayat 65 )
Arti Qadar
Qadar berarti mengatur atau menentukan sesuatu menurut batas-batasnya ( Q.S. Surat Fussilat
ayat 10 )
Qadar berarti kekuasaan atau kemampuan ( Q.S. Surat Al- Baqarah ayat 236 )
Qadar berarti perwujudan kehendak Allah swt terhadap semua makhluk-Nya dalam bentuk-
bentuk batasan tertentu ( Q.S. Al- Qomar ayat 49
Dengan kata lain Qada dan Qadar, adalah sama-sama merupakan ketetapan, keputusan, kehendak
Allah SWT atas seluruh Makhluk-Nya. Sebagaian pendapat mengatakan Qada adalah ketetapan
Allah SWT yang akan terjadi . Sedangkan Qadar, ketetapan Allah SWT yang telah terjadi atas
makhluk-Nya.
Seorang muslim yang percaya akan adanya ketentuan Allah swt pastinya memiliki
tingkat ketaatan yang tinggi. Karena ketentuan Allah swt menyangkut hidup di dunia dan di
akherat. Adapun ciri-ciri orang yang beriman kepada qada dan qadarnya Allah swt adalah :
Mentaati perintah Allah swt dan menjauhi serta meninggalkan segala larangan Allah swt
Mengisi kehidupan di dunia dengan hal-hal positif untuk mencapai kebahagiaan hidup di akherat
memperhatikan dan merenungkan kekuasaan dan kebesaran Allah swt
Qada dan qadar merupakan satu kesatuan. Qada merupakan ketentuan, kehendak dan kemauan
Allah swt. Sedangkan Qadar merupakan perwujudan dari kehendak Allah swt. Qada
bersifat qodim (lebih dahulu ada), sedangkan qadar bersifat hudus (baru). Seorang ahli bahasa
Al- Qur’an, Imam Ar- Raqib mengatakan bahwa Allah swt menakdirkan segala sesuatu dengan
dua macam cara yaitu : memberikan qudrah atau kekuatan dan membuat ukuran serta cara-cara
tertentu. Qada dan qadar biasa dikenal dengan sebutan taqdir Allah swt.
1. Taqdir muallaq yaitu qada dan qadarnya Allah yang masih digantungkan pada usaha atau
ikhtiar manusia. Suatu contoh seseorang ingin kaya, pintar, sehat dan lain lain ini harus melalui
proses usaha untuk mencapai tujuan tersebut. Sesuatu yang tidak mungkin semuanya itu
diperoleh tanpa adanya ikhtiar. Sebagaimana firman Allah swt berikut :
Artinya : “Dan bahwasannya seseorang itu tidak memperoleh selain apa yang diusahakan. Dan
bahwasannya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya, kemudian akan diberi balasan
yang paling sempurna”. (QS. An- Najm : 53/39-40)
Uط
ِ Uُ فU ْـUنUَ أUِ بU اU َمU اUوUْ U ُرUِّ يU َغUُ يU ىUَّU تUحUَ UمUٍ UوUْ Uَ قUِ بU اU َمU ُرUِّ يU َغUـUُ يUال
U ْمU ِهUس Uَ UUَن هللا
UَّU Uِا
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan (nasib) suatu bangsa sehingga
bangsa itu mau mengubah keadaan (nasib) yang ada pada mereka sendiri”. (QS. Ar- Ra’du :
13/11)
2. Taqdir mubrom yaitu qada dan qadarnya Allah swt yang sudah tidak dapat diubah lagi oleh
manusia, walau ada ikhtiar dan tawakkal. Sebagaimana firman Allah swt berikut :
Artinya : “Dan tiap-tiap umat memiliki. Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak
dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya”. (QS. Surat
Al- A’raf : 7/34)
Semua yang kamu lakukan selanjutnya harus dipasrahkan kepada Allah swt, karena Allah swt
adalah zat yang mengatur dan menentukan segala sesuatunya. Sebagaimana firman Allah swt
berikut :
U َنU ْيUِ نU ِمUؤUْ U ُمU ْمUُ تU ْنU ُكUنUْ Uِ اU اUوUْ Uُ لU َّكUوUَ UَتUـUَ فUUِ هللاUى
Uَ U لU َعU َو
Artinya : “Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang
yang beriman”. (QS. Al- Maidah : 5/23)
Mendidik manusia untuk senantiasa berusaha / ikhtiar ( Q.S. Ar Ra’du ayat 11 dan An Najm ayat
39 – 42 )
Mendidik manusia untuk senantiasa sabar dan tawakal ( Q.S. Al Baqarah ayat 155 – 156 dan Ali
Imran ayat 159 )
Mendidik manusia untuk tidak besikap sombong /takabur ( Q.S. Lukman ayat 18 )
Haris adalah seorang murid yang cerdas. Ia jarang belajar dalam jangka waktu yang lama. Ia
belajar hanya beberapa menit sebelum waktu ulangan dimulai. Ketika menerima hasil
ulangannya ia mendapatkan nilai yang memuaskan.
Ketika kelas VII SMP Zahid adalah siswa yang berprestasi biasa saja. Namun berkat
ketekunannya ia mampu mengejar ketertinggalan dari teman-temannya. Akhirnya pada waktu
ujian akhir sekolah ia mampu menjadi yang terbaik.
Zidane berusia 13 tahun. Sekarang ia duduk di kelas VII. Kehidupan zidane masih panjang
berdasarkan usia hidup rata-rata penduduk Indonesia yaitu sekitar 64 tahun. Menginjak usia yang
ke 15, ia menderita sakit keras. Berbagai model pengobatan telah dijalaninya. Namun akhirnya ia
meninggal dunia.
Tambahan
Dalam kehdupan kita pernah mendengar istilah Sunnatullah. Sunnatullah berasal dari kata bahasa
arab sunnah yang artinya bersinonim dengan kata tariqah berarti jalan yang dilalui. Kemudian
kata tersebut digabung dengan lafadz Allah swt sehingga menjadi kata
majemuk Sunnatullah. Sunnatullah berarti ketentuan-ketentuan atau hukum Allah swt yang
berlaku atas segenap alam dan berjalan secara tetap dan teratur.
Contohnya adalah api yang sifatnya panas dan membakar, air yang sifatnya membasahi dan
mencari tempat yang rendah. Sifat seperti itu tetap dimanapun dan kapanpun. Sunnatullah terdiri
dari dua macam yaitu :
A. Tawaduk
1. Pengertian Tawaduk
Tawaduk artinya sifat rendah hati, tidak takabur/sombong atau angkuh atas kelebihan yang telah
Allah SWT berikan kepadanya. Firman Allah SWT :
ضـ هَـ ۡـوـ ۬ـنًـ اـ َوـ إِـ َذـ اـ َخـ اـطَـ بَـ هُـ ُمـ ٱـۡـلـ َـجـ ٰـ ِهـ لُـ وـ َـنـ قَـ اـلُـ وـ ْاـ َسـ لَـ ٰـ ۬ـ ًمـ اـ أۡل
ِ َـوـ ِـعـ بَـ اـ ُدـ ٱـلـرـَّـ ۡـحـ َمـ ٰـ ِنـ ٱـلَّـ ِذـ يـ َـنـ يَـ ۡـمـ ُشـ وـ َـنـ َعـ لَـ ىـ ٱـ َـ ۡـرـ
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas
bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan
kata-kata (yang mengandung) keselamatan. ( Q.S. Al Furqan ayat 63 )
2. Contoh Tawaduk
B. Taat
1. Pengertian Taat
Taat artinya patuh, tunduk terhadap perintah Alah SWT. Yang diwujudkan dalam bentuk
menjalankan perintah-Nya menjauhi larangan-Nya. Selaian kepada Allah SWT, manusia juga
diharuskan taa kepada para rasul dan Ulil Amri ( Para Pemimpin ). Firman Allah SWT
َـ ۡـمـ ِرـ ِمـ نـ ُكـ ۡ ۖمــ فَـ إِـ نـ تَـ نَـ ٰـ َـزـ ۡـعـ تُـ ۡـمـ فِـ ىـ َشـ ۡـىـ ٍ۬ـءـ فَـ ُـرـ ُّدـ وـهُـ طـ يـ ُعـ وـ ْاـ ٱـلـرـَّـ ُسـ وـ َلـ َـوـ أُـ ْـوـ لِـ ىـ ٱـأۡل طـ يـ ُعـ وـ ْاـ ٱـهَّلل َـ َوـ أَـ ِـ
يَـ ٰٓـ أَـيـُّـ ہَـ اـ ٱـلَّـ ِذـ يـ َـنـ َءـ اـ َمـ نُـ ٓـوـ ْاـ أَـ ِـ
كـ َخـ ۡـيـ ۬ـ ٌرـ َـوـ أَـ ۡـحـ َسـ ُـنـ تَـ ۡأـ ِوـ يـالًـ
َوـ ٱـۡـلـ يَـ ۡـوـ ِـمـ ٱـأۡل َـ ِـخـ ۚ ِرــ َذـ ٲـلِـ َـ إِـ لَـ ىـ ٱـهَّلل ِـ َـوـ ٱـلـرـَّـ ُسـ وـ ِلـ إِـ نـ ُكـ نـتُـ ۡـمـ تُـ ۡـؤـ ِمـ نُـ وـ َـنـ بِـ ٱـهَّلل ِـ
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya “.. (Q.S. An Nisa
ayat 59 )
2. Contoh Taat
C. Qanaah
1. Pengertian Qanaah
Menurut Bahasa Qanaah artinya merasa puas, rela Sedangkan menurut istilah Qanah artinya
Sikap merasa cukup apa yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada kita. Firman Allah SWT
۬ ۬
بـ ُّمـ بِـ يـ ٍ۬ـنـ ِ ضـ إِـ اَّل َعـ لَـ ىـ ٱـهَّلل ِـ ِرـ ۡـزـ قُـ هَـ اـ َوـ يَـ ۡـعـ لَـ ُمـ ُمـ ۡـسـ تَـ قَـ رـَّـ هَـ اـ َـوـ ُمـ ۡـسـ تَـ ۡـوـ َدـ َعـ هَـ ۚاـ ُكـ ـلـٌّـ فِـ ىـ
ٍ ڪـ تَـ ٰـ ۬ـ أۡل
ِ َمـ اـ ِمـ نـ َدـ آـبـَّـ ٍةـ فِـ ىـ ٱـ َـ ۡـرـ
“ Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya,
dan dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. semuanya tertulis
dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh) “ ( Q.S.Hud ayat 6 )
2. Contoh Qanaah
D. Sabar
1. Pengertian Sabar
Sabar artinya mampu menahan diri dari segala sesuatu yang tidak menyenangkan / disukai
dengan mengharap ridha Allah SWT .
يَـ ٰـٓـ أَـ يـُّـ هَـ اـ ٱـلَّـ ِذـ يـ َـنـ َءـ اـ َمـ نُـ وـ ْاـ ٱـ ۡـسـ تَـ ِعـ يـنُـ وـ ْاـ بِـ ٱـلـصـَّـ ۡبـ ِرـ َـوـ ٱـلـصـَّـ لَـ ٰـوـ ِةۚــ إِـ َّنـ ٱـهَّلل َـ َمـ َعـ ٱـلـصـَّـ ٰـ بِـ ِرـ يـ َنـ
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar. ( Q.S. Al Baqarah ayat 153 )
Terhindar dari sifat tercela seperti sombong, dengki dan putus asa
Kerja keras dapat diartikan melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh untuk mencapai
sesuatu yang diinginkan atau yang dicita-citakan. Islam menganjurkan umatnya untuk selalu
bekerja keras untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam
firman Allah Swt. yang berbunyi.
Artinya : “ Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia . . . . (Q.S. al-Qasas [28] ayat 77)
Ayat ini menjelaskan bahwa kita dilarang hanya mementingkan kehidupan di akhirat, dan
melupakan kehidupan dunia. Islam mengajarkan agar manusia menjaga keseimbangan antara
urusan dunia dan akhirat. Contoh dari kerja keras yaitu Bella duduk di kelas IV SD di daerahnya.
Dia rajin belajar, membantu orang tuanya yang berjualan dan belajar Al-qur’an di masjid.
Tidak ada sedikit pun waktu yang digunakan tanpa sesuatu yang bermanfaat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tekun diartikan dengan rajin, keras hati, atau
sungguh-sungguh. Orang yang bersifat tekun ditunjukkan dengan kesungguhan dalam berusaha
dan tetap bersemangat dalam menjalankan segala sesuatu.
Ulet diartikan dengan kuat atau tidak mudah putus asa. Orang yang bersifat ulet berarti
tidak mudah menyerah meskipun banyak hambatan yang harus dihadapi. Dalam Al-Qur’an,
Allah membenci orang-orang yang mudah menyerah dan putus asa. Berikut adalah firman Allah
yang menjelaskan tentang tekun dan ulet.
Artinya : “ . . . . Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang
berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.” (Q.S. Yusuf [12] ayat 87)
C. TELITI
1. Pengertian Teliti
Teliti berarti cermat dan saksama dalam menjalankan sesuatu. Orang yang teliti
ditunjukkan dengan cermat, penuh minat, dan berhati-hati dalam menjalankan sesuatu agar tidak
terjadi kesalahan. Lawan sikap teliti adalah ceroboh atau teledor. Orang yang bersifat teliti selalu
sabar dan tidak asal cepat dalam mengerjakan sesuatu. Termasuk dalam bicara, kita tidak boleh
ceroboh, tetapi harus cermat. Hal ini telah dijelaskan dalam surat al-Hujurat [49] ayat 6 yaitu :
Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman ! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu
membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum
karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu ”
2. Keutamaan Teliti
b. Terhindar dari sifat suuzan atau buruk sangka terhadap orang lain.
Rasulullah SAW telah mencontohkan kepada umatnya bagaimana Adab Makan dan Minum yang
benar :
Membaca basmalah ketika hendak makan dan mengakhirinya dengan membaca hamdalah, hadist
yang menjelaskan tentang membaca basmalah sebelum makan dan minum adalah : “Dari Aisyah
ra, ia berkata : “Rasulullah SAW telah bersabda, ‘apabila salah seorang di antara kalian
makan, hendaklah menyebut asma Allah ta’ala. Dan apabila lupa menyebut asma Allah ta’ala
pada awalnya, hendaklah ia mengucapkan bismillahi awwalahu wa akhirahu”. (HR. Abu
Dawud)
Membaca doa, salah satu doa yang dibaca sebelum makan dan minum adalah : “Ya Allah,
jadikanlah rezeki yang telah Engkau limpahkan kepada kami rezeki yang berkah, serta
jauhkanlah kami dari siksa api neraka”.
Ketika makan harus tenang, tidak boleh tergesa-gesa, makanan tidak boleh tercecer.
Makan secukupnya jangan berlebihan, makan berlebihan disebut israf, dan israf itu dilarang oleh
agama Islam maka ambillah secukupnya saja sesuai dengan kebutuhan. Firman Allah
SWT : ”Makan dan minumlah, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. Sabda Nabi Muhammad SAW : ”Tidaklah anak
cucu Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Sebenarnya beberapa suap saja
sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalau dia harus mengisinya, maka sepertiga
untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas”. (HR. Turmudzi,
Ibnu Majah, dan Muslim)
Mengambil makanan atau hidangan yang dekat dan tidak meraih makanan di tempat yang jauh,
sebagai pertanda qanaah
Apabila makan bersama, dilarang mengambil lagi makanan, kecuali bila sudah mendapat izin
Mulailah untuk mengambil makanan dari pinggir dan dilarang dari tengah
Setelah makan dan minum hendaknya membaca doa : “Segala puji bagi Allah yang telah
member makan dan minum dan telah menjadikan kami sebagai orang Muslim”.
Mencuci tangan, Nabi Muhammad SAW bersabda : ”Barangsiapa tertidur sedang di kedua
tangannya terdapat bekas gajih, lalu ketika bangun pagi dia menderita suatu penyakit, maka
hendaklah dia tidak mencela melainkan dirinya sendiri”. (Riwayatkan Nasa’i dari Aisyah ra)
Semoga kita selalu dalam Ajaran Islam yang lurus dan selalu mengikuti Sunah-Sunah Nabi
SAW. Amin !
Saudara muslimku calon penghuni sorga, kali ini kita akan membahas tentang Pengertian dan
Ketentuan Shalat Jumat. Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.
Apa Shalat Jumat itu ? Pengertian Shalat Jumat adalah Shalat wajib dua rakaat dengan berjamaah
yang dilaksanakan sesudah khotbah Jumat pada waktu dzuhur di hari Jumat. Hukumnya wajib
bagi laki-laki yang sudah memenuhi syarat.
Firman Allah Swt. dalam Al-Quran : "Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk
menunaikan Shalat di hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkan jual beli.” (Q.S. al-Jumu’ah/62: 9)
Shalat Jumat pada prinsipnya sama dengan Shalat wajib yang dilaksanakan secara
berjamaah. Shalat Jumat adalah Shalat wajib atau fardhu ‘ain yang dilaksanakan oleh setiap
muslim laki-laki dalam setiap minggunya setiap hari Jumat. Shalat Jumat harus dilaksanakan
secara berjamaah dan tidak boleh dilakukan sendiri-sendiri. Agar Shalat Jumat dapat
dilaksanakan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku, maka kalian harus mengetahui
ketentuan-ketentuannya.
a. Islam.
Shalat Jumat dilaksanakan secara berjamaah. Tidak sah hukumnya apabila Shalat Jumat
dilaksanakan sendiri-sendiri. Para ulama berbeda pendapat tentang jumlah orang untuk dapat
mendirikan Shalat Jumat. Sebagian ulama mengatakan minimal 40 orang, tapi ada juga yang
mengatakan minimal 2 orang.
Shalat Jumat dilaksanakan pada waktu dzuhur. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi: Dari Anas bin
Malik,” Sesungguhnya Rasulullah saw. Shalat Jumat ketika matahari telah tergelincir.”(H.R.
Bukhari)
Khotbah Jumat
Khotbah Jumat merupakan nasihat dan tuntunan ibadah yang disampaikan oleh khatib kepada
jamaah Shalat Jumat. Perhatikan rukun dan syarat khotbah Jumat ini.
Berwasiat (bernasihat).
c. Sunah Khotbah
Jumat Khotbah Jumat dilaksanakan di atas mimbar atau tempat yang tinggi.
Khotbah Jumat disampaikan dengan kalimah yang fasih, terang, dan mudah dipahami.
Khatib menertibkan tiga rukun, yaitu dimulai dengan puji-pujian, salawat Nabi, dan berwasiat.
Jamaah Shalat Jumat hendaklah diam, tenang dan memperhatikan khotbah Jumat.
Khatib hendaklah duduk di kursi mimbar sesudah memberi salam dan mendengarkan adzan.
Jumat Meluruskan Shaf (barisan Shalat).Shaf di depan yang masih kosong segera diisi. Salah
satu kesempurnaan Shalat berjamaah adalah shaf-nya lurus dan rapat.
Ketika khatib sedang berkhotbah, jamaah tidak boleh berbicara satu kata pun. Berkata-kata saat
khotbah berlangsung menjadikan Shalat Jumat sia-sia. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan
oleh Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Jika engkau berkata pada
sahabatmu pada hari Jumat, ‘diamlah, dan khatib sedang berkhotbah! ”Sungguh engkau telah
berkata sia-sia.” (H.R. Bukhari Muslim).
Hadis lain yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas. Ia berkata bahwa Rasulullah bersabda yang
artinya: “Barang siapa yang berbicara pada saat imam khotbah Jumat, maka ia seperti keledai
yang memikul kitab, sedangkan yang mengingatkan orang untuk diam, maka tidak sempurna
Shalat Jumatnya.” (H.R. Ahmad).
Menguatkan tali silaturrahmi. Kita bisa mengetahui kondisi jamaah yang lainnya. Misalnya, jika
kita melihat ada jamaah sedang dilanda kesusahan hidup, kita bisa membantu mereka. Atau, jika
ada yang jarang ke masjid karena sakit, kita usahakan untuk menjenguk mereka. Bahkan, jika
kita melihat ada yang bermaksiat, kita harus langsung menasihatinya. Dari sini umat Islam bisa
mewujudkan semangat tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa sekaligus saling menasihati
dalam kebaikan dan kesabaran dengan amar ma'ruf dan nahi munkar.
Berkumpulnya umat Islam dalam masjid merupakan salah satu cara untuk mencari barakah Allah
Swt. Dengan sering berjamaah di masjid, bisa menambah semangat bekerja kita karena terbiasa
melihat orang-orang yang semangat beribadah di masjid.
Kadangkala, dalam kehidupan ini tidak semuanya dapat berjalan sesuai dengan yang kita
rencanakan. Ada kemungkinan terjadi hal-hal yang dapat menghalangi kita saat akan melakukan
shalat Jumat.
Hal-hal yang dapat dijadikan alasan untuk seseorang boleh tidak melaksanakan Shalat Jumat
adalah sebagai berikut.
Sakit. Orang yang sakit diperbolehkan tidak melaksanakan Shalat Jumat, tetapi harus
melaksanakan Shalat dzuhur.
Hujan lebat, angin kencang, dan bencana alam yang menyulitkan untuk pergi ke masjid
melaksanakan Shalat Jumat.
Kondisi dan situasi perjalanan menuju tempat melaksanakan Shalat Jumat tidak aman.
Shalat Jamak
Rukhsah ialah satu keringanan yang diberikan oleh Allah S.W.T kepada hambanya dalam hal-hal
tertentu, shalat jamak contohnya. Apa itu shalat jamak? Shalat jamak ialah mengerjakan 2 shalat
wajib dalam satu waktu. Contoh: shalat dzuhur dan shalat ashar, shalat maghrib dan shalat isya.
INGAT: Shalat subuh tidak boleh dijamak dan harus dikerjakan pada waktunya. Ada dua macam
shalat jamak:
1) Shalat Jamak Takdim
Jamak takdim dikerjakan pada waktu shalat yang pertama. Maksudnya, jika anda akan menjamak
shalat dzuhur dan ashar, maka anda mengerjakannya saat waktu dzuhur. Begitupun maghrib dan
isya yang dilakukan saat waktu maghrib tiba. Urutannya, kerjakan shalat yang pertama kemudian
shalat kedua tanpa diselingi kegiatan apapun. Maksudnya, setelah salam pada shalat dzuhur anda
langsung berdiri mengerjakan shalat ashar. Keduannya dikerjakan 4 rakaat tanpa dikurangi,
berikut niatnya:
Ushollii fardlozh zhuhri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al ashri adaa-an lillaahi ta’aalaa.
“Aku sengaja shalat fardu dhuhur empat rakaat yang dijama’ dengan Ashar, fardu karena Allah
Ta’aala”
Untuk shalat ashar nya, anda tidak perlu menggunakan niat shalat jamak lagi, melainkan
membaca niat shalat ashar seperti biasa.
Jamak takhir adalah kebalikan dari jamak takdim, yakni mengerjakan dua shalat fardu pada
waktu shalat yang kedua (adalah waktu ashar dan isya).
Ushollii fardlozh zhuhri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al ashri adaa-an lillaahi ta’aalaa.
“Aku sengaja shalat fardu dhuhur empat rakaat yang dijama’ dengan Ashar, fardu karena Allah
Ta’aala”
Kedua shalat dilakukan pada waktu ashar, bisa zhuhur dulu, bisa ashar dulu.
Niat shalat ashar jamak takhir dengan zhuhur (Kedua shalat dilakukan pada waktu ashar)
ُّ ت َمجْ ُموْ عًا مع
الظه ِْر اَدَا ًء هللِ تَ َعالى َ ُأ
َ ْصلِّي فَر
ٍ ض ال َعصْ ِر أربع َرك َعا
Ushollii fardlol ‘ashri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’azh zhuhri adaa-an lillaahi ta’aalaa.
“Aku sengaja shalat fardu Ashar empat rakaat yang dijama’ dengan dhuhur, fardu karena Allah
Ta’aala”
Berbeda dengan shalat jamak yang menggambungkan, shalat qasar artinya meringkas. Rukhsah
shalat qasar ialah meringkas 4 rakaat menjadi 2 rakaat. Contoh, shalat dzuhur dikerjakan 2
rakaat, begitupun shalat ashar dan isya. INGAT: hanya shalat dengan jumlah 4 rakaat yang boleh
di qasar. Maka dari itu, anda tidak diperbolehkan meng qasar shalat subuh dan maghrib.
Allah berfirman dalam al Qur’an surat An Nisa ayat 101 yang artinya: “Dan apabila kamu
bepergian di muka bumi, maka tidak mengapa kamu menqashar shalatmu, jika kamu takut
diserang orang-orang kafir, sesungguhnya orang-orang kafir itu musuh yang nyata
bagimu,”Q.S.(An Nisa: 101)
ُّ ض
الظه ِْر َر ْك َعتَ ْي ِن قَصْ رًا اَدَا ًء هَّلِل ِ تَ َعالَى َ ُا
َ ْصلِّى فَر
“Niat shalat fardhu dzuhur secara qashar dua rakaat karena Allah”
Betapa murahnya Allah S.W.T. Selain memperbolehkan hambanya menjamak atau mengqashar
ibadah shalatnya. Allah juga mengizinkan kita untuk mengerjakan shalat jamak qashar, yakni
digabung dan diringkas. Artinya anda mengerjakan 2 shalat fardu dalam satu waktu dan juga
meringkasnya. Shalat jamak qashar bisa dilakukan secara takdim maupun takhir. Lafadzkan niat
shalat jamak qashar sebagai berikut:
أصلي فرض الظهر جمع تقديم بالعصر قصرا ركعتين هلل تعالي
Ushallii fardhazh zhuhri rak’ataini qashran majmuu’an ilaihil ‘ashru adaa’an lillaahi ta’aalaa.
“Aku berniat shalat fardhu zhuhur 2 rakaat, qashar, dengan menjamak ashar kepadanya, karena
Allah ta’ala.”
أصلي فرض الظهر جمع تأخير بالعصر قصرا ركعتين هلل تعالي
Ushallii fardhal ‘ashri rak’ataini qashran majmuu’an ilazh zhuhri adaa’an lillaahi ta’aalaa.
“aku berniat shalat fardhua shar 2 rakaat, qashar, dengan menjamaknya kepada zhuhur, karena
Allah ta’ala.”
Sedang dalam keadaan bahaya; hujan lebat disertai angin kencang, perang atau bencana lainnya.