Anda di halaman 1dari 13

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Buku imla’ ini dibuat pada hari : rabu, 30 agustus 2023


Hal yang harus di persiapkan :
Pengertian imla’
Pembagian tingkatan2 imla’
Ada Latihan-latihan untuk siswa

Secara bahasa al-Imla’ (‫ )اإلمالء‬berasal dari bahasa Arab berasal dari kata
kerja amla -yumli - imla’(‫ ِإمالء‬-‫يمِلي‬-‫ )أملى‬yang bermakna mendikte.
Adapun secara istilah ialah :
Salah satu ilmu dari ilmu-ilmu bahasa arab tentang tata cara penulisan yang benar
dan bertujuan agar terhindarnya pena dari kesalahan1.

Terdapat tahapan-tahapan dalam pembelajaran imla’ sebagai Berikut :


 Tahapan imla’ manqul (menyalin)
Pada tahap ini setiap murid menyalin atau memindahkan tulisan tertentu yang
diberikan oleh sang guru dengan cara menyalin.
Metode ini dapat dilakukan dengan cara memberikan tulisan atau teks pada
papan tulis, buku, atau lain sebagainya lalu murid menyalin tulisan tersebut
kedalam buku catatan nya.

 Tahapan imla’ mandhur (mengamati)


Pada tahap ini setiap murid mengamati tulisan dalam media tertentu dengan
cermat contoh (tulisan di papan tulis), kemudian guru memerintahkan para
murid untuk melafadzkan nya bersamaan lalu menuliskan nya pada buku
catatan tanpa melihat Kembali tulisan dalam media tersebut.

 Tahapan imla’ Istima’iy (menyimak)

1
Yahya Mir Ilmy, Dalil qawa‟id al-Imla‟ wa Maharatuha (Kwait: Wazir al-awqaf wa
syu‟uni al-Islamiyah, 2014), h. 26
Yang dimaksud menyimak disini adalah para murid mendengarkan kata-kata
atau teks yang dibacakan oleh sang guru dengan pelan serta menggunakan
intonasi dan pengucapan lafadz yang sesuai dengan makhorijul huruf disetiap
lafadz, kemudian setiap murid menulis pada buku catatan nya sesuai dengan
apa yang mereka dengar dari sang guru.
Pada tahap ini murid diharapkan dapat menyimak dan menulis teks yang
dibacakan oleh sang guru dengan benar mengandalkan hasil kecermatan
mereka dalam mendengarkan bacaan guru.

 Metode imla’ ikhtibary (pelatihan)


Pada tahap ini bertujuan untuk mengukur kemampuan dan kemajuan murid
dalam pembelajaran imla’ yang telah mereka pelajari. Ditahap ini para guru
mendektekan kepada siswa sepotong-potong tanpa membantu mereka
dalam ejaan kata yang sulit atau tanpa memperhatikan makhorijul huruf
dalam setiap lafadz yang diucapkan, dengan tujuan menguji kemampuan
para murid dan batas kemampuan mereka. Maka dalam metode ini kata-kata
yang digunakan adalah kata-kata sulit.

Huruf-huruf hiyaiyah dan cara membaca nya

No Huruf hijaiyah Cara Membaca Transliterasi Latin

1. ‫ا‬ Alif Tidak ada lambang

2. ‫ب‬ Ba’ B

3. ‫ت‬ Ta’ T

4. ‫ث‬ Tsa’ TS

5. ‫ج‬ Jim J

6. ‫ح‬ Ha’ H

7. ‫خ‬ Kha’ KH

8. ‫د‬ Dal D
9. ‫ذ‬ Dzal Dz

10. ‫ر‬ Ra’ R

11. ‫ز‬ Za’ Z

12. ‫س‬ Sin S

13. ‫ش‬ Syin SY

14. ‫ص‬ Shad SH

15. ‫ض‬ Dhad DH

16. ‫ط‬ Tha’ TH

17. ‫ظ‬ Zha’ ZH

Huruf vokal dengan tanda


18. ‫ع‬ ‘Ain petik (‘a, ‘i, ‘u)

19. ‫غ‬ Ghain GH

20. ‫ف‬ Fa’ F

21. ‫ق‬ Qaf Q

22. ‫ك‬ Kaf K

23. ‫ل‬ Lam L

24. ‫م‬ Mim M

25. ‫ن‬ Nun N

26. ‫و‬ Waw W

27. ‫ه‬ Ha’ H

Huruf vokal yang ditambah


dengan tanda petik (a’, i’,
28. ‫ء‬ Hamzah u’)
29. ‫ي‬ Ya’ Y

30. ‫ال‬ lam alif

Tanda baca huruf hijaiyah :


Tanda Baca Huruf Hijaiyah (Harakat) 1. Harakat fathah ( ‫ ) ﹷ‬adalah baris tanda bunyi
dasar a. Harakat tersebut untuk menandai huruf hidup. Contoh, a (‫)َا‬, ba ( ‫)َب‬, ta ( ‫)َت‬,
dan tsa ( ‫)َث‬. 2. Harakat kasrah ( ِ- ) berbunyi i. Contohnya, ji (‫)ِ ج‬, hi ( ‫)ِح‬, khi (‫)ِ خ‬, di (‫)ِد‬.
3. Harakat dhammah ( ُ- ) adalah baris tanda bunyi dasar u, contohnya dzu ( ‫)ُذ‬, ru ( ‫)ُر‬,
zu ( ‫)ُز‬, su ( ‫)ُس‬. 4. Harakat tanwin adalah baris tanda bunyi an, in, atau un sebagai
tanda huruf hidup. Harakat tanwin terbagi menjadi tiga macam di antaranya fathatain
atau tanwin fathah (ً- ), kasratain atau tanwin kasrah (ٍٍ- ), dan dhammatain atau
tanwin dhammah (ٌ- ). Khusus untuk tanda baca atau harakat fathatain atau tanwin
fathah, harus menambahkan huruf alif setelahnya. Ini terkecuali pada dua huruf
berikut yakni hamzah (‫ )ء‬dan ta' makfulah atau marbuthah (‫)ة‬. 5. Harakat sukun (ْ- )
adalah penanda hilangnya vokal yaitu tanda mati huruf hijaiyah. Tanda baca ini tidak
dibaca dan tidak menghasilkan bunyi apapun. Contoh, almautu ( ‫)اْلَم ْو ُت‬. 6. Harakat
syiddah atau tasydid ( ّ- ) adalah tanda baca yang berbunyi tebal atau huruf ganda.
Contohnya, anna ( ‫)َا َّن‬, madda (‫)َم َّد‬.

Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/488539/mengenal-30-huruf-
hijaiyah-dan-tanda-bacanya-yang-benar

Kaidah Penulisan Alif


Ada dua bentuk penulisan Alif:

1. Jika alif berada ditengah kata maka ditulis dalam bentuk huruf alif. Contoh:

 ‫َق اَل‬
 ‫َب اَع‬
 ‫َص اَر‬

2. Jika alif berada di akhir kata, ada yang ditulis dengan huruf alif (‫)ا‬, dan ada

pula yang ditulis dalam bentuk huruf yaa’ (‫)ي‬.

Penulisan Alif Pada 5 Tempat:


1. Jika kata tersebut merupakan huruf, bukan isim dan bukan fi’il. Contoh:

 ‫كال‬
 ‫َلْو اَل‬

Pengecualian:
 ‫َب َلى‬
 ‫ِإَلى‬
 ‫َع َلى‬
 ‫َح َّت ى‬
 Huruf yang tidak bersambung dengan “‫ ”َم ا‬istifhamiyyah (pertanyaan).
Adapun jika bersambung dengan “‫ ”َم ا‬Istifhamiyyah, maka huruf tersebut
ditulis Alif serta alif pada “‫ ”َم ا‬dihapus. Contoh:

‫ ِإاَل َم ؟‬: Sampai dimana?

‫َع اَل َم ؟‬: Atas dasar apa?

‫ َح َّت اَم ؟‬: Hingga apa?

2. Jika kata tersebut merupakan isim mabni. Contoh:

 ‫َذ َه ْب َن ا‬
 ‫َذ ا‬

Pengecualian: (Alif ditulis huruf yaa’)

 ‫َأَّن ى‬
 ‫َم َت ى‬
 ‫ُأْو َلى‬
pada isim isyarah
 ‫ األلى‬pada isim maushul
3. Jika kata tersebut merupakan isim a’jam (nama asing). Contoh:

 ‫َأْم ِر ْي َك ا‬

Pengecualian isim a’jam ditulis dalam bentuk yaa’ (‫)ى‬. Contoh:

 ‫ُمْو َس ى‬
 ‫ِع ْي َس ى‬
 ‫كسَر ى‬
 ‫ُب َخ اَر ى‬

4. Jika kata tersebut adalah kata yang kata dasarnya berjumlah 3 huruf, serta
asal huruf alif pada kata tersebut dari huruf waw “‫”و‬. Contoh:

 ‫َد َع ا‬
 ‫َع َص ا‬

5. Jika Alif pada kata tersebut didahului oleh huruf yaa’ (‫)ي‬. Contoh:

 ‫ُد ْن َي ا‬
 ‫سَج ايا‬

Pengecualian jika kata tersebut adalah isim alam yang terhormat maka ditulis

dengan huruf yaa’. Contoh:

 ‫َي ْح َي ى‬

Penulisan Alif Dalam Bentuk Huruf Yaa’


Pada 3 Tempat:
1. Pengecualian-pengecualian yang telah disebutkan diatas

2. Jika berada pada fi’il – fi’il dan isim mu’rab (bisa berubah) yang hurufnya

berjumlah 4 huruf keatas. Contoh:

 ‫َأْع َط ى‬
 ‫اْص َط َفى‬
 ‫الُمْع َط ى‬
 ‫الُمْص َط َفى‬
 ‫ُمْس َت ْش َفى‬

3. Jika berada pada fi’il atau isim yang mu’rab (bisa berubah harakat) yang terdiri

dari tiga huruf yang disebalikkan dari huruf yaa’. Contoh:

 ‫الَفَت ى‬
 ‫َسَع ى‬

Kaidah penulisan Huruf Hamzah


Aturan atau kaidah penulisan huruf hamzah dalam bahasa Arab ada pada 3
tempat; Di awal kata, di tengah dan di akhir.

1. Jika berada di awal kata, maka huruf jamzah ditulis bersamaan dengan huruf

alif, lebih tepatnya di atas huruf alif. Contoh:

 ‫َأْك َر َم‬
 ‫َأُبْو َك‬
 ‫ِإْع اَل ن‬

2. Jika berada di akhir kata ada yang ditulis tersendiri dan ada yang ditulis diatas

huruf yang serupa bagi harakat sebelumnya.

Ditulis tersendiri (tidak di atas huruf lain) jika huruf sebelum hamzah adalah

huruf waw “‫ ”و‬berharakat dhummah yang bertasydid. Contoh:


 ‫ الَّت َبَّو َء‬: menempati

Apabila huruf hamzah terletak setelah huruf yang berharakat sukun juga ditulis

terpisah dari huruf lain. Contoh:


 ‫ ِدْف ُء‬: hangat
 ‫ ُقُرْو َء‬: suci
 ‫ ُد َع اُء‬: do’a
 ‫ َم ِلْي ٌء‬: dipenuhi
BACA JUGA : Percakapan Bahasa Arab Tentang Perkenalan 2 Orang
Perempuan dan Artinya

Pengecualian dari pada ini, jika hamzah terdapat setelah huruf yang berharakat

sukun pada kata yang mengandung pernyataan yang dilebih-lebihkan

(mubalaghah). Contoh:

 ‫َك بيًر ا‬ ‫ َخ ْط ًئ ا‬: Kesalahan besar


 ‫ َش ْي ًئ ا َم ْذ ُك ْو ًر ا‬: Sesuatu yang telah tersebut

Dan ditulis dengan huruf yang identik bagi harakat sebelumnya apabila

huruf sebelumnya berharakat selain waw “‫ ”و‬berharakat dhummah bertasydid,

maka ditulis diatas huruf waw “‫”و‬. Contoh:


 ‫التواطؤ‬

Atau ditulis di atas huruf Alif. Contoh:

 ‫َق َر َأ‬

Atau ada juga yang ditulis diatas huruf yaa’. Contoh:

 ‫ُقِر َئ‬

3. Jika huruf hamzah berada di tengah kata, terkadang ditulis sebagai Alif, atau

sebagai waw, atau sebagai yaa’, dan terkadang ditulis tersendiri atau terpisah

dari huruf lain.

Ditulis sebagai Alif jika huruf hamzah berharakat sukun dan huruf sebelumnya

berharakat fathah. Contoh:


 ‫َر ْأٌس‬

Atau huruf hamzah berharakat fathah dan huruf sebelumnya juga berharakat

fathah. Sama halnya jika huruf hamzah terletak setelah huruf shahih yang

berharakat sukun. Contoh:

 ‫َس َأَل‬
 ‫َي ْس َأُل‬
Adapun huruf hamzah ditulis sebagai huruf waw jika huruf hamzah berharakat

fathah atau sukun, sedang huruf sebelumnya berharakat dhummah. Contoh:


 ‫ُم َؤ ِّلٌف‬
 ‫ُلْؤ ُلٌؤ‬

Atau jika huruf hamzah berharakat dhummah dan huruf sebelumnya berharakat

dhummah, fathah, atau sukun. Contoh:

 ‫ُشُؤ ْو ٌن‬
 ‫يؤم‬
 ‫َم ْر ُؤ ْو ٌس‬

Sebagaian ulama berpendapat kata “ ‫ ”َم ْر ُؤ ْو ٌس‬huruf hamzahnya ditulis terpisah,

menjadi “ ‫”َم ْر ُءْو ٌس‬.

Dan huruf hamzah ditulis sebagai huruf yaa’ (‫ )ي‬jika berharakat kasrah pada
segala keadaan. Contoh:
 ‫َسِئَم‬
 ‫ُس ِئَل‬
 ‫َأْس ِئَلٌة‬
 ‫َمَس اِئَل‬
 ‫ُمْس يِئيَن‬

Adapun jika huruf hamzah dalam sebuah kata berharakat fathah, dhummah, atau

sukun. Sedangkan huruf sebelumnya kasrah atau yaa’ sukun. Contoh:

 ‫ِم َئ ٌة‬
 ‫فئون‬
 ‫ِبْئ ٌر‬
 ‫مسيئان‬
 ‫مسيئون‬

Tidak sukun setelah yaa’.

Adapun hamzah ditulis terpisah dalam sebuah kata jika berharakat fathah dan

huruf sebelumnya merupakan huruf mad selain yaa’. Contoh:

 ‫َت َس اَءَل‬
 ‫ُمُرْو َء ٌة‬
 ‫سموءل‬

Atau setelah huruf hamzah ada huruf Alif tasniyyah, maka kuga ditulis terpisah.

Contoh:

 ‫ُج ْز َء اِن‬

Jika memang harus disambung dengan huruf lainnya dalam senuah kata, maka

ditulis di atas huruf yaa’ (‫)ئ‬. Contoh:

 ‫َخ ْط َئ اِن‬

Kaidah Penulisan Ta’ Ta’nits


Huruf ta’ ta’nits adalah huruf ta’ yang menyatakan muannats. Ta’ ta’nits kadang

berbentuk ta’ maftuhah (‫ )ت‬dan kadang berbentuk ta’ marbuthoh (‫)ة‬.

Di tulis dalam bentuk ta’ marbuthoh (‫ )ة‬pada jamak taksir. Contoh:


 ‫ُقَض اٌة‬

Pada isim mufrad yang muannats. Contoh:

 ‫َش َج َر ٌة‬
 ‫ِم ْلَع َقٌة‬
 ‫َج ِمْي َلٌة‬

Pengecualian pada jamak taksir dan isim mufrad yang muannats, yaitu:

 ‫ِبْنٌت‬
 ‫ُأْخ ٌت‬

Kedua contoh ini menggunakan ta’ maftuhah atau huruf ta’ biasa (‫)ت‬.

Ditulis dalam bentuk ta’ maftuhah (‫)ت‬, jika bersambung dengan fi’il (kata kerja).

Contoh:
 ‫َق اَم ْت‬
 ‫َذ َهَب ْت‬
 ‫َت َع َّلَم ْت‬
Pada jamak muannats salim. Contoh:

 ‫ُمْس ِلَم اُت‬


 ‫ُمْؤ ِم َن اُت‬
 ‫ُم َع ِّلَم اُت‬

Atau pada huruf. Contoh:

 ‫َث َّم ْت‬


 ‫ُرَّب ْت‬
 ‫َلَع َّلْت‬
 ‫اَل ْت‬

Kaidah Penulisan Yang Ditulis Tapi


Tidak Diucapakan
Adapun huruf-huruf yang ditulis tapi tidak diucapkan adalah sebagai berikut:

BACA JUGA : Fi'il qaala (‫ )قال‬termasuk wazan pada bab berapa?

1. Hamzah Washal Pada Persambungan Kata


Hamzah washal yang terletak pada sambungan antara dua kata kaidahnya
ditulis tapi tidak baca. Pengecualian dari pada ini hamzah pada kata (‫ )ابن‬atau
kata (‫ )ابنة‬yang berada diantara dua isim ‘alam pada satu kalimat maka
hamzahnya dihilangkan atau tidak ditulis.
 ‫ُع َم ُر بن الَخ َط اب‬
 ‫َف اِط َم ة بنت محّمد‬

2. Alif Pada Kata “ ‫”ِماَئ ٌة‬

Huruf alif pada kata “ ‫ ”ِم اَئ ٌة‬huruf alifnya ditulis tapi tidak dibaca, kata tersebut

memang sudah begitu dan tidak pula dibaca panjang seperti mad. Contoh:
 ‫ِم اَئ ٌة‬
 ‫ِم اَئَت اِن‬
 ‫َخ ْم ُسِم اَئ ٍة‬
3. Alif Setelah Waw Jama’ah

Huruf alif yang terletak setelah waw jama’ah pada fi’il ditulis saja namun tidak

dibaca. Contoh:
 ‫َق اُلْو ا‬
 ‫َفَع ُلْو ا‬
 ‫َذ َه ُبْو ا‬

4. Huruf Waw (‫ )و‬Pada:


 ‫ُأوَلِئَك‬
 ‫ُأوُلْو‬
 ‫ُأْو ِلي‬
 ‫ُأواَل ت‬

5. Waw Pada Isim Alam “‫”عمرو‬

Huruf waw (‫ )و‬pada kata “‫ ”عمرو‬yang merupakan isim alam yang mansub

bertanwin. Contoh:
 ‫َع ْم ٌرو بِن الَع َّباس‬

Adapun jika manshub bertanwin maka huruf waw dihilangkan. Contoh:

 ‫عمًر ا‬ ‫َر َأْي ُت‬

6. Huruf Illah (huruf penyakit)

Adapun huruf illat (‫ )ا – و – ي‬jika huruf selanjutnya sukun maka ditulis saja tapi

tidak diucapkan. Contoh:


 ‫َسَع ى الَفَت ى‬
 ‫َي ْد ُعو ِهللا‬

Kaidah Penulisan Yang Diucapkan


Tapi Tidak Ditulis
1. Alif Pada Kata Berikut:

 ‫هللا‬
 ‫إله‬
 ‫لكن‬
 ‫َخ ْم ُسِم اَئ ٍة‬
 “‫”َذ ا‬
yang bersambung dengan huruf Lam Ba’ad. Contoh: ‫ َذ ِلَك‬. Jika tidak
bersambung dengan Lam Ba’ad maka huruf alifnya ditulis. Contoh: ‫ َذ اَك‬.
 Huruf ha tanbih (‫ )َه ا‬apabila bersambung dengan isim isyarah yang tidak
dimulai dengan huruf ta’. Contoh: ‫ َه َذ ا‬. Sedangkan jika isim isyarahnya
dimulai dengan huruf ta’ maka huruf alif setelah ha’ (‫ )َه ا‬ditulis sekalipun
tidak diucapkan. Contoh: ‫ َه اَت اِن‬, ‫ َه اِتيَك‬.

2. Salah satu dua huruf waw pada kata:


 ‫َط اوس‬
 ‫َد اُو ُد‬

3. Alif lam (‫ )أل‬yang terletak diantara dua huruf lam (‫)ل‬


Contoh:
 ‫ِلَّلِذْي َن‬
 ‫ِلَّلْي ِل‬
 ‫للهو‬
 ‫ِللَت ْي ِن‬

4. Huruf Lam pada isim maushul yang mufrad atau pada jamak muzakkar
Contoh:
 ‫الذي‬
 ‫الذين‬

Berbeda dengan huruf lam (‫ )ل‬pada isim maushul yang mutsanna, maka huruf

lamnya ditulis. Contoh:

 ‫اللذان‬

Atau pada isim maushul yang jamak muannats. Contoh:

 ‫الالت‬

Anda mungkin juga menyukai