2
Melengkapi Pengenalan Aksara Arab-Melayu.
Vokal dan Harakat (Tanda Bunyi)
1.Meskipun jarang dipakai oleh orang Melayu, namun perlu juga
kiranya mengenal vokal dan tanda harakat; bukan saja karena
sekali-sekali terdapat dalam naskah Melayu, melainkan juga
karena pemakaian bebcrapa konsonan erat hubungannya dengan
pemakaian vokal.
2.Vokal dan harakat yang dalam bahasa Melayu biasa disebut
تاجنضsendjata, atau ش ب رbaris, adalah yang berikut
3. ختفFatha(*) oleh orang Melayu disebut صتاد شراتbaris di atas.
Tanda ini diletakkan di atas konsonan dan dengan demikian
konsonan mendapat bunyi a-. atau é -. pendek; Proaktif berlatih
membaca dan mengalih aksara teks Arab-Melayu misalnya دف
pada, رطتbesar. 3
4.دمMadda ( - ). Tanda ini sebenarnya adalah اdatar,
dalam bahasa Melayu hanya bertugas menyatakan bunyi
a panjang pada awal kata dan terletak di atas tanda اYang
ditandainya; misalnya 'ا قنanaq' . Tanda Madda dengan
demikian sebenarnya menggantikan Fatha dengan alif
pemanjang ( 17)
5. ةرسكkesrah (-) oleh orang Melayu disebut هوابد سرابbaris
di bawah. Tanda itu diletakkan di bawah. Tanda itu
diletakkan di bawah konsonan dan member konsonan
bunyii-, e- atau e; misalnya دdi ک هسkasih. ختنبbenteng.
Tanda Kesrah diperperpanjang dengan jalan meletakkan
huruf يdi belakang konsonan yang ditandainya;
misalnya ِ ¸یب نBini بب يرنberi.
4
6. مضDlamma (,), oleh orang Melayu disebut ِقنادهدسرب
baris di hadapan atau baris di depan I'. Tanda itu
diletakkan di atas konsonan dan memberi konsonan itu
bunyi o atau oe pendek misalnya دنببbonda, عکغرب
Rangkoeng.
7.Dalam bahasa Arab ketiga tanda itu pada akhir kata
seringkali terdapat secara rangkap; maka tanda (=)
adalah an; (=) adalalah in atau en:( (ااadalah oen atau on.
8. زم هHam za ( ء. (Tanda ini ditaruh dekat tanda اyang
secara mandiri sama sekali tidak berbunyi, bila tugasnya
adalah mengiringi salah satu vokal yang telah disebutkan
di atas.
5
9. مسجDjezma ("atau '), cleh orang Melayu disebutٍتامدنت
tanda mati. Tanda ini diletak di atas uatu konsonan untuk
menunjukkan bahwa di belakang konsonan itu tidak ada
bunyi vokal, atau dengan kata lain, konsonan itu
menutup suku katanya;
10.و مصWeçla ( ~ ). Tanda ini terdapat di atas اpada
awal sebuah kata untuk ditangkaikan dengan kata yang
mendahuluinya dalam ucapan.
11.دَدشتTasjdid. Tanda ini dalam ucapan menggandakan
konsonan yang ditandai di atasnya dan sekaligus
menutup kata yang langsung mendahuluinya Fatha atau
Dlamma' Yang mengikuti konsonan tersebut diletakkan
di atas Tasjdid sedangkan Kesrah mempertahankan
tempatnya di bawah huruf. Misalnya ٍَ ةنطثتsoen-nat. 6
12. Akhirya kami tambahkan di sini د ¸ا عوangka
dua atau tanda pengganda, yaitu huruf angka.
Meskipun ini tidak termasuk tanda-tanda bunyi,
namun banyak timbul dalam naskah- naskah
Melayu pada akhir kata, dan memperlihatkan
bahwa kata ini harus diucapkan dua kali; misalnya
٢ قپاتbanjaq-banjaq.
7
Konsonan
1.Termasuk di dalamnya semua huruf abjad yang
disebut dalam bab I; tanda-tanda tersebut dinamakan
dalam bahasa Arab فوردhoeroef atau dalam bahasa
Sanskerta راطقاaqsara, dan mempunyai kekuatan atau
nilai sebagai berikut.
2.Tanda اjangan dicampukan dengan vokal a, adalah
huruf saksi, yang secara mandiri sama sekali tidak
berbunyi, sebaliknya bunyinya menurut vokal
pasangannya atau yang dianggap pasangannya.
3. Untuk memperpanjang bunyi a yang mendahuluinya
atau untuk mendukungnya, huruf Alif jarang berfungsi
di tempat lain selain pada akhir suku kata.
8
4.Alif berbaris hanya muncul pada awal kata: misal
صتآatauصتاatas.Jika alif befungsi sebagai pengiring
vokal pendek maka gugurlah kedua tanda alif dan
hamzah, ketika kata itu mendapat awal yang huruf
akhirnya bunyi nasal/bunyi idung, misalnya : ڤمڠم
mengampun.
5. Huruf b misalnya terdapat dalam شراتbaris وتىت
boeboeh.
6. Huruf t misalnya terdapat dalam فتىتtoetoep; الكتت
tatkla. Huruf yang terdapat dalam akhiran jenis wanita
at pada kata-kata Arab, diucapkan sebagai t bila diikuti
oleh atribut; misalnya cedeqat atau cedeqah; kabat atau
kabah; kabatoe'llah.
9
7. Huruf ڽdalam melayu diucapkan sebagai huruf s
tajam, misalnya : ¸ینضitsnein.
8. Huruf جsepadan dengan dj misalnya : چاتbaca.
9.Huruf چsepadan dengan tj, lebih keras daripada
huruf ;جmisalnya چاتba-tja.
10.Huruf حmenggambarkan sesuatu yang kuat,
perbedaan حdengan هitu dilihat saat penulisan
Latin, tanda khususnya (h yang ada diberi titik di
bawahnya).
10
14. Huruf رmisalnya : تارrata.
15.Huruf زmisalnya dalam kata ٍقزرrezeki, kadang digunakan orang
melayu sebagai جlunak atau pada akhir suku kata sebagai s.
16. Huruf شmisalnya : قطضsesaq.
17.Huruf ظterdapat misalnya dalam kata رىكشsjoekoer, kadang orang
melayu sering menggunakanya sebagai pengganti ش.
15. Huruf صberbunyi sepeti ts, tetapi sering digunakan sebagai s,
misalnya : رثصsabar.
16.Huruf صberbunyi sepeti ts, tetapi sering digunakan sebagai s,
misalnya : رثصsabar.
17. Huruf ضdigunakan orang melayu sebagai dl dan l, misalnya : ُرض
ridla.
18. Huruf طadalah T keras, misalnya : ٍَ ¸ٍصط sultan.
19.Huruf ظdigunakan orang melayu sebagai Z dan L, misalnya : مناظ
zalim. 11
20. Huruf طadalah T keras, misalnya : ٍَ ¸ٍصط sultan.
21.Huruf ظdigunakan orang melayu sebagai Z dan L, misalnya : مناظ
zalim.
22.Huruf عdihilangkan karna tidak relevan dalam pengucapan, orang
melayu menyamakannya dengan alif, misalnya : ٍنعمma’na.
23.Huruf غdigambarkan dengan tanda GH atau GR, misalnya : ”ةناغ
galib” (pemenang).
24. Huruf ڠdigunakan sebagai ng, misalnya : ڠراتbarang.
25.Huruf فmisalnya : ركفfakir, orang melayu sulit mengucapkan huruf
ini, maka mereka gantikan bunyinya dengan bunyi p sehingga menjadi
pakir.
26.Huruf ڤdigunakan untuk p, misalnya : ¸ڤاڤpapan, sedangkan
penduduk nias mengucapkan huruf ڤsebagai f.
27.Huruf ڤdinyatakan dengan q, dalam melayu digunakan pada akhiran
kata, bila vokal yang mendahuluinya adalah fathah atau dhammah,
misalnya : قپاتbanyak.Bila vokal yang mendahuli adalah kasrah maka
yang dipakai bukan ڤtapi ك, misalnya : ¸المmalik.
12
28. Huruf kaf, misalnya : تاكkata.
29. Huruf ڬdibaca sebagai G, misalnya : مراڬgaram.
30.Huruf )لsepadan dengan l) terdapat antara lain dalam kata منlaloe;ٍن
ڠlelang'.
31. Huruf )مsepadan dengan m) ditemukan dalam kata تنممmeminta :
رثممmemberi.
َ
32.Huruf )نsepadan dengan n) antara lain dalam kata ٍتننnanti; ىتنت
tentoe.
33.Huruf و.) sepadan dengan w); w. yang didahului oleh bunyi u pendek
sekali yang dapat diperpanjang dengan tambahan )اalif). Bagaimanapun
penggambarannya dengan tanda w cukup teliti. Misalnya ج وwadja 'baja';
روام, mawar.
13
34.Huruf هpada awal beberapa kata sama dengan [...] h, dan dalam
beberapa kata lain bisu, sehingga di situ tugasnya hanya mengiringi vokal,
jadi sifatnya sepadan dengan Alif - Ham-za.
35. Hurufٍ pada awal suku kata ( . . . . . . . ) adalah bu-nyi i, yang
didahului bunyi i pendek, tetapi biasanya hanya di-gambarkan dengan j.
Misalnya ختjang: ٍدda-ja; ¸ ٍ نnajik.
36. Huruf بsama dengan nj; misalnya ةتnja-ta ;قُتbanjaq باىnjawa-nja.
َ
14
Penggunaan Huruf ا, وDan يSebagai Huruf Pemanjang dan
Tekanan Kata.
1.Masalah apakah ا, وdanٍ dipakai atau tidak dipakai sebagai huruf
pemanjang, sama juga, tentu saja dengan masalah tentang suku kata mana
yang di dalamnya vokal bahasa Melayu dianggap panjang dan suku kata
mana tempat vokal tersebut dianggap pendek.
2.a. Vokal itu panjang atau dengan kata lain huruf ا, وdanٍ harus
dipakai sebagai huruf pemanjang dalam hal-hal berikut.
Dalam suku kata pertama dalam kata-kata bersuku dua bila suku kata
pertama itu tidak ditutup oleh konsonan misalnya: ;ngat-i ٍٍ ٍ ٍَ ٍاatauٍ¸
ٍَ ت ٍش ٍإ ش
;tas-a ٍٍ ٍَاatau ٍش ت ٍَآ
b. Dalam suku kata pra-akhir dalam kata bersuku tiga atau lebih dan tidak
ditutup dengan ;ra-anta را ٍَ ٍاatau ٍرات ٍَ ش اا:Misalnya.
15
c. yang berakiran pada o, oe, atau i, biasanya dianggap panjang dan ditulis
dengan huruf pemanjang وatauٍ misalnya: ةت اهت ورتatau
وراهتbaharoe; ىنىٍ تنatau ىتنوpintoe; ٍ ةن
ٍنتنatau ٍتننnanti; ةت ٍسنatau ٍستberi ٍإ ت ش ٍَ ي
ٍٍatau ٍ ٍَ ٍٍ ٍٍ يnanti;َ ¸ ٍ ٍَ ت إatauٍ ¸ٍ ٍَ ٍ beri.
3. II vokal-vokal adalah pendek, maka huruf pemanjang ا, و,ٍtidak
berlaku dalam hal bersangkutan.
a. dalam suku kata tertutup. Misalnya:
;bintangٍٍَ ;شٍ ت ٍَ شٍ إterbitٍ ٍتض ٍ ٍَ ش
b. dalam suku akhir sebuah kata, berakhir pada huruf a; misalnya:
;tatkalaٍٍَ من ٍَ ٍ ;binasaٍٍٍ ٍَ شا
c.dengan sendirinya dalam suku-suku kata tempat timbul pepet [........];
misalnya رطتbesar.
16
4.Dari patokan-patokan yang disebut di sini ternyata bahwa vokal-vokal
panjang dalam bahasa melayu hanya timbul dalam suku kata pra-akhir
dan akhir kata.
5.Mengenai tekanan perlu dicatat bahwa tekanan itu pada umumnya
lemah sekali, karena orang melayu mengucapkan semua suku kata yang
tidak seluruhnya datar dengan tekanan yang lebih kurang sama.
6.Bila suku kata pra-akhir mempunyai bunyi e pepet tekanan jatuh pada
suku kata terakhir.
7.Kata-kata yang di bentuk dengan merangkai akhiran kebanyakan kali
mempertahankan tekanan pada suku kata terakhir yang mendapat tekanan
dalam kata dasaar.
17
Perubahan Panjang Vokal dalam Kata Disebabkan oleh Akhiran.
1.Akhiran-akhiran yang perlu diperhatikan di sini ialah نأan ، ئi ¸ك ،
kan ، كkoe, مMoe, پnja; terkadang juga dimasukkan disini وتtah, وكkah,
ونlah, yang artinya akan di terangkan kemudian.
2.Untuk menetapkan patokan-patokan yang berkenaan dengan pengaruh
akhiran- akhir^ ini atas ejaan.
3.Bila suatu kata yang berakhir pada vokal mendapat suatu akhiran- tidak
perduli apakah akhiran ini mulai dengan vocal atau dengan konsonan -
vokal akhir kata tersebut menjadi panjang. Dan jika dalam suku pra-akhir
kata tersebut terdapat vokal panjang, vokal ini menjadi pendek. Misalnya
دىكkoeda, ادكپkoedanja, ڤنءادك.
18
II.Bila sebuah kata yang berakhir pada konsonan mendapat akhiran yang
mulai dengan vokal, maka vokal pendek dalam suku pra-akhir menjadi
panjang. Sebaliknya andai kata dalam vocal pra-akhir terdapat vokal
panjang, ini menjadi pendek. Sebab perubahan ini dalam ucapan orang
suku akhir kata luluh kepada akhiran dan mengambil-alih vokal awal
akhiran tersebut (bandingkan halaman 12 dalam catatan).
III.Bila sebuah kata yang berakhir pada satu konsonan. mendapat akhiran
yang mulai dengan konsonan, maka panjang vokal tetap; Misalnya مثتbebal
'bodoh' ٍَ ة ث پbebalnja;
IV. Bila ada kata yang diulang, maka kata itu hanya ditulis sekali dan di
belakangnya ditambahkan angka doewa (garis bawah penerjemah) (Lihat
Bab III, 12).
Kata terkadang di belakang akhiran pertama terkadang bias juga
mendapat satu atau dua akhiran lagi 5). Dalam hal itu akhiran- akhiran
pertama bersama kata dasar dianggap sebagai satu kata, sedangkan
panjang vokal hanya diatur oleh akhiran penghabisan.
19
Berlatih Membaca Teks Beraksara Arab-Melayu.
a.Selanjutnya mahasiswa diberi lembaran teks/naskah untuk latihan
membaca, disiapkan dengan bahan foto kopi.
b.Mahasiswa dibimbing membaca teks Arab-Melayu yang telah
dibagikan; pembacaan pertama dipandu dosen dengan membaca nyaring;
mahasiswa menyimak dan mengikuti pembacaan di dalam hati.
c.Mahasiswa diminta berlatih terus membaca teks yang dibagikan untuk
bisa membaca bersuara dengan lancar;
d. Mahasiswa diminta membaca nyaring teks Arab-Melayu secara
bergiliran walau terbata- bata;
20
❑ Kesimpulan
21
❑ Saran
Diharapkan kepada para mahasiswa lebih bersemangat lagi dalam
mempelajari abjad/ ejaan Arab Melayu karena ini merupakan dasar
untuk langkah selanjtnya kita melakukan penelitian.
22