Anda di halaman 1dari 6

Resume Khat/Qawaidul Imlak

‘PENULISAN HAMZAH’

Dosen Pengampu:

Yeni Anggraini, MA

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Andi Gusri Mustika [201200030]

Dwi Kartini Oktapia [201200035]

M. Raihan Nu’man [201200017]

Muhammad Zulfa Bilhaq [201201953]

Jodi Suryo Prayogo [201201952]

Arlina Nelvi [201200019]

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN


JAMBI

TAHUN AKADEMIK 2021


Hamzah secara leksikal merupakan mashdar marroh1 dari kata kerja َ ‫ ز َ م َ ه‬yang berarti
menjepit atau menekan di antara dua telapak tangan. Hamzah termasuk salah satu huruf
hijaiyah. Bunyi hamzah berasal dari ujung tenggoroan sehingga berat untuk dilafalkan, oleh
karena itu bunyi hamzah sering ditahfiif2 oleh suku quraisy serta penduduk hijaz dan
menganggab hal itu lebih baik (istihsan), berbeda dengan bani tamim dan bani qois3 yang
cenderung ditahqiq. Ulama’ pertama yang membuat simbol huruf hamzah (‫( ء‬dari kepada
huruf ain (‫ ( ع‬adalah Kholil bin Ahmad al Farohidi kira-kira 2 abad setelah penandaan huruf
hijaiyah4 . Sebelumnya hamzah hanya ditandai dengan sebuah titik yang diletakkan di atas,
di tengah atau di bawah kursi hamzah. Penggunaan kursi hamzah walaupun sudah ada
lambang (‫( ء‬hingga saat ini, merupakan madzab ahli hijaz. Kursi hamzah aslinya adalah alif (‫ا‬
.(Hamzah harus diletakkan pada kursi aslinya (‫( ا‬pada saat tidak bisa di tahfif, seperti saat
berada di awal kata. Oleh karena itu, hamzah di awal kata tidak ada yang ditulis di atas huruf
wawu atau ya’. Adapun hamzah di tengah kata dan akhir kata yang ditulis di atas huruf wawu
atau ya sebab di tempat tersebut hamzah bisa di tahfif sebab peletakkan wawu dan ya adalah
tempat dimana hamzah bisa ditahfif dengan huruf wawu atau ya’ tersebut.

Kursi hamzah asalnya hanya huruf alif, sehingga hamzah ditulis di atas alif pada saat hamzah
tidak bisa di-tahfif yaitu seperti di awal kata contoh : ‫ ر جْ َ أ‬sebaliknya pada posisi yang bisa
di-tahfif, contohnya seperti hamzah akhir kata setelah huruf mati, saat kursi hamzahnya
dibuang maka ditulis : ‫ ْ ء ِدف‬Hamzah termasuk huruf shohih karena bisa menerima harokat
(fathah, dhommah, kasroh), selain itu ia menyerupai huruf illah karena bisa di-i’lal dan iqlab.
Huruf hamzah sebelum menggunakan kepala huruf a’in, orang Arab menuliskan hamzah
dengan tanda titik di atas, di bawah atau di tengah kursi hamzah. Dan kemudian penggunaan
kursi hamzah ini terus berlanjut hingga sekarang, walaupun perlambang hamzah sudah
ditemukan. Bentuk huruf hamzah dibedakan dari alif, hamzah dilambangkan dengan kepala
huruf a’in sedangkan alif dilambangkan dengan garis tegak lurus. Selain itu hamzah kadang
harus ditulis diatas kursi huruf yaitu alif, wawu dan ya’, sedangkan alif kadang menjadi
kursinya hamzah. Dari segi pelafalan hamzah adalah huruf yang menerima harokat sehingga
bisa berbunyi “a” , “i”, “u”, sedangkan alif merupakan huruf yang tidak menerima harokat, ia
berfungsi sebagai tanda pemanjangan bunyi harokat fathah pada huruf sebelumnya. Penulisan
huruf hamzah tidak selalu berpedoman pada atribut harokat yang menyertainya, namun
mengikuti kaidah tertentu. Pedoman penulisan hamzah dibagi menjadi tiga, yaitu pedoman
penulisan hamzah di awal kata, di tengah kata dan di akhir kata.
Cara Penulisan Hamzah

a. Cara penulisan hamzah yang ada diawal kalimat

Hamzah yang ada dipermulaan kalimat baik hamzah washol atau qatha’itu ditulis dengan alif.

Contoh : ‫صاَل ِة‬ َ َّ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِمينَ الَّ ِذى أَ َم َر الن‬
َّ ‫اس بِال‬

Hamzah washol itu berada didalam 4 (empat) tempat, yaitu:

a. Isim yang sepuluh

(ٌ‫ اِ ْم َرأَة‬,‫ اِ ْم ُر ٌؤ‬,‫ اِ ْبنُ ُم‬,ٌ‫ اِ ْبنَة‬,‫ اِب ٌْن‬,‫ْت‬


ٌ ‫ اِس‬,‫)اِ ْس ٌم‬

b. ‫ ال‬baik Al- Syamsiyah / Al- Qomariyah.

c. Fi’il amar dari fi’il tsulatsi mujarrod.

Contoh : ‫ اِ ْفهَ ْم‬, ْ‫اُ ْكتُب‬

d. Fi’il madhi, mashdar, dan fi’il amar dari fi’il humasi dan sudasi.

Contoh: ْ‫ اِ ْست َْخ ِرج‬,‫ اِ ْستِ ْخ َراجًا‬,‫ اِ ْست َْخ َر َج‬,‫ اِ ْنطَلِ ْق‬, ‫ اِ ْن ِطاَل‬,َ‫اِ ْنطَلَق‬

Didalam empat tempat ini hamzahnya tidak diletakkan diatas ataupun dibawah alif, tujuannya
untuk membedakan antara hamzah washol dengan qatha’.

Hamzah qatha itu berada diselain tempat yang telah disebutkan diatas. Yakni didalam isim
mufrad, isim tasniyah dan isim jama’.

Contoh : ٌ‫ أُ ْخ َوة‬,‫ان‬
ِ ‫ أَ َخ َو‬,‫أَ ٌخ‬.
Dan didalam fi’il madhi dan mashdarnya fi’il tsulatsi, ruba’i.

Contoh : ‫ أس َّر‬,‫ أَ َس َر‬,ً‫إِس َْرارا‬,ً‫أَسْرا‬

Hamzah qatha ditulis diatasnya alif pengganti apabila harokat hamzah tersebut fathah dan
dlammah. Contoh ; ‫ أُكرم‬,‫ أَكرم‬,‫ أُمر‬,‫ أَمر‬dan ditulis dibawahnya alif pengganti apabila berharkat
ٌ ‫إِ ْي َم‬
kasroh. Contoh : ‫ان‬

Hamzah qatha tetap ditulis seperti diatas meskipun dimasuki huruf lain seperti:

a. ‫ ال‬Contoh ‫األمر‬

b. ‫ الم جار‬Contoh ‫ألخرج‬

c. ‫ باء جار‬Contoh ‫بأمر هللا‬

d. ‫ همزة استفهام‬Contoh ‫أأخرج‬

e. Huruf tanfis (‫ )سين‬Contoh ]2[‫سأقرأ‬


b. Cara penulisan hamzah ditengah kalimat

Hamzah yang berada ditengah kalimat itu mempunyai lima model tulisan, yaitu:

1. Ditulis dengan alif didalam dua tempat, yaitu ;

a. Apabila berharokat sukun atau berharokat fathah sekalipun hamzah tersebut bertasydid
setelah huruf yang berharokat fathah sekalipun huruf tersebut bertasydid.

Contoh ‫ قرأَا‬,‫ تبوَّأها‬,‫ تَ َذأّب‬,ُ‫يَأ ُمر‬

b. Apabila berharokat fathah yang berada disetelah huruf shahih yang mati dan setelah
hamzah tersebut tidak ada alif tatsniyah atau alif pengganti tanwin.

Contoh ‫جُزأَه‬
ْ ,‫ َد ْفاَن‬,ُ‫ تَ ْساَل‬,ُ‫ يُسْأَل‬,‫ مسْأَلَة‬,‫ج ُْزأَيْن‬

2. Ditulis dengan wawu didalam tiga tempat, yaitu :

a. Apabila berharokat dhommah yang berada disetelahnya huruf mati yang selain wawu
atau ya dan tidak ada wawu mad sesudahnya.

ْ ,‫أُرْ ؤُس‬
Contoh: ‫ َس َماؤُه‬,‫جُزؤُه‬

b. Apabila berharokat dhommah yang berada disetelah harokat fathah yang tidak
menengah-nengahi diantara dua wawu dalam satu kalimat dan tidak ada wawu jama
sesudahnya.

Contoh: ‫ أَؤ ُْلقِى ال َّذ َك ُر َعلَيه‬,‫يَ ْملَؤُه‬

c. Apabila berada disetelah huruf yang berharokat dhommah dan huruf tersebut bukan
wawu bertasydid dengan syarat hamzahnya tidak berharokat kasroh.

Contoh: ‫اؤتُ ِمن‬


ْ ,‫ يَوْ ضُؤَا ِن‬,‫ض َؤت‬
ُ ‫ و‬,‫ ُس ّؤال‬,‫ يُ َؤاخَد‬,‫ج ُْؤجُؤان‬

Qaidah : setiap hamzah yang berharokat dhommah yang diiringi oleh huruf mad seperti
bentuknya hamzah yang dibaca dhommah maka bentuknya tersebut dibuang.

Maksudnya, hamzah tersebut ditulis mufrod kecuali huruf sebelumnya dan sesudahnya bisa
disambung. Contoh ‫ فَئُوس‬menurut pendapat kedua ditulis dengan dua wawu. Contoh: ‫فَؤُوس‬
pendapat ketiga ditulis diatas wawu yang kedua setelah membuang wawu yang pertama.
Contoh: ‫ رؤس‬,‫فؤس‬

3. Ditulis dengan ya’ didalam empat tempat, yaitu :

a. Apabila hamzah tersebut berharokat kasroh yang berada disetelah huruf yang
berharokat. Contoh: ‫ضئِين‬ َّ ‫ تتو‬,‫ َملَئِه‬,‫ بَئِيس‬,‫ َسئِم‬begitu juga dengan kalimat yang dimulai dengan
hamzah istifham dan huruf kedua adalah hamzah qatha yang berharokat kasroh. Contoh: ,‫أَئِ ْفكا‬
‫ أَئِنَّا‬,‫ أَئِدا‬,‫أَئِن‬
b. Apabila hamzahnya berharokat kasroh dan huruf sebelumnya berharokat sukun.
Contoh: ‫ أسئلة‬,‫ وضوئه‬,‫ قائم‬,‫صائم‬

c. Apabila hamzahnya berharokat sukun dan huruf sebelumnya berharokat kasroh.


Contoh: ‫ برِّئت‬,‫ برئت‬Begitupula dengan fi’il madhi, amar dan mashdar binak mahmuz fa’ dari
bab ifti’al. Contoh: ‫ إئتمن‬,‫ إئتمانا‬,‫ إئتمن‬dan apabila didahului oleh fa’ dan wawu yang masuk
dalam satu kalimat dan selamat dari keserupaan maka hamzah yang pertama dibuang dan
hamzah yang kedua ditulis dengan alif karena hamzahnya berharokat sukun dan berada
disetelah huruf yang berharokat fatha. Contoh: ‫ وأتمنه‬,‫ وأتمن‬,‫ فأتزار‬,‫ فأتزر‬dan apabila didahului
oleh lafadz tsumma atau ada keserupaan, maka hamzahnya tersebut tetap ditulis dengan ya’.
Contoh: ‫ فائتم‬,‫ثم أتزر‬

d. Apabila hamzahnya berharokat selain harokat kasroh dan huruf sebelumnya berharokat
kasroh. Contoh: ‫ ناشؤ ٍن‬,‫ سيئة‬,‫رئة‬

4. Ditulis mufrod dalam empat tempat, yaitu:

a. Apabila berharokat fathah yang berada disetelahnya alif.

Contoh: ‫ رداءان‬,‫ شاءا‬,‫ راءى‬,‫ رداءين‬,‫ عباءة‬,‫ تضاءل‬,‫تساءل‬

b. Apabila berharokat fathah atau dhommah yang berada disetelah wawu sukun. Contoh:
‫ ضوءان‬,‫ السوءى‬,‫ تبوءه‬,‫ وضوءه‬namun apabila huruf sebelumnya hamzah dengan huruf
sesudahnya bisa disambung maka hamzahnya ditulis dengan diatas wadah. Contoh: ,‫ دفئا‬,‫دفئا‬
‫ شيئان‬,‫شيئا‬

c. Apabila berharokat fatha yang berada disetelah huruf shohih yang mati dan disebelum
alif tanwin dan alif tatsniyah. Contoh: ‫ جزءان‬,‫جزءا‬

d. Apabila berharokat dhommah yang berada disetelahnya wawu didalam wazan ,‫مفعول‬
‫ فعول‬atau hamzah tersebut ditulis dengan alif atau hamzah mufrod sebelum berada ditengah.

Contoh: ‫جاءوا‬,‫ قرءوا‬,‫ وءول‬,‫ دءوب‬,‫ موءودة‬,‫مرءوس‬

Namun apabila huruf sebelumnya hamzah dengan huruf sesudahnya bisa disambung maka
hamzahnya ditulis diatas wadah.

Contoh: ‫ قئول‬,‫ سئول‬,‫مشئوم‬,‫مسئول‬

Ditulis diatas wadah apabila hamzahnya didahului oleh ya’ sukun. Contoh: ,‫ ييئس‬,‫ جيئل‬,‫هيئة‬
‫ شيئِه‬,‫ شسئُك‬begitupula apabila huruf sebelumnya hamzah dengan huruf sesudahnya bisa
disambung maka hamzahnya ditulis dengan memberi wadah seperti didalam tempat ke tiga
dan keempat dari model keempat.

c. Cara penulisan hamzah diakhir kalimat

Hamzah yang berada diakhir kalimat itu mempunyai dua model tulisan, yaitu :
1. Ditulis hamzah mufrad apabila huruf sebelum hamzah berharkat sukun atau berupa
wawu bertasydid yang dibaca dhommah. Contoh :‫ َشاء‬,‫ َجا َء‬,‫نَا ٍء‬,‫ ُم ْن ٌء‬,‫ ِر ْد ٌء‬,‫ ِملْ ٌء‬,‫ َدرْ ٌء‬,‫ َملْ ٌء‬,‫ بُرْ ٌء‬,‫ج ُْز ٌء‬
‫ َوتَبَ ُّو ِء‬,‫ ُوضُو ٍء‬,‫بُراَ ٍء‬,‫غطَا ٍء‬,
ِ ‫ ِك َسا ٍء‬,‫ردَا ٍء‬,َ
ِ
2. Ditulis dengan huruf yang sesuai dengan harakat huruf sebelumnya, apabila huruf
sebelumnya berharakat dan bukan wawu bertasydid yang dibaca dhommah.

Contoh: ٌ ‫ ُمهَيَّأ‬،ُ‫ يُ ْب َرا‬،‫ ُمتَهَي ٍِّئ‬،‫ئ‬


ٍ ‫ اِ ْم ِر‬،‫تَهَيُّ ٌؤ‬،‫ لُ ْؤلُ ٌؤ‬،‫ا ْم ُر ٌؤ‬

Anda mungkin juga menyukai