‘PENULISAN HAMZAH’
Dosen Pengampu:
Yeni Anggraini, MA
Kursi hamzah asalnya hanya huruf alif, sehingga hamzah ditulis di atas alif pada saat hamzah
tidak bisa di-tahfif yaitu seperti di awal kata contoh : ر جْ َ أsebaliknya pada posisi yang bisa
di-tahfif, contohnya seperti hamzah akhir kata setelah huruf mati, saat kursi hamzahnya
dibuang maka ditulis : ْ ء ِدفHamzah termasuk huruf shohih karena bisa menerima harokat
(fathah, dhommah, kasroh), selain itu ia menyerupai huruf illah karena bisa di-i’lal dan iqlab.
Huruf hamzah sebelum menggunakan kepala huruf a’in, orang Arab menuliskan hamzah
dengan tanda titik di atas, di bawah atau di tengah kursi hamzah. Dan kemudian penggunaan
kursi hamzah ini terus berlanjut hingga sekarang, walaupun perlambang hamzah sudah
ditemukan. Bentuk huruf hamzah dibedakan dari alif, hamzah dilambangkan dengan kepala
huruf a’in sedangkan alif dilambangkan dengan garis tegak lurus. Selain itu hamzah kadang
harus ditulis diatas kursi huruf yaitu alif, wawu dan ya’, sedangkan alif kadang menjadi
kursinya hamzah. Dari segi pelafalan hamzah adalah huruf yang menerima harokat sehingga
bisa berbunyi “a” , “i”, “u”, sedangkan alif merupakan huruf yang tidak menerima harokat, ia
berfungsi sebagai tanda pemanjangan bunyi harokat fathah pada huruf sebelumnya. Penulisan
huruf hamzah tidak selalu berpedoman pada atribut harokat yang menyertainya, namun
mengikuti kaidah tertentu. Pedoman penulisan hamzah dibagi menjadi tiga, yaitu pedoman
penulisan hamzah di awal kata, di tengah kata dan di akhir kata.
Cara Penulisan Hamzah
Hamzah yang ada dipermulaan kalimat baik hamzah washol atau qatha’itu ditulis dengan alif.
Contoh : صاَل ِة َ َّاَ ْل َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِمينَ الَّ ِذى أَ َم َر الن
َّ اس بِال
d. Fi’il madhi, mashdar, dan fi’il amar dari fi’il humasi dan sudasi.
Contoh: ْ اِ ْست َْخ ِرج, اِ ْستِ ْخ َراجًا, اِ ْست َْخ َر َج, اِ ْنطَلِ ْق, اِ ْن ِطاَل,َاِ ْنطَلَق
Didalam empat tempat ini hamzahnya tidak diletakkan diatas ataupun dibawah alif, tujuannya
untuk membedakan antara hamzah washol dengan qatha’.
Hamzah qatha itu berada diselain tempat yang telah disebutkan diatas. Yakni didalam isim
mufrad, isim tasniyah dan isim jama’.
Contoh : ٌ أُ ْخ َوة,ان
ِ أَ َخ َو,أَ ٌخ.
Dan didalam fi’il madhi dan mashdarnya fi’il tsulatsi, ruba’i.
Hamzah qatha ditulis diatasnya alif pengganti apabila harokat hamzah tersebut fathah dan
dlammah. Contoh ; أُكرم, أَكرم, أُمر, أَمرdan ditulis dibawahnya alif pengganti apabila berharkat
ٌ إِ ْي َم
kasroh. Contoh : ان
Hamzah qatha tetap ditulis seperti diatas meskipun dimasuki huruf lain seperti:
a. الContoh األمر
Hamzah yang berada ditengah kalimat itu mempunyai lima model tulisan, yaitu:
a. Apabila berharokat sukun atau berharokat fathah sekalipun hamzah tersebut bertasydid
setelah huruf yang berharokat fathah sekalipun huruf tersebut bertasydid.
b. Apabila berharokat fathah yang berada disetelah huruf shahih yang mati dan setelah
hamzah tersebut tidak ada alif tatsniyah atau alif pengganti tanwin.
Contoh جُزأَه
ْ , َد ْفاَن,ُ تَ ْساَل,ُ يُسْأَل, مسْأَلَة,ج ُْزأَيْن
a. Apabila berharokat dhommah yang berada disetelahnya huruf mati yang selain wawu
atau ya dan tidak ada wawu mad sesudahnya.
ْ ,أُرْ ؤُس
Contoh: َس َماؤُه,جُزؤُه
b. Apabila berharokat dhommah yang berada disetelah harokat fathah yang tidak
menengah-nengahi diantara dua wawu dalam satu kalimat dan tidak ada wawu jama
sesudahnya.
c. Apabila berada disetelah huruf yang berharokat dhommah dan huruf tersebut bukan
wawu bertasydid dengan syarat hamzahnya tidak berharokat kasroh.
Qaidah : setiap hamzah yang berharokat dhommah yang diiringi oleh huruf mad seperti
bentuknya hamzah yang dibaca dhommah maka bentuknya tersebut dibuang.
Maksudnya, hamzah tersebut ditulis mufrod kecuali huruf sebelumnya dan sesudahnya bisa
disambung. Contoh فَئُوسmenurut pendapat kedua ditulis dengan dua wawu. Contoh: فَؤُوس
pendapat ketiga ditulis diatas wawu yang kedua setelah membuang wawu yang pertama.
Contoh: رؤس,فؤس
a. Apabila hamzah tersebut berharokat kasroh yang berada disetelah huruf yang
berharokat. Contoh: ضئِين َّ تتو, َملَئِه, بَئِيس, َسئِمbegitu juga dengan kalimat yang dimulai dengan
hamzah istifham dan huruf kedua adalah hamzah qatha yang berharokat kasroh. Contoh: ,أَئِ ْفكا
أَئِنَّا, أَئِدا,أَئِن
b. Apabila hamzahnya berharokat kasroh dan huruf sebelumnya berharokat sukun.
Contoh: أسئلة, وضوئه, قائم,صائم
d. Apabila hamzahnya berharokat selain harokat kasroh dan huruf sebelumnya berharokat
kasroh. Contoh: ناشؤ ٍن, سيئة,رئة
b. Apabila berharokat fathah atau dhommah yang berada disetelah wawu sukun. Contoh:
ضوءان, السوءى, تبوءه, وضوءهnamun apabila huruf sebelumnya hamzah dengan huruf
sesudahnya bisa disambung maka hamzahnya ditulis dengan diatas wadah. Contoh: , دفئا,دفئا
شيئان,شيئا
c. Apabila berharokat fatha yang berada disetelah huruf shohih yang mati dan disebelum
alif tanwin dan alif tatsniyah. Contoh: جزءان,جزءا
d. Apabila berharokat dhommah yang berada disetelahnya wawu didalam wazan ,مفعول
فعولatau hamzah tersebut ditulis dengan alif atau hamzah mufrod sebelum berada ditengah.
Namun apabila huruf sebelumnya hamzah dengan huruf sesudahnya bisa disambung maka
hamzahnya ditulis diatas wadah.
Ditulis diatas wadah apabila hamzahnya didahului oleh ya’ sukun. Contoh: , ييئس, جيئل,هيئة
شيئِه, شسئُكbegitupula apabila huruf sebelumnya hamzah dengan huruf sesudahnya bisa
disambung maka hamzahnya ditulis dengan memberi wadah seperti didalam tempat ke tiga
dan keempat dari model keempat.
Hamzah yang berada diakhir kalimat itu mempunyai dua model tulisan, yaitu :
1. Ditulis hamzah mufrad apabila huruf sebelum hamzah berharkat sukun atau berupa
wawu bertasydid yang dibaca dhommah. Contoh : َشاء, َجا َء,نَا ٍء, ُم ْن ٌء, ِر ْد ٌء, ِملْ ٌء, َدرْ ٌء, َملْ ٌء, بُرْ ٌء,ج ُْز ٌء
َوتَبَ ُّو ِء, ُوضُو ٍء,بُراَ ٍء,غطَا ٍء,
ِ ِك َسا ٍء,ردَا ٍء,َ
ِ
2. Ditulis dengan huruf yang sesuai dengan harakat huruf sebelumnya, apabila huruf
sebelumnya berharakat dan bukan wawu bertasydid yang dibaca dhommah.