Anda di halaman 1dari 4

PELAJARAN 7

Isim Berdasarkan Keberterimaan Tanwin


(Isim Munsharif dan Isim Ghairu Munsharif)

Hukum asalnya semua isim adalah bertanwin sampai ada sebab lain yang
menjadikan tanwinnya hilang seperti kemasukan alif lam atau menjadi idhafah
(sandaran). Isim yang dilekati alif lam, maka tanwinnya wajib dihilangkan.
Contohnya ٌ‫بٌاب‬ (pintu). Ketika ada alif lam, maka wajib dibaca ٌ‫الٌاب‬ dengan

dhammah saja, bukan dengan dhammatain seperti ٌ‫ الٌاب‬. Sebaliknya, Kata ٌ‫بٌاب‬
ketika berdiri sendiri tanpa alif lam, maka wajib dibaca tanwin, dan tidak boleh
hanya dhammah saja seperti ٌ‫بٌاب‬. Begitupun juga ketika kata ٌ‫ بٌاب‬menjadi idhafah

(sandaran) seperti ٌ‫بٌابٌ ٌالفٌصٌل‬ (pintu kelas) maka tidak boleh dibaca tanwin

seperti ٌ‫بٌابٌٌالفٌصٌل‬. Isim yang bisa bertanwin ini disebut dengan isim munsharif

dan kebanyakan isim termasuk jenis ini. Contohnya: ٌ‫قٌلٌم‬ (pulpen), ٌ‫كٌتٌاب‬ (buku),

ٌ‫سٌاعٌة‬ (jam), ٌ‫شٌعٌر‬ (rambut), dan lain sebagainya. Namun ada beberapa isim yang
tidak boleh bertanwin ketika berdiri sendiri, apalagi ketika kemasukan alif dan
lam atau idhafah. Isim yang termasuk jenis ini disebut dengan isim ghairu
munsharif. Selain tidak bertanwin, isim ghairu munsharif juga tidak bisa
berharakat kasrah.

Berikut ini kami berikan beberapa kelompok isim yang tidak boleh bertanwin:

1. Seluruh nama wanita


Seluruh nama yang digunakan untuk wanita baik yang diakhiri dengan ta’
marbuthah seperti ٌ‫ٌخدْية‬،ٌ‫ٌَعئشة‬،ٌ‫ فاطمة‬maupun tidak diakhiri ta marbuthah
seperti ٌ‫ زٌيٌنٌب‬dan ٌ‫مٌرٌيٌم‬. Khusus untuk nama wanita yang tersusun dari 3 huruf
dan huruf di tengahnya berharakat sukun, maka boleh dibaca tanwin seperti
ٌ‫هٌنٌد‬ .

2. Seluruh nama Laki-laki yang diakhiri ta’ marbuthah


Semua nama yang digunakan untuk laki-laki dan diakhiri dengan ta’ marbuthah
seperti ٌ‫ٌميَسة‬،ٌ‫ٌأسامة‬،ٌ‫ معاوية‬.

3. Seluruh nama yang berasal dari non Arab yang hurufnya lebih dari 3 huruf
Nama-nama yang berasal bukan dari Bahasa Arab yang tersusun lebih dari 3
huruf seperti nama-nama Nabi:
ٌ‫ٌدٌاوٌوٌد‬،ٌٌ‫ٌسٌلٌيٌمٌان‬،ٌٌ‫ٌهارٌوٌن‬،ٌ‫ٌيونس‬،ٌ‫ٌأيُّوب‬،ٌ‫ٌعيَس‬،ٌ‫ٌيعقوب‬،ٌ‫ٌإسحاق‬،ٌ‫ٌإسماعيل‬،ٌ‫إبراهيم‬
Pengecualian untuk nama yang tidak berasal dari bahasa Arab yang tersusun
dari 3 huruf termasuk isim munsharif seperti ٌ‫ٌلوط‬،ٌ‫نوح‬.

4. Seluruh nama yang berakhiran alif dan nun


Semua nama yang diakhiri alif dan nun ( ‫ )ان‬seperti ٌ‫ٌسليمان‬،ٌ‫عثمان‬.

5. Seluruh nama yang mengikuti wazan (pola) fi’il


Semua nama yang mengikuti wazan fi’il seperti ٌ‫ أْحد‬dan ٌٌ‫يزيد‬.

6. Seluruh nama yang mengikuti wazan (pola) ٌ‫فعل‬


Semua nama yang polanya mengikuti wazan ٌ‫ فعل‬seperti ٌ‫ عمر‬dan ٌ‫زحل‬.

7. Seluruh kata sifat yang mengikuti wazan (pola) ٌ‫فعَلن‬


Semua kata dalam bahasa arab yang polanya mengikuti wazan ٌ‫فعَلن‬ seperti

ٌ‫( عٌطٌشٌان‬haus), ٌ‫غضبان‬ (marah), dan ٌ‫( جوَعن‬lapar).

8. Seluruh kata yang mengikuti wazan ٌ‫أفعل‬


Semua kata yang polanya mengikuti wazan ٌ‫ أفعل‬seperti nama-nama warna dan

isim tafdhil (kata yang menunjukkan lebih/sangat). Contohnya ٌ‫( أْحر‬merah),


ٌ‫( أخض‬hijau), ٌ‫أبيض‬ (putih), ٌ‫( أكب‬paling besar), ٌ‫( أفضل‬paling utama).

9. Seluruh kata yang mengikuti pola shigat muntahal jumu’


Shigat muntahal jumu’ adalah salah satu bentuk jamak dengan pola-pola khas
seperti ٌ‫ٌمفاعل‬،ٌ ‫ٌفواعل‬،ٌ ‫أفاعيل‬ dan sebagainya. Contohnya ٌ‫( أناشيد‬lagu-lagu),
ٌ‫( قواعد‬kaidah-kaidah), ٌ‫رسائل‬ (risalah-risalah), dan ٌ‫( مدارس‬sekolah-sekolah).

10. Semua kata yang diakhiri alif ta’nits maqsurah dan mamdudah
Alif ta’nits adalah alif yang menjadi ciri muannats dari suatu kata. Misalkan
ٌ‫أخض‬ (hijau) adalah bentuk mudzakkar. Bentuk muannatsnya adalah dengan
diubah ke pola alif ta’nits mamdudah menjadi ٌ‫خضاء‬. Semua kata yang
diakhiri alif ta’nits baik yang maqsurah maupun mamdudah termasuk isim
ghairu munsharif.

Contoh kata yang diakhiri alif ta’nits maqshurah:


ٌ‫( عطش‬haus) , ٌ‫( جوع‬lapar) , ‫ذكرى‬ (peringatan)

Contoh kata yang diakhiri alif ta’nits mamdudah:


ٌ‫( ْحراء‬merah) , ٌ‫بيضاء‬ (putih) , ٌ‫( سوداء‬hitam) , ٌ‫أصدقاء‬ (teman-teman)

Hukum asalnya isim ghairu munsharif itu majrurnya dengan harakat fathah. Namun
ada 2 keadaan yang menjadikan isim ghairu munsharif boleh berharakat kasrah
ketika majrur, yaitu pada saat:

1. Dilekati alif lam


Contoh : asalnya ٌ‫( مساجد‬masjid-masjid)
menjadi ٌ‫( ِفٌالمساجد‬di dalam masjid-masjid)

2. Menjadi mudhof
Bila isim ghairu munsharif menjadi mudhaf, ia juga majrur dengan kasrah.
Contoh: asalnya ٌ‫( مساجد‬masjid-masjid)
menjadi ٌ‫( ِفٌمساجدٌٌالقرية‬di dalam masjid-masjid desa)

Tugas! Tentukanlah kelompok dari kata berikut berdasarkan isim munsharif


dan isim ghairu munsharif dengan memberi tanda (X) pada kolom yang
disediakan.

Isim Munsharif Ghairu Munsharif


ٌ‫مٌكٌة‬
ٌ‫نٌوٌم‬
ٌ‫سٌلٌمٌان‬
ٌ‫أٌسٌاتٌيٌذ‬
ٌ‫زٌرٌقٌاء‬
‫مٌصٌابٌيٌحٌ‬
‫مٌفٌتٌاحٌ‬
‫عٌيٌ‬
‫أٌصٌغٌرٌ‬
‫زٌوٌجٌةٌ‬

Anda mungkin juga menyukai