Anda di halaman 1dari 4

ISIM GHAIRU MUNSHARIF

Salah satu tanda-tanda isim adalah dibaca tanwin, tapi berbeda


dengan isim yang satu ini, yaitu isim ghairu munsharif, karena isim ini tidak
menerima tanwin atau tidak dibaca dengan tanwin, dan tidak menerima
I'rab jar dengan kasroh tetapi dibaca jarnya dengan fathah.
A. Pengertian Isim Ghairu Munsharif
Secara Bahasa isim ghairu munsharif berarti isim yang tidak menerima
tanwin shorfi. Menurut ulama nahwu tanwin shorfi adalah tanwin tamkin.
Menurut syarah ibnu aqil tanwin tamkin adalah tanwin yang bertemu
dengan isim mu'rob (isim yang bisa dibaca dhommah, kasroh dan fathah)
yang munsharif (dan menerima tanwin). Jadi kesimpulannya adalah isim
ghairu munsharif adalah isim yang tidak menerima tanwin shorfi (contoh
tanwin shorfi: dhommatain, fathatain, kasrotain).
Secara istilah isim ghairu munsharif adalah isim yang mempunyai dua
ilat atau saru ilat yang menempati dua ilat. Karena isim ghairu munsharif
memiliki keserupaan dengan fi'il (kerja) dari segi sama-sama memiliki dua
ilat far'iyah, yang satu pada lafadz dan yang lain kembali pada makna.
Illat: sesuatu yang membuat isim menjadi ghairu munsharif1

Ada beberapa isim yang tidak boleh bertanwin ketika berdiri sendiri, apalagi
ketika kemasukkan alif dam lam atau idhafah. Isim yang termasuk jenis ini
disebut dengan isim ghairu munsharif. Isim dibawah ini:
ُ‫( ِكت َاب‬buku) isim ini jika ditambahkan imbuhan alif lam menjadi ُ‫ُ ْال ِكت َاب‬
Bila kita periksa dalam seluruh ayat Al-quran yang mengandung
nama nama Ibrahim maka akan kita dapat bahwa seluruhnya tidak
bertanwin, salah satu contohnya:

1
Hisyam.Arabunablogspot.com.pukul 10:29. 5 oktober 2019
"sesungguhnya kami telah memberikan wahyu kepadamu
sebagaimana kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi
yang kemudiannya, dan kami telah memberikan wahyu(pula) kepada
Ibrahim,Ismail, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun
dan Sulaiman. Dan kami berikan zabur kepada Daud." (An-Nisa:163)
Perhatikanlah bahwa nama Nabi Nuh disebutkan dalam keadaan
bertanwin, akan tetapi nama Nabi-nabi lain yang disebutkan di atas mulai
dari Nabi Ibrahim hingga Nabi Daud tidak satupun yang bertanwin. Ini
dikarenakan nama nabi Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya'qub, Isa, Ayyub,Yunus,
Harun,, sulaiman dan daud merupakan Isim ghairu munsharif, yaitu isim
yang tidak boleh bertanwin, isim ghairu munsharif juga boleh menerima
harakat kasrah. Oleh karena itu kata "Ibrahim" pada ayat di atas tidak
dibaca kasrah sekalipun didahhului oleh huruf jar.

Isim ghairu munsharif tidak bisa berkarkat kasrah.


Beberapa kelompok isim yang tidak boleh bertanwin:
1. Seluruh nama wanita
Seluruh nama wanita yang digunakan untuk wanita baik yang diakhiri
ta marbuthah sepertiُ,‫ُ َخ ِد ْي َجة‬,‫عائِشَة‬
َ ُ,ُ‫ط َمة‬ ُِ ‫ فَا‬maupun tidak
diakhiri ta marbuthah seperti ُ‫ زَ ْينَب‬dan ُ‫ َم ْر َيم‬. Khusus untuk nama
wanita yang tersusun dari tiga huruf di tengahnya berharkat sukun,
maka boleh dibaca tanwin seperti ُ‫ِه ْند‬
1. Seluruh nama laki-laki yang diakhiri ta marbuthah
Semua nama yang digunakan untuk laki-laki dan diakhiri dengan ta
marbuthah seperti ُ‫س َرت‬
َ ‫ُ َم ْي‬,‫سا َمة‬
َ ‫ُأ‬,‫م َعا ِويَة‬
2. Seluruh nama ynag berasal dari non arab yang hurufnya lebih dari 3
huruf seperti nama-nama nabipada contoh di surat An-nisa: 163 di
atas. Khusus untuk nama yang tidak berasal dari bahasa arab yang
tersusun dari 3 huruf termasuk isim munsharif seperti ُ‫ ن ْوح‬dan ُ‫ل ْوط‬
3. Seluruh nama yang berakhiran alif dan nun
Seluruh nama yang diakhiri alif dan nun seperti ُ‫ ُسُلَ ْي َمانو ُعثْ َمانو‬,‫َم ْر َوان‬
ُ‫ع ْدنَان‬
َ .
4. Seluruh nama yang mengikuti wazan fi'il
Semua nama yang polanya mengikuti wazan fi'il seperti ُ‫ أَحْ َمد‬dan ُ‫يَ ِزيْد‬.
5. Seluruh nama yang mengikuti wazan ُ‫فُ َعال‬
Semua nama yang polanya mengikuti wazan ُ‫ فعَال‬seperti ُ‫ ع َمر‬dan ُ‫ج َحل‬.
6. Seluruh kata sifat yang mengikuti wazan ُ‫فَ ْعالَن‬
Semua kata dalam bahasa arab yang polanya mengikuti wazan ُ‫فَ ْعالَن‬
seperti ُ‫طشَان‬ ُْ ‫ع‬َ (haus), ُ‫ضبَان‬ ْ ‫ع‬ َ (marah).
7. Seluruh kata yang mengikuti wazan ُ‫أ َ ْف َعل‬
Semua kata ynag polanya mengikuti wazan ُ‫ أ َ ْف َعل‬seperti nama-nama
warna dan isim tafdhil. Contohnya ُ‫( أَحْ َمر‬merah), ُ‫ضر‬ َ ‫( أ َ ْخ‬hijau), ُ‫ص َود‬
ْ َ‫أ‬
(putih), َُ‫( أ َ ْز َرق‬biru),
8. Seluruh kata ynag mengikuti pola shigat muntahal jumu'
Shigat muntahal jumu' adalah salah satu bentuk jamak dengan pola-
pola khas seperti ُ‫عل‬ ُِ ‫ َُمُفَا‬, ُ‫فَ َوا ِعل‬, ُ‫أَفَا ِعل‬, dan sebagainya. Contonya ُ‫أَنَا ِشيْد‬
(lagu-lagu), ُ‫( ُقَ َوا ِعد‬kaidah-kaidah)
9. Semua kata yang diakhiri alif ta'nits maqsurah dan mamdudah
Alif ta'nits adalah alif yang menjadi ciri muanats dari suatu kata.
Misalkan ُ‫ضر‬ َ ‫ أ َ ْخ‬adalah bentuk mudzakkar. Bentuk muannatsnya
adalah dengan diubah ke pola alif ta'nits mamdudah menjadi ُ‫َخض َْراء‬
. semua kata yang diakhiri alif ta'nits baik yang maqsurah maupun
mamdudah termasuk isim ghairu munsharif.
Contoh kata yang diakhiri alif ta'nits maqshurah:
‫طشَى‬ ْ ‫ع‬ َ ُ(haus), ‫عى‬ َ ‫(ُ َج ْو‬lapar)
‫سل َمى‬ ْ َ ُ(nama wanita), ‫( ِذ ْك َرى‬peringatan)
Contoh kata yang diakhiri alif ta'nits mamdudah:
ُ‫ض َُراء‬
ُْ ‫خ‬ َُ (hijau), ُ‫( َح ْم َراء‬merah), ُ‫ضاء‬ َ ‫( َب ْي‬putih)

Hukum asalnya isim ghairu munsharif itu majrurnya dengan


fathah.
Majrur ialah kondisi i'rab yang dikhususkan untuk isim.
Namun ada dua keadaan yang menjadikan isim ghairu munsharif
boleh berharakat kasroh ketika majrur:
1. Dilekati Al
Isim ghairu munsharif, khususnya yang bukan ma'rifat dari asalnya
(nama), ketika dilekati Al, ia majrur dengan kasrah. Contonya:
"janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf
dalam masjid-masjid." (al-baqarah:187)
2. Menjadi mudhaf
Bila isim ghairu munsharif menjadi mudhaf (bukan mudhaf ilaih),
ia juga majrur dengan kasrah. Contonya:

"sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk


yang sebaik-baiknya." (At-tin:4)2

2
Abu razin, ummu razin. 2015. ilmu nahwu untuk pemula. jakarta: www.programbisa.com.

Anda mungkin juga menyukai