Anda di halaman 1dari 66

MUQODIMAH

----------------------------------------------------------



Puji syukur ke hadhirat Alloh SWT, atas limpahan ni’mat,


hidayat dan ‘Inayat-Nya, yang telah memberi kemudahan dan
kemurahan kepada penulis sehingga diberi kesehatan dan
kelancaran dalam menulis buku kecil dan sederhana ini.
Sholawat salam atas baginda Rosulillah SAW, yang dengan
petunjuk para pewaris ilmunya, penulis dapat mempunyai gagasan
untuk menyusun sebuah risalah tentang bimbingan Akhlaqul
Karimah bagi kaum wanita, agar menjadi mar’ah sholihah yang
patut dibanggakan sebagai sebaik-baik perhiasan dunia.
Buku kecil ini hadir sebagai ekspresi kegelisahan tentang
akhlaq kaum wanita, khususnya remaja putri di lingkungan penulis
sendiri yang mulai terpengaruh oleh perubahan perubahan zaman
yang menjauhkan mereka dari norma agama. Al-faqir berikhtiar
memberikan informasi yang baik dan benar, kepada para remaja
putri yang masih setia mengaji di Majlis Ta’lim kami. Al-Faqir
berharap agar buku ini dapat memberikan manfaat. Setidaknya
kepada santri-santri putri majlis ta’lim MAZAAHIRUL ULUUM.
Demikian atas segala kekurangan dan kekhilafan penulis,
khususnya dalam penyusunan risalah ini, Al-Faqir berharap tegur
sapa, kritik dan saran dari siapapun demi lebih baik dan
sempurnanya buku ini.

Penulis

M. SURURI ABDURRAHMAN
1
SEJARAH
PROSES KEJADIAN KAUM WANITA
--------------------------------------------------------------------

Muasal dari kejadian wanita adalah dari serpihan


tulang rusuk nabi Adam alaihissalam sebelah kiri,
sebagaimana disebutkan dalam surat An-Nisa ayat pertama
dan diperkuat oleh hadits nabi Muhammad SAW, riwayat
Imam Bukhari sbb ;

ÁÁÁSfMoi#^f5 Õã=UãläY À ãR5 xäBneäæãqIq&Aã


Berlaku baiklah engkau dalam menasihati wanita, karena
sesungguhnya ia tercipta dari tulang rusuk (Adam).

2
Diriwayatkan bahwa Adam telah sekian lama tinggal di
surga namun merasa kesepian, meskipun Adam dapat
berinteraksi dengan para malaikat. Akhirnya pada hari jum’at
ketika matahari mulai condong ke barat, Adam diminta tidur
dan dalam tidurnya Adam bermimpi melihat makhluq sejenis
dirinya yang begitu lembut dan sangat mempesonakan. Selagi
Adam tertidur Alloh mengeluarkan Hawa dari tulang rusuk
sebelah kirinya. Dan ketika bangun Adam terkejut karena
makhluq itu telah berada di sampingnya. Seketika itu pulalah
timbul syahwat yang kuat untuk merengkuh Hawa dalam
pelukan, seakan-akan hendak menyatukan dirinya dengan
Hawa. Namun Alloh segera mencegah Adam untuk melakukan
itu, hingga kemudian disatukan dalam ikatan pernikahan.
Dengan saksi para malaikat dan mahar berupa bacaan
sholawat kepada nabi Muhammad SAW, -yang tentu saja
membuat Adam heran karena ternyata Alloh telah
menciptakan cahyaning sukma dari pribadi agung nabi
Muhammad SAW. Sebelum menciptakan dirinya- maka
resmilah Adam dan Hawa sebagai suami istri.

3
Adam dan Hawa-pun tinggal di surga. Alloh memberi
kebebasan kepada keduanya untuk menikmati segala faisilitas
surga, hanya saja Alloh wanti-wanti agar Adam dan Hawa
jangan menyentuh buah larangan, yaitu buah Khuld. Warning
dari Alloh ini justru menjadi senjata bagi iblis yang masih
memendam kesumat, untuk meruntuhkan keimanan Adam
dan Hawa. Maka skenario Alloh atas sejarah kemanusiaan-
pun berlaku. Setelah menunggu momentum dan timing yang
tepat, Iblis datang menemui Adam dan Hawa yang tengah
santai di antara taman-taman surga.

Dengan dalih hendak menghibur keduanya, Iblis


meniup seruling yang terbuat dari kayu pohon khuldi, hingga
suaranya melenakan Adam dan Hawa. Lalu iblis membujuk
Adam dan Hawa agar mencicipi buah khuldi. “ baru kayunya
saja bisa mengeluarkan suara begitu indah dan merdu,
apalagi buahnya, pasti rasanya sangat lezat” ,begitulah Iblis
membujuk Adam. Terbakar hasrat dan syahwat untuk
mencicipi buah khuldi, membuat Adam Hawa lalai dari
larangan Alloh. Keduanya baru sadar setelah cuilan buah

4
khuldi berhenti di tenggorokan Adam, sedangkan Hawa sekali
makan langsung dua butir, serta merta berhenti di kedua
dadanya. Hingga anak cucunya, setiap kaum pria pasti
memiliki jakun, sedangkan wanita memiliki dua payudara.
Itulah hikmahnya.

5
NASIB KAUM WANITA DI MASA LALU,
DAN SEBELUM ISLAM
---------------------------------------------------------------------------

Bangsa-bangsa besar yang dikenal telah mempunyai


peradaban tinggi di masa lalu adalah bangsa Romawi, Parsi,
China dan Yunani. Namun demikian, tingginya tingkat
peradaban dan majunya tata kemasyarakatan tidak serta
merta membawa kaum wanita pada nasib yang lebih baik.
Justru bangsa bangsa ini memperlakukan wanita sebagai
sekedar pelengkap kehidupan. Kadang dijadikan sebagai
budak hasrat jasmani. Kaum pria dapat memiliki harem, -
semacam pemuas nafsu- asalkan mempunyai kedudukan dan
harta yang cukup. Ada juga yang memberlakukan poliandri,

6
jika wanitanya berasal dari kalangan atas. Tentu saja praktik
poliandri malah melecehkan fitrah kewanitaan itu sendiri.

Di kalangan masyarakat Arab dan jazirah asia lainnya,


nasib kaum wanita di masa itu pun jauh lebih
memprihatinkan. Tradisi jahiliah yang berlaku di masa itu
menjadikan wanita sebagai komoditi hasrat biologis semata.
Wanita kadang dipaksa untuk melayani pria yang bukan
suaminya dengan maksud agar mendapatkan keturunan yang
tinggi kedudukannya atau tampan wajahnya. Malah di
beberapa suku nomaden, kadang bayi wanita dikubur hidup-
hidup akibat system patrilineal yang kebablasan. Surat An-
Nahl ayat 58-59 menggambarkan hal itu ;

k~Ïa qsp ã8qBi ut-p gÎ é*mväæ ks91ã =Fæ ã:ãp


lqs $Q ubBjî}ã uæ =Fæ äi ÒAoi hq^eã oi |<q&}
Álqjb2î} äixäAvã åãQeãò uA9} hã
Artinya : Dan apabila seseorang di antara mereka diberi kabar
dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah mukanya, dan
dia sangat marah.

7
Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak. Disebabkan
buruknya berita Yang disampaikan, Apakah dia akan
memeliharanya, atau menguburkan di dalam tanah. (hidup-
hidup) . Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka
tetapkan.

Dalam surat At-Takwir, ayat 8 juga dijelaskan ;

#f&] èm:|äæ ß #fzA Õ8ÒUã ã:ãp


Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup di
Tanya,Karena dosa apakah dia dibunuh ?

Perlakuan demikian rendah dan hinanya terhadap


kaum wanita nyaris merata di berbagai bangsa. Namun
semenjak agama Islam tergelar, pelan-pelan nasib kaum
wanita mulai terangkat. Syari’at tetap memberikan martabat
yang layak bagi wanita yang salehah, dan mengembalikan
mereka pada fitrah kemanusiaannya. Islam memberikan
apresiasi mendalam terhadap wanita yang bisa dan siap
memposisikan dirinya sebagai muslimah, serta tidak
mengekangnya kecuali pada batas-batas tertentu yang justru
bertujuan untuk tetap mempertahankan martabat kaum
wanita itu sendiri.
8
KEDUDUKAN KAUM WANITA DALAM ISLAM
---------------------------------------------------------------------------

Tidak dapat dipungkiri, bahwa manusia pertama yang


beriman kepada kerasulan Muhammad SAW adalah kaum
wanita, yakni sayyidah Khadijah, R. ‘Anha. Dan sejak mula
Rosululloh SAW membawakan risalah Islam, kaum wanita
mendapat kedudukan yang sejajar dengan kaum pria dalam
hal keimanan dan amal. Alloh tiada membeda-bedakan antara
kaum wanita dan pria. Keduanya mempunyai kedudukan yang
sama, dan berpotensi memperoleh surga dengan amal
masing-masing.
9
Syari’at Islam juga sangat memuliakan status kaum wanita
pada derajat yang luhur, Rosul yang mulia pernah bersabda ;

8wçeã 8äjQ xäBneã


Kaum wanita adalah soko gurunya Negara……

Suatu negeri akan dapat eksis dan stabil jika akhlaq


kaum wanita terpelihara, namun apabila kaum wanitanya
sudah rusak moral, maka sendi-sendi Negara akan goyah.
Sebab kaum wanita adalah yang melahirkan generasi
penerus. Oleh sebab itu, baik dan buruknya suatu bangsa di
masa yang akan datang bergantung pada akhlaq kaum
wanita.

Islam mengembalikan status fitrah kemanusiaan bagi


wanita yang sekian abad telah terampas oleh budaya dan
peradaban di masa lalu. Kesempatan untuk maju dan
berkembang serta bersaing secara sehat diberikan kepada
kaum wanita dalam berbagai lapangan kehidupan, sepanjang
tidak melanggar batasan syar’I yang juga diterapkan bagi
kaum pria. Amal saleh yang dikerjakan pria dan wanita juga

10
dihargai sama dalam Islam. Surat An-Nisa ayat 124
menegaskan hal itu, sbb ;

oiÒi qsp é*mã pã =a:oi #2fJeãoi gjR} oip


ãR^m lqjfÏ} vp Ön:ãlqf59} czeÑäY
Artinya : Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik ia
laki-laki atau wanita, sedang ia orang yang beriman, maka
mereka itu masuk ke dalam surge, dan mereka tidak dianiaya
walau sedikitpun.

Amal saleh atau perbuatan baik bisa bersifat spiritual


atau sosial. Dalam kehidupan, kedua amal saleh ini mesti
seiring dan sejalan. Amal saleh yang bersifat sosial bagi
wanita berarti segala bentuk aktifitas positif, mulai dari
bangun tidur hingga tidur lagi. Aktifitas positif tersebut bisa
berkaitan dengan diri pribadi atau orang lain di lingkungan
terdekatnya. Apabila kegiatan rutin harian diniati ibadah
tentu menjadi amal saleh yang dapat dipetik hikmahnya kelak
di hari qiyamat.

11
Adapun aktifitas positif yang bersifat spiritual adalah
segala bentuk ibadah yang lazim disebut ibadah makhdloh,
misalnya sholat, puasa, zakat dan lain-lain yang memiliki
syarat, rukun tertentu. Kaum wanita apabila melakukan amal
ibadah sesuai dengan kemampuan yang ada padanya, maka
iapun berhak memperoleh pahala yang tidak dibeda-bedakan
dengan kaum pria.

12
MU’AMALAH WANITA DALAM MASYARAKAT
--------------------------------------------------------------------------
Arti dari masyarakat adalah sekumpulan orang yang
hidup bersama dan sepakat untuk memlihara norma-norma
kebersamaan sehingga tercipta kerukunan dan saling
memberikan kemanfaatan. Wal hasil, orang yang melanggar
norma kebersamaan, misalnya merugikan sesama, maka ia
akan mendapat sanksi moral di tengah masyarakat. Malah jika
pelanggaran yang dilakukan sampai menimbulkan
kemadloratan dan mengancam jiwa atau harta sesama, maka
ia akan diancam sanksi berat di masukkan ke Lembaga
Permasyarakatan.

Unit terkecil dari kehidupan bermasyarakat dalam


suatu Negara adalah keluarga. Peran dan posisi wanita pada
13
unit terkcil dari masyarakat yaitu keluarga, setidaknya
terdapat pada tiga status yang disandang yaitu sebagai istri,
sebagai Ibu dan sebagai anak. Apabila seorang wanita berhasil
memposisikan diri sebagai ibu yang sukses berkhidmat pada
suami dan sukses membina serta mendidik putra-putrinya,
maka pada saat ia berinteraksi dengan kominitas masyarakat
yang lebih luas di luar lingkup keluarga, dirinya akan lebih
mudah memposisikan diri di tengah-tengah masyarakat. Serta
tidak akan mendapatkan kendala yang berarti ketika harus
berbaur dengan lingkungan di mana ia berdomisili.

Tidak sedikit wanita yang berhasil mendapatkan posisi


terhormat di tengah masyarakat, bahkan sebagian di
antaranya dipercaya sebagai pemimpin yang berhasil
membawa kemaslahatan bagi warga atau anggota yang
dipimpinnya. Namun jika ditelusuri lebih jauh, wanita yang
sukses dalam bermasyarakat, pada umumnya adalah yang
juga sukses dalam keluarganya. Syari’at Islam memberikan
apresiasi yang tinggi terhadap peran serta kaum wanita dalam
membangun masyarakat.

14
WANITA SEBAGAI SEORANG ANAK
-----------------------------------------------------------------------

Keberadaan setiap manusia yang lahir ke dunia, tentu


atas kehendak Alloh dengan perantara ayah dan ibu. Oleh
karena itu Islam mengatur relasi anak dan orang tua dalam
imbal balik yang padu dan saling memberikan kemaslahatan,
agar menjadi keluarga yang ideal. Seorang wanita dalam
kapasitasnya sebagai anak berhak untuk menerima tarbiyah
jasadiyah dan tarbiyah ruhiyah dari kedua orangtuanya.
Tarbiyah jasadiyah dari kedua orangtua mencakup
pemeliharaan fisik semenjak masih dalam kandungan hingga
menginjak dewasa sampai ia berkeluarga. Termasuk
menikahkan anak putri dan mendampinginya menjadi wali

15
adalah merupakan kewajiban orang tua yang menjadi hak
tarbiyah jasadiyah bagi putrinya. Sedangkan tarbiyah ruhiyah
adalah pengayoman, bimbingan akhlaq hingga pendidikan,
atau ketrampilan yang menjamin kehidupan di masa depan.
Bahkan dunia akhirat.

Hak-hak yang bisa diterima berbanding lurus dengan


kewajiban yang mesti ditunaikan oleh seorang anak terhadap
kedua orangtuanya. Kewajiban utama seorang anak adalah
Birrul walidayn. Dalam istilah jawa seorang anak juga
mempunyai kewajiban yang disebut dengan istilah njunjung
dhuwur mendhem jero. Filosofi yang terkandung dalam
ungkapan popular ini, seorang wanita berkewajiban untuk
memberikan terbaik dalam prilaku, tindakan, perkataan
maupun sikap keseharian lainnya agar tetap dalam kerangka
memuliakan martabat kedua orangtua, dan juga agar dapat
menutupi segala ke kurangan ataupun kekhilafan orangtua,
dan senantiasa berlapang dada untuk memaafkan mereka jika
terdapat kesalahan.

16
Birrul walidayn yang pengejawantahannya
diterjemahkan dalam bentuk sikap untuk berbakti dengan
kedua orangtua, bagi seorang wanita bukan saja patuh dan
mendukung keputusan positif mereka, Namun juga menjaga
nama baik keduanya dengan tetap menjaga akhlaqul karimah.
Ridlo terhadap pilihan keduanya sepanjang dibenarkan oleh
syara’. Birrul Walidayn akan menghantarkan wanita pada
ridlo Alloh yang pada saatnya nanti dapat menjadi wasilah
selamat dunia akhirat. Rosul yang mulia melalui lisannya yang
suci menginformasikan kepada kita dalam sabdanya ;

o}9eãqeãÌ6Aò êãÌ6Ap o}9eãqeãéM<ò êãéM<


Ridlo Alloh tergantung pada ridlo kedua orangtua, murka
Alloh juga tergantung pada murka kedua orangtua.

Dalam Al-qur’an juga banyak disebutkan tentang


kewajiban dan keutamaan birrul walidayn. Sebaliknya
ancaman atas orang yang durhaka terhadap keduanya juga
banyak tersebar dalam AL-Qur’an maupun hadits nabi.

17
Kebanyakan Orangtua, apabila diberi umur panjang
hingga dapat menangi cucu buyut, biasanya akan lebih
cenderung pada anak perempuan sebagai tumpuan di hari
tua. Wanita dianggap lebih telaten dan luwes ketika merawat
orangtua yang uzur. Karenanya wanita relatif memiliki
kewajiban ekstra jika dikaruniai orangtua yang berumur
panjang. Sebab merawat ayah ibu yang sudah jompo
merupakan infestasi pahala yang tak ternilai, jika dibarengi
dengan ketabahan dan kesabaran.

18
WANITA SEBAGAI SEORANG ISTRI
----------------------------------------------------------------

Dapat mempertahankan kehormatan hingga titik akhir


di kursi pelaminan tentu merupakan dambaan wanita
dewasa. Oleh karena itu, status wanita dalam kapasitasnya
sebagai istri sejatinya adalah maqom kemuliaan yang
diberikan Alloh untuk kaum wanita. Apalagi jika dalam
membina rumah tangga dikarunia kebahagiaan, sebagaimana
gambaran Al-Qur’an yang disebut dengan istilah SAMAHAH
(Sakinah, Mawaddah, Rohmah).
Madu kebahagiaan dunia dapat direguk hingga terasa
sampai pori-pori rasa, manakala wanita dapat memposisikan
diri sebagai istri yang salihah. Namun demikian, istri yang
salihah tentu saja berasal dari gadis yang salehah, dan gadis
yang salehah Insya Alloh akan mendapat jodoh pria yang
19
soleh. Idealisasi gambaran atas istri yang solehah adalah
sebagaimana yang disebut dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’
ayat 34. Dalam ayat ini Alloh menyebutkan dua istilah yang
disematkan bagi wanita solihah yaitu yang disebut dengan
qonitaat dan khafidzoot. Qonitat artinya patuh kepada Alloh
dan bakti pada suami, sedangkan khafidzot artinya adalah
menjaga kehormatan diri dan harta suami yang dipercayakan
padanya untuk memeliharanya.

Senada dengan hal itu, Rosululloh SAW menegaskan


dalam salah satu haditsnya ;

#ÏZ1p äs=tE #iäIp ätBN #fI ã:ã Õü=Uã


$xäE åäæ|ãoig59% ät-p> #QäÊãp ät-=Y
k~Rm qæãrãp< Á Ön:ãåãqæãoi
artinya : seorang wanita apabila melaksanakan sholat
lima waktu, berpuasa di bulan Romadlon, menjaga harga
dirinya dan patuh dengan dengan suaminya, maka ia dapat

20
masuk surga dari pintu mana saja yang ia kehendaki. HR. Abu
Nu’aim.

Kewajiban pokok seorang wanita berkenaan dengan


statusnya sebagai istri adalah patuh pada suami untuk hal-hal
yang tidak bertentangan dengan syara’, dan menjaga harga
diri serta harta suami. Kewajiban ini harus linier dengan
kewajiban nya terhadap Alloh, utamanya sholat dan puasa
serta amaliah fardu lainnya.

Hak yang bisa didapatkan bagi wanita yang konsekwen


menunaikan kewajibannya, diantaranya ia berhak menerima
nafkah lahir dan batin, dan tentu saja mahar saat akad
nikahnya. Kemudian ia juga berhak mendapatkan bimbingan
dan pengayoman dari suaminya. Bimbingan ruhani dan
pengayoman jasmani bisa berupa kata-kata yang baik, mulang
ngaji, atau kesempatan untuk ngaji jika suami tidak mampu
memngajarkan ilmu-ilmu pokok dalam agama, misalnya
toharoh, haid, nifas dan istihadoh. Termasuk dalam kerangka
pengayoman jasmani adalah memberikan tempat tinggal yang

21
layak, serta perlakuan yang hangat, mesra dan meneduhkan
jiwa.

Di era modern, dimana banyak wanita yang bekerja di


luar rumah untuk mencari penghasilan yang halal, maka hal
itu tidak di larang sepanjang tidak sampai mengurangi
kewajiban dia terhadap suami. Kemudian hasil yang ia
peroleh dalam bekerja, yang ditasarufkan untuk kepentingan
keluarga dinilai shodaqoh yang besar pahalanya. Syari’at
melarang wanita keluar dari rumah dengan tujuan mencari
penghasilan dengan mengabaikan kewajiban utama khidmat
pada suami dan anak-anak, apalagi jika suami tidak ridlo
terhadap apa yan istri lakukan berkenaan dengan pekerjaan
atau aktifitas lain di luar rumah.

22
WANITA SEBAGAI SEORANG IBU
-------------------------------------------------------------------

Adagium popular menyatakan “ seorang ibu pastilah


seorang wanita, namun seorang wanita belum tentu bisa
menjadi ibu “ . maka, beruntunglah wanita yang dipanggil ibu
oleh anak-anaknya. Wanita dewasa yang telah beruntung
dikaruniai keturunan hingga menjadi seorang ibu, akan lebih
sempurna kebahagiannya jika dalam mendidik putra-putrinya
senantiasa berpegang teguh pada syari’at Islam.
Dalam sebuah generasi, sejatinya seorang ibu adalah
merupakan madrasah pertama bagi putra-putrinya. Tidaklah
heran jika seorang bijak pernah mengatakan bahwa seorang
ibu yang salehah lebih baik dari seribu ayah yang soleh.
23
Sebab, seorang ibu yang salehah tentu akan melahirkan
generasi yang soleh. Dengan keteladanan berupa akhlaqul
karimah yang ditanamkan seorang ibu bagi putra-putrinya,
generasi penerus akan terjamin kemuliaan akhlaqnya.
Sementara lelaki yang saleh tidak dapat melahirkan generasi,
ibaratnya tanaman maka biji yang baik belum tentu akan
tumbuh subur jika tanahnya kering dan gersang. Lahan yang
subur dapat menjamin tanaman tumbuh dengan baik.
Sebagai seorang ibu, langkah awal yang mesti
dilakukan adalah meletakkan pondasi tauhid bagi putra-
putrinya. Semenjak janin dalam kandungan, ibu dianjurkan
untuk meningkatkan intensitas ibadahnya. Amalan sunnah
serta bacaan dzikir, sholawat atau tilawah akan menguatkan
ruhani janin yang tengah dikandung. Berkenaan dengan hal
ini, calon ibu dapat berkonsultasi dengan guru spiritual,
ustadz, kiai atau siapapun yang lebih paham dengan masalah
ini.

Setelah anak lahir ke dunia, secara naluriah seorang


wanita akan menyalurkan spirit kasih sayangnya. Seiring

24
dengan tumbuh kembang sang anak, ibu terus mendampingi
dan membimbing sang anak agar tumbuh dewasa dan
berkepribadian. Kerepotan atau kesulitan yang dihadapi
seorang ibu tatkala mengasuh dan membesarkan anak kelak
akan dianugerahi pahala yang tak ternilai di sisi Alloh.
Wajaralah jika kedudukan ibu dalam islam lebih tinggi tiga
tingkat di banding ayah dalam hal bakti bagi sang anak.
Bahkan dalam hadits yang sangat masyhur Rosul bersabda ;

$ätivã hã9]ã#7 Ön:ã


“Surga di bawah telapak kaki ibu”

Dalam kisah sahabat yang sangat terkenal, yaitu


Alqomah yang karena lebih berat kecondongan hatinya
terhadap istrinya hingga menyakiti perasaan ibu kandungnya,
maka nyaris ia tidak dapat khusnul khotimah. Namun sang ibu
tidak tega, demi mengetahui bahwa Alqomah akan dibakar
hidup-hidup agar adzabnya lebih ringan di akhirat. Wal hasil,
sang ibupun memaafkannya. Dan maaf dari sang ibu itulah
yang menghantarkan Alqomah Khusnul Khotimah. Pantas
kiranya jika surga berada di bawah telapak kaki ibu, artinya
25
keselamatan seseorang di akhirat tergantung kerelaan ibu
kandung.

Tiada kebahagiaan apapun, bagi seorang ibu yang


melebihi keberhasilan menghantarkan putra-putrinya hingga
jenjang kedewasaan dengan selamat. Membekali mereka
dengan pendidikan agama yang cukup, jika telah saatnya
mengarungi kehidupan rumah tangga memilihkan jodoh yang
terbaik bagi mereka, hingga kesalehan putra-putrinya
membahagiakan orang tua sampai akhir hayat.

Ibu yang sukses adalah wanita yang dapat bersinergi


dengan suami dalam membesarkan anak-anaknya,
mendampingi, membimbing serta mengarahkan mereka
hidup dewasa dan mandiri.

26
WANITA BERAKHLAQ MULIA
-----------------------------------------------------------------------

Kehidupan dunia yang bersifat sementara


meniscayakan penghuninya untuk condong pada rasa
memiliki terhadap sesuatu. Keinginan untuk memiliki
menjadikan manusia betah hidup di dunia, apalagi jika
sesuatu yang dimilikinya itu menyenangkan hati dan
menenteramkan jiwa. Hal-hal yang menjadikan seseorang
tertarik untuk memiliki, adakalanya dikarenakan sesuatu yang
diingininya itu indah, enak dipandang, nikmat dirasa,
menguntungkan atau menjamin kelangsungan hidup. Puncak
dari rasa kepemilikan terhadap sesuatu yang menyenangkan

27
disebut dengan MATA’UN. Dan sebaik-baik MATA’ kata
Rosul, adalah Mar’ah yang salihah.

Ö<äJeã Õü=Uã ä~m9eãPä&i R5pPä&i ä~m9eã


Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia
adalah wanita yang salehah. Al-Hadits

Kesalehan seorang wanita terbentuk oleh adanya


proses panjang semenjak dari lingkup keluarga yang relijius,
lingkungan yang kondusif, pendidikan agama maupun
pengetahuan umum yang cukup, dan pergaulan hidup yang
sehat. Kesalehan wanita tidak dapat dibentuk secara instan,
melainkan membutuhkan suatu usaha nyata dan terus
berkesinambungan dari wanita itu sendiri untuk membentuk
kepribadian dirinya agar menjadi baik dan benar, bukan saja
menurut penilaian sesama manusia, namun juga baik
menurut penilaian syari’at agama. Oleh karena itu, bagi
wanita yang ingin agar dirinya menjadi wanita yang salehah,
maka usaha ke arah itu berawal dari keseriusannya untuk
mendalami ilmu pengetahuan, khususnya ilmu agama yang

28
akan membimbingnya dalam kehidupan dunia ini, hingga
layak disebut MAR’AH SOLIHAH.

Wanita berakhlaq mulia yang disebut juga dengan


Mar’ah solihah, setidaknya ngugemi terhadap tiga sifat
mahmudah (terpuji) berikut ini, ;

AL-HAYAA’

Arti dari Al-Hayaa’ adalah rasa malu. Fitrah kaum wanita


memang memiliki sifat malu yang lebih daripada kaum pria.
Sifat pemalu inilah yang akan menghiasi akhlaq wanita,
karena dengan adanya rasa malu maka dirinya tidak akan
terlalu bebas dalam mengumbar pergaulan, perkataan atau
sikap yang tidak sesuai dengan syari’at agama.

Sifat Al-Hayaa, akan menjauhkan wanita dari pergaulan


bebas pria wanita, juga akan membatasinya agar tidak
terjerumus ke dalam ikhtilath yang pada akhirnya akan sangat
merugikan kaum wanita itu sendiri. Sifat Al-Hayaa’ mencakup
tiga hal, pertama ; Malu kepada Alloh, artinya malu untuk
meninggalkan kewajiban, dan melanggar larangan. Rasa malu
kepada Alloh tercermin pada kesungguhan wanita untuk
29
istiqomah dalam menjalankan ibadah. Kedua malu kepada
sesama manusia, artinya ; dalam bergaul selalu menjaga
etika, kesopanan, tatakrama. Rasa malu kepada sesama
manusia menjadikan wanita luwes dalam bergaul, anggun
dalam prilaku, simpatik dalam kata dan perbuatan. Ketiga
malu kepada diri sendiri. Artinya ; pada saat hendak
melakukan sesuatu yang melanggar asas kepatutan, hati
nuraninya berbicara untuk mencegahnya. Rasa malu pada diri
sendiri melahirkan sifat amanah, profesional, dan dedikatif.
Sehingga pada saat wanita menjadi pemimpin, akan
melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab. Dan ketika
dipimpin, akan selalu bersikap loyal pada pimpinan.

AL-‘IFFAH

Hidup di zaman yang nilai-nilai moralitasnya kian


longgar, ditambah dengan derasnya arus modernitas yang
meniscayakan manusia semakin permisif, jika tidak cerdas
dan bijaksana dalam mensikapinya, kaum wanita akan sangat
mudah terjerumus ke dalam pusaran arus pergaulan yang
cenderung merusak akhlaq. Desakan informasi yang nyaris

30
tanpa filter, serta di dukung pula oleh pesatnya laju teknologi
komunikasi, informasi dan hiburan, menjadikan manusia
terpenjara oleh pilihan-pilihan hidup yang cenderung hedonis,
konsumtif, abai terhadap ikatan moral yang berlandaskan
agama. Disinilah urgensi sifat Al-Iffah dalam kehidupan kaum
wanita.

Secara Harafiyah, IFFAH artinya menjaga. Sifat Iffah


dapat tumbuh dalam diri wanita, dikarenakan adanya sifat Al-
Hayaa’. Jika Al-Hayaa’ dilandasi oleh pemahaman agama yang
benar, seorang wanita dengan sendirinya akan memiliki
IFFAH. Sikap untuk selalu menjaga dirinya agar tidak
terjerumus oleh pergaulan bebas, sikap untuk konsekwen
menutup aurat dengan benar, sikap untuk membatasi relasi
dengan lawan jenis secara bebas dan terbuka, sikap untuk
terus mebentengi jiwa dan pribadinya dari pengaruh negatif
zaman, kesemua itu merupakan pengejawantahan dari sifat
Al-Iffah. Wanita yang memiliki sifat ini, hidupnya akan mulia
dan bermartabat, tidak mudah dilecehkan oleh pria,
dihormati oleh sesama wanita. Pada puncak kedewasaannya,

31
saat ia harus menapaki hidup berumah tangga, maka
pangeran yang hendak mempersuntingnya akan mendapati
dirinya sebagai wanita utuh tanpa cela. Harum meruap
dengan aroma wewangian jiwa yang keluar dari
kepribadiannya. Berbahagialah dunia akhiratnya, karena
mendapat ridlo dari Tuhannya.

AL-QONA’AH

Arti dari Al-Qona’ah adalah nrimo. Menerima apa


adanya terhadap kondisi yang dihadapi. Pada saat wanita
masih berstatus sebagai anak –(sebelum menikah)- sikap
qona’ah menjadikannya kreatif dan mandiri. Sebab
bagaimanapun keadaan orangtua, anak tidak terlalu
bergantung, apalagi menuntut di luar kemampuan kedua
orang tuanya. Sikap qona’ah juga akan menjadikan anak putri
cenderung sabar dan tabah menghadapi kondisi yang kurang
sesuai harapan. Pada saat yang sama qona’ah menjadikan ia
berfikir mencari solusinya.

Bagi wanita yang berstatus istri, sifat qona’ah


menjadikan kaum wanita kuat menghadapi situasi rumah
32
tangga yang labil dalam hal ekonomi. Mau bekerja sama
dengan suami memperjuangkan keluarga, berfikir panjang,
luas jiwanya, dan tidak mudah putus asa. Pada saat kondisi
stabil, mapan, sifat qona’ah menjadikan seorang istri dapat
memenej keluarga dengan baik, gemi, setiti, ngati-ati. Sifat
qona’ah pula yang dapat meredam ledakan-ledakan hasrat
menuruti gaya hidup konsumtif, hedonis, dan berbagai
bentuk kesia-siaan yang percuma.

Kebahagiaan hidup, sejatinya terletak pada


kemampuan untuk mengelola emosi dengan tepat.
Kemiskinan tidak menjadikan nglokro, kekayaan tidak
menjadikannya ngombro-ombro. Itulah pengejawantahan dari
sikap qona’ah. Kalimat bijak dari orang tua kita mengatakan ;

“ nek dadi wong ndue, dadio kaya wong ora ndue. Tapi
nek dadi wong ora ndue dadio kaya wong ndue” ungkapan ini
mengajarkan kita untuk kaya hati ketika miskin harta, dan
berjiwa sederhana ketika kaya harta. Jadilah wanita yang
nrimo peparinge Gusti.

33
WANITA JAUH DARI PINTU SORGA
------------------------------------------------------------------

Rakhmat Alloh untuk seluruh hamba-hamba-Nya, pria


atau pun wanita. Satu persen dari Rakhmatnya dibagikan
merata ke seluruh penduduk bumi, manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan, dan segenap alam semesta raya.
Sedangkan yang sembilan puluh sembilan persen diberikan di
akhirat, khusus bagi hamba-hamba- Nya yang to’at dan
berbakti pada-Nya. Sayang sekali, manusia yang dapat lolos
sampai di akhirat dengan membawa tiket rakhmat Alloh SWT
sangatlah sedikit. Yang tertunda masuk surga, atau yang abadi

34
menghuni neraka, ternyata jauh lebih banyak. Mayoritasnya
justru terdiri dari kaum wanita, mengapa demikian ? uraian
tentang akhlaq madzmumah (tercela) bagi kaum wanita
berikut ini menjadi jawabannya.

AL-FASIQOOT
Wanita fasiqot adalah wanita yang abai terhadap
kewajiban agama. Ringan meninggalkan sholat,
menyepelekan puasa, berat menunaikan zakat, tak terpikir
untuk hajji. Hidupnya hanya untuk memikirkan kesenangan-
kesenangan duniawi. Jika diberi rejeki melimpah, hartanya
dibelanjakan untuk kemewahan semata, gemar memamerkan
perhiasan, busana bermerek, pergaulan ala jet set, pergaulan
bebas, glamor, dugem, dan prilaku hedonis lainnya. Apabila
miskin harta, wanita fasiqot lebih banyak diliputi kedengkian,
hasud, kriminal, pendek angan-angan, mudah tergiur oleh
materi meski harus melanggar norma agama maupun Negara.
Mengapa wanita bisa memiliki akhlaq madzmumah
berupa fasiqot? Faktor yang paling dominan adalah karena
miskin ilmu agama, atau kadang karena broken home, rumah
35
tangga hancur, keluarga yang tidak paham syari’at, salah
pergaulan, dan lain-lain. Wanita dengan akhlak semacam ini
sudah tentu hidupnya gersang, meski bergelimang harta,
kesenangannya bersifat semu dan menipu. Lambat tapi pasti,
jika tidak segera memperbaiki diri, wanita fasiqot akan
terjerembab ke dalam jurang kehancuran. Dunia sengsara,
akhirat menderita. Jauh dari pintu sorga.

AL-’AARIYAAT
Sebagaimana telah diuraikan di muka, bahwa agama
Islam dengan syari’atnya, telah mengentaskan kaum wanita
dari kubangan tradisi dan peradaban yang telah berabad-
abad menistakannya. Islam juga hadir untuk mengembalikan
fitrah kemanusiaannya agar memiliki martabat yang luhur.
Bentuk nyata dari pemuliaan kaum wanita, adalah adanya
syari’at hijab yang mengharuskan wanita menutup aurat
dengan rapat dan rapi agar wanita terhindar dari fitnah
pelecehan kaum pria.
Di zaman yang segala sesuatunya diukur dengan
materi, kaum wanita yang lemah iman dan miskin ilmu agama
36
sangat mudah tergiur untuk melacurkan dirinya dalam
kubangan hasrat untuk hidup mewah tanpa peduli terhadap
kehormatan dirinya. Kita lihat di media cetak maupun
elektronik, banyak wanita yang rela memamerkan kemolekan
tubuhnya menjadi model produk tertentu. Bahkan bangga
diperbudak oleh kepentingan kapitalisme yang cenderung
memberhalakan materi.
Mode pakaian yang dianggap modern adalah yang
berkiblat pada gaya busana ala barat, padahal rancangan
pakaian mereka justru menjauhkan wanita timur pada budaya
asalnya. Perancang mode yang gemar membuat busana
minim, memamerkan lekuk tubuh, sejatinya adalah pengikut
setia iblis yang menjerat manusia untuk menemaninya di
neraka. Jika mengingat ancaman Rosululloh SAW. terhadap
wanita yang gemar membuka auratnya maka, muslimah yang
baik pasti berpikir seribu kali untuk melakukannya. Abu Sa’id
Al-Khudry, pernah mendengar Rosululloh SAW bersabda ;

vãät-p> #~æ RUò ätæä~)#Q?m Õü=iã ä_ã

37
ätni êã gç^} vp ät~fQ /qUã S~L <>p läa
Áv 9Q vp äY=I
Wanita mana saja yang melepaskan
pakaiannya selain di rumah suaminya (membuka
aurat di sembarang tempat) kecuali mendapat dosa
seluruh orang yang mati, dan Alloh tidak menerima
ibadahnya yang fardhu maupun yang sunnah.

Sekarang wanita yang gemar membuka aurat sudah


menjamur di mana-mana terutama di kota-kota besar, sebab
pola hidup mereka berkiblat pada gaya seleb yang sebagian
besar di antaranya, merupakan golongan manusia munkar
yang sangat jauh dari norma agama dan ketimuran.
Sementara wanita yang rapi menutup aurat, berhijab dengan
benar, justru dianggap kolot, tidak modern, ketinggalan
jaman dan lain sebagainya. Apakah ukuran modernitas
terletak pada gaya hidup ala barat? Tentu saja tidak, justru

38
parameter modernitas terletak pada pola hidup yang dinamis
berdasarkan tata nilai yang menjaga humanitas.

AL-MUTABARRIJAAT
Manusia diciptakan oleh Alloh dengan bentuk yang
paling sempurna di banding makhluq lainnya. Manusia
dibekali dengan akal budi, disertai pula dengan hati nurani.
Oleh karena itu manusia wajib beryukur atasnya. Apalagi
kaum wanita tercipta dalam bentuk fisik yang lembut, halus
perangainya, tajam emosinya dan kuat nalurinya. Merawat
tubuh agar tetap paripurna, merupakan wujud dari rasa
syukur kepada Alloh atas anugerah-Nya. Apabila di dalam
merawat badan disertai dengan keinginan untuk
menyenangkan hati suami serta menjaga kelestarian cinta,
maka merawat tubuh menjadi infestasi ukhrowi yang
berpahala abadi di sisi Alloh.
Akan tetapi, kaum wanita yang berlebih-lebihan dalam
menjaga penampilan fisik, dengan maksud untuk
39
memamerkannya pada khalayak ramai, agar mendapat
pujian, meski harus ditebus dengan biaya tinggi, maka wanita
semacam itu dikategorikan sebagai mutabarrijaat yang sangat
dilarang agama. Bahkan jika mereka tidak bertaubat, neraka
telah menyediakan diri sebagai tempatnya kelak di akhirat.
Lihatlah, prilaku sebagian wanita kelas atas, apalagi yang
berstatus artis atau selebritis, mereka rela mengeluarkan
biaya ratusan juta rupiah untuk perawatan anggota tubuh
tertentu demi menjaga penampilan di hadapan publik.
Wanita semacam itu sejatinya tidak pernah hidup merdeka,
mereka hakikatnya diperbudak oleh produsen kosmetik, hidup
untuk dilihat banyak orang, dinilai sempurna, dan lain-lain,
menjadikan mereka puas, meski kepuasan itu bersifat sangat
sementara dan pastinya klise. Gaya hidup semacam ini mau
tidak mau sejatinya merupakan bentuk kemunduran sekian
abad, sebab wanita jahiliyah semenjak ratusan tahun yang
silam bergaya hidup seperti itu. Simaklah ! Al-Qur’an jauh-
jauh hari telah mengingatkan kita akan hal itu sebagaimana
disebutkan dalam surat Al-Ahzaab ayat 33 ;

40
#pvã Ö~fsä:ã,P% o-P% vp
Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah
laku seperti orang-orang jahiliyah dahulu….
Dandanan yang berlebihan, merubah anggota tubuh dari
bentuk aslinya, menambah atau mengurangi, kesemua itu
dilarang oleh agama. Karena akan menimbulkan fitnah di
kalangan manusia.

AL-MUTA’ATHIROOT
Penampilan diri yang maksimum, adakalanya dirasa
belum cukup tanpa dilengkapi dengan wewangian tertentu,
boleh dikata minyak harum, parfum yang mahal, merupakan
kebutuhan utama kaum wanita. Sayangnya hal itu seringkali
mengundang syahwat dan menimbulkan fitnah, sebab
pemakaiannya berlebihan. Apalagi dengan aroma yang tajam
mengundang perhatian lawan jenis. Dalam Islam kaum wanita
dilarang menggunakan wewangian kecuali untuk
menyenangkan suami, atau sekedar menghilangkan bau
badan karena keringat. Wanita yang gemar memakai
41
wewangian secara berlebihan sehingga mengundang syahwat
dan menarik perhatian lawan jenis hingga berpotensi
menumbuhkan hasrat perzinaan disebut dengan
muta’athiroot . hukumnya haram sebab timbulnya fitnah
lebih dihindari dari kemanfaatan yang sedikit. Rosululloh
bersabda ;

hq] $Q $=jY #-=5 Z $=ËR&Aã Õü=iã ä_ã


Ö~mã> GQgap Ö~mã> étY ätC< ãp9.~e
Wanita mana saja yang memakai minyak
wangi, lalu keluar rumah, lantas melewati sekelompok
orang agar tercium harumnya, maka wanita tersebt
telah berzina (berdosa), dan setiap mata yang
memandangnya berzina pula. (HR. Ahmad, Baihaqi
dan Turmudzi)

Memang, perbuatan zina berawal dari hal-hal yang


mengarahkannya ke arah itu. Wanita yang salehah akan

42
membatasi diri untuk tidak berlebihan didalam memakai
wewangian, melainkan sebatas menghilangkan bau badan.

AL-MUKHTALI’AAT
Kehidupan berumahtangga tidak selamanya mulus.
Adakalanya terjadi hal-hal yang mengakibatkan terjadinya
miskomunikasi, kesalahpahaman, bahkan ketidakse-
pahaman. Akibatnya pasangan suami istri tidak dapat
mempertahankan ikatan suci perkawinan. Sebagai anti
klimaks dari hancurnya pernikahan, maka perceraianpun
menjadi pilihan yang paling akhir meski pahit dan
menyakitkan. Apapun alasannya perceraian tetap merupakan
jalan yang paling buruk dalam pandangan agama, karena
perceraian mempunyai efek negatif bagi kedua belah pihak,
terutama bagi anak-anak.
Mukhtali’at adalah wanita yang menggugat cerai
suaminya. Jika wanita tidak lagi sabar menghadapi ujian
dalam berumah tangga, kemudian menuntut cerai suami,
maka hal itu dinilai sangat buruk. Alloh bahkan sangat murka
dengan prilaku semacam ini, karena dianggap telah
43
menginjak-injak nilai kesucian ikatan pernikahan. Sedangkan
pria yang berlaku zalim sehingga istri tidak sanggup menahan
sabar atas utuhnya perkawinan, juga berdosa dan lebih
dimurkai oleh Alloh.
Wanita yang berani menggugat cerai suami, apalagi
jika gugatannya karena faktor ekonomi, atau dengan alasan
sudah tidak cocok lagi, dan hendak mencari pasangan yang
lebih cocok dengan hawa nafsunya, maka wanita semacam ini
diharamkan mencium aroma surga, apalagi memasukinya,
Rosululloh SAW bersabda ;

Cyäm äi RUoi \wËeã ät-p> #eäA Õü=iã ä_ã


9Mãrãp<Á Ön:ã Ö2yã< ät~fQhã=2Y

Mana saja dari kaum wanita yang meminta


cerai kepada suaminya tanpa ada alasan yang
diterima oleh syar’I, maka haram baginya mencium
aroma sorga.( HR. Ahmad. )
Dalam hadits yang lain wanita yang menggugat
cerai suami disejajarkan kedudukannya dengan kaum

44
munafiqin, yang amat dimurkai oleh Alloh, Rosululloh
SAW bersabda ;

$ä^YänUãos $ä-P&Uãp$äRf&6Uã
Perempuan yang menggugat cerai suaminya dan
perempuan yang suka bersolek adalah munafiqat.

Sebetulnya masih sangat banyak akhlaq madzmumah


kaum wanita, namun penulis batasi hanya pada lima prilaku
ini. Adapun hukum-hukum berkenaan dengan khulu’ atau
gugat tercerai, dapat disimak pada kitab-kitab fiqih.

45
KEUTAMAAN KAUM WANITA DALAM ISLAM
----------------------------------------------------------------------
Walaupun wanita tidak ada yang dilantik menjadi nabi,
tetapi kedudukan wanita sangat tinggi di sisi Alloh, SWT.
Karena dalam Islam kaum wanita adalah manusia pertama
yang mendapat hidayah setelah nabi Muhammad SAW,
menerima kerja kenabian, yaitu Siti Khodijah, R. ‘Anha. Alloh
SWT banyak memberikan keutamaan dan kelebihan kepada

46
kaum wanita dibandingkan dengan kaum pria, diantaranya
yaitu ;

 Seorang wanita yang solehah adalah lebih baik


daripada 70 orang auliya atau lelaki soleh.
 Seorang wanita yang buruk akhlaqnya, lebih buruk
dari pada 1000 lelaki yang sama-sama buruk
akhlaqnya.
 Sholat 2 roka’at wanita yang hamil dengan sah
adalah lebih baik daripada 80 roka’atnya wanita
yang tidak hamil.
 Apabila seorang suami pulang dalam keadaan
gelisah dan tidak tenteram hatinya, kemudian sang
istri menghiburnya, maka sang istri memperoleh
pahala separuh jihad.
 Apabila seorang wanita tidak dapat tidur karena
melayani anaknya yang sedang rewel karena sakit,
maka Alloh SWT memberinya pahala seperti
memerdekakan 60 hamba sahaya.
 Apabila seorang wanita tidak dapat tidur karena
menyusui anaknya, maka Alloh akan mengampuni
dosanya dan ia dianugerahi pahala 12 tahun
ibadah.
 Apabila seorang wanita menyapu rumahnya sambil
berdzikir maka Alloh akan memberinya pahala
seperti menyapu halaman Ka’bah.
47
 Semua penghuni surga akan menemui Alloh SWT,
yang kekerapannya menyesuaikan amalnya ketika
di dunia, tetapi wanita yang menjaga dirinya dari
pandangan orang yang bukan muhrimnya dengan
cara memakai Jilbab, maka Alloh akan
menemuinya sendiri di Surga. Wallohu A’lam

Diselesaikan penulisannya pada hari Jum’at wage,


tanggal 17 Oktober 2014. Bertepatan dengan pukul
22.40 tanggal 23 Dzul Hijjah 1435 Hijriyah.

48
DAFTAR BACAAN
----------------------------------

 Al-Qur’an Terjemah Departemen Agama RI


 Tafsir Jalalain, Imam Jalaludin Suyuti dan Imam Jalaluddin Al-
Mahali, DF Bayrut
 Fathurrahman Li Thalabi Ayatil Qur’an, Darul Hikmah, Jakarta

 Al-Jami’us Shagir, Jalaluddin As-Suyuti, Daru Ihya’il Kutub,


Indonesia
 Qishosul Anbiya’ , Imam Ibnu Katsir, Darul Ghad Jiddah Saudi
Arabiya
 Badai’uz Zuhur, Fi Waqai’ud duhur, Syeikh Ibnu
Iyas Al-Khanafi, Al-Haramain, SIngapura
 Kamus Al-Munawwir, KH. Ahmad Warson Al-Munawwir,
Pustaka Progressif
 Al-Mar’ah Qoblal Islam, Prof. Joda Al-Maula Byk
 Sakhsiyyah Al-Mar’ah Muslimah, Sayyid Muhammad Ali Al-
Hasyimi, IIPH Riyadh
 Wanita Jauh dari Rakhmat, Muhammad Al-Fitrah Lintas
Media, Jombang

 Risalah Haidl, dan Fiqih Kewanitaan, MS. Abdurrahman,


Pustaka Masa Kebumen

 Majmu’atusy Syari’ah Al-Kafiyatu Lil ‘Awaam, Syeikh


Muhammad Soleh bin Umar As-Samarani, Syirkah
Muhammad bin Afif, Cirebon

49
TENTANG PENULIS

Penulis dilahirkan di desa Karangsari,


Kec/Kab, Kebumen, 5 Juli 1975.
Muhammad Mughni dan Mashfufah,
adalah kedua orang tua yang sekaligus
guru al-faqir yang pertama dalam
membaca Al-Qur’an. Pendidikan formal
hanya SLTA. Sekitar tahun 1985, (kelas 4
MI) al-faqir belajar nahwu shorof pada
almarhum Kiyai Zuhdi Jazuli, pengasuh
Pondok Pesantren Al-Falah Karangtanjung. Dan pada saat yang
sama juga mendapat bimbingan fiqih tingkat dasar oleh Kiai
Zakaria Al-Anshori, dan Kiai M. Khalimi, keduanya paman penulis
sendiri. Selanjutnya mondok di beberapa pesantren diantaranya ;
Tahun 1987 masuk ke PP. Hidayatuth Thullab, Kamulan Durenan
Trenggalek jawa Timur, asuhan KH. Mahmud Ihsan dan Kiyai
Ahmad Jumadi Nafi’I, tahun 1993 pindah ke PP. Roudlotul Ulum,
Karangtanjung Alian Kebumen, asuhan alm. Kiyai M. Ilyas Al-Yasir.
Tahun 1997, talaqqi dengan al-maghfurlah Romo. KH. Muhyidin
Abdullah Ihsan, pengasuh PP. ROUDLOTUT TOLIBIN Gunungmujil
Bumirejo kebumen. Sekitar tahun 1999 mondok di PP. Al-Hikmah,
Mlathen Kauman Tulungagung Jawa Timur, asuhan KH. Abdul Hadi
Makhfudz. Terakhir khidmah pada Kiai Ahmad Wahyudin Shiddiq
di PP. Nurul Hidayah Karangsari, Kebumen.
Saat ini bersama istri tercinta Siti Fatimah, S.PdI dan
keluarga, (anak-anak : Abdurrahman faqih Al-Muzammil, Sa’adatul
Muflikhah, dan Nawwaf Ahmad Zamakhsyari) membina kegiatan
Ta’lim di lingkungan Rt.01/I Jatimulyo Alian Kebumen.

50
TADZ-YIL
Apabila buku yang saya tulis ini ada manfaatnya, maka aku
persembahkan nilai pahalanya untuk ayahku tercinta alm.
Muhammad Mughni, dan ibundaku tercinta Masfufah, Buku ini
dapat terselesaikan berkat dukungan moril serta motivasi dari
keluarga, utamanya istriku tercinta : Siti Fatimah, S.PdI, dan anak-
anakku Abdurrahman Faqih Al-Muzammil, Sa’adatul Muflihah,
dan Nawwaf Ahmad Zamakhsyari.
Kemudian aku hadiahkan pula untuk guru-guruku:
 Kiyai Zakaria Al-Anshori, Karangsari Kebumen
 Kiyai Zuhdi Jazuli, (alm) Karangtanjung Alian Kebumen
 Kyai Muhammad Khalimi, -Karangtanjung Alian Kebumen
 KH. Muhammad Mahmud Ihsan, (alm) PPHT Kamulan Jatim
 Kiyai Jumadi Ahmad Nafi’I, (alm) -
 KH. Masruhin Ubaidillah Mahmud, (alm)-
 KH. Muhammad Ilyas Al-Yasir, (alm) PPRU Karangtanjung
 Kiyai Yahya Lathif -
 Kiyai Dala’il (Sudarmin) -alm
 KH. Abdullah Muhyidin Ihsan Alm –
PP. Roudlotut Tolibin Gunung Mujil Kebumen
 KH. Abdul Hadi bin KH. Makhfudz- PP. AL-HIKMAH Tulungagung
 Kiai Agus Sya’bani Ihsan, PPRT Gunung Mujil Bumirejo Kbm

51
DAFTAR ISI
Muqoddimah………………………………………………………………… 1
Sejarah proses kejadian wanita…………………………………….. 2
Nasib kaum wanita sebelum islam……………………………….. 6
Kedudukan kaum wanita dalam Islam………………………….. 9
Mu’amalah wanita dalam kehidupan bermasyarakat 13
Wanita sebagai anak……………………………………………………. 15
Wanita sebagai istri………………………………………………………. 19
Wanita sebagai ibu……………………………………………………….. 23
Wanita berakhlaq mulia………………………………………………… 27
Wanita jauh dari pintu surga…………………………………………. 34
Keutamaan wanita dalam islam…………………………………….. 46
Daftar bacaan……………………………………………………………….. 49
Tentang penulis…………………………………………………………….. 50
Tadzyil…………………………………………………………………………… 51

-o0o-

52
PEMANDANGAN UMUM

1. Wanita adalah tiang negara, maka baik buruknya suatu


bangsa tergantung dari akhlak kaum wanitanya
2. Wanita yang utama akan selalu berusaha memperkaya diri
dengan wawasan dan ilmu pengetahuan
3. Wanita yang solehah adalah yang mempunyai jiwa tauhid,
berakhlakul kariamah, dan tekun ibadah
4. Oleh karena itu wanita harus membekali diri dengan ilmu
pengetahuan,terutama etika atau adab kesopanan ketika
berinteraksi dengan orang lain. Utamanya lagi dalam
lingkup keluarga

ADAB WANITA SEBAGAI ISTRI

1. Istri berkewajiban mematuhi perintah suami untuk hal – hal


yang positif
2. Jika keluar rumah untuk suatu keperluan harus seizin dan
sepengetahuan suami
3. Pandai menjaga diri ketika ditinggal suami dan pandai
mengatur keadaan rumah
4. Istri tidak boleh menerima tamu pria yang bukan mukhrim
kecuali bersama suami atau kerabat
5. Tidak menyampaikan ungkapan kepada suami kecuali
dengan kalimat yang ramah dan simpatik

53
6. Pandai bertrimakasih terhadap apapun yang diberikan
suami dan tidak suka mencelanya meskipun hatinya kurang
berkenan
7. Pandai menyimpan rahasia rumah tangga
8. Apabila suami terlupa akan suatu janji maka iya
mengingatkan dengan cara yang bijak
9. Pandai mengatur susunan rumah sehingga tertib, rapih,
dan nyaman

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

Berbakti kepada kedua orang tua disebut juga dengan BIRRUL


WALIDAIN. Wanita yang solehah pasti akan berbakti kepada kedua
orang tuanya. Adapun adab- adab berbakti kepada kedua orang tua
adalah sebagai berikut :

1. Jika dinasihati mau mendengarkan dengan seksama


2. Tidak berani membantah meski dengan sepatah kata
3. Bersikap baik dihadapan kedua orang tua
4. Apabila berkata dihadapan orang tua maka bahasanya
sopan dan simpatik
5. Selalu sigap membantu setiap saat
6. Memuliakan keduanya dalam segala tindakan, sikap,
perilaku, dan perkataan
7. Pandai menyimpan rahasia keduanya “ Njunjung duwur
mendem jero “
8. Mendoakan mereka setiap saat, baik ketika masih hidup
maupun telah tiada
9. Tidak boleh melakukan perbuatan yang mencoreng nama
baik orang tua

54
10. Apabila anak diberi kelonggaran rezeki maka jangan lupa
memberikan sebagiannya untuk kedua orang tuanya
11. Anak tidak boleh menyombongkan diri karena orang tuanya
berpangkat / berharta

MEMULIAKAN GURU

Apabila kedua orang tua kita berjasa karena membesarkan kita.


Maka guru juga mempunyai jasa yang besar karena mendidik kita.
Diantara adab – adab murid terhadapp gurunya adala sebagai
berikut :

1. Meresapi dengan benar setiap pelajaran yang diberikan


2. Pahami dengan seksama, jangan sungkan bertanya
terhadap hal yang belum dipahaminya
3. Mentaati segala perintah guru selama tidak bertentangan
dengan syariat agama
4. Selalu berbaik sangaka terhadap guru
5. Tidak boleh berjalan didepan guru ( mendahului )
6. Dihadapan guru harus menjaga sikap, perilaku, dan ucapan
7. Murid harus menjaga rahasia guru
8. Apabila hendak menyampaikan sesuatu harus dengan
bahasa yang sopan
9. Harus selalu memohon doa restu apabila hendak
melakukan sesuatu yang penting

ETIKA WANITA SOLEHAH KEPADA TAMU

1. Berniat mengeluarkan sodaqoh ketika memberikan


hidangan, baik berupa makanan atau minuman
55
2. Menjawab salam tamu dengan lebih semangat
3. Mempersilahkan duduk dengan sopan
4. Memperkenalkan diri jika belum kenal
5. Tunjukkan sikap ramah dan simpatik. Dengan kata – kata
yang menarik namun masih dalam batas kesopanan
6. Jangan sekali – kali menceritakan kesusahan atau kesulitan
keluarga kepada tamu
7. Shoibul bait ( tuan rumah ) seyogyanya pandai
menyesuaikan topik pembicaraan terhadap setatus
tamunya
8. Tuan rumah maupun tamu dianjurkan untuk saling
mendoakan kebaikan dan keselamatan
9. Agar komunikasi semakin lancar tuan rumah menanyakan
keadaan asal tamu dari daerah mana dan bagaimana
keadaan disana
10. Ketika tamu pulang baginya diantar sampai depan jalan

WANITA SOLEHAH KETIKA BERTAMU

1. Tamu harus pandai membawa diri dengan perilaku yang


tertib dan terpuji
2. Suaranya tidak melebihi tuan rumah ketika bicara
3. Tema pembicaraan tidak menyakiti perasaan /
menyinggung harga diri orang lain
4. Kalau dihidangkan makanan yang disukai jangan terlalu
mengobral pujian, karena akan menimbulkan rasa sungkan
5. Tidak boleh mencela suguhan yang tidak disukai karena hal
itu akan menjadikan tuan rumah berkecil hati

56
6. Tidak etis seorang tamu memberi makan binatang
peliharaan tuan rumah dengan makanan yang disuguhkan
7. Hindari pembicaraan sia – sia apalagi ghibah ( rasani )
8. Bertamu harus bisa melihat situasi rumah dan kondisi
pemilik rumah, jangan terlalu lama dan jangan terlalu
sering
9. Bertamu seyogyanya membawakan oleh – oleh, terutama
kalau tuan rumah mempunyai anak kecil
10. Ketika pamit, tamu dan tuan rumah berpisah dengan saling
mendoakan keselamatan dan kebaikan

ETIKA BERTEMAN

1. Berteman harus didasari ketulusan dan keikhlasan. Demi


membangun kebersamaan yang harmonis
2. Berikan yang terbaik kepada seorang teman baik berupa
moril maupun materiil
3. Membangun empati yang tulus terhadap kesusahan atau
kesedihan temannya dengan memberikan bantuan
semampu yang dilakukan
4. Jagalah perasaan teman dan jangan pernah menyinggung
perasaanya dengan kata – kata, sikap atau perilaku
5. Apabila berjanji dengan teman harus menepatinya
6. Jangan suka berkata dusta karena bisa tidak dipercaya
teman
7. Berikan nasihat apabila teman membutuhkannya
8. Terhadap barang milik teman yang tertinggal ikut menjaga
dan mengembalikannya

57
9. Jangan mudah mengucapkan kalimat sumpah karena
akibatnya tidak baik
10. Tujuan pertama berteman adalah membangun
kebersamaan, bukan untuk mencari keuntungn materi

ETIKA BERTETANGGA

Nabi kita mengajarkan agar selalu berbuat baik dengan tetangga,


meskipun berbeda keyakinan. Menjaga hubungan baik dengan
tetangga berarti membangun nilai positif dalam kehidupan
bermasyarakat. Oleh karena itu kita harus menjaga etika
bertetangga sebagaimana poin – poin dibawah ini :

1. Membiasakan hidup bergotong royong dan saling


membantu
2. Saling menjaga ketertiban dan keamanan dalam lingkup
tetangga
3. Memberikan pertolongn dengan segera pada saat tetangga
membutuhkanya setiap saat
4. Jangan membuka aib tetangga karena bisa menimbulkan
fitnah
5. Kalau berjanji dengan tetangga harus ditepati
6. Jika memasak makanan yang enak( pesta atau selamatan )
harus berbagi dengan tetangga
7. Jauhi persaingan tidak sehat antar tetangga
8. Apabila barang – barang milik tetangga tercecer atau
tertinggal harus ikut menjaga dan mengembalikannya
9. Apabila anak dengan anak saling bertengkar orang tua
harus bijaksana ketika melerainya
10. Sangat tidak boleh mengadu domba antar tetangga

58
WANITA SOLEHAH DALAM MENDIDIK ANAK

Seorang ibu bagi seorang anak – anaknya laksana pelindung dan


guru yang perama yang paling berpengaruh terhadap proses
pembentukan berkarakter dan kepribadian anak – anaknya. Berikut
ini adalah hal yang perlu diketahui bagi wanita yang solehah dalam
mendidik putra putrinya :

1. Tekun ( telaten ), sabar, dan teliti dalam merawat anaknya


semenjak masih bayi
2. Selalu memberikan pengarahan pada sifat – sifat yang
terpuji, terutama menjelang baligh
3. Jika memberikan mainan pada anak kecil harus yang
bersifat mendidik
4. Ajarkan sikap dermawan kepada anak, jauhkan dari sifat
pelit / bakhil
5. Orang tua harus bersifat tegas terhadap penyimpangan
perilaku anak sedini mungkin misalnya mencuri / berkata –
kata kotor
6. Bersikap bijaksana apabila anak terlibat pertengkaran
dengan anak tetangga
7. Jangan biarkan anak yang masih kecil memegang benda –
benda berbahaya misalnya pisau, obat – obatan / benda
tajam lainnya semisal gunting, jarum, dll.
8. Tidak bijaksana jika orang tua memuji / memanjakan anak
secara berlebihan
9. Orang tua harus selalu mengawasi kemana dan dimanapun
anak bermain
10. Ajarkan kedermawanan dan kepedulian kepada sesama
semenjak masih kecil
59
PENTING BAGI KAUM WANITA

1. Tidak boleh berdusta meskipun untuk perkara yang kecil


2. Tidak boleh dengki karena akan merusak kebaikan
3. Tidak boleh mengadu domba karena akan menimbulkan
fitnah
4. Jika dipercaya harus menjaga amanat
5. Tidak boleh durhaka kepada suami dan kedua orang tua
6. Jauhi sifat – sifat tercela misalnya mencuri, ghosob, menyia
– nyiakan barang meskipun milik sendiri
7. Harus selalu berhati – hati terhadap halal dan haram
8. Jangan suka ghibah ( membicarakan keburukan orang lain )
9. Jangan suka nusyuz ( pulang ke rumah orang tua kalau ada
masalah dengan suami )
10. Jauhi sikap sombong, angkuh, dan suka membanggakan
harta, jabatan
11. Kerjakan aktivitas positif dalam sehari – hari dengan tulus
ikhlas tanpa pamrih
12. Solat lima waktu harus diperhatikan, kewajiban puasa
jangan diabaikan, jika sudah mampu zakat harus
dikeluarkan, juga dengan ziarah haji apabila sudah mampu
harus ditunaikan
13. Jangan sampai memutuskan tali persaudaraan ( haram
mendiamkan saudara lebih dari tiga hari / ora wawuh =jw )
14. Jangan memanggap sepele terhadap urusan utang piutang,
akibatnya bisa menimbulkan fitnah
15. Jangan suka berkata – kata kotor, mencaci maki, mencela
dll.
16. Kalau mempunyai nadzar harus segera ditunaikan

60
17. Jangan pernah melupakan jasa – jasa orang tua walaupun
telah tiada
18. Menjaga aurat jangan sembarangan ( berbusana yang
sesuai kaidah syariat agama )
19. Jangan menyia – nyiakan orang miskin, anak yatim, dan
orang papa
20. Jangan suka mencela orang lain apalagi membuka aib
sesama
21. Menghormati dan memuliakan orang yang lebih tua serta
mengasihi dan mengayomi orang yang lebih muda
22. Apabila terkena musibah atau cobaan haruslah sabar dan
tabah dan senantiasa tawakal kepada Allah
23. Jangan sesekali mendatangi dukun / para normal / juru
ramal sebab bisa membahayakan keimanan
24. Jangan suka menuduh orang lain tanpa bukti ( fitnah )
kebencian tanpa sebab ( dengki ) karena semua itu
merupakan perbuatan dosa
25. Harus dapat membatasi dalam hal pergaulan, terutama
dengan lawan jenis
26. Janagan suka mengakhirkan solat, apalagi menunda –
nunda sampai keluar waktu ( ......)
27. Jangan suka menghibur diri dengan hal – hal yang mungkar
( misalnya hobi ... sampai melalaikan solat )
28. Jangan sampai melakukan aktifitas bisnis yang merugikan
orang lain misalnya merentenkan uang

KAUM WANITA DALAM HAL KESUCIAN

61
 Kesucian adalah hal yang sangat penting bagi wanita karena
resiko yang dihadapi wanita lebih besar daripada pria.
Berkait dengan masalah haid, nifas, wiladah, dan mengurus
balita.
 Sikap hati – hati dalam hal menjaga kesucian mutlak
diperlakukan bagi kaum wanita dikarenakan menyangkut
kesempurnaan ibadah utamanya solat lima waktu.
 Kecuali berkait dengan haid, nifas, wiladah, dan merawat
balita juga perlu diperhatikan masalah makanan, peralatan
rumah tangga, segala lingkungan tempat tinggal, dan juga
kondisi jasmani secara keseluruhan.

HAL PENTING SEPUTAR KESUCIAN

1. Mukena sebagai peralatan solat harus senantiasa dalam


keadaan bersih, suci, dan wangi. Karena mukena termasuk
sarana untuk taqorrub kepada Dzat Yang Maha suci.
Pakaian yang telah dikenakan dalam satu hari seyogyanya
tidak digunakan untuk sholat, apalagi jika mempunyai anak
kecil.
2. Pagi sebelum matahari terbit dan sore sebelum
terbenamnya matahari seyogyanya mandi. Apabila keramas
jangan langsung menyiram bagian rambut melainkan pada
pundak kanan dan kiri. Hikmahnya agar rambut tidak cepat
beruban.
3. Tidak boleh memakan didih atau saren (darah beku yang
digoreng / direbus) sebab haram hukumnya, bagaimanapun
darah hukumnya najis.

62
4. Memakan makanan yang diharamkan akan berdampak
pada amal ibadah wanita, demikian juga makanan yang
halal dan baik juga akan berdampak positif pada wanita
tersebut

PETUNJUK PENTING BAGI WANITA SHALEHAH

Petunjuk dibawah ini penting diperhatikan agar wanita


dapat mencapai derajat kemuliaan. Karena hal – hal dibawah ini
dapat mengurangi akhlakul karimah bagi wanita diantaranya
sebagai berikut :
1. Wanita yang baik seyogyanya tidak duduk dipintu
2. Sebaiknya tidak tidur setelah ‘ashar menjelang magrib /
setelah magrib sebelum isya dan subuh, dan sangat tidak
baik bangun kesiangan
3. Sebaiknya tidak mengurai rambut tanpa peutup diluar
rumah
4. Bertepatan dengan waktu magrib, terbitnya matahari dan
waktu dzuhur tepat sebaiknya tidak diluar rumah
5. Sebaiknya tidak mengusuap keringat dengan jari – jari
tangan
6. Tidak baik menggunakan sisir yang rompal
7. Tidak boleh memotong kuku dengan digigit
8. Tidak baik membuang kutu rambut pada saat masih hidup
9. Tidak boleh kencing sambil berdiri
10. Tidak baik mandi tanpa kain basahan ( baju dalam ) kecuali
berada di kamar mandi yang tersembunyi
11. Tidak baik memakai cincin sepuluh jari
12. Tidak baik memakai tindik hanya sebelah
63
13. Tidak baik membersihkan kotoran meja hanya memakai
tangan
14. Tidak boleh / tidak baik memadamkan api dengan ditiup
15. Tidak boleh membunuh binatang dengan cara dibakar
16. Tidak boleh memakai pakaian yang terlalu ketat meskipun
rapat (nglepeti-jw)
17. Tidak baik memakai pakaian yang tidak tepat pada posisi
kancingnya / kebesaran / kekecilan / dan yang lainnya

MAR’AH SHOLIKHAH MENGATUR RUMAH

1. Kaum wanita itu paling penting untuk mengatur urusan


dapur, karena dapur menjadi kebutuhan primer urusan
masak memasak (makanan). Alat – alat dapur yang paling
sering dibutuhkan harus diletakkan ditempat yang mudah
dijangkau. Barang – barang yang mudah pecah juga harus
diletakkan ditempat yang aman dari jangkauan anak –
anak.
2. Apabila membersihkan alat – alat dapur, khususnya piring,
sendok, dan gelas, jika sudah disiram dengan sabun cuci
piring harus dibilas. Bumbu – bumbu dan kelengkapan
masak juga harus diletakkan pada posisi tersendiri. Apabila
dapur terlihat rapi dan tertib maka dapat dipastikan bagian
– bagian lain dari rumah juga akan rapi dan tertib. Ruang
tamu, kamar tidur, ruang makan, dan kamar mandi
semuanya harus rapi dan bersih.
3. Pelataran rumah kanan kiri harus disapu setiap hari pagi
dan sore.
4. Sampah dibuang pada tempatnya jangan sampai tercecer
disembarang tempat.

64
5. Saluran air agar lancar harus perlu diperhatikan dan
dibersihkan.
6. Meja, kursi, lemari, dan perabot rumah harus ditata dengan
rapi.
Perlu diperhatikan bahwa rumah yang baik bukan semata –
mata karena isinya yang mahal dan mewah, akan tetapi
kebersihan dan kerapihan itu yang utama. Kondisi rumah
mencerminkan kepribadian penghuninya karena itu, rumah
yang baik menunjukkan bahwa si penghuni adalah orang
yang baik. Keramahan dan kenyamanan akan tercipta bagi
penghuni rumah dan yang memasuki rumah itu. Seperti
ungkapan “Baiti Jannati” rumahku adalah surgaku.

7 April 2018

KH. MASRUHAN IHSAN

Hai Wanita……… !, Apakah anda


65
Alih Bahasa :Al-Faqir

Abu Abdirrahman Muhammad

66

Anda mungkin juga menyukai