Disusun guna memenui tugas UAS mata kuliah bahasa arab dengan Dosen
pembimbing
Moh Nadhif, M. Pd
Disusun oleh:
“ AL HIKAM “
TAHUN AKADEMIK
2018
KATA PENGANTAR
Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini. Dan penulis juga meminta
maaf apabila pembaca menemukan kesalahan dalam penulisan makalah ini,
karena penulis juga manusia dan manusia merupakan tempat lupa dan salah.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu Nahwu merupakan ilmu pokok yang harus dikuasai kalau seseorang ingin
belajar Bahasa Arab. Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang diakui dunia
dan menjadi salah satu dari bahasa dunia dan diakui oleh PBB.
Dalam Bahasa Arab, salah satu pembahasannya adalah tentang “isim dan
pembagiannya”. Materi ini merupakan materi paling dasar dan harus dikuasai oleh
mereka yang belajar Bahasa Arab.
Rumusan Masalah
3. Tanda-tanda Muannast?
4. Untuk mengetahui isim yang sama dalam bentuk muannast dam mudzakkarnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Isim sifat adalah sesuatu yang menunjukan sifat dari sesuatu dzat.
A. Sifat yang termustaq atau terbuat dari kalimat fi’il dan ini ada dalam
lima tempat.
2) َ َهذَا
Dari isim maf’ul seperti contoh : ٌع ْبد ٌ َمض ُْر ْوب
3) َ َهذَا َر ُج ٌل
Dari amsilatul mubalaghoh seperti contoh : ٌض َّراب
5) ْ َ َم َر ْرتُ ِب َر ُج ٍل أ
Dari isim tafdil seperti contoh : َعلَ َم ِم ْنك
B. Sifat yang dita’wil dari isim mustaq dan ini dibagi menjadi sepuluh.
2) Dari isim mausul seperti contoh : ) ُأي ْال َم ْعلُ ْو ِم ِق َيا ُمه ْ َم َر ْرتُ ِبزَ ْي ٍد الَّذ
َ َِي ق
ْ ( ام
3( ) ( ذوDengan makna pemilik seperti:
7) َ َرأَيْتُ َر ُجًلا
Masdar yang dikehendaki sebagai sifat seperti contoh : ع ْدل ا
8) Isim ‘adad atau hitingan seperti contoh :
ق
ٍ ع ِم ْي ْ ( ب ث َ َمانِيْنَ قَا َّمةا
َ أي ٍ ) َم َر ْرتُ ِب ُج
9) Isim miqdar atau takaran seperti contoh : ) أي ِم ْكيَا ٌل ِب ِه ْ ِع ْند
ْ ( ِي ِب ٌّر قَ ِفي ٌْز
10) Dari isim jamid yang mengandung makna sifat dari isim mustaq seperti
contoh : ُ (أي
)ٌش َجاع َ َ َهذَا َر ُج ٌل أ
ْ ٌسد
Isim mausuf adalah dzat yang disifati itu sendiri dan didalamnya itu
meliputi masdar,isim zaman, isim makan, dan isim alat.
A. اسم العين: Yaitu sesuatu yang menunjukan makna atas suatu dzat yang berdiri
B. اسم المعنى: Yaitu sesuatu yang menunjukan makna atas suatu dzat akan tetapi
tidak berdiri dengan dzatnya sendiri dan maknanya adakalanya (wujudiyyun) atau
tampak seperti contoh lafadz :ُعة َّ ا َ ْل ِع ْل ُم َوالdan adakalanya (‘adamiyyun( atau
َ ش َجا
ُ ا َ ْل َج ُه ُل َو ْال ُجبkarena ilmu dan keberanian
tidak tampak seperti contoh lafadz : ْن
keduanya memberikan hasil yang nyata berbeda dengan kebodohan dan gila.
َ ط ْل
contoh :ُ حةُ َو ه َْمزَ ة َ
Mua’annats maknawi adalah isim yang mana makannya menunjukan
perempuan namun lafadz berbentuk mudzakar, seperti contoh : ٌِه ْند ٌ َوزَ ْينَب
Mua’nnats haqiqi adalah isim yang menunjukan makna perempuan baik
lafadz maupun maknanya seperti contoh :ٌ ا ِْم َرأَة ٌ َو بَقَ َرة
Mua’nnats majazi adalah isim yang isim yang ditempatkan
pengamalannya pada makna perempuan baik dari manusia ataupun hewan
akan tetapi tidak termasuk darinya ( manusia dan hewan ) seperti contoh
:ار
ٌ َس َود
ٌ ش َْم
Dan banyak kita jumpai dalam penambahan ta’ marbutoh itu untuk membedakan
diantara sesuatu yang bermakna satu dan bermakna sekumpulan atau jenis seperti
contoh : ٌ ت َْم ٌر َو ت َْم َرة
1) muballaghoh ( untuk memberikan makna sangat ) seperti contoh : ع ًَّل َمةٌ َو
َ
ٌ ( فَ َّها َمةbukan bentuk mu’annats )
: َُاربَة
ِ َارقَةُ َو َمغ
ِ َمشasalnya adalah lafadz : َاربِي
ِ َار ِقي َو َمغ
ِ َمش
4) sebagai pengganti dari fa’ fi’il kalimat yang dibuang seperti contoh
: عدةasalnya adalah عداا
ْ ِوkemudian waunya dibuang dan diganti dengan
ta’marbutoh
5) sebagai pengganti dari ‘ain fi’il kalimat yang dibuang seperti contoh
:ٌطالَة
َ ِ إِقَا َمةٌ َو إdan ini banyak kita jumpai pada masdar dari fi’il mazid alif ) yang
َ طا َل َوأَبَا
mendapat tambahan alif ( pada bina’ ajwafseperti lafadz : ع َ َ ام َوأ
َ َأَق
6( sebagai pengganti dari ya’ fi’il kalimat yang dibuang seperti contoh :
ٌ لُغَةasalnya adalah lafadz : لَ ْغ ٌو
Seperti yang kita ketahui bahwasannya isim, ada yang berbentuk mudzakar dan
ada yang berbentuk mu’annats, namun ada sebagian isim yang sama dalam bentuk
mudzakar dan mu’annasnya antara lain :
E. فَعُ ْو ٌلyang bermakna isim fa’il seperti contoh : غي ُْو ٌر
َ ،صب ُْو ٌر
َ ( artinya : yang
cemburu, dan yang sangat sabar. Apabila isim sifat yang mengikuti wazan
tersebut bermakna isim maf’ul seperti contoh : أ َ ُك ْو ٌل، ٌ َر ُك ْوب، ٌحلُ ْوب
َ ( artinya :
sesuatu yang dimakan, sesuatu yang dinaiki, dan sesuatu yang diperas ) maka
dalam bentuk mu’annatsnya menggunakan ta’ marbutoh ) (ةseperti contoh :
F. فَ ِع ْي ٌلyang bermakna isim maf’ul yang dikehendaki sebagai sifat dan mausuf
ٌ َك ِر ْي َمة،ٌظ ِر ْيفَة
َ ،ٌ َر ِح ْي َمةbegitu pula apabila mausuf atau yang disifati tidak
diketahui antara mudzakar dan mu’annatsnya, seperti contoh
: َرأَيْتُ َج ِر ْي َحةا.ِnamun adakalanya juga isim yang mengikuti wazan فَ ِع ْي ٌل
yang bermakna isim maf’ul menggunakan ta’ marbutoh ) (ةseperti isim yang ada
Adapun isim sifat yang menggunakan ta’ marbutoh pada wazan-wazan diatas
ُ ،ٌ ِم ْيقَانَة،ٌارة ٌ ِم ْس ِك ْينَة
seperti contoh : ٌ عد َْوة َ طَ ِم ْعitu sangat jarang dijumpai.
ٌّ ع ْد ٌل َو َح
A. Masdar yang dikehendaki sebagai sifat seperti lafadz : ق َ maka isim
tersebut sama dalam bentuk mudzakar dan mua’nnatsnya seperti contoh : َُم َر ْرت
َ ٍام َرأَة
ع ْد ٍل ْ ِع ْد ٍل أ َ ْو ب
َ بِ َر ُج ٍل
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Isim sifat adalah sesuatu yang menunjukan sifat dari sesuatu dzat.
A. Sifat yang termustaq atau terbuat dari kalimat fi’il dan ini ada dalam
lima tempat.
B. Sifat yang dita’wil dari isim mustaq dan ini dibagi menjadi sepuluh.