Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, yang telah
memberi rahmat serta hidayahNya kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan
makalah ini. Tak lupa sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW sang pilihan dan sang pemilik ukhwah.

Penulis membuat makalah ini untuk memenuhi tugas makalah pelajaran Agama
dan selanjutnya akan di presentasikan, agar mahasiswa lebih dapat mengerti

Dengan tujuan pembuatan makalah ini.

kasih kepada: ...

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak


kekurangan karena masih tetap belajar. Oleh karena itu, penulis dengan terbuka akan
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan. Penulis
berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Malang, 04 Oktober 2018


DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I

PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah

BAB II : PEMBAHASAN 2

A. Arti dan Identifikasi Konsep Agama 2

B. Manusia dan Agamanya 3

C. Pengertian Studi (Agama) Islam 4

D. Asal-usul dan Pertumbuhan Studi Islam 5

E. Tujuan Studi Islam 6

F. Aspek-aspek Sasaran Studi Islam 7

BAB III : KESIMPULAN 9

DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengantar studi Islam (PSI) merupakan sebuah mata kuliah yang berupaya
mengkaji keislaman dengan wilayah telah materi ajaran agama dan fenomena
kehidupan beragama, sedangkan kajian tentang Islam yang bersifat historis-empiris
biasanya dilakukan di berbagai perguruan tinggi meliputi bukan saja yang dianggap
kebenaran oleh kaum muslimin melainkan juga yang hidup di tengah masyarakat yang
merupakan ekspresi-ekspresi keagamaan kaum muslimin yang faktual.

Untuk penulis mencoba untuk mengkaji pengantar study Islam lewat makalah
dengan judul “ruang lingkup study Islam” yang di dalamnya terdapat asal-usul
perkembangan Islam dan pengertian tentang study Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Apa arti dan identifikasi konsep agama

2. Manusia dan agamanya

3. Pengertian studi (agama) Islam

4. Asal-usul dan pertumbuhan studi Islam

5. Apa tujuan studi Islam

6. Aspek-aspek sasaran studi Islam.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Arti Dan Identifikasi Konsep Agama

Tidak mudah bagi kita untuk menentukan pengertian agama, karena agama
bersifat batiniah, subyektif, dan individualistis. Kalau kita membicarakan agama akan
dipengaruhi oleh pandangan pribadi, juga dari pandangan agama yang kita anut. Untuk
mendapatkan pengertian tentang agama, religi, dan din kita mengutip pendapat seperti:
Bozman, bahwa agama dalam arti luas merupakan suatu penerimaan terhadap aturan-
aturan dari pada kekuatan yang lebih tinggi dari manusia.

H. Moenawar Cholil Dlm bukunya “Definisi dan sendi agama” kata dien itu
masdar dari kata kerja “daana” yad i enu”. Menurut Jughat kata “dien mempunyai arti:

1. Cara atau adat kebiasaan

2. Peraturan

3. Nasihat

4. Agama dan lain-lain

Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan :

1. Baik agama, religi, dan dien kesemuanya mempunyai pengertian yang sama.

2. Aktivitas dan kepercayaan agama, religi, dan dien mencakup masalah: kepercayaan
kepada Tuhan.

Agama bertitik tolak dari adanya suatu kepercayan terhadap suatu yang lebih
berkuasa, lebih agung, lebih mulia dari pada makhluk. Agama berhubungan dengan
masalah ketuhanan, dimana manusia yang mempercayainya harus menyerahkan diri
kepada-Nya, mengabdikan diri sepenuhnya karena manusia mempercayainya, ada 4
ciri yang dapat kita kemukakan yaitu :

1. Adanya kepercayaan terhadap yang ghaib, kudus dan Maha Agung dan pencipta alam
semesta (Tuhan).

2. Melakukan hubungan dengan berbagai cara seperti dengan mengadakan upacara ritual,
pemujaan, pengabdian dan do'a.

3. Adanya suatu ajaran (doktrin) yang harus dijalankan oleh setiap penganutnya.

4. Ajaran Islam ada Rasul dan kitab suci yang merupakan ciri khas daripada agama.

5. Agama tidak hanya untuk agama, melainkan untuk diterapkan dalam kehidupan
dengan segala aspeknya.
B. Manusia Dan Agamanya

Kebanyakan pemikiran modern melihat agama merupakan sekumpulan doktrin


yang dilegatimasi oleh “prasangka-prasangka” manusia di luar rasionalitas. Sementara
ilmu pengetahuan yang mengedepankan rasionalitas sangat keras menolak doktrin.
Semakin rasional seseorang semakin menjauh dien dari ritual agama, sebaliknya
manusia yang kurang tersentuh rasionalitas, dengan sendirinya akan kuat meyakini
ajaran agama. Karena modernitas tidak selalu memberi perbaikan bagi kondisi umat
manusia, tak mampu mengatasi berbagai problem dan bahkan hanya memberikan
kontribusi positif bagi kelas yang dominan. Mereka yang pinggirkan mengalami
marginalisasi/keterasingan dari kemajuan zaman.

Agama sebagai salah satu ajaran yang memberi tuntunan hidup banyak dijadikan
pilihan. Karena ada indikasi dalam agama terdapat banyak nilai yang bisa
dimanfaatkan manusia ketimbang ideologi. Orang juga lebih leluasa memeluk agama
dan merasakan nilai-nilai positifnya tanpa harus capek-capek menggunakan potensi
akalnya untuk berfikir. Agama memberi tempat bagi semua. Agama juga fenomena
sosia; agama tidak hanya ritual tapi juga fenomena di luar kategori pengetahuan
akademis. Dan Psikologi agama merupakan salah satu cara bagaimana melihat praktek
keagamaan. Sebagai gejala psikologi, agama rupanya cukup memberi pengertian
tentang perlu atau tidaknya manusia beragama ketika agama tak sanggup lagi memberi
pedoman bagi masa depan kehidupan manusia, bisa saja kita terinspirasi menciptakan
agama baru/melakukan eksperimen baru sebagai jalan keluar dari berbagai problem
yang menghimpit kehidupan.

C. Pengertian Studi (Agama) Islam

Secara etimologi merupakan dari bahasa Arab Dirasah Islamiyah. Dalam kajian
Islam di Barat disebut Islamic Studies secara harfiyah adalah kajian tentang hal-hal
yang berkaitan dengan keislaman. Secara terminologis adalah kajian secara sistematis
dan terpadu untuk mengetahui, memakai dan menganalisis secara mendalam hal-hal
yang berkaitan dengan agama Islam, pokok-pokok ajaran Islam, sejarah Islam maupun
realitas pelaksanaannya dalam kehidupan. Islam pada hakikatnya membawa ajaran
yang bukan hanya mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. sumber ajaran yang
mengambil berbagai aspek ialah Al-Qur'an dan Hadits. Kedua sumber ini sebagai
pijakan dan pegangan dalam mengakses wacana pemikiran dan membumikan praktik
penghambaan kepada Tuhan, baik bersifat teologis maupun humanistis.

Islam secara harfiyah berasal dari bahasa Arab yang mengandung arti selamat,
sentosa dan damai. Arti pokok Islam adalah ketundukan, keselamatan dan kedamaian.
Maka studi Islam diarahkan pada kajian keislaman yang mengarah pada 3 hal :
1. Islam yang bermuara pada ketundukan/berserah diri, berserah diri artinya pengakuan
yang tulus bahwa Tuhan satu-satunya sumber otoritas yang serba mutlak. Keadaan ini
membawa timbulnya pemahaman terhadap orang yang tidak patuh dan tunduk sebagai
wujud dari penolakan terhadap fitrah dirinya sendiri.

2. Islam dapat dimaknai yang mengarah kepada keselamatan dunia dan akhirat sebab
ajaran Islam pada hakekatnya membina dan membimbing manusia untuk berbuat
kebajikan dan menjauhi semua larangan dalam kehidupan di dunia termasuk kehidupan
akhirat.

3. Islam bermuara pada kedamaian manusia harus hidup berdampingan dengan makhluk
hidup yang lain bahkan berdampingan dengan alam raya. Dengan demikian kedamaian
harus dilakukan secara utuh dan multi dimensi.

Dari 3 dimensi di atas studi Islam mencerminkan gagasan tentang pemikiran dan
praktis yang bernuasan pada kedudukan pada Tuhan, selamat di dunia dakhirat dan
berdamai dengan makhluk lain. Dengan demikian studi Islam tidak hanya bermuara
pada wacana pemikiran tetapi juga pada praktis kehidupan yang berdasarkan pada
perilaku baik dan benar dalam kehidupan.

D. Asal-Usul Dan Pertumbuhan Studi Islam

Pendidikan Islam di Indonesia tidak pernah lepas dari semangat penyebaran


Islam yang dilakukan secara intensif oleh para pendahulu dalam kerangka perpaduan
antara konteks keindonesiaan dengan keislaman. Pada awalnya pendidikan Islam,
dalam bentuk halaqah-halaqah, kemudian bentuk madrasah. Selain pesantren
pendidikan Islam di Indonesia diharapkan pada tantangan semakin berkembangnya
model-model pendidikan. Pertumbuhan minat untuk memahami Islam lebih sebagai
tradisi keagamaan yang hidup, yang historis. Ketimbang “kumpulan tatanan doktrin”
yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadits. Studi Islam kontenporer di Barat, berusaha
keras menampilkan citra yang lebih adil dengan mengandalkan berbagai pendekatan
dan metode yang lebih canggih dalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan.

Islam tidaklah dijadikan semata-mata sebagai obyek studi ilmiah yang secara
leluasa ditundukkan pada prinsip yang berlaku di dunia keilmuwan, tapi diletakkan
sesuai dengan kedudukannya sebagai doktrin yang kebenarannya diyakini. Tak heran
jika dekade 80-an dan 90-an terjadi perubahan besar dalam paradigma Islam.
kecenderungan pertama, terjadinya pergeseran dari kajian Islam yang bersifat normatif.
Kepada yang lebih historis, sosiologis dan empiris. Kedua orientasi keilmuwan yang
lebih luas kendatipun orientasi studi Islam di Indonesia lebih cenderung ke Barat, studi
di Timur tengah tetap memiliki nilai penting, terutama dalam memahami aspek
doktrinal yang menjadi basis ilmu pengetahuan dalam Islam.
Jika dipadukan menjadi satu model pendidikan Islam, kiranya dapat menjawab
kekurangan masing-masing orientasi, yakni menguasai khazanah intelektual Islam
yang paling dasar dan otentik juga menguasai metodologi yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi di tengah-tengah masyarakat.

E. Tujuan Studi Islam

Bagi umat Islam, mempelajari Islam mungkin untuk memantapkan keimanan


dan mengamalkan ajaran Islam, sedangkan bagi non muslim hanya sekedar diskursus
ilmiah, bahkan mungkin mencari kelemahan umat Islam dengan demikian tujuan studi
Islam adalah sebagai berikut:

Pertama, untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran Islam


agar mereka dapat melaksanakan dan mengamalkan secara benar, serta menjadikannya
sebagai pegangan dan pedoman hidup. Memahami dan mengkaji Islam direfleksikan
dalam konteks pemaknaan yang sebenarnya bahwa Islam adalah agama yang
mengarahkan pada pemeluknya sebagai hamba yang berdimensi teologis, humanis, dan
keselamatan di dunia dan akhirat. Dengan studi Islam, diharapkan tujuan di atas dapat
di tercapai.

Kedua, untuk menjadikan ajaran-ajaran Islam sebagai wacana ilmiah secara


transparan yang dapat diterima oleh berbagai kalangan. Dalam hal ini, seluk beluk
agama dan praktik-praktik keagamaan yang berlaku bagi umat Islam dijadikan dasar
ilmu pengetahuan. Dengan kerangka ini, dimensi-dimensi Islam tidak hanya sekedar
dogmentis, teologis. Tetapi ada aspek empirik sosiologis. Ajaran Islam yang diklain
sebagai ajaran universal betul-betul mampu menjawab tantangan zaman, tidak
sebagaimana diasumsikan sebagian orientalis yang berasumsi bahwa Islam adalah
ajaran yang menghendaki ketidak majuan dan tidak mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman.

F. Aspek-aspek Sasaran Studi Islam

Antara agama dan ilmu pengetahuan masih dirasakan adanya hubungan yang
belum serasi. Dalam bidang agama terdapat sikap dogmatis, sedang dalam bidang
ilmiah terdapat sikap rasional dan terbuka. Oleh karena itu, aspek sasaran studi Islam
meliputi 2 hal yaitu:

1. Aspek sasaran keagamaan

Kerangka ajaran yang terdapat dalam Al-Qur'an dan hadits tetap dijadikan sandaran
sentralk agar kajian keislaman tidak keluar dan tercerabul dari teks dan konteks. Dari
aspek sasaran tersebut, wacana keagamaan dapat ditransformasikan secara baik dan
menajdikan landasan kehidupan dalam berperilaku tanpa melepaskan kerangka
normatif. Elemen dasar keislaman yang harus dijadikan pegangan: pertama, islamn
sebagai dogma juga merupakan pengamalan universal dari kemanusiaan. Oleh karena
itu sasaran study Islam diarahkan pada aspek-aspek praktik dan emprik yang memuat
nilai-nilai keagamaan agar dijadikan pijakan. Kedua, Islam tidak hanya terbatas pada
kehidupan setelah mati, tapi orientasi utama adalah dunia sekarang. Dengan demikian
sasaran study Islam diarahkan pada pemahaman terhadap sumber-sumber ajaran Islam,
pokok-pokok ajaran Islam sejarah Islam dan aplikasinya dalam kehidupan. Oleh karena
itu studi Islam dapat mempertegas dan memperjelas wilayah agama yang tidak bisa
dianalisis dengan kajian empirik yang kebenarannya relatif.

2. Aspek sasaran keilmuwan

Studi keilmuwan memerlukan pendekatan kritis, analitis, metodologis, empiris, dan


historis. Dengan demikian studi Islam sebagai aspek sasaran keilmuwan membutuhkan
berbagai pendekatan. Selain itu, ilmu pengetahuan tidak kenal dan tidak terikat kepada
wahyu. Ilmu pengetahuan beranjak dan terikat pada pemikiran rasional. Oleh karena
itu kajian keislaman yang bernuasa ilmiah meliputi aspek kepercayaan normatif
dogmatik yang bersumber dari wahyu dan aspek perilaku manusia yang lahir dari
dorongan kepercayaan.
BAB III

KESIMPULAN

Dari penjelasan yang sudah ada di depan dapat kita ambil kesimpulan bahwa
arti agama, dien dan religi mempunyai pengertian yang sama dan juga studi Islam
mempunyai asal-usul dan pertumbuhan. Studi Islam sangat dibutuhkan pada masa
sekarang. Tujuan studi Islam adalah untuk memahami dan mendalami serta membahas
ajaran-ajaran Islam sebagai wacana ilmiah yang dapat diterima oleh berbagai kalangan.
Aspek-aspek sasaran studi Islam yaitu aspek keagamaan dan aspek sasaran
keilmuwan.
DAFTAR PUSTAKA

- Penyusun, Tim, 2012. Pengantar Studi Islam, Surabaya : IAIN Sunan Ampel
Surabaya

- Manshur, Faiz, Manusia dan Kebutuhan Agama, www.geogle.com 22 MEI 2012

- Zada, Khamami, Orientasi Studi Islam di Indonesia, www.geogle.com 27 MEI


2012

Anda mungkin juga menyukai