Anda di halaman 1dari 16

CIRI-CIRI DAN PENGGUNAAN FI`IL AMR DALAM KALIMAT

DI

OLEH

NAMA : EVA NOVITA

NIM : 171600212

MATA KULIAH : BAHASA ARAB

DOSEN PEBIMBING : AZIZAH, M.A

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

JAMIATUT TARBIYAH LHOKSUKON

ACEH UTARA

TAHUN AJARAN 2020 / 2021


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Segenap puja dan puji saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
petunjuk, bimbingan, dan kekuatan lahir batin kepada saya, sehingga makalah ini dapat
tersusun dengan sebagaimana semestinya. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan oleh-Nya
kepada junjungan kita nabi besar Muhammmad saw, para sahabat, dan semua pengikutnya
yang setia di sepanjang zaman. Amin!

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya menyadari


sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Untuk itu dengan senang hati saya sebagai penyusun makalah ini mengharapkan
saran dan kritikan yang bisa menyempurnakan makalah ini.

Akhir, dari kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
sebesar-besarnya serta akan sampai pada tujuannya dan juga dapat terinpirasi terhadap
pembaca. Amin!
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang masalah..........................................................................................................1

B. Rumusan masalah..................................................................................................................2

C. Tujuan penulisan....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A.Apa pengertian dari fi`il amr..................................................................................................3

B. Bagaimana cara membentuk fi`il amr....................................................................................4

C. Apa saja ciri-ciri dari fi`il amr...............................................................................................6

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan...........................................................................................................................11

B. Saran....................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Sebagai Umat Islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari Al-Qur’an dan
Sunnah, sebagai dua sumber utama ajaranIslam yang harus kita pegang teguh. Tentunya, kita
tidak mungkin memahami kedua sumber itu kecuali setelah mengetahiu kaidah-kaidah
Bahasa Arab, khususnya Ilmu Nahwu dan Ilmu Sharaf. Karena keduanya merupakan kunci
dalam mempelajari al-Qur’an dan Sunnah.

Ketika hendak mempelajari ilmu Nahwu dan Sharaf, kebanyakan kalangan Umat Islam
masih mempunyai pandangan bahwa belajar Ilmu Nahwu itu sulit, Sehingga banyak juga
kalangan Umat Islam yang merasa malas untuk mempelajari kaidah Bahasa Arab yang
disebut dengan Ilmu Nahwu dan Sharaf. Menurut kaidah hukum Islam, mengerti akan ilmu
Nahwu bagi mereka yang akan memahami Al-qur’an Hukumnya Fardhu’ain.

Dalam Behasa Arab terdapat kata kerja atau kata perintah, sementara itu di dalam Ilmu
nahwu kata kerja ini disebut dengan Fi’il. Menurut waktunya, fi’il dibagi menjadi 3 yaitu
Fi’il Madhi, Fi’il Mudhari’ dan Fi’il Amr. Makalah ini akan mengupas tentang apa itu Fi’il
Amar dan bagaimana kaidah-kaidahnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari fi’il amr?

2. Bagaimana cara membentuk fi’il amr?

3. Apa ciri-ciri dari fi’il amr?

C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian fi’il amr

2. Mahasiswa mampu mengetahui cara untuk membentuk fi’il amr

3. Mahasiswa mampu mengetahui ciri-ciri dari fi’il amr


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fi’il Amr

Fi’il Amr adalah kata kerja yang menunjukkan arti permintaan melakukan sesuatu,
dengan kata lain fi’il amr berarti kata kerja perintah.Fi’il Amr adalah kata kerja yang
mengandung perintah dengan tuntutan untuk mendapatkan sesuatu hasil setelah kalimat
perintah ungkapan atau fi’il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim
(pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara)
sebagai orang yang diperintah.

Fi’il amr adalah kata kerja perintah untuk oeang ke 2 laki-laki atau orang ke 2
perempuan.Digunakan untuk memerintah orang ke-II (yang diajak bicara) untuk pekerjaan
yang belum dikerjakan. Karena pelakunya yang akan mengerjakan perintah hanya orang
kedua, maka Fi’il amar hanya mempunyai 6 (enam) bentuk untuk mukhotob dan
mukhotobah.1

No Dhamir F. Amar Arti Perubahan

1 ‫هُــ َو‬ ——— ———

2 ‫هُـ َمـا‬ – ——— ———

3 ‫هُــ ْم‬ – ———- ———

4 ‫ِهـ َي‬ – ———- ———

5 ‫ُه َمـا‬ – ———- ———

6 َّ‫هُـن‬ – ———- —–

7 َ‫اَ ْنـت‬ ‫اُ ْكـت ُْب‬ Memukullah kamu (lk) Asli

8 ‫اَ ْنتُ َمـا‬ ‫اُ ْكتُبَــا‬ Memukullah kalian (lk) …..َ‫ا‬

9 ‫اَ ْنتُـم‬ ْ ُ‫اُ ْكـتُب‬


‫ـوا‬ Memukullah kalian (lk) ….ُ‫ْو‬

1
Syekh Syamsuddin Muhammad Araa’ini, Ilmu Nahwu terjamahnya Mutamminah dan Ajurumiyah, ( Sinar Baru
Algensindo, 2010)
10 ِ ‫اَ ْنـ‬
‫ت‬ ‫اُ ْكـتُبِي‬ Memukullah kamu (pr) ….ِ‫ي‬
ْ

11 ‫اَ ْنتُ َمـا‬ ‫اُ ْكـتُبَتَـا‬ Memukullah kalian (pr) …َ‫تَـا‬

12 َ َّ‫ا ْنتُـن‬ َ‫اُ ْكـتُبْـن‬ Memukullah kalian (pr) ….ْ‫ِن‬

13 ‫اَنَــا‬ – —- —-

14 ُ‫نَ ْحـن‬ – —- —–

 Contoh :

ْ‫ اُ ْد ُخل‬   (udkhul)=masuklah                           ْ‫ ِإجْ لِس‬  (ijlis)=duduklah

B.Bagaimana  Cara membuat Fi’il Amr2

1. TSULA TSIY MUJARROD

Cara membuat ْ‫ فِ ِعلْ اَأل َمر‬bagi fi’il yang asli tiga huruf ialah berpedoman kepada fi’il
mudhori’nya dengan ketentuan sebagai berikut:

2. Ya’ mudhori’ dibuang. Bila setelah dibuag ya’nya, hurf pertamanya sukun, maka
harus ditambah hamzah washol didepannya. Harokatnya: bila huruf kedua sebelum
akhir dlomah, maka harokatnya dlomah.bila huruf kedua sebelum akhirnya fathah
atau kasroh maka harokatnya: kasroh (hamzah washol itu, bila ditegah kalimat, maka
tidak terbaca).

Contoh:
ُ‫ = فَ ْكتُبْ – ُأ ْكتُبْ – يَ ْكتُب‬Tulislah

1. Bila setelah dibuang ya’ mudlora’ahnya, huruf permulaanya , terdiri dari huruf hidup
(dlomah atau fathah atau kasroh) maka langsung itulah yang menjadi fi’il amarnya
tanpa ada tambahan.

Contoh :
‫ = يَقُوْ ُل – قُ ُل‬Katakanlah

1. Apabia setelah dibuang ya mudlora’ahnya itu huruf permulaanya, terdiri dari hamzah
sukun, maka boleh mengikuti cara pertama, atau mengikuti cara pertama, atau
2
Syaikh Mushthafa Al-Ghulayaini, Tarjamah Jami’ud Durusil Arabiyyah jilid I (CV Asy-Syifa’, Semarang
1992)
mengikuti cara kedua dengan membang hamzah sukun itu.
Contoh :
ْ‫ = يَأ ُك ُل – اُْأ ُكلْ – اَوْ ُكل‬Makanlah

2. TSULA TSIY MAZID DAN RUBA’IY


Bagi fi’il tsula tsiy mazid dan ruba’iy, cara membuat fi’il amarnya sama, yaitu dengan
memperhatikan fi’ il madhi’ dan fi’il mudhori’nya. Jumlah huruf dan harokat fi’il
amar, sama dengan fi’il madhi’nya. Hanya saja huruf kedua sebelum akhir, mengiuti
fi’il mudhori’nya. Contoh masing-masing wazan:

3. Wazan af’ala ْ‫ يُ ْف ِع ُل – اَ ْف ِعل‬-‫اَ ْف َع َل‬


ْ‫ = اَرْ َس َل – يُرْ ِس ُل – اَرْ ِسل‬Kirimlah

4. Wazan fa’ala ‫– فَعِّلْ فَ َع َل – يُ ْف ِّع ُل‬


‫ = عَلَّ َم – يُ َعلِّ ُم – َعلِّ ْم‬Ajarkanlah

5. Wazan fa- ‘ala ْ‫اع ُل – فَا ِعل‬


ِ َ‫فَا َع َل – يُف‬
ْ‫ = قَاتَ َل – يُقَاتِ ُل – قَاتِل‬Perangilah

6. Wazan tafa-‘ala ْ‫تَفَاع ََل – يَتَفَا َع ُل – تَفَا َعل‬


‫او ْن‬
َ ‫ = تَ َعا َونَ – يَتَ َعا َونُ – تَ َع‬bertolong- tolonglah

7. Wazan tafa’ala ْ‫تَفَ َّع َل – يَتَفَّ ُل – تَفَعَّل‬


‫ = تَ َعلَّ ْم – يَتَ َعلَّ ُم – تَ َعلَّ ْم‬Belajarlah

8. Wazan ifta’ala ْ‫اِ ْفتَ َع َل – يَ ْفت َِع ُل – اِ ْفتِ َعل‬


ْ‫ = اِ ْغتَ َس َل – يَ ْغت َِس ُل – اِ ْغت َِسل‬Mandilah

9. Wazan infa’ala ْ‫اِ ْنفَ َع َل – يَ ْنفَ ِع ُل – اِ ْنفَ ِعل‬


ْ‫ = اِ ْنفَـتَ َح – يَ ْنفَتِ ُح – اِ ْنفَتِح‬Terbukalah

10. Wazan Istaf’ala ْ‫اِ ْستَ ْف َع َل – يَ ْستَ ْف ِع ُل – اِ ْستَ ْف ِعل‬


ْ‫ = اِ ْستَ ْغفَ َر – يَ ْستَ ْغفِ ُر – اِ ْستِ ْغفَر‬Mohon Ampunlah

 Contoh Fi’il

Contoh dalam kalimat:

 Dari fi’il ‫ =( َع ِم َل‬beramal, bekerja) menjadi Fi’il Amar:


َ‫ =اِ ْع َملْ ِآل ِخ َرتِك‬bekerjalah untuk akhiratmu (lk)
ِ ِ‫ اِ ْع َملِ ْي ِآل ِخ َرت‬                 = bekerjalah untuk akhiratmu (pr)
‫ك‬
‫ اِ ْع َمالَ ِآل ِخ َرتِ ُك َما‬                = bekerjalah untuk akhirat kamu berdua
‫ اِ ْع َملُوْ ا ِآل ِخ َرتِ ُك ْم‬                 = bekerjalah untuk akhirat kalian (lk)
‫ اِ ْع َم ْلنَ ِآل ِخ َرتِ ُك َّن‬                = bekerjalah untuk akhirat kalian (pr)

 Dari fi’il ‫=( َأقَا َم‬mendirikan) menjadi Fi’il Amar:


َ‫صالَتَك‬ َ ‫ = َأقِ ْم‬dirikanlah shalatmu (lk)
َ ‫َأقِ ِم ْي‬                    = dirikanlah shalatmu (pr)
‫صالَت َِك‬
َ ‫ َأقِ َما‬                   = dirikanlah shalat kamu berdua
‫صالَتَ ُك َما‬
‫صالَتَ ُك ْم‬َ ‫ َأقِ ْي ُموْ ا‬                  = dirikanlah shalat kalian (lk)
‫صالَتَ ُك َّن‬َ َ‫َأقِ ْمن‬                    = dirikanlah shalat kalian (pr)

Sebagai catatan, bila huruf akhir yang sukun dari sebuah Fi’il bertemu dengan awalan
Alif-Lam dari sebuah Isim Ma’rifah, maka baris sukun dari huruf akhir fi’il tersebut berubah
menjadi baris kasrah. Contoh:
َّ ‫ َأقِ ِم ال‬        =                     ‫ َأقِ ْم‬         +    َ‫صالَة‬
َ‫صالَة‬ َّ ‫ال‬
(shalat)             (dirikanlah)                  (dirikanlah shalat)
C. Ciri – Ciri Fi’il Amar3

1. Ciri (tanda) fi’il Amar dapat dilihat pada huruf terakhir.

2. Sukun (disukun) bagi huruf shahih selain fi’il Mudha’af

Contoh:
ْ‫َب – يَ ْكتُبُ – اُ ْكتُب‬ َ ‫َكت‬
‫قَ َرَأ – يَ ْق َرُأ – اِ ْق َرْأ‬

ْ‫س – يَجْ لِسُ – ِاجْ لَس‬


َ َ‫َجل‬

3. Membuang huruf akhirnya, bagi huruf ‘ilat (alif, wawu , dan ya’)
Contoh:
‫ع‬ُ ‫َدعَا – يَ ْد ُعوْ – اُ ْد‬
‫َرَأى – يَ َرى – َر‬
ُّ‫فَ َّر – يَفِرُّ – فِر‬

3
Muhammad, Syekh Syamsudin, Ilmu Nahwu terjamahmya Mutamminah dan Ajurumiyah, (Araa’ ini 2010)
4. Difathah huruf akhirnya bagi yang Mudha’af, yaitu fi’il yang kelihatannya tasydid.

Contoh:
‫ظَ َّن – يَظُ ُّن – ظُ ُّن‬
َّ‫َمسَّ – يَ َمسَّ – َمس‬
ُّ‫فَ َّر – يَفِرُّ – فِر‬

5. Fi’il Amar itu bisa menerima nun Taukhid disamping menunjukan perintah itu. 

Bersungguh-sungguhlah engkau belajar ‫فى ْال َمطَالَ َع ِة‬


ِ ‫اِجْ تَ ِهد ََّن‬

6. Sungguh, diamlah kamu semua!3 ‫اُ ْس ُكتُ َّن‬

7. Hendaklah menunjukan permintaan.

8. Dapat dimasuki atau menerima ya’ mukhotobah.

9. Mengikuti wazan yang digunakan

D.  Tanda-tanda fi`il dan pembagiannya

Tanda – tanda Fi’il dan pembagian Fi’il dikenal dengan huruf Qad, Sin,Shaufa, Ta ta-
nis dan sakinah.

Penjelasan

Fi’il ialah kata yang menunjukkan makna mandiri disertai dengan salah satu dari tiga
masa, yaitu madhi (masa lampau), hal (sekarang atau sedang berlangsung), dan istiqbal (yang
akan datang). Sedangkan Isim sama sekali tidak disertai maasa.

Huruf Qad adakalanya menyertai Fi’il madhi yang mengandung arti tahqiq
(sesungguhnya atau penjelas), dan adakalanya pula menyertai fi’il mudhari’ yang
mengandung arti sewaktu – waktu atau kadang - kadang.

Huruf Sin atau Shaufa hanya menyertai fi’il mudhari’ yang memiliki makna istiqbal,
tetapi tidak menyertai makna hal atau madhi. Fungsi sin adalah untuk menyatakan masa akan
datang lil kariif (dekat), sedangkan shaufa untuk menyatakan masa akan datang lil ba’iid
(jauh).

Ta ta-nits disukunkan hanya menyertai fi’il madhi yang fa’il-nya bermakna muannats,
baik lafazhnya yang muannats, seperti :
‫اط َم ْة‬
ِ َ‫ = ف‬fatimah telah datang

Atau hakikatnya yang muannats, tetapi lafazhnya tidak seperti :

ْ ‫=جا َء‬
‫ت بَقَ ٌر‬ َ sapi telah datang

Pembagian Fi’il.

Fi’il terbagi menjadi tiga macam, yaitu :

1. Fi’il Madhi

No Dhamir Fiil Madhi Arti Keterangan

1 ‫ه َُو‬ َ ‫َكت‬
‫َب‬ Dia (lk) telah Bentuk asli tanpa
menulis perubahan

2 ‫ِهـي‬ ْ َ‫َكتَب‬
‫ـت‬ Dia (pr) telah ْ pada huruf
+ ‫ـت‬
menulis terakhir

3 َ‫اَ ْنـت‬ ‫َكتَبْـت‬ Kamu (lk) telah + َ‫ ـْــت‬pada huruf


menulis terakhir

4 ِ ‫اَ ْنـ‬
‫ت‬ ِ ‫َكتَبْـ‬
‫ت‬ Kamu (pr) telah +‫ت‬
ِ ‫ ـْـ‬pada huruf
menulis terakhir

Contoh fi`il madhi

ْ ‫د ََخ ْلتُ ا ْل َم‬


saya telah memasuki masjid                =          ‫س ِج َد‬

ْ ‫ت ا ْل َم‬
kamu (pr) telah memasuki masjid       =          ‫س ِج َد‬ ِ ‫د ََخ ْل‬

Contoh penggunaan fi'il madhi dalam kalimat

َ َ‫فَت ََح ا ْل َولَ ُد ا ْلب‬


Anak itu telah membuka pintu            =          ‫اب‬

َ ‫س َل َأ ْح َم ُد ِر‬
Ahmad telah mengirim surat               =          ٌ‫سالَة‬ َ ‫َأ ْر‬

Fi’il madhi dapat diketahui melalui ta ta-nits yang di sukunkan, contoh :

ْ ‫ = قَا َم‬ia telah berdiri


‫ت‬

ْ ‫ = قَ َعد‬ia telah duduk


‫َت‬
َ ‫ بِْئ‬, ‫ْس‬
Juga termasuk fi’il, yaitu lafazh ‫ نِ ْع َم‬, ‫س‬ َ ‫ لَي‬dan ‫َس‬
َ ‫ ع‬menurut pendapat yang paling shahih
(benar).4

Penjelasan yaitu Fi’il madhi terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :

1.    yang menerima tashrif, seperti ‫َص َر‬


َ ‫ن‬

َ ‫ بِْئ‬, ‫ْس‬
2.    yang tidak menerima tashrif, seperti ‫ نِ ْع َم‬, ‫س‬ َ ‫ لَي‬dan ‫َس‬
َ ‫ع‬

2.     Fi’il Mudhari’

No Dhamir Fiil mudhari’ Arti

1 َ‫َأ ْنت‬ ‫تَ ْف َع ُل‬ kamu (lk)


mengerjakan

2 ِ ‫َأ ْن‬
‫ت‬ َ‫تَ ْف َعلِيْن‬ kamu (pr)
mengerjakan

3 ‫ُه َو‬ ‫يَ ْف َع ُل‬ dia (lk) mengerjakan

4 ‫ِه َي‬ ‫تَ ْف َع ُل‬ dia (pr) mengerjakan

Contoh fi`il mudhari`

Dia akan menulis                                 =          ‫يَ ْكت ُُب‬

Dia akan membuka                             =          ‫يَ ْفت َُح‬

Dia akan  mengirim                             =          ‫س ُل‬


ِ ‫يُ ْر‬

Dia akan membantu, menolong          =          ‫سا ِع ُد‬


َ ُ‫ي‬

Contoh penggunaan fi`il mudhari` dalam kalimat

َ َ‫َي ْفت َُح ا ْل َولَ ُد ا ْلب‬


Anak itu membuka pintu                    =          ‫اب‬

َ ‫س ُل َأ ْح َم ُد ِر‬
Ahmad mengirim surat                       =          ٌ‫سالَة‬ ِ ‫يُ ْر‬

Fi’il mudhari’ dapat diketahui Lam yang masuk kepadanya, misalnya ‫ لَ ْم يَقُ ُم‬: (asalnya
‫ ) يَقُوْ ُم‬dan pada awalnya harus di mulai dengan salah satu huruf zaidah (tambahan) yang 4,

4
Muhammad, Abu Bakar, Tata Bahasa Arab (Al-Ikhlas, Surabaya 1982)
yaitu hamzah, nun, ya, dan tata-nits yang terhimpun dalam perkataan anaitu. Juga di harkat
awalnya di dammah kan bila fi’il madhi nya terdiri dari lafazh :

‫ قَاتَ َل يَقَا يُقَاتِ ُل‬, ‫ فَ َر َح يُفَ ِر ُح‬, ‫ اَ ْك َر َم يُ ْك ِر ُم‬, ‫َدحْ َر َج يُ َدحْ ِر ُج‬

Apabila fi’il madhi nya bukan terdiri atas 4 huruf, maka di beri harkat dengan fathah, seperti
lafazh :

‫ق َوا ْست َْخ َر َج يَ ْست َْخ ِر ُج‬


ُ ِ‫ق يَ ْنطَل‬
َ َ‫ص ُر َوا ْنطَل‬
َ ‫ص َر يَ ْن‬
َ َ‫ن‬

3.     Fi’il amr

Fi’il amr dapat diketahui dengan menunjukkan arti thalab (tuntutan) dan sering
disisipi ya muannats mukhathabah (di pergunakan untuk berbicara dengan wanita),2 seperti :

‫ = قُوْ ِم ْي‬berdiri kamu!, untuk perempuan

‫ = اِضْ ِربِ ْي‬pukullah oleh mu!, untuk perempuan

Juga termasuk fi’il amr, yaitu lafazh :

‫ت‬
ٍ ‫ = َحا‬sini !

‫ =تَ َعا ًل‬kemarilah kamu !5

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
5
Al-Ghulayaini, Syaikh Mushthafa, Tarjamah Jami’ud Durusil Arabiyyah jilid I (CV Asy-Syifa’, Semarang
1992)
Fi’il amar adalah fi’il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim
(pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara)
sebagai orang yang diperintah.
Pelaku fi’il amar yaitu dhomir mukhatab yaitu
ْ‫اَ ْنتَ = اِ ْف َعـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــل‬
‫اَ ْنت = اِ ْف َعلِ ْي‬
َ‫اَ ْنتُ َمـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــا = اِ ْف َعال‬
‫اَ ْنتُ َّن = اِ ْف َعلُـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــوْ ا‬
‫اَ ْنتُ ْم‬ = َ‫اِ ْف َع ْلن‬

1. Cara membuat Fi’il Amar ada 3 cara, yaitu:

2. Tsula tsiy mujarrod


Cara membuat ْ‫ فِ ِعلْ اَأل َمر‬bagi fi’il yang asli tiga huruf ialah berpedoman kepada fi’il
mudhori’nya dengan ketentuan sebagai berikut:

 Ya’ mudhori’ dibuang.

 Bila setelah dibuang ya’ mudlora’ahnya, huruf permulaanya , terdiri dari huruf hidup
(dlomah atau fathah atau kasroh) maka langsung itulah yang menjadi fi’il amarnya
tanpa ada tambahan.

 Apabia setelah dibuang ya mudlora’ahnya itu huruf permulaanya, terdiri dari hamzah
sukun, maka boleh mengikuti cara pertama, atau mengikuti cara pertama, atau
mengikuti cara kedua dengan membang hamzah sukun itu.

1. Tsula tsiy mazid dan ruba’iy


Bagi fi’il tsula tsiy mazid dan ruba’iy, cara membuat fi’il amarnya sama, yaitu dengan
memperhatikan.

Pembagian fi`il ada 3 yaitu : fi`il mahdi, fi`il mudhari dan fi`il amr.

B.Saran

Demikian makalah yang kami buat, tentu saja tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan
dari makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari kawan – kawan semua
sangat pemakalah harapkan. Semoga makalah ini, bermanfaat bagi kita semua. Amin
DAFTAR PUSTAKA

Syekh Syamsuddin Muhammad Araa’ini, Ilmu Nahwu terjamahnya Mutamminah dan


Ajurumiyah, ( Sinar Baru Algensindo, 2010)
Syaikh Mushthafa Al-Ghulayaini, Tarjamah Jami’ud Durusil Arabiyyah jilid I (CV Asy-
Syifa’, Semarang 1992)

Muhammad, Abu Bakar, Tata Bahasa Arab (Al-Ikhlas, Surabaya 1982)

Nawang Wulandari,2015,Belajar Bahasa Arab Asyik dan Menyenangkan,Lampung:CV.


Laduny Aliftama,hlm.6.

Abu Hamzah Yusuf Al-Atsary,2007,Pengantar Mudah Belajar Bahasa


Arab,Bandung:Pustaka Adhwa,hlm.35.

Annisa Mardhotilla,Makalah Bahasa Arab


Fi;il,http://annisa-mardhotilla.blogspot.co.id/2012/02/makalah-bahasa-arab-fiil.html,pada
tanggal 07 maret 2017 pukul 11:52.

 Julia Anggara,Makalah Fi’il Amr,http://jojontor.blogspot.co.id/2014/06/makalah-fiil-


amr.html,pada tanggal 07 maret 2017 pukul 11:55 .

http://dedyenha.blogspot.co.id/2012/06/fiil-amar-kata-kerja-perintah.html,pada tanggal 07
Maret 17 jam 06:16.

Anda mungkin juga menyukai