Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita kaum muslim memaklumi, bahwa bahasa arab adalah bahasa Al-
qur’an. Setiap orang muslim yang bermaksud menyelami ajaran Islam yang
sebenarnya dan lebih mendalam, tiada jalan lain kecuali harus mampu
menggali dari sumber asalnya, yaitu Qur’an dan Hadist. Oleh karena itu,
menurut kaidah hukum Islam, mengerti akan ilmu Nahwu bagi mereka yang
akan memahami Al-qur’an Hukumnya Fardhu’ain. Di dalam behasa arab
sendiri terdapat kata kerja atau kata perintah, di dalam Ilmu nahwu sendiri
kata kerja atau perintah ini disebut dengan Fi’il Amar. Maklah ini akan
mengupas tentang apa itu Fi’il Amar dan fi’il nahy

B. Rumusan Masalah
Makalah ini memiliki beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Apa Fi’il Amar?
2. Apa Fi'il Nahy?

C. Tujuan Penulisan
Tujan dari penulisan Makalah ini adaah:
1. Mengetahui Fi’il Amar
2. Mengetahui Fi'il Nahy

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fi'il Amar
1. Kata yang menunjukkan adanya tuntutan untuk melakukan suatu pekerjaan
(kata perintah). Fi'il Amar ( ‫ ) فع ل األم ر‬: ialah kata kerja perintah dengan

makna pembicara pertama yakni orang yang memberikan perintah


(mutakallim) menuntut suatu perbuatan/perkerjaan itu dilakukan oleh
orang kedua yakni lawan bicara atau orang dikenakan perintah (mukhathab
atau mukhathabah), seperti: 1
a. ‫ = ِاْض ِر ْب‬pukullah!
b. ‫ = ِاْفَع ْل‬kerjakanlah
c. ‫ = ُاْنُصْر‬tolonglah/bantulah
d. ‫ = َاْك ِر ْم‬muliakanlah
e. ‫ = ِاْلَع ْب‬mainlah/mainkanlah/bermainlah

2. Wazan Fi'il Amar


Bagi fi’il tsulatsiy mazid dan ruba’iy, cara membuat fi’il amarnya
sama, yaitu dengan memperhatikan fi’il madhi’ dan fi’il mudhori’nya.
Jumlah huruf dan harokat fi’il amar, sama dengan fi’il madhi’nya. Hanya
saja huruf kedua sebelum akhir, mengiuti fi’il mudhori’nya. Contoh
masing-masing wazan:
a. Wazan af’ala ‫ ُيْف ِعُل – َاْفِعْل‬-‫َاْفَعَل‬

‫ = َاْر َسَل – ُيْر ِس ُل – َاْر ِس ْل‬Kirimlah


b. Wazan fa’ala ‫– َفِّعْل َفَعَل – ُيْفِّعُل‬
‫ َع ِّلْم‬- ‫ = َع َّلَم – ُيَع ِّلُم‬Ajarkanlah
c. Wazan fa- ‘ala ‫َفاَع َل – ُيَفاِع ُل – َفاِع ْل‬
‫ = َقاَتَل – ُيَقاِتُل – َقاِتْل‬Perangilah
d. Wazan tafa-‘ala ‫َتَفاَع َل – َيَتَفاَعُل – َتَفاَع ْل‬

1
Abubakar ,Muhammad, Tata Bahasa bahasa Arab Surabaya: (Al-ikhlas 1982,) Hlm: 34-37

2
‫ = َتَع اَو َن – َيَتَع اَو ُن – َتَع اَو ْن‬bertolong- tolonglah
e. Wazan tafa’ala ‫َتَفَّع َل – َيَتَّفُل – َتَفَّعْل‬

‫ َتَعَّلْم‬- ‫ = َتَعَّلْم – َيَتَعَّلُم‬Belajarlah


f. Wazan ifta’ala ‫ِاْفَتَعَل – َيْفَتِع ُل – ِاْفِتَع ْل‬
‫ = ِاْغ َتَسَل – َيْغ َتِس ُل – ِاْغ َتِس ْل‬Mandilah
g. Wazan infa’ala ‫ِاْنَفَعَل – َيْنَفِع ُل – ِاْنَفِع ْل‬
h. ‫ = ِاْنَفـَتَح – َيْنَفِتُح – ِاْنَفِتْح‬Terbukalah
i. Wazan Istaf’ala ‫ = ِاْسَتْفَعَل – َيْسَتْفِع ُل – ِاْس َتْفِع ْل ِاْس َتْغ َفَر – َيْس َتْغ ِفُر – ِاْس ِتْغ َفْر‬Mohon
Ampunlah (ke delapan wazan diatas merupakan wazan yang sering
dipakai)
3. Ciri – Ciri Fi’il Amar
a. Ciri (tanda) fi’il Amar dapat dilihat pada huruf terakhir. Sukun
(disukun) bagi huruf shahih selain fi’il Mudha’af
Contoh: 2
‫َكَتَب – َيْكُتُب – ُاْكُتْب‬
‫ ِاْقَر ْأ‬- ‫َقَر َأ – َيْقَر ُأ‬

‫َج َلَس – َيْج ِلُس – ِاْج َلْس‬


b. Membuang huruf akhirnya, bagi huruf ‘ilat (alif, wawu , dan ya’)
Contoh:

‫َدَعا – َيْد ُعْو – ُاْد ُع‬

‫َر َأى – َيَر ى – َر‬

‫َفَّر – َيِف ُّر – ِفُّر‬


c. Difathah huruf akhirnya bagi yang Mudha’af, yaitu fi’il yang
kelihatannya tasydid.
Contoh:
‫َظَّن – َيُظُّن – ُظُّن‬
‫َم َّس – َيَم َّس – َم َّس‬
‫َفَّر – َيِفُّر – ِفُّر‬
2
Moch, Anwar, Ilmu Nahwu. Bandung  Sinar Baru Algensindo 1992) Hlm: 98

3
d. Fi’il Amar itu bisa menerima nun Taukhid disamping menunjukan
perintah itu.
Contoh:
Bersungguh-sungguhlah engkau belajar ‫ِة‬ ‫َد َّن فِى اْلَم َطاَلَع‬ ‫ِاْج َتِه‬
Sungguh, diamlah kamu semua!3 ‫ُاْس ُكُتَّن‬
e. Hendaklah menunjukan permintaan.
f. Dapat dimasuki atau menerima ya’ mukhotobah.
g. Mengikuti wazan yang digunakan3
4. Fungsi Fi’il Amar (kata Kerja Perintah)
Fi'il Amar atau Kata Kerja Perintah adalah fi'il yang berisi
pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) sebagai orang
yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai
orang yang diperintah. Perlu diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku)
dari Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah) adalah Dhamir Mukhathab (lawan
bicara) atau "orang kedua" sebagai orang yang diperintah
untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari:

‫ َأْنَت‬- ‫ َأْنِت‬- ‫ َأْنُتَم ا‬- ‫ َأْنُتْم‬- ‫ َأْنُتَّن‬.

Fi'il
Fa'il Tarjamah
Amar
‫ِا‬
‫َأْنَت‬ ‫ْفَعْل‬ = (engkau -lk) kerjakanlah!

‫َأْنِت‬ ‫ِا ِل‬


‫ْفَع ْي‬ = (engkau -pr) kerjakanlah!

‫َأْنُتَم ا‬ ‫ِاْفَعَال‬ = (kamu berdua) kerjakanlah!

‫َأْنُتْم‬ ‫ِاْفَعُلْو ا‬ = (kalian -lk) kerjakanlah!

‫َأْنُتَّن‬ ‫ِا‬
‫ْفَعْلَن‬ = (kalian -pr) kerjakanlah!

Contoh dalam kalimat: dari fi'il ‫ =( َع ِم َل‬beramal, bekerja) menjadi Fi'il


Amar:

3
Ibid 99-100

4
‫ِت‬ ‫ِا‬
‫ْع َمْل ِآل ِخ َر َك‬ = bekerjalah untuk akhiratmu (lk)
‫ِاْع ِل ِآل ِخ ِتِك‬ = bekerjalah untuk akhiratmu (pr)
‫َم ْي َر‬
= bekerjalah untuk akhirat kamu
‫ِاْع َم َال ِآل ِخ َر ِتُك َم ا‬
berdua
‫ِآل ِخ ِت‬ ‫ِا‬
‫ْع َم ُلْو ا َر ُك ْم‬ = bekerjalah untuk akhirat kalian (lk)

‫ِاْع َم ْلَن ِآل ِخ َر ِتُكَّن‬ = bekerjalah untuk akhirat kalian (pr)

B.Fi'il Nahy (Kata Kerja Larangan)


1. Fi'il Nahy atau "kata kerja larangan" adalah bentuk negatif dari Fi'il Amar.
Untuk membentuk Fi'il Nahy, kita tinggal menambahkan harf ‫=(ال‬jangan)
dan memasukkan huruf ‫ َت‬di awal Fi'il Amar. Perhatikan polanya di bawah
ini:
Fa’il Fi’il Fi’il Nahy
Amar
‫ِا‬ Jangan Kerjakan ( engkau – lk)
‫َاْنَت‬ ‫ْفَعْل‬ ‫َالَتْف َعْل‬
‫َاْنِت‬ ‫ِا ِل‬ ‫ِل‬ Jangan Kerjakan (engkau – pr)
‫ْفَع ْي‬ ‫َالَتْف َع ْي‬
‫َاْنُتَم ا‬ ‫ِاْفَعَال‬
Jangan Kerjakan ( kamu berdua)
‫َالَتْف َعَال‬

‫َاْنُتْم‬ ‫ِاْفَعُلْو ا‬ ‫َالَتْف َعُلْو ا‬ Jangan Kerjakan ( kalian - lk )

‫ِا‬
‫ْفَعْلَن‬ ‫َالَتْف َعْلَن‬
Jangan Kerjakan ( kalian - pr )
‫َاْنُتَّن‬

2. Cara membuat Fi’il Nahy :


Fi’il nahi dikeluarkan dari fi’il mudhari’ mukhathab yang enam
dengan tiga cara:
a. Tambah ‫ َال‬awalnya.

5
b. Matikan akhir mufrad mudzakkar yaitu kalimat yang pertama.
c. Buang semua nun yang di akhir kalimat kecuali nun yang di akhir
kalimat keenam.
Contoh :

‫ِع‬ ‫ِع‬
‫ َتْف ْلَن‬ditambah ‫ َال‬dan dimatikan dan dibuang nun menjadi ‫َالَتْف ْلَن‬
• ‫َالَتْف ِعَال‬ ‫ْف ِعَالِن‬
‫َت‬

• ‫َالَتْف ِعِلْي‬ ‫ِعِل‬


‫َتْف ْيَن‬
• ‫َالَتْف ِعُلْو َا‬ ‫َتْف ِعُلْو َن‬

• ‫َالَتْف ِعَال‬ ‫ْف ِعَالِن‬


‫َت‬

• ‫َالَتْف ِعْل‬ ‫ِع‬


‫َتْف ُل‬

BAB III
PENUTUP

6
A. Kesimpulan
Fi’il amar adalah fi'il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh
Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh
Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.

B. Saran
Makalah ini jauh dari kesempurnaan,kritikan dan masukan dari pembaca
dapat menambah kesempurnaan dari makalah ini. Mudah-mudahan makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis.

DAFTAR PUSTAKA

7
Muhammad, Abubakar,1982, Tata Bahasa bahasa Arab Surabaya: Al-ikhlas
http://www.freewebs.com/arabindo/w13.htm
Anwar, Moch, 1992. Ilmu Nahwu. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Anda mungkin juga menyukai