Anda di halaman 1dari 5

Resensi film The Freedom Writers

Disusun Sebagai Pengganti Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Psikologi Belajar

Dosen Pengampu: Siti Rozinah

Disusun Oleh:

Fadhli Rusydi 2013113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NAHDATUL ULAMA INDONESIA JAKARTA

2023
Pendahuluan

Identitas Film
Judul Film : Freedom Writers
Sutradara : Richard LaGravenese
Penulis Naskah : Richard LaGravenese
Produser : Danny DeVito, Michael Shamberg, Stacey Sher
Pemeran : Hilary Swank, Scott Glenn, Imelda Staunton, John
Benjamin Hickey, Patrick Dempsey, April Lee Hernandez
Produksi : Jersey Films, 2S Films
Tanggal Rilis : 5 Januari 2007
Durasi : 122 menit
Negara : Amerika Serikat
Bahasa : Inggris
ISI

a. Sinopsis

Film “Freedom Writers” berlatar tahun 1992 hingga 1995, menceritakan tentang perjuangan
seorang guru dalam mendidik murid di sebuah sekolah menengah di Long Beach, Amerika
Serikat.
Erin Gruwell, seorang guru baru berusia 23 tahun ini dianggap oleh guru-guru lain bahwa ia
tidak akan bisa merubah murid-murid dengan ras berbeda yang memilki kehidupan yang
keras, perang antar geng, obat-obatan, dan sejumlah situasi sulit lainnya. Erin dengan cepat
belajar bahwa murid-muridnya memiliki lebih banyak potensi yang perlu diperhatikan
daripada tugas harian. Para siswa yakin bahwa mereka tidak memiliki apa pun untuk belajar
dari seorang wanita kulit putih yang tidak pernah mengalami secara langsung kekerasan,
diskriminasi, dan kebencian yang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari mereka.

Pekerjaannya sangat sulit, lantaran murid-muridnya adalah anak-anak yang hidup di dalam
peperangan antar geng. Hal itu pun sampai terbawa ke sekolah.
Muridnya hanya ingin duduk dengan teman-teman se-gengnya, sehingga membuat suasana
perpecahan sangat terasa.

b. Pembahasan

Film Freedom Writers mengisahkan seorang guru yang bukan hanya kreatif tapi juga
inspiratif dan dedikatif. Erin Gruwell, seorang guru yang mengajar di kelas 203 di mana
keberagaman yang ada di kelasnya dijadikan sebagai modal untuk kesuksesan. Setiap
hari murid-muridnya bertarung dengan maut. Sekolah hanya dijadikan tempat untuk
menghindari penjara bagi mereka. Meski sempat frustrasi, Erin akhirnya menemukan
solusi cerdas.
Pada awalnya Erin adalah guru yang tidak dianggap, bahkan dibenci. Tapi Erin sukses
menggunakan literasi sebagai senjata pemersatu. Respek mulai didapatkan ketika ia
mulai memainkan game garis, dimulai dari pertanyaan-pertanyaan kecil sampai
pertanyaan-pertanyaan pribadi, seperti “siapa saja yang pernah kehilangan teman akibat
peperangan antar geng?”. Setelah itu ia memberikan sebuah buku kepada muridnya untuk
mereka menulis dan menceritakan kisah hidupnya sendiri. Melalui tulisan bebas, mereka
dibolehkan menulis apa pun. Baik yang mereka rasakan, pikirkan, maupun peristiwa
yang telah berlalu, apapun boleh ditulis.
Singkat cerita, ia mengerti apa yang dialami oleh muridnya selama ini melalui buku itu.
Tidak berhenti sampai di situ, ia mulai mencari dukungan untuk memberikan muridnya
perspektif baru tentang peperangan antar geng melalui karya wisata dan mendengarkan
cerita korban perang Nazi.
Dilihat dari perspektif psikologi pendidikan, Erin Gruwell menggunakan pendekatan
humanistik dalam pengajarannya. Adapun prinsip-prinsip humanistik antara lain :
- Memahami manusia sebagai suatu totalitas
- Metode yang digunakan adalah life history
- Mengakui pentingnya personal freedom dan responsibility dalam proses
pengambilan keputusan yang berlangsung sepanjang hidup.
- Mind bersifat aktif, dinamis. Melalui mind, manusia mengekspresikan keunikan
kemampuannya sebagai individu, terwujud dalam aspek kognisi, willing, dan
judgement.
Untuk melakukan perubahan hidup yang bersejarah ini, para siswa mengadakan suatu cara
untuk mendapatkan pengakuan yang luar biasa dari media dan dari pemerintah, berharap
bahwa orang lain akan menemukan inspirasi dalam kisah sukses mereka. Mungkin ini
merupakan puncak kesuksesan mereka. Siswa-siswi melakukan perjalanan ke New York dan
mendapat penghargaan.

Sampai akhirnya 150 dari The Freedom Writers lulus dari SMA dan melanjutkan ke
perguruan tinggi. Suatu hal yang tidak mungkin akan menjadi mungkin, ini semua berkat
ketekunan dan tekad Erin.

Dalam kunjungan Miep Gies ke kelas 203 ia mengatakan “We did our duty as human beings:
helping people in need.” Dalam konteks pendidikan sudah menjadi sebuah kewajiban
seorang guru untuk membantu muridnya tidak hanya sebatas transfer ilmu tapi juga
membentuk sebuah karakter yang kuat dan baik.

Terakhir, kita diajak bersuara melalui tulisan. Karena Tulisan mungkin tidak bersuara
tapi suaranya bisa terdengar sampai ke belahan bumi yang lain.
c. Referensi
https://holiday.m-station.live/movie/tt0463998/

Anda mungkin juga menyukai