Anda di halaman 1dari 22

I.

Latar Belakang

Film dalam arti sempit adalah penyajian gambar lewat layar lebar, tetapi
dalam pengertian yang lebih luas bisa juga termasuk yang disiarkan d TV. 1 Film juga
menjadi salah satu media massa yang berbentuk audio visual dan sifatnya sangat
kompleks. Film berfungsi sebagai alat informasi yang dapat menjadi alat penghibur
dan termasuk sebuah karya estetika, alat propaganda, juga alat politik. Ia juga dapat
menjadi sarana rekreasi dan edukasi, karena media menjadi pemenuh kebutuhan
hidup seseorang,2 di sisi lain dapat pula berperan sebagai penyebarluas nilai-nilai
budaya baru.3
Dalam pembuatan film tidak mudah dan tidak sesingkat yang kita tonton,
membutuhkan waktu dan proses yang sangat panjang diperlukan proses pencarian
ide atau gagasan yang dapat berasal dari mana saja, seperti novel, cerpen, puisi,
dongeng, bahkan dari buku catatan ataupun diary. The Freedom Writers merupakan
film yang diangkat dari buku catatan/diary. Sebenarnya film tersebut berasal dari
buku The Freedom Writers Diary yang didokumentasikan oleh seorang guru
bernama Erin Gruwell. Kisah nyata pada film ini dialami oleh sejumlah remaja
California yang hidup dalam ancaman kerusuhan rasial setelah terjadi kerusuhan di
Los Angeles 1992.
Film ini mengisahkan tentang perjuangan seorang pendidik bahasa Inggris
bernama Erin Gruwell, yang terkurung dalam masalah sentimental ras murid murid-
muridnya. Di ruang 203 tempat ia mengajar terdapat beragam gang ras yang selalu
mengelompok, ras Hispanic, ras Kamboja seorang kulit putih dan kulit hitam yang
mana mereka saling berselisih paham dan tidak sedikitpun tertarik dengan pelajaran.
Keadaan ini membuat ia semakin prihatin, Gruwell mencari cara metode
pembelajaran apa yang akan diterapkan. Pada suatu hari, menceritakan tentang
Holocaust tragedi pemusnahan ras Yahudi pada saat Hitler berkuasa, dan ia terkejut
murid-muridnya belum pernah mendengan Holocaust.
Gruwell kemudian membelikan mereka buku The Diary of a Young Girl
karangan Anne Frank, yang mengisahkan tentang korban Holocaust, Zlata‟s Diary:
A Child‟s Life in Sarajevo untuk menjadikan bahan bacaan, ternyata metode ini
membuat murid-muridnya semakin tertarik akan bidang akademisi. Untuk membeli
lebih banyak buku Gruwell bekerja paruh waktu, karena pihak sekolah tidak mau
meminjamkan buku-buku yang terdapat di perpustakaan. Namun hal itu menjadi
masalah dalam kehidupannya, ia diceraikan sang suami karena suaminya keberatan

1
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008),
hal. 136
2
Andi Alimuddin Unde, Televisi & Masyarakat Pluralistik, (Jakarta: Prenada Media Group,
2014), hal. 65
3
Akhlis Suryapati, Hari Film Nasional tinjauan dan Restropeksi, (Jakarta: Panitia hari Film
Nasional ke-60 Direktorat perfilman , 2010), hal. 26.

1
semenjak ia mengajar ia tidak punya waktu untuk sang suami dan suaminyapun tidak
bisa mengerti akan situasinya saat itu.4
Semula ayahnya tidak mendukun, namun karena kesungguhan dan keseriusan
ayahnya bersedia membantu dan mendukungnya. Mereka melakukan perjalanan
mengunjungi Museum of Tolerance di Los Angeles untuk memberi gambaran
tentang bagaimana peristiwa rasial yang paling mengerikan pernah terjdi, yakni
peristiwa Holocaust. Dia juga memberikan setiap siswa jurnal agar mereka memiliki
tempat untuk menuangkan perasaan mereka, ketakutan mereka, dan pengalaman
mereka. Serta mendatangkan beberapa korban Holocaust untuk menceritakan
pengalaman mereka kepada murid-muridnya.
Pada akhirnya para siswa ingin mendatangkan Miep Gries, wanita yang
menyembunyikan keluarga Anne Frang dari Eropa kesekolah mereka, untuk
mewujudkan itu, mereka mengadakan penggalangan dana, pada akhirnya mereka
berhasil mengundang wanita tua itu datang dan bercerita dihadapan mereka. Pada
akhir semester Gruwell menugaskan mereka untuk mengetik jurnal harian yang
masing-masing mereka buat, terkumpul menjadi satu dan diberi judul Freedom
Writers Diary.
Film ini dikemas begitu menarik, alur cerita yang maju, mundur, serta
pengisahan konflik-konflik membuat andrenalin para penonton semakin
dipermainkan, membuat film ini semakin bagus dan berkualitas. Namun sebuah film
bagus dan berkualitas bukan hanya dilihat dari alur ceritanya saja tetapi harus
mempunyai pesan moral yang ingin disampaikan kepada penonton. 5 Film ini layak
untuk ditonton, selain karena sinematografisnya bagus, penonton akan mendapat
pelajaran berharga dari film tersebut.
Kita dapat mengambil hikmah, serta pelajaran berharga dari film tersebut,
yang dapat di realisasikan dalam kehidupan nyata. Khususnya bagi para pendidik dan
instisusi pendidikan agar lebih memperhatikan karakter dan fenomena yang sedang
dialami peserta didiknya, dan tidak melakukan diskriminasi sehingga tercipta
hubungan yang sehat dan posistif untuk mencetak generasi-generasi unggul di masa
mendatang.

4
“Sinopsis-the-freedom-writers-diary” , artikel ini diakses pada Selasa 11 Juli 2017 pukul
17. 30 dari http://orthevie.wordpress.com//2010/02/14/.
5
Elvinaro Ardianto dkk, Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, (Bandung:
Simbiosa Rekatam Media, 2007), hal. 14-23

2
II. Pembahasan

1. Teori
a. Pengertian Institusi

Berbicara mengenai konsep “institusi”6 dalam kajian media terkadang


tumpang tindih dengan konsep “industri”, yang pada dasarnya dapat dipisah. Konsep
institusi berkaitan dengan ide-ide yang diambil dari sosiologi, psikologi, dan politik.
Karenanya, aspek-aspek kelembagaan aktivitas media seringkali sulit dimengerti,
karena berkaitan dengan proses dan hubungan yang kurang nyata dibanding
lembaran-lembaran neraca perusahaan atau kontrak-kontrak pekerjaan. Maka perlu
adanya aspek institusi dan industri dari sebuah media sebelum melakukan kajian
lebih lanjut dari berbagai sudutnya.7
Menurut O‟Sullivan mengatakan, sebagaimana ditulis Gill Branston dan Roy
Stafford, bahwa institusi adalah hal yang berhubungan dengan pengaturan dan
struktur yang mengorganisir kehidupan sosial, yang menekan dan mengendalikan
individu (pribadi) dan kepribadian, prinsip dan nilai-nilai, sesuai dengan varian sosial
dan praktek kebudayaan yang terorganisir dan terkoordinir, sumber utama mengenai
kode, undang-undang, aturan, dan hubungan sosial.8
Sedang menurut Gill Branston dan Roy Stafford, definisi yang diberikan
oleh O‟Sullivan, tersebut merupakan definisi institusi secara umum (generally),
namun secara praktis institusi itu bisa dipahami dari segala bentuk realitas sosial
yang dialami (experienced) dalam kehidupan sehari-hari. Mereka mencontohkan
sebuah keluarga, Gereja, dan perkumpulan, di mana seseorang diatur dan
dikendalikan di dalamnya.9 Dalam cinema misalnya, terlihat pula bagaimana sebuah
cinema melibatkan tim produksi secara bersama-sama dalam membicarakan tentang
kualitas, profesionalisme, seni, hiburan dan audience untuk sebuah cinema.
Terkait dengan media massa, contoh sederhana yang dapat dikemukakan
untuk memahami konsep institusi media, misalnya adalah pembuatan sebuah film.
Dalam hal ini, satu film yang dibuat memang lebih banyak didasarkan pada
pertimbangan ekonomi, tetapi pertimbangan lainnya adalah berkaitan dengan
institusi. Pertimbangan institusi itu sendiri terkait dengan bagaimana tim produksi
bekerja bersama, bagaimana mereka dilatih untuk berfikir tentang kualitas,
profesionalisme, seni, hiburan, dan audiens.

6
Lembaga; pranata: telah disusun –adat istiadat, kebiasaan, dan aturan-aturan, sesuatu yang
dilembagakan oleh undang-undang, adat atau kebiasaan atau kegiatan perkumpulan dan organisasi.
Lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
7
Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition, (Routledge
Taylor and Francis Group London & New York, 2003), hal. 182.
8
Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition, hal. 183.
9
Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition, hal. 183.

3
Pada hakekatnya, memahami institusi media sama halnya dengan
memmahami „genre‟. Karena dua konsep ini berkaitan erat. Institusi adalah satu
konsep yang berubah-ubah, tidak tetap atau dinamis. Dalam contoh pertama diatas
dikemukakan, setiap orang adalah bagian dari sejumlah institusi yang berbeda, yaitu:
sebagai seorang anggota keluarga, seorang pelajar, dan seorang pasien. Dengan cara
yang sama, setiap orang yang bekerja dalam media atau pada teks media tertentu,
butuh berhubungan kepada lebih dari satu institusi, lebih dari seperangkat hubungan
dan proses.10

b. An Institutional analysis of photography

Secara khusus dalam konteks media, menurut Branston dan Stafford analisis
institusi media tidak hanya mengenai bentuk kerja atau aktivitas sebuah institusi
yang memfokuskan perhatian pada individu dalam hubungannya dengan aturan dan
norma, tapi juga menganalisis tentang teks sebuah media itu sendiri. Misalnya
fotografi, di satu sisi merupakan teks sebuah media, namun di sisi lain ia merupakan
sebuah institusi.11
Hal menarik dari aktivitas media, walaupun sebuah foto bisa eksis sebagai
teks media itu sendiri, sebagian besar kita menemukan foto sebagai koleksi di album
atau pameran atau sebagai gambar fotografi yang digunakan pada teks media
pesanan seperti majalah, Koran, poster, website.
Jadi untuk menganalisis fotografi tidak cukup hanya dengan melihat proses
produksi sebuah foto, tapi juga harus memaknai secara konotatif terhadap makna
sebuah foto. Karenanya, dalam konteks institusi media, analisis dilakukan secara
menyeluruh. Dari struktur kerja media, sampai struktur teks media menyangkut apa
yang dikonstruksinya. Sebagai contoh yang dipaparkan oleh Branston dan Stafford
yaitu; ”Sebuah foto yang bergambarkan seorang seorang wanita muda yang sedang
berlutut dengan sehelai bunga. Dia fokus di latar depan, tidak melihat kamera tapi ke
kiri. Sedikit di luar fokus, di latar belakang, orang lain duduk di bangku - beberapa
mungkin melihat wanita muda itu”. Ini adalah deskripsi pada tingkat denotatif.12
Dengan menganalisisnya dengan hati-hati pada tingkat konotatif, kita bisa
menafsirkan gambar tersebut. Misalkan, pakaian wanita muda (terutama topi) dan
make up menunjukkan tahun 1950an. Tempat bunga formal, jalan lebar dan bangku
menyarankan taman umum. Dedaunan di pohon dan tampilan tulip menunjukkan
akhir musim semi atau awal musim panas (selanjutnya didukung oleh bayangan
dalam yang dilemparkan oleh wanita di bawah sinar matahari yang kuat). Postur
wanita tersebut menunjukkan sebuah 'pose' karena terlihat tidak nyaman (walaupun
ini mungkin karena pakaiannya) dan menempel pada kamera. Dia berlutut di atas

10
Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition, hal184.
11
Gill Branston danRoy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition , hal. 184.
12
Gill Branston danRoy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition, hal. 184.

4
rerumputan, di sisi yang salah dari sebuah kawat di taman yang sangat formal,
menunjukkan bahwa sebuah peraturan telah rusak dan bahwa perilakunya agak
'nakal'.13

c. Applying ideas about media institutions

Menurut Branston dan Stafford, ada beberapa hal yang menunjukkan


karakteristik lingkungan sebuah institusi, yaitu adanya: (1) aktivitas ekonomi, (2)
pergulatan hasrat politik dan ideologi, (3) corak manajemen dan kepribadian politik,
(4) kesadaran dan keterlibatan publik dengan media, (5) kepemilikan media dan
pengontrolannya, (6) pengaruh kepemilikan media terhadap produk yang
dihasilkan.14
Keenam hal ini dalam prosesnya sangat berkaitan dengan bentuk sebuah
institusi. Bentuk institusi terlihat dalam beberapa hal yang perlu kita perhatikan,
yaitu:
1. Pendiri (establishment) institusi;
2. Regulasi. Institusi media mengatur dan mengikat orang yang terlibat di
dalamnya, atau sebuah upaya mengorganisasikan sebuah perubahan;
3. Hubungan kolektif (collectivist), yaitu kerjasama antara pekerja dalam
sebuah institusi media untuk mencapai sebuah tujuan umun;
4. Intensitas kerja, yaitu sebuah upaya institusi mengembangkan praktek
kerja yang menjadi acuan bagi pencapaian tujuan;
5. Memiliki nilai-nilai yang harus dijalankan oleh setiap orang yang terlibat
pada institusi itu baik secara internal maupun dalam hubungan ke luar
(eksternal);
6. Status, yaitu keberadaan media di mata audiens, di mana mereka juga
terlibat dalam kesadaran terhadap status suatu media.15

Model institusi yang ideal untuk organisasi ialah memiliki paling sedikit dua
sifat yaitu; pertama strong (kuat), artinya budaya organisasi yang dikembangkan
harus mampu mengikat dan mempengaruhi behaviour (perilaku) para pelaku
organisasi. Kedua budaya organisasi yang dibangun harus mampu mendorong para
pelaku organisasi untuk memiliki tujuan (goals), sasaran (objective), persepsi,
perasaan dan kepercayaan.16

13
Gill Branston danRoy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition , hal.185.
14
Gill Branston danRoy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition, hal. 55.
15
Gill Branston danRoy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition, hal. 190-191.
16
Robbins S, Perilaku Organisasi, Kontroversi, Aplikasi, jilid II, edisi Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Prehallindo, 1996), hal. 169.

5
d. Media institutions and society
Masyarakat umumnya selalu mempunyai sarana untuk mengekspresikan
gagasan dan emosi melalui bentuk seperti bercerita, menari, musik, dan seni. Media
modern telah memperluas kapasitas tersebut, dalam hal realisme, reproduksi dan
distribusi ke khalayak massal. Namun timbul kekhawatiran karena potensi tersebut
dampaknya begitu besar, dengan pertimbang isu-isu berikut tentang peran media dan
sifat teks media berikut:17
• Kebenaran klaim untuk mewakili kenyataan
• Kerusakan-kerusakan pada individu yang disebabkan oleh teks media yang
menyinggung
• Potensi kerusakan pada masyarakat yang ditimbulkan oleh cerita-cerita yang
merayakan korupsi dan kebejatan moral
• Potensi hilangnya identitas nasional, regional dan budaya melalui ketundukan
pada budaya yang dominan.

Menurut Gill Branston dan Roy Stafford ada beberapa masalah dalam
beberapa kasus yang menjadi pertanyaan tentang ekonomi dan aktivitas media yang
juga memberikan dampak kurang baik kepada masyarakat pada umumnya yaitu
berkaitan dengan: pertama kebenaran dan keberpihakan, kedua etika dan praktek
kerja.18
Seperti halnya keberpihakan jurnalis kepada satu partai ketika pemilu tahun
1997, yang mengejutkan masyarakat sebagai pembaca untuk mendukung penuh
kepada partai tertentu.19 Tentang berita dunia (news of the world) yang melibatkan
isu-isu kepentingan nasional dan kemanan nasional seperti perang saudara di Bosnia,
posisi wartawan menjadi semakin sulit untuk melaporkan siapa orang jahat yang
sebenarnya.20 Kemudian tentang serangan terhadap pusat perdagangan dunia dan
pentagon pada tanggal 11 september 2001 dan seruan berikutnya oleh presiden Bush
untuk melawan terorisme memberikan tantangan bagi praktik jurnalisme.21 Sangat
menggoda untuk mengatakan bahwa kejadian ini merupakan titik balik yang
signifikan, namun mungkin terlalu dini untuk menilai.

17
Gill Branston danRoy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition, hal. 192.
18
Gill Branston danRoy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition, hal. 192.
19
Gill Branston danRoy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition, hal. 194.
20
Gill Branston danRoy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition , hal. 195.
21
Gill Branston danRoy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition, hal. 197.

6
2. Konsep
a. Majlis

Majelis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti dewan yang
mengemban tugas tertentu mengenai kenegaraan dan sebagainya secara terbatas.
Juga bisa diartikan lembaga (organisasi).22 Asal kata majlis dalam bahasa arab dari
(‫ )جلس‬yang artinya duduk, sedangkan (‫ )مجلس‬majalis bermakna "sebuah tempat
berduduk" adalah sejenis jawatankuasa yang biasanya bertujuan untuk mentadbir
atau mengetuai sesuatu pertubuhan. Majlis biasanya berkhidmat bagi pelbagai jenis
fungsi.23

Dalam istilah lain kita mengenal kata muassasat / ma‟had / diwan yang
bermakna lembaga institusi atau dewan. Mengenai majlis ini Allah telah berfirman
dalam al-Qur‟an yang artinya:

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu berlapang-


lapanglah pada majlis-majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan melapangkan
bagi kamu. Dan jika dikatakan kepada kamu ; Berdirilah ! ", maka berdirilah Allah
akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang~orang yang
diberi ilmu beberapa derajat; Dan Allah dengan apapun yang kamu kerjakan adalah
Maha Mengetahui.24

Artinya bahwa majlis, yaitu duduk bersama. Asal mulanya duduk bersama
mengelilingi Nabi karena hendak mendengar ajaran-ajaran dan hikmat yang akan
beliau keluarkan. Tentu ada yang datang terlebih dahulu, sehingga tempat duduk
bersama itu kelihatan telah sempit. Karena di waktu itu orang duduk bersama di atas
tanah, belum memakai kursi sebagai sekarang. Niscaya karena sempitnya itu, orang
yang datang kemudian tidak lagi mendapat tempat. Lalu dianjurkanlah oleh Rasul
agar yang telah duduk terlebih dahulu melapangkan tempat bagi yang datang
kemudian.25
Sebab pada hakikatnya tempat itu belumlah sesempit apa yang kita sangka.
Masih ada tempat lowong, masih ada ternpat untuk yang datang kemudian. Sebab itu
hendaklah yang telah duduk lebih dahulu melapangkan tempat bagi mereka yang
baru datang itu. Karena yang sempit itu bukan tempat, melainkan hati. Thabi'at
mementingkan diri pada manusia sebagai kesan pertama, enggan memberikan tempat
kepada yang baru datang itu.

22
http://kbbi.web.id/majelis, diakses pada 12 Juli 2017 pukul 20.30
23
https://ms.wikipedia.org/wiki/Majlis, diakses pada 12 Juli 2017 pukul 20.41
24
QS. Al-Mujadalah: 11
25
http://kongaji.tripod.com/myfile/Al-Mujaadalah-ayat-11-13.htm, diakses pada 12 Juli 2017
pukul 21.50.

7
b. Qoonun Muassasah
Qoonun secara bahasa artinya hukum/undang-undang.26 Sedangkan Qoonun
menurut syari‟at Islam adalah peraturan yang diciptakan oleh Allah supaya manusia
berpegang teguh kepadaNya di dalam perhubungan dengan Tuhan dengan
saudaranya sesama Muslim dengan saudaranya sesama manusia, beserta
hubungannya dengan alam seluruhnya dan hubungannya dengan kehidupan.27
Sumber Syariat Islam hanyalah al-Quran dan Sunah. Lahirnya syariat
merupakan hasil ijtihad para mujtahid dan legalisasi khalifah terhadap hukum syara‟
yang diperintahkan untuk dilaksanakan oleh rakyat. Sementara itu, sumber undang-
undang selain Islam adalah adat istiadat, yurisprudensi, atau yang lainnya.
Bagi seorang muslim, Allah adalah ahkamul hakimin alias sebaik-baik
pemberi ketetapan hukum. Allah ta‟ala berfirman (yang artinya), “Bukankah Allah
adalah sebaik-baik pemberi ketetapan hukum?” (QS. At-Tiin: 8).
Oleh sebab itu ciri orang yang beriman adalah yang patuh kepada ketetapan
Allah dan Rasul-Nya. Allah ta‟ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah pantas bagi
seorang lelaki yang beriman, demikian pula perempuan yang beriman, apabila Allah
dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu perkara lantas masih ada bagi mereka pilihan
yang lain dalam urusan mereka. Barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-
Nya sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang amat nyata.” (QS. Al-Ahzab:
36)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan ayat di atas, “Ayat ini bersifat
umum mencakup segala permasalahan. Yaitu apabila Allah dan Rasul-Nya telah
memutuskan hukum atas suatu perkara, maka tidak boleh bagi seorang pun untuk
menyelisihinya dan tidak ada lagi alternatif lain bagi siapapun dalam hal ini, tidak
ada lagi pendapat atau ucapan -yang benar- selain itu.”28

Tunduk kepada hukum Allah, ridha dengan syari‟at-Nya, dan kembali kepada
al-Kitab dan as-Sunnah ketika terjadi perselisihan merupakan konsekuensi keimanan
dan penghambaan kepada Allah subhanahu wa ta‟ala.29

26
https://firanda.com/index.php/artikel/aqidah/323-al-qonun-al-kully-undang-undang-universal-
mendahulukan-akal-daripada-dalil, diakses pada diakses pada 12 Juli 2017 pukul 21.57.
27
Mahmud Syaltut, Islam Aqidah dan Syari‟ah, (Jakarta: Pustaka Amani, 1986), hal. 120.
28
Imam Ibnu Katsir, Tasir Imam Ibnu Katsir, (Solo: Insan Kamil, 2012), hal. 6.
29
https://buletin.muslim.or.id/manhaj/kewajiban-berhukum-dengan-hukum-allah, diakses pada
12 Juli 2017 pukul 22.36, lihat at-Tauhid li ash-Shaff ats-Tsalits al-„Ali, hal. 37.

8
c. Wasilatul Ummah.

Al-Wasilah (‫ )اَ ْل َو ِس ْيلَة‬secara bahasa (etimologi) berarti segala hal yang dapat
menyampaikan serta dapat mendekatkan kepada sesuatu. Bentuk jamaknya adalah
wasaa-il (‫) َو َسائِل‬. Sedangkan kata "ummah" (umat) memiliki makna yang cukup
beragam, bukan hanya dinisbatkan kepada makhluk yang bernama manusia tapi
antara lain berarti jama‟ah atau kelompok manusia yang kepada mereka diturunkan
seorang Rasul. Dalam hadits kata ummah, sebagaimana disebut Ibnu Atsir, sebagai
seseorang yang komitmen dengan agamanya kuat walaupun sendirian, generasi
manusia atau kelompok binatang, dan jama‟ah 30

Al-Fairuz Abadi mengatakan tentang makna “ ‫” َو َّس َل إِلَى للاِ تَوْ ِس ْيلا‬: “Yaitu ia
mengamalkan suatu amalan yang dengannya ia dapat mendekatkan diri kepada
Allah, sebagai perantara.”
Selain itu wasilah juga mempunyai makna yang lainnya, yaitu kedudukan di
sisi raja, derajat dan kedekatan.31 Wasilah secara syar‟i (terminologi) yaitu yang
diperintahkan di dalam Al-Qur-an adalah segala hal yang dapat mendekatkan
seseorang kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu berupa amal ketaatan yang
disyari‟atkan.32
Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: ”Hai orang-orang yang
beriman bertaqwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-
Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.”33
Ibnu „Abbas Radhiyallahu anhu berkata: “Makna wasilah dalam ayat tersebut
adalah peribadahan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah (al-Qurbah).”
Demikian pula yang diriwayatkan dari Mujahid, Abu Wa‟il, al-Hasan, „Abdullah bin
Katsir, as-Suddi, Ibnu Zaid dan yang lainnya. Qatadah berkata tentang makna ayat
tersebut:“Mendekatlah kepada Allah dengan mentaati-Nya dan mengerjakan
amalan yang diridhai-Nya.”34

30
http://www.angelfire.com/id/sidikfound/ummah.html, diakses pada 12 Juli 2017 pukul 23.16.
31
Syaikh al-Albani, Tawassul Anwaa‟uhu wa Ahkaamuhu, (cet. Ad-Daarus Salafiyah, 1405 H),
hal. 10.
32
https://almanhaj.or.id/2461-hukum-wasilah-tawassul.html, diakses pada 12 Juli 2017 pukul
23.07.
33
QS. Maa-idah: 35
34
Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsiir Ibni Jarir ath-Thabari, (Jakarta,
Pustaka Azzam), hal. 567, lihat juga Tafsiir Ibni Katsiir (II/60), cet. Daarus Salaam.

9
3. Studi kasus
a. Identita Film

Judul Film : Freedom Writers


Jenis : Drama
Durasi : 122 Menit
Sutradara & Penulis : Richard LaGravenese
Produksi : Paramount Pictures, Tahun 2007 Amerika Serikat.
Tanggal rilis : 5 Januari 2007

b. Profile Sutradara Film Freedom Writers

Richard LaGravenese, seorang anak yang terlahir dari Ras kulit putih. Ia lahir
di Brooklyn pada 30 Oktober 1959. Ia memulai karirnya di dunia entertainment
sebagai penulis skenario, ia menulis skenario film The king Fisher yang disutradarai
oleh Terry Gilliam. Film ini berhasil mendapatkan lima nominasi Academy Award,
termasuk best scenario. Richard juga meraih nominasi Emmy film dokumenter
terbaik, dalam National Board of Review Award.35 Serta masih banyak lagi karya-
karya lainnya.
Kemudian pada tahun 2007, Richard menulis skenario film Freedom Writers,
yang diangkat dan diadaptasi dari kisah nyata dari buku Freedom Writers Diary, ia
sendiri yang bertindak sebagai sutradara dan berhasil memberikan nuansa film drama
kriminal yang menarik dan menurut penulis pesan yang disampaikan sangat
inspiratif.

c. Profil Pemain

Disini penulis hanya mencantumkan beberapa pemain Freedom Writers yang


dianggap pemain utama dan beberapa pemain pendukung saja, di antaranya adalah:

1. Pemeran Utama Hilary Swank

Tokoh utama dalam film Freedem Writers adalah Erin Gruwell yang
diperankan oleh Hilary Swank, wanita kelahiran 30 Juli 1974. Swank pernah berhasil
menyisihkan ribuan aktris dalam audisi untuk film The Next Karate Kid (1994), Serta
masih banyak yang lainnya.36
Sebagai pemeran utama, Hilary Swank memiliki karakter penyabar, gigih,
pantang menyerah dan kuat melawan berbagai rintangan. Swank cukup piawai

35
http://www.playscripts.com/author.php3?authorid=917, artikel di akses pada Selasa, 11 Juli
2017, pukul 17.50.
36
http://selebriti.kapanlagi.com/hollywood/h/hilary_swank/, artikel ini di akses pada Selasa, 11
Juli 2017, pukul 17.50.

10
memerankan tokoh Erin Gruwell, yakni seorang guru bahasa Inggris yang mengajar
di ruang 203, yang mana ruang tersebut dihuni oleh murid-murid kriminal. 37

2. Pemeran Pembantu Utama Lee Hernandez

April Lee Hernandez lahir di New York pada 31 Januari 1980. Ia berperan
sebagai Eva. Karakter Eva disini seorang anak yang dididik keras, dan penuh rasa
benci serta dendam, keras kepala dan pemberani. Dimana ia merupakan salah satu
murid dari Erin Gruwell yang berasal dari gang kulit hitam.38

3. Patrick Galen Dempsey

Patrick Galen Dempsey lahir di Amerika Serikat 13 Januari 1966, ia pindah


ke Hollywood pada pertengahan 1980-an, ia berkarier di dunia film sejak tahun
1985.39 Dalam film Freedom Writers ia berperan sebagai Scott Casey yakni suami
dari Erin Gruwel. Karakter yang dilakoninya dalam film ini, seorang suami
penyabar, baik, cenderung pendiam.

4. Imelda Mary Philomena Bernadette Stauton

Imelda Mary, lahir di Inggris 9 Januari 1956, di film Freedom Writers ia


berperan sebagai Margaret Compbell, yakni salah seorang guru di sekolah tempat
Erin Gruwell mengajar. Ia berperan sebagai guru antagonis, yang tidak
memperdulikan ruang 203 karena kelas tersebut merupakan kelas anak-anak
terbuang, dan mempunyai latarbelakang yang kurang baik.40

5. Scott Glenn

Scott Glenn, lahir di Pennsylvania 26 Januari 1941, dalam film ini ia berperan
sebagai Steve Gruwell yakni ayah dari Erin Gruwell. Aktor ini pada mulanya sama
sekali tidak mendukung keinginan anaknya untuk mengajar di sekolah Long Beach.
Namun setelah sang anak becerai Erin mengajak ayaknya bertemu mereka, pada
akhirnya iapun luluh dan berbalik mendukung Erin Gruwell.41

37
https://insanajisubekti.wordpress.com/2011/11/02/analisis-film-freedom-writers/, artikel ini
diakses pada Selasa, 11 Juli 2017, pukul 17.50.
38
http://freedomtentwo.weebly.com/characters-in-freedom-writers.html, artikel ini di akses
pada Selasa, 11 Juli 2017, pukul 17.48.
39
http://en.wikipedia.org/wiki/patrick_Dempsey, artikel ini di akses pada Selasa, 11 Juli 2017,
pukul 17.03.
40
http://en.wikipedia.org/wiki/Imelda_Staunton, artikel ini di akses pada Selasa, 11 Juli 2017,
pukul 17.25.
41
http://www.imdb.com/name/nm0001277/, artikel ini di akses pada Selasa, 11 Juli 2017,
pukul 17.19.

11
d. Sinopsis Film Freedom Writers

Freedom Writers merupakan film yang didasarkan atas kisah nyata kehidupan
seorang guru di Woodrow Wilson High School Long Beach, California. Erin
Gruwell berprofesi sebagai guru bahasa Inggris ketika isu rasisme di Amerika begitu
mencuat. Dengan penuh harapan, Erin mengajar bahasa Inggris di kelas 203, di mana
terdapat beragam gank ras yang selalu mengelompok. Pada awal kedatangan Erin,
para murid sama sekali tidak tertarik dengan kehadirannya. Mereka menganggap
bahwa Erin tidak mengerti apapun tentang kehidupan mereka yang keras.
Banyak tantangan yang harus dihadapi Erin, baik dari pihak sekolah yang
rasis, hingga pihak suami dan ayahnya. Diskriminasi yang dilakukan oleh pihak
sekolah, seperti pemisahan kelas, serta perbedaan fasilitas yang begitu terlihat antara
ras kulit putih dan ras di luar itu membuat Erin miris. Agar diterima oleh anak-anak
didiknya, Erin mencari cara untuk melakukan pendekatan dan metode pengajaran
yang tepat.
Erin menemukan cara untuk “menjangkau” kehidupan mereka dengan
memberikan mereka buku, dan meminta mereka mengisinya dengan jurnal harian.
Bahkan, Erin memberikan buku baru tentang kehidupan gank yang lekat dengan
keseharian mereka. Buku-buku itu di antaranya The Diary of Young Girl karangan
Anne Frank. Zlata‟s Diary: A Child‟s Life in Sarajevo,42 yang isi buku-buku tersebut
cerita pengalaman orang-orang yang terlibat konflik antar ras.
Dalam film ini juga kita bisa melihat bagaiman usaha Erin mengajak anak
muridnya mengunjungi museum tolerance, kemudian Erin dan anak didiknya
berinisiatif mendatangkan Miep Gies seorang wanita penolong Anne Frank, anak
Yahudi yang hidup pada zaman Hitler, Serta kegigihan Erin memperjuangkan
keadilan disekolah yang mendapat tantangan dari pihak-pihak sekolah.
Akhirnya, Anak-anak tersebut yang semula benci satu sama lain karena
perbedaan ras, akhirnya menjadi berteman dan mendobrak sekat-sekat ras di antara
mereka.43 Siswa-siswi ini mendapat pengakuan yang luar biasa dari media dan
pemerintah. Dan mereka menjadi orang pertama dari keluarganya masing-masing
yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Suatu hal yang tidak mungkin akan menjadi
mungkin, ini semua berkat ketekunan dan tekad Gruwell‟s.44

42
http://hannanoeryanti.wordpress.com/2008/10/11/presentasi-konflik-di-labos, artikel ini di
akses pada Selasa, 11 Juli 2017, pukul 17.14.
43
http://azzkee.multiply.com/journal/item/144, artikel di akses pada Selasa, 11 Juli 2017, pukul
17.03.
44
http://orthevie.wordpress.com/2010/02/14/sinopsis-the-freedom-writers-diary/,artikel di
akses pada Selasa, 11 Juli 2017, pukul 17.11.

12
4. Analisis dalam film Freedom Writers
a. Apa saja peran-peran institusi pendidikan pada film Freedom Writers?

Peran institusi pendidikan dalam film Freedom Writers adalah sebagai


mediator dan demonstrator yang menginspirasi dan memfasilitasi peserta didik dalam
mengembangkan potensinya masing-masing, bukan hanya itu bahkan mempunyai
peran sebagai evaluator dan korektor, sehingga peserta didik tahu kekurangan dan
termotifasi untuk meningkatkan dirinya dari segala segi.
Peran guru dalam institusi pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan
seorang anak. Banyak anak-anak yang menempatkan guru sebagai orang tua kedua
setelah ayah dan ibu mereka. Maka dapat disimpulkan, bahwa “The Freedom
writers” adalah sebuah film yang merupakan upaya pendekatan seorang guru kepada
murid-murid didiknya melalui tulisan sebagai media pembelajaran. Pentingnya upaya
dalam memberikan pendidikan yang tepat bagi anak-anak sangat berpengaruh.
Menurut Everett M. Rogers, beliau mengemukakan karakteristik inovasi
pembelajaran yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi
pembelajaran yaitu keuntungan relatif, kompatibel, kompleksitas, triabilitas, dan
dapat diamati.45
Pada waktu awal mengajar sebagai guru bahasa Inggris di Wilson High
School, yang pertama kali Erin lakukan adalah mengobservasi ruang kelas Brian
Gilbert seorang guru yang mengajar bahasa Inggris junior. Ia melihat bahwa ruang
kelas junior tersebut sangat rapi, kursi-kursinya bagus. Ketika Erin masuk ruang 203
tempat ia mengajar, Erin melihat bahwa bangku-bangku siswanya sudah tua, banyak
sekali coretan di mejanya, tirai jendela juga sudah ada yang rusak. Jauh sekali
dengan ruang kelas junior. Setelah murid-muridnya masuk kelas, Erin melihat bahwa
murid-muridnya berkumpul sesuai dengan ras mereka masing-masing. Orang negro
berkumpul dengan orang negro, orang Kamboja berkumpul dengan orang Kamboja,
dan begitu pula ras yang lain berkumpul sesuai dengan warna kulitnya.
Saat pertama kali mengajar itu pula Erin melihat perkelahian antara Jamal
dan Andre Brion. Erin sangat kaget melihat peristiwa itu karena itu di luar
dugaannya, tapi Erin tidak menyerah setelah apa yang ia alami. Erin mengobservasi
bagaimana situasi dan kondisi muridnya. Erin berusaha mencari tahu sebenarnya apa
yang terjadi di antara murid-muridnya tersebut agar ia bisa memperlakukan mereka
dengan tepat sehingga murid-muridnya yang nakal dan acuh dengan pendidikan itu
bisa bersemangat bersekolah.
Hari kedua mengajar, Erin meredakan pertengkaran antara Jamal dan Gloria
karena Jamal usil mengambil tas Gloria. Erin juga melihat kerusuhan di sekolah
tempat ia mengajar. Ia melihat perkelahian antar suku atau ras. Antara Paco yang
orang Latin dengan Grant Rice yang orang berkulit hitam, antara Eva Benita yang

45
Udin Saefudin Sa‟ud, Inovasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 21-22.

13
orang Latin dan Cindy Nigor yang orang Kamboja. Pada saat kerusuhan itu juga Erin
melihat bahwa salah satu muridnya ada yang membawa pistol. Erin mengobservasi
lagi bagaimana perkelahian antar ras itu terjadi.
Hari-hari berikutnya, Erin menampilkan sesuatu yang berbeda yaitu
melakukan berbagai permainan agar sausana pembelajaran lebih menyenangkan,
melihat video tentang kekerasan melakukan kunjungan studi ke museum, dan
mendatangkan Mrs. Miep Giep sebagai pembicara untuk menjelaskan kekerasan
yang terjadi pada kekuasaan Hitler yang dituliskan dalam buku berjudul “The Diary
of Anne Frank”.
Erin mampu melakukan proses inovasi dengan baik. Siswa-siswa yang
awalnya tidak mau menerima Erin dan tidak mau belajar dan sulit untuk diatur
karena selalu berkelompok dengan rasnya pada akhirnya siswanya menerima Erin
dan mulai tertarik dengan kegiatan belajar mengajar.
Inovasi di bidang pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan
tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan.46 Terkait
dengan fim Freedom Writers, contoh beberapa inovasi pendidikan yang dilakukan
oleh Erin Gruwell pada kelas 203 di Woodrow Wilson High School, Long Beach,
California, Amerika Serikat.

1. Bertukar Tempat Duduk


2. Dialog Bersama
3. Line Game (permainan garis)
4. Buku Jurnal Harian atau Catatan Harian
5. Memberi Buku Bacaan tentang Geng dan Kekerasan
6. Study Tour ke Museum of Tolerance
7. Toast for Change
8. Taste for Change dan Concert for Change
9. Melihat Video Freedom Ride
10. Kumpulan Buku Harian “The Freedom Writers Diary”

46
Udin Saefudin Sa‟ud, Inovasi Pendidikan, hal. 8.

14
b. Gagasan apa saja yang mempengaruhi pembentukan institusi dalam film
Freedom Writers?

Dalam institusi perfilman untuk membuat film Freedom Writers ada beberapa
gagasan yang perlu kita perhatikan dalam pembentukannya, yaitu:

1. Pendiri (establishment) institusi;

Film Freedom Writers di sutradarai oleh Richard LaGravenese, seorang anak


yang terlahir dari Ras kulit putih. Ia lahir di Brooklyn pada 30 Oktober 1959. Ia
memulai karirnya di dunia entertainment sebagai penulis skenario, ia menulis
skenario film The king Fisher yang disutradarai oleh Terry Gilliam. Film ini berhasil
mendapatkan lima nominasi Academy Award, termasuk best scenario. Richard juga
meraih nominasi Emmy film dokumenter terbaik, dalam National Board of Review
Award.47 Serta masih banyak lagi karya-karya lainnya.
Kemudian pada tahun 2007, Richard menulis skenario film Freedom
Writers, yang diangkat dan diadaptasi dari kisah nyata dari buku Freedom Writers
Diary, ia sendiri yang bertindak sebagai sutradara dan berhasil memberikan nuansa
film drama kriminal yang menarik dan menurut penulis pesan yang disampaikan
sangat inspiratif. Ia mampu menggambarkan realita social yang terjadi di Amerika
pada masa itu, dimana status social masyarakat Amerika masih kental, ras kulit
putih merasa mendominasi Negara tersebut, sehingga ras kulit hitam dan kelompok
lainnya dimarjinalkan atau dipinggirkan.

2. Regulasi. Institusi media mengatur dan mengikat orang yang terlibat di


dalamnya, atau sebuah upaya mengorganisasikan sebuah perubahan;

Image positif yang dibangun dalam film Freedom Writers dapat


merekonstruksi perubahan hubungan sosial antar ras yang ada di Amerika Serikat.
Ini tidak akan tercapai tanpa adanya perencanaan yang matang sebelum
dilaksanakannya pembuatan film oleh sutradara dan tim-tim suksesnya.

3. Hubungan kolektif (collectivist), yaitu kerjasama antara pekerja dalam sebuah


institusi media untuk mencapai sebuah tujuan umun;

Peraih Academy Award 2 kali, Hilary Swank memerankan Erin Gruwell de-
ngan sangat pas. Ada pula Imelda Staunton, pameran Dolores Umbridge di Harry
Potter and The Order of The Pheonix, yang menjadi kepala departemen sekolah yang
menyebalkan dan selalu iri dengan keberhasilan Erin. Selain itu ada Patrick Demsey,

47
http://www.playscripts.com/author.php3?authorid=917, artikel di akses pada Selasa, 11 Juli
2017, pukul 17.50.

15
pemeran dr McDreamy dalam Grey‟s Anatomy, yang bermain sebagai suami Erin
yang tidak mendukung usaha istrinya.
Selain tiga nama di atas tidak ada lagi nama bintang besar yang berperan
dalam film ini. Pemeran murid-murid di kelas Erin Gruwell, sebagian besar
merupakan wajah baru di dunia perfilman yang belum begitu dikenal baik
masyarakat Amerika Serikat sendiri maupun masyarakat Indonesia. Namun, mereka
berhasil membawakan peran masing-masing dengan sangat baik dan meyakinkan.
4. Intensitas kerja, yaitu sebuah upaya institusi mengembangkan praktek kerja yang
menjadi acuan bagi pencapaian tujuan;

Fakta menarik dari film ini salah satunya ada pada adegan saat murid-murid
Erin bertemu dengan orang-orang korban Holocaust. Yang berperan menjadi korban
Holocaust adalah benar-benar korban Holocaust sendiri. Sutradara Richard
Lagravenese tak perlu susah payah mengarahkan aktor dan aktris pemeran murid-
murid Erin untuk terlihat tercengang saat mendengar cerita para korban Holocaust
itu. Hal ini karena saat pengambilan adegan itu, para aktor dan aktrisnya benar-
benar tercengang mendengar cerita para korban Holocaust tersebut.

5. Memiliki nilai-nilai yang harus dijalankan oleh setiap orang yang terlibat pada
institusi itu baik secara internal maupun dalam hubungan ke luar (eksternal);

Pesan moral yang ingin disampaikan oleh sutradara Richard LaGravenese


melalui film Freedom Writers,memiliki nilai-nilai tersendiri yang tertanam pada diri
staf-staf yang terlibat di dalam pembuatan film tersebut, seperti kedisiplinan dan
ketekunan dalam proses pembuatannya. Sehingga tercipta hubungan yang baik antar
sesama baik internal maupun eksternal.

6. Status, yaitu keberadaan media di mata audiens, di mana mereka juga terlibat
dalam kesadaran terhadap status suatu media.48

Freedom Writers bisa dikatakan merupakan film untuk anak muda. Di


tengah-tengah maraknya film remaja yang ceritanya tidak jauh-jauh dari cerita cinta,
komedi atau horor, Freedom Writers bisa menjadi pilihan bagi anak muda yang
tidak sekedar ingin terhibur, tetapi juga mendapatkan pelajaran tertentu dari film
tersebut. Permasalahan-permasalah remaja yang ditampilkan di film ini juga cukup
dekat dengan permasalah remaja pada umumnya, tentang pencarian jati diri dan
pelanggaran-pelanggaran peraturan untuk mengukuhkan eksistensi diri. Semua itu
dibungkus dalam pemasalahan perang antargeng.

48
Gill Branston danRoy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition, hal. 190-191.

16
c. Seperti apa dampak positif dan negatif keberadaan institusi media kepada
masyarakat dalam film Freedom Writers?
1) Dampak positif yang dapat diambil dari film Freedom Writers

Film Freedom Writers sebagai salah satu wadah media informasi yang dapat
menginformasikan nilai-nilai budaya demi terciptanya toleransi antar suku, ras dan
bangsa, dengan pesan moral yang tergambar pada setiap adegannya. Film ini juga
sangat cocok dijadikan sumber rujukan untuk menambah wawasan tentang dunia
pendidikan, baik untuk para pendidik maupun peserta didiknya. Ada banyak hal yang
dapat kita pelajari dari film ini, terutama bagaiman tokoh Erin Gruwell sebagai
seorang guru bahasa Inggris yang harus berjuang keras dalam memberikan
pembelajaran kepada siswanya, dimana mereka yang terbiasa dengan kekerasan dan
selalu hidup berkelompok dengan masing-masing rasnya.

Beberapa hal yang dapat diambil dari film Freedom Writers.

1. Sebagai seorang guru, harus mampu memahami karakteristik peserta didik


sebelum berlangsung kegiatan pembelajaran. Dengan mengenali karakteristik
peserta didik, guru dapat menentukan metode atau cara yang tepat untuk
diterapkan dalam pembelajaran agar dapat tercapai tujuan yang diharapkan.
2. Sebagai seorang guru, diperlukan adanya tekat dan semangat yang tinggi
untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Guru tidak boleh mudah putus
asa ketika satu cara yang telah diterapkan mengalami kegagalan, guru harus
pandai dan terampil dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan.
3. Berbagai cara dapat digunakan guru untuk menarik perhatian siswa-siswanya,
diantaranya dengan memberikan motivasi, menciptakan permainan yang
dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan.

2) Dampak negatif yang terdapat dalam film Freedom Writers

Dalam film Freedom Writers banyak menayangkan adegan kekerasan dan


konflik antar ras, juga bentuk-bentuk diskriminasi terhadap ras kulit hitam yang ada
di Los Angeles Amerika Serikat, ini akan memberikan citra buruk terhadap ras kulit
hitam dan akan memberikan pengaruh negatif bagi perkembangan pranata sosial
yang ada di Amerika Serikat khususnya dan di manca negara umumnya.

 Diskriminasi dalam dunia pendidikan pada film Freedom Writers

Bentuk-bentuk diskriminasi yang terjadi pada film Freedom Writers bisa di


lihat dengan adanya perbedaan antara kelas unggulan (didominasi oleh kulit putih,
dan hanya ada satu kulit hitam). Fasilitas kelasnya pun berbeda, mulai dari kursi,

17
papan tulis, hingga buku-buku. Para siswa kulit hitam hanya diberikan buku-buku
teks bahan ajar yang bekas dan usang.
Pemisahan kelas yang dilakukan oleh sekolah memang bukan tanpa alasan.
Kebanyakan orang kulit hitam, Hispanic, Kamboja, serta ras di luar kulit putih tidak
mendapatkan nilai akademis yang tinggi. Sayangnya, karena stereotipe itulah mereka
tidak bisa mengasah kemampuan mereka dan tetap menjadi kaum yang
termarjinalkan. Hal ini tentu saja bertentangan dengan Civil Right Act yang
dikeluarkan pada 1964.
Dalam film tersebut ada seorang kulit putih yang secara akademis kurang,
karena itu, ia bergabung bersama orang-orang dari ras lain. Sayangnya, posisi anak
kulit putih itu, sungguh dilematis. Di satu sisi, ia harus bergabung karena ia tidak
begitu pandai, namun di sisi lain, ia adalah orang yang berada di zona kenyamanan
sebagai orang kulit putih yang tidak pernah dihantui perang dan kekerasan. Hal yang
sama juga dirasakan oleh seorang anak kulit hitam yang berada di kelas orang kulit
putih karena ia baik secara akademis. Sayangnya, kehadiran mereka yang minoritas
membuat mereka terpojokkan, sampai-sampai anak kulit hitam yang cerdas meminta
pindah ke kelas Erin.

 Rasisme dan Gank

Isu general yang ditampilkan dalam Freedom Writers adalah isu ras. Kita bisa
melihatnya di awal film ketika seorang kerabat Eva (murid Erin keturunan Hispanic
dan kulit hitam) ditembak oleh seseorang dari ras lain, dan penangkapan ayahnya
oleh polisi kulit putih. Kondisi Los Angeles Amerika Serikat di tahun 1990-an masih
kental dengan nuansa rasisme, di mana masing-masing ras saling berlomba untuk
mendapatkan pengakuan. Dengan kondisi keluarga yang kacau balau, masing-masing
anak melakukan pelarian dengan bergabung bersama gank yang senasib dan tentu
saja beranggotakan satu ras yang sama. Keadaan ini terbawa kedalam dunia
pendidikan.
Bergabungnya mereka bersama gank adalah suatu kompensasi untuk
mendapatkan sebuah “kenyamanan”. Dalam film tersebut, diperlihatkan bagaimana
gank tersebut menyambut anggota baru dengan cara dipukuli beramai-ramai. Itu
artinya, kehidupan ras selain kulit putih di Amerika, khususnya lapisan bawah,
terbilang keras. Dengan dilakukannya “inisiasi” dalam gank, mereka “belajar” untuk
menghadapi kehidupan yang keras.

18
III. Refleksi

Lembaga pendidikan adalah suatu badan yang berusaha mengelola dan


menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial, kebudayaan, keagamaan, penelitian
keterampilan dan keahlian. Yaitu dalam hal pendidikan intelektual, spiritual, serta
keahlian. Sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama
secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisir, terpimpin dan terkendali,
dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya yang
digunakan secara efesien dan efektif untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kesimpulan yang diperoleh dari temuan dan hasil analisis data pada film
Freedom Writers karya Richadd LaGravenese, selaku sutradara sekaligus penulis
skenario adalah sebagai berikut:
Makna denotasi dari film yang diangkat dari kisah nyata ini berawal dari
kisah seorang guru bahasa Inggris Erin Gruwell yang terjerumus dalam kehidupan
anak-anak muridnya. Kemudia, tindakan dan empati Gruwell terhadap mereka
menumbuhkan kesadaran akan arti dari saling menghormati dan menghargai.
Sedangkan konotasi dari film Freedom Writers, yakni sang sutradara sengaja
mengangkat kisah peperangan antara ras yang mana banyak sisi negatif, tidak
berguna dan tidak layak. Metode pembelajaran dari seorang guru mampu
meningkatkan dan merangsang para muridnya untuk giat belajar.
Terjadi peperangan di kota New Port Beach, Amerika. Perang antar geng
sampai terbawa ke dalam kelas. Siswa dan siswi di kelas tersebut duduk
berkelompok sesuai dengan rasnya masing masing sehingga Kesalahpahaman kecil
yang terjadi di dalam kelas bisa memicu perkelahian antar ras. Film ini menceritakan
tentang pendidikan multikultural walaupun pada dasarnya otonomi sekolah tidak
menjalankan pendidikan multikultural. Pada awalnya sisiwa memang tidak bisa
diatur, namun ketika guru di dalam kelas mengajak siswa membandingkan masalah
mereka dengan maslah lain yang lebih besar dan perang antar geng di antara mereka
tidak ada apa apanya. Kemudian siswa tersebut mulai tertarik dan memperhatikan
guru tersebut. Tidak hanya itu saja disini guru juga memberikan berbagai permainan,
kunjungan, cerita yang menarik dan meberi buku bacaan sehingga lebih
mengasyikan.
Guru juga memberi reward berupa buku sebagai catatan harian siwanya.
Sehingga dari situlah guru tersebut mulai paham permasalahan yang dihadapi siswa
dan siswinya. Akhirnya mulai terjalain hubungan yang baik anatara siswa dan siswi
di dalam kelas tersebut, mereka mulai bertegur sapa dengan yang lainnya, bekerja
sama dan tidak ada lagi terlihat geng atau kelompok ras tertentu, mereka menjadi
satu dalam kelas tersebut tanpa adanya perbedaan kelompok ras tertentu.
Rasisme sendiri secara umum adalah pendirian yang memperlakukan
orang lain secara berbeda dengan memberikan judgment nilai berdasarkan
karakteristik ras, sosial, dan kondisi mental tertentu yang merujuk pada self.

19
Dalam ethnicity and racism (1990), Paul Spoonley merumuskan rasisme ke
dalamwilayah yang lebih sempit dengan memproblematisir konsep ras. Ia
meyakini bahwa ras merupakan konsepsi kolonialiasme yang tumbuh berbarengan
dengan semangat ekspansi wilayah bangsa Eropa. Spoonley melacak kemunculan
rasisme secara historis ketika bangsa Eropa berhadapan dengan keragaman manusia
yang mereka temui di tanah jajahan. Keragaman itu lebih cenderung dimaknai
sebagai keberadaan sejarah.
Demikian Spoonley menunjukkan bahwa rasisme pada akhirnya muncul
akibat kemalasan bangsa Eropa untuk mengenal orang lain yang berbeda darinya.
Kemalasan ini terwujud dalam upaya bangsa Eropa, yang berkulit putih,
mengklasifikasi keragaman manusia yang ditemuinya berdasarkan karakteristik fisik.
Di Indonesia barangkali pemisahan konseptual antara pribumi dengan priyayi dapat
dianggap berangkat dari kolonialisme dan berujung pada rasisme.
Film ini tidak menjual mimpi From Zero to Hero, tapi lebih menampilkan
bagaimana satu orang yang peduli pada pendidikan anak-anak yang sudah dianggap
sebagai sampah masyarakat mampu merubah mereka menjadi orang yang lebih
berguna. Mengingatkan kita pada film berjudul „Dead Poet Society‟ yang juga
bertema sama dan pernah dibuat pada akhir tahun 80-an dengan Robin William
sebagai bintang utama. Buku-buku yang digunakan Erin Gruwell untuk mendidik
murid-muridnya di film ini semuanya adalah buku yang benar-benar ada. Termasuk
buku ‟Diary of Anne Frank‟ yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan
sudah dijual di pasaran.
Untuk khalayak pecinta film harus lebih teliti melihat kualitas film yang
ditonton. Serta harus cermat dalam memaknai pesan yang disampaikan sebuah film,
karena sejatinya banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik dari pesan yang
disampaikan film yang ditonton.
Akhirnya penulis menilai bahwa jenis film inspiratif ini layak untuk
diproduksi kembali dan dipertontonkan kepada khalayak masyarakat Indonesia
khusunya. Dikarnakan banyaknya edukasi-edukasi yang dapat membawa pencerahan
bagi dunia pendidikan untuk membangun generasi unggul demi kemajuan bangsa
dan negara. Juga memberikan informasi baru tentang nilai-nilai budaya yang ada di
manca negara untuk kita terima agar tidak terjadi perpecahan antar umat manusia.

20
DAFTAR PUSTAKA

al-Qur‟an al-Karim
al-Albani, Syaikh, Tawassul Anwaa‟uhu wa Ahkaamuhu, cet. Ad-Daarus Salafiyah,
1405 H
Ardianto, Elvinaro dkk, Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, Bandung:
Simbiosa Rekatam Media, 2007
Ath-Thabari, Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir, Tafsiir Ibni Jarir ath-Thabari,
Jakarta, Pustaka Azzam
Branston, Gill dan Roy Stafford, The Media Student‟s Book, Third Edition,
Routledge Taylor and Francis Group London & New York, 2003
Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2008
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Katsir, Imam Ibnu, Tasir Imam Ibnu Katsir, Solo: Insan Kamil, 2012
Robbins S, Perilaku Organisasi, Kontroversi, Aplikasi, jilid II, edisi Bahasa
Indonesia, Jakarta: Prehallindo, 1996
Sa‟ud, Udin Saefudin, Inovasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2008
Sinopsis-the-freedom-writers-diary , artikel ini diakses pada Selasa 11 Juli 2017
pukul 17. 30 dari http://orthevie.wordpress.com//2010/02/14/.
Suryapati, Akhlis, Hari Film Nasional tinjauan dan Restropeksi, Jakarta: Panitia hari
Film Nasional ke-60 Direktorat perfilman , 2010
Syaltut, Mahmud, Islam Aqidah dan Syari‟ah, Jakarta: Pustaka Amani, 1986
Unde, Andi Alimuddin, Televisi & Masyarakat Pluralistik, Jakarta: Prenada Media
Group, 2014

Situs Website

http://azzkee.multiply.com/journal/item/144, artikel di akses pada Selasa, 11 Juli


2017, pukul 17.03.
http://en.wikipedia.org/wiki/Imelda_Staunton, artikel ini di akses pada Selasa, 11 Juli
2017, pukul 17.25.
http://en.wikipedia.org/wiki/patrick_Dempsey, artikel ini di akses pada Selasa, 11
Juli 2017, pukul 17.03.
http://freedomtentwo.weebly.com/characters-in-freedom-writers.html, artikel ini di
akses pada Selasa, 11 Juli 2017, pukul 17.48.
http://hannanoeryanti.wordpress.com/2008/10/11/presentasi-konflik-di-labos, artikel
ini di akses pada Selasa, 11 Juli 2017, pukul 17.14.
http://kbbi.web.id/majelis, diakses pada 12 Juli 2017 pukul 20.30
http://kongaji.tripod.com/myfile/Al-Mujaadalah-ayat-11-13.htm, diakses pada 12 Juli
2017 pukul 21.50.
http://orthevie.wordpress.com/2010/02/14/sinopsis-the-freedom-writers-diary/,artikel
di akses pada Selasa, 11 Juli 2017, pukul 17.11.
http://selebriti.kapanlagi.com/hollywood/h/hilary_swank/, artikel ini di akses pada
Selasa, 11 Juli 2017, pukul 17.50.

21
http://www.angelfire.com/id/sidikfound/ummah.html, diakses pada 12 Juli 2017
pukul 23.16.
http://www.imdb.com/name/nm0001277/, artikel ini di akses pada Selasa, 11 Juli
2017, pukul 17.19.
http://www.playscripts.com/author.php3?authorid=917, artikel di akses pada Selasa,
11 Juli 2017, pukul 17.50.
http://www.playscripts.com/author.php3?authorid=917, artikel di akses pada Selasa,
11 Juli 2017, pukul 17.50.
https://almanhaj.or.id/2461-hukum-wasilah-tawassul.html, diakses pada 12 Juli 2017
pukul 23.07.
https://buletin.muslim.or.id/manhaj/kewajiban-berhukum-dengan-hukum-allah,
diakses pada 12 Juli 2017 pukul 22.36
https://firanda.com/index.php/artikel/aqidah/323-al-qonun-al-kully-undang-undang-
universal-mendahulukan-akal-daripada-dalil, diakses pada diakses pada 12
Juli 2017 pukul 21.57.
https://insanajisubekti.wordpress.com/2011/11/02/analisis-film-freedom-writers/,
artikel ini diakses pada Selasa, 11 Juli 2017, pukul 17.50.
https://ms.wikipedia.org/wiki/Majlis, diakses pada 12 Juli 2017 pukul 20.41

22

Anda mungkin juga menyukai