Sipnosis Buku
Tahun : 2013
Ilmu sosial dan budaya dasar (ISBD) merupakan mata kuliah berkehidupan bermasyarakat
(MBB) dengan visi “berkembangan manusia sebagai mahasiswa terpelajar yang kritis,peka,dan
arif dalam memahami keragaman. Kesetaraan, dan kemartabatan manusia yang dilandasi nilai-
nilai estetika,etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.” Adapun misinya adalah
“memberikan landasan dan wawasan yang luas, serta menumbuhkan sikap kritis,peka, dan arif
pada mahasiswa untuk memahami keragaman,kesetaraan, dan kemartabatan manusia dalam
kehidupan bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial yang beradap serta bertanggung
jawab terhadap sumber daya dan lingkungannya.”
ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan suatu rangkaian
pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia
sebagai makhluk sosial yang berbudaya, dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya.
Selain itu, mata kuliah ini pada prinsipnya sebagai pengantar dasar menuju pengenalan teori
ilmu-ilmu sosial dan kebudayaan sehingga diharapkan mahasiswa dapat memiliki wawasan
keilmuan yang bersifat multidisipliner tentang keragaman,kesetaeraan, dan kebartabatan
manusia dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegra. Dengan kata lain, mahasiswa mampu
memahami jejaringan kehidupan bersama berikut nilai, acuan norma, serta pedoman hidup
(bluprint) yang melebur dalam kehidupan keseharian yang mengikat interaksi kebersamaan itu.
Berdasarkan hakikat keilmuan diatas, maka tujuan ilmu sosial dan budaya dasar (ISBD)
yang merupakan bagian dari mata kuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB) yaitu:
Menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif dalam memahami keragaman, kesederajatan, dan
martabat manusia dengan landasan nilain estetika, etika, dan moral dalam kehidupan
bermasyarakat.
Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan pada
mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan mahkluk sosial yang
beradap dalam mempraktikkan pengetahuan akademik dan keahliannya dan mampu memecah
kan masalah sosial budaya secara arif.
Tujuan ini secara lebih luas dimaksudkan untuk membentuk kepribadian mahasiswa yang
memiliki cakrawala berfikir yang analitis,dialetik,inofstif, persuasif dan terampil dalam
mengimplestasikan kreasinya pada masyarakat secara relevan.
1.3.Ruang Lingkup Mata Kuliah Pengantar Ilmu Sosial dan Budaya (ISBD)
Untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan mata kuliah ilmu sosial dan budaya dasar (ISBD)
para perguruan tinggi, berikut ini merupakan ruang lingkup dan sub bahasanya, yaitu terdiri:
2. Biografi
2.1.Lahir-Keluarga Cerdas
Lahir (25 juni 1936) dari kalangan yang melek pendidikan pada massanya, menempatkan
pendidikan sebagai fondasi kuat bagi keluarga, tidaknya hanya pendidikan akademis tapi juga
agama, sehingga mampu menjadikan sosok yang kuat dalam Iptek dan Imtaq. Itulah B.J
Habibie. Ayahnya seorang ahli pertanian di Parepare, seorang bugis bernama Alwi Abdul
Djalil Habibie. Ibunya bernama R.A. Tuti Marnin Puspowardojo dari kalangan keluarga
dokter jawa.
“Kromosom intelgensia datang dari ibu disempurnakan oleh kontribusi kromosom dari
ayah. Inilah yang mungkin menghasilkan apa yang terjadi dan ada dalam tubuh saya.” (B.J.
Habibie)
‘
2.2.Karir Pendidikan
Seorang anak keempat dari delapan bersaudara. Lahir dan besar di Parepare, dikenal juga
dengan nama panggilan Rudi hingga semasa sekolah dan kuliah di Jerman. Selepas Alwi Abdul
Djalil Habibie (ayah) wafat, Ibu beserta saudara-saudaranya hijrah ke jawa, demi mendapatkan
pendidikan yang tinggi. Terhitung sejak SMP, Habibie telah mengenyam pendidikan di jawa.
Kemudian melanjutkan kuliah (sebentar) sebelum akhirnya memutuskan kuliah dengan jalur
‘mandiri’ (bukan beasiswa pemerintah) ke Technische Hocheschule Aachen Jerman Barat,
jurusan konstruksi pesawat terbang. Bersama teman-teman di Eropa (PPI Eropa) menggagas
seminar pembangunan (20-25 juli 1959). Pada masa persiapan seminar tersebut, habibie sempat
sakit keras hingga dinyatakan telah ‘meninggal’ karena telah dimasukkan ke dalam kamar
mayat. Hingga suatu keajaiban menghantarkan Habibie melewati fase kritis tersebut, kemudian
muncullah sebuah sajak, SUMPAHKU !!!, tentang janji pengabdian kepada Ibu Pertiwi. Tiga
tahun berselang, 12 mei 1962, menikah dengan Ainun.
2.3.Karir Profesional
Karir Habibie dimulai dari meraih gelar Diploma Ing, dengan nilai rata-rata 9,5 tahun 1960.
Bekerja sebagai Assistant Research Scientist pada Institut Kontruksi Ringan Techische
Hochschule Aachen tahun 1965. Pada massa yang sama juga bekerja di Firma Talbot sebuah
industri kereta api Jerman. Pada tahun itu juga berhasil menyelesaikan studi S-3 dengan
predikat “Sehr Gut” atau sangat baik. Selepas konrak sebagai asisten selesai, Habibie bekerja
di HFB (Hamburger Flugzeugbau) sebuah perusahaan konstruksi pesawat. Disinalah karir
cemerlang dalam industri pesawat mulai dikenal dunia, dalam sekejab karirnya meroket,
hampir tiap bulan juga rutin mengeluarkan paper. Beberapa rumusan Habibie dapat ditemukan
di berbagai jilid buku AGARD yang menjadi pegangan desain pesawat terbang standar NATO
yang memuat Factor of Habibie, Prediction of Habibie, Method of Habibe. Selanjutnya, HFB
merger dan berubah nama menjadi MBB (Messerschmitt Bolkow Blohm). Habibie juga
menemukan Crack Propagation sebuah temuan yang penting. Pada tahun 1974, Habibie telah
diangkat menjadi wakil presiden dan direktur teknologi MBB.
Dengan posisinya mapannya saat itu, baik secara finansial maupun karir, Habibie tetap
berniat ‘pulang’ ke Indonesia, sebagaimana sumpahnya dulu. Oleh karena itu, mulailah
membina kader dengan meletakkan pekerja-pekerja (30 orang) dari Indonesia ke MBB, hal ini
agar transfer ilmu dan teknologi terjadi, sebagaimana kesepakatan Habibie dengan pihak MBB.
“Saya membawa teman-teman bekerja di HFB kemudian menjadi MBB di Jerman, waktu itu
untuk ‘numpang’ menuntut ilmu. Bukan menumpang hidup untuk selamnya dan mencari
makan.” (B.J. Habibie).
2.8.Kesimpulan :
Habibie, sosok cerdas yang hadir mencoba mengubah bangsa ini dengan segenap
kemampuannya. Bagi saya adalah salah seorang tokoh idola, tokoh teladan, visinya yang besar,
dan pengabdiannya tanpa ujung pada bangsa.
Semoga bisa menjadi generasi yang bis melanjutakan visi besar Habibie, membawa terbang
bangsa ini, gagah mengawasi dunia, tegap berdiri di bawah kaki sendiri. Semoga.