Anda di halaman 1dari 6

Nama: Mutiara Dina Aulia

NIM: 22058104

Mata Kuliah: Teori Budaya

Etnosains dan Etnometodologi

A. Etnosains
ethnoscience adalah ―system of knowledge and cognition typical of given
culture‖ (Sturtevant, 1964:99—100), bukannya metode penelitian.
Penekanannya di sini adalah pada ssitem pengetahuan, yang merupakan
pengetahuan yang khas dari suatu masyarakat, dan berbeda dengan sistem
pengetahuan masyarakat yang lain. Mengingat pengetahuan ini sangat luas
lingkupnya, bisa menyangkut berbagai macam hal, maka dalam
penelitiannya seorang ahli antropologi biasanya tidak akan menggali
semua isi pengetahuan yang ada, melainkan hanya pengetahuan tentang
hal-hal tertentu saja dalam kehidupan atau dunia mereka, yang dia minati.
Istilah. Para ahli juga sering menyebut Etnosains sebagai ―Cognitive
Anthropology‖. Di sini mereka ingin menekankan bahwa data yang mereka
sodorkan adalah data kognitif (mental codes). Sejauh mana data tersebut
mencerminkan betul-betul apa yang ada dalam kepala orang-orang.

B. Etnometodologi
Menurut Husserl kesadaran tersebut mempunyai dua aspek yaitu proses
kesadaran dan objek dari kesadaran itu. Kesadaran diarahkan pada bidang
kehidupan, dimana merupakan dunia antarsubjek. Artinya manusia saling
berhubungan sehingga kesadaran terbentuk di antara memiliki sifat sosial.
Berbagai ahli seperti Phillipson, Silverman, dan Dreitzel memberikan
pernyataan guna menganalisis dari kesadaran ini. Pemikiran Husserl
lainnya yang menjadi dasar etnometodologi adalah konsepnya
tentang natural attitude. Konsep inilah yang menggabungkan filsafat
fenomenologi dengan sosiologi. Natural attitude ini disebut
juga commonsense reality. Husserl membedakan natural
attitude dengan theoretical attitude dan mythical attitude.
Secara harfiah, etnometodologi berasal dari bahasa Yunani, yang artinya
metode-
metode di dalam kehidupan sehari-hari manusia untuk membantu
kehidupan mereka. Dalam menyelesaikan masalahnya, manusia
menggunakan nalar praktis, bukan logika
formal.
C. James Spradley
James P. Spradley (1933–1982) adalah seorang ilmuwan sosial dan
profesor antropologi di Macalester College. Spradley menulis atau
mengedit 20 buku tentang etnografi dan penelitian kualitatif termasuk The
Cultural Experience: Ethnography in Complex Society (1972), Deaf Like
Me (1979), The Ethnographic Interview (1979), dan Participant
Observation (1980). Spradley memperoleh gelar PhD di bidang
antropologi dari Universitas Washington pada tahun 1967. Disertasinya,
yang dibimbing oleh Melville Jacobs, berjudul James Sewed: A Social,
Cultural and Psychological Innovator of a Bicultural Innovator.

Spradley bergabung dengan fakultas di Macalester College pada tahun


1969 atas perintah profesor antropologi perguruan tinggi tersebut, Dave
McCurdy, yang kemudian berkolaborasi dengannya dalam sejumlah
proyek buku akademis. Spradley meninggal karena leukemia pada tahun
1982. Spradley adalah tokoh utama dalam perkembangan "etnografi baru"
yang melihat setiap individu sebagai pembawa budaya dan bukan sekedar
melihat hasil karya seniman-seniman besar pada masa itu. Spradley
berpendapat bahwa etnografi berbeda dari jenis penelitian sosial deduktif
lainnya karena lima langkah penelitian etnografi—memilih masalah,
mengumpulkan data, menganalisis data, merumuskan hipotesis, dan
menulis—semuanya terjadi secara bersamaan.

Sebagian besar karya Spradley dipandu oleh minatnya pada "semantik


etnografis", yang berusaha menerapkan "kerangka kerja ilmiah yang
secara eksplisit 'ilmiah' pada *sis fenomena budaya". Dalam The
Ethnographic Interview, Spradley menguraikan empat tipe sistem
etnografi yang pada dasarnya saling membangun. Jenis *ysis yang pertama
adalah domain *ysis, yang merupakan "pencarian unit pengetahuan
budaya yang lebih besar". Jenis *ysis lainnya adalah *ysis taksonomi,
*ysis komponensial, dan *ysis tema.

D. Harold Garfinkel
Harold Garfinkel (29 Oktober 1917 – 21 April 2011) adalah seorang tokoh
sosiologi.[1] Ayahnya adalah seorang pebisnis kecil yang menjual barang-
barang rumah tangga kepada keluarga imigran dengan cara pembayaran
yang diangsur. Ia mengambil kursus bisnis di Universitas Newark yang
sangat teoretis karena diajarkan oleh para mahasiswa lulusan Universitas
Columbia. Ia lulus pada tahun 1939, lalu menghabiskan musim panas di
kemah kerja seorang Quaker di wilayah perdesaan Georgia.[butuh
rujukan] Saat itu ia mengetahui bahwa Universitas Carolina Utara
memiliki program sosiologi yang diorientasikan kepada peningkatan
berbagai proyek kerja publik seperti yang sudah diikutinya. Garfinkel
memperoleh beasiswa dan ia memilih Guy Johnson sebagai penasehat
tesisnya. Ia dipengaruhi pemikiran Johnson tentang hubungan antarras.
Garfinkel tertarik kepada teori dari Florian Znaniecki yang pada masa
sekarang banyak dilupakan orang yakni teori tentang tindakan sosial.

E. Telaah kritis teori etnosains


Teori etnografi adalah pendekatan yang digunakan dalam studi tentang
masyarakat dan budaya. Tujuannya adalah untuk memahami secara
komprehensif dan mendalam bagaimana kelompok-kelompok ini
membentuk identitas, mempertahankan tradisi dan berinteraksi dengan
lingkungannya. Namun, seperti kasus teoritis dan Konsep lain, beberapa
aspek dapat dianalisis secara kritis secara teoritis Etnografi. Pertama,
enting untuk menyadari bahwa teori etnografi sering kali terfokus pada
pusat. pandangan dan pendapat peneliti yang bukan berasal dari etnis ini
belajar. Hal ini dapat menimbulkan bias dan stereotip dalam pengamatan
dan interpretasi data. Oleh karena itu, penting bagi peneliti untuk
menyadari posisinya dalam konteks penelitian ini dan berusaha untuk
mengumpulkan perspektif dan pengalaman anggota kelompok etnis yang
diteliti. Kedua, teori etnografi seringkali didasarkan pada asumsi bahwa
kelompok
Kelompok etnis bersatu dan terkait erat dalam identitas dan tradisi mereka.
Namun kenyataannya, kelompok etnis seringkali sangat heterogen dan
kompleks. bahan-bahan mereka. Mereka mungkin mengalami perubahan,
konflik internal, dan berbagai masalah. Pengaruh luar mempengaruhi
identitas dan budaya mereka. Karena itulah, penting untuk menganalisis
kelompok etnis dengan mempertimbangkan keragaman dan motivasi
intrinsik yang ada. Ketiga, teori etnosains cenderung mengabaikan
konteks politik, sosial, dan ekonomi. Mempengaruhi kelompok etnis.
Identitas dan budaya masyarakat umum dilatih dan dipelihara dalam
hubungan kekuasaan yang kompleks dengan kelompok lain. Oleh karena
itu, menganalisis teori etnografi sangatlah penting. dalam konteks yang
lebih luas dari sistem politik dan sosial saat ini. Terakhir, teori etnografi
seringkali mengabaikan perspektif gender dan seksualitas. dalam
menganalisis kelompok etnis. Hal yang sama berlaku untuk gender dan
identitas serta pengalaman seksual
sangat penting dalam membentuk identitas dan budaya suatu suku. Oleh
karena itu, penting untuk memasukkan analisis gender dan seksualitas
dalam penelitian.

Etnografi. Singkatnya, teori etnosains merupakan pendekatan penting


dalam hal ini memahami kelompok etnis dan budaya. Namun, seperti teori
dan konsep lainnya, itu juga perlu dianalisis secara kritis untuk
memperhitungkan potensi bias dan kompleksitas kelompok etnis, konteks
sosial dan politik, dan sikap tentang gender dan seksualitas. Dengan cara
ini, penelitian etnografi dapat menjadi lebih komprehensif dan mendalam
secara mendalam. memahami dan menghargai keberagaman dan
dinamisme suku bangsa.

F. Kritikan terhadap teori etnosains


Salah satu kritik terhadap teori ilmu etnis adalah bahwa konsep tersebut
dapat menimbulkan kesan bahwa terdapat perbedaan intelektual dan
ilmiah yang mendasar antar kelompok etnis. Ilmu pengetahuan tidak boleh
dibatasi pada suku atau ras tertentu, tetapi pada metode ilmiah yang
obyektif. Selain itu, teori etnografi juga dapat menimbulkan permasalahan
dalam konteks politik dan sosial. Selain itu, teori etnografi mungkin
mengabaikan faktor lain yang mempengaruhi perbedaan prestasi
akademik, seperti kondisi sosial, ekonomi, dan pendidikan. Mengaitkan
perbedaan prestasi pendidikan semata-mata karena faktor etnis mungkin
mengabaikan keberagaman individu dalam kelompok etnis yang sama.
Dalam menyikapi teori etnografi, penting untuk berpikir kritis dan
menghindari generalisasi yang tidak adil terhadap kelompok etnis tertentu.
Sains harus mengejar kebenaran berdasarkan bukti dan metode ilmiah
yang obyektif, tanpa memandang ras atau etnis.

G. Telaah kritis teori Etnometedologi


Etnometodologi merupakan pendekatan sosiologi yang berfokus pada
pemahaman bagaimana orang menciptakan makna dalam interaksi sosial
sehari-hari.
Pemeriksaan kritis terhadap teori etnometodologi mencakup evaluasi
menyeluruh terhadap konsep, metode, dan implikasi teori dalam konteks
penelitian.
Aspek penting dalam mempelajari teori etnometodologi secara kritis
adalah memahami konsep dasar yang digunakan dalam pendekatan ini.
Etnometodologi menekankan konsep-konsep seperti ―keanggotaan‖,
―tanggung jawab‖, dan ―indeksikalitas‖ yang digunakan untuk memahami
bagaimana orang menciptakan makna.
Penting untuk mempertimbangkan kekuatan dan keterbatasan konsep-
konsep ini untuk memahami realitas sosial.

Metodologi etnografi melibatkan pengamatan langsung terhadap interaksi


sosial sehari-hari dan analisis rinci terhadap praktik sosial yang dilakukan
oleh individu.
Penting untuk mempertimbangkan efektivitas dan nilai pendekatan ini
untuk memahami dinamika interaksi sosial dan memberikan wawasan
mengenai konstruksi sosial.
Jika dikaji secara kritis, perlu juga mempertimbangkan kesesuaian teori
etnometodologi dalam konteks penelitian sosiologi.

Pemeriksaan kritis terhadap teori etnometodologi mencakup evaluasi


mendalam terhadap konsep, metodologi, dan relevansinya dalam konteks
penelitian sosiologi.
Penting untuk memastikan bahwa penelitian sosiologi yang dilakukan
dengan pendekatan etnometodologi didasarkan pada pemahaman yang
sehat dan tepat, sehingga dapat memberikan wawasan pemahaman tentang
konstruksi sosial dalam interaksi sosial sehari-hari.

H. Kritikan terhadap teori Etnometedologi


Salah satu kritik terhadap teori etnometodologi adalah bahwa
pendekatannya yang terlalu mendalam terhadap interaksi sosial dan
konstruksi makna dapat dianggap terlalu kompleks dan sulit dipahami oleh
banyak orang. Konsep-konsep dalam teori ini, seperti ‗‗member`s
methods‗‗ dan ‗‗indexicality,‗‗ seringkali memerlukan pemahaman
mendalam tentang bahasa, linguistik, dan filosofi, yang mungkin tidak
mudah diakses oleh semua orang. Selain itu, kritik juga dilontarkan
terhadap fokus teori etnometodologi yang terlalu berpusat pada tindakan
individu dalam konteks sosial. Selain itu, teori etnometodologi juga dapat
dikritik karena kurangnya generalisasi dan kesulitan dalam menghasilkan
pengetahuan yang dapat diterapkan secara luas.
Karena pendekatannya yang sangat spesifik terhadap konteks sosial
tertentu, penemuan dalam teori ini seringkali bersifat deskriptif dan tidak
dapat diterapkan secara umum ke situasi lainnya.
Pendekatan ini dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang
interaksi sosial dan konstruksi makna, tetapi juga dapat menjadi terlalu
kompleks dan terfokus pada tindakan individu. Pemahaman dan penerapan
teori ini juga harus dilakukan dengan hati-hati, dengan mempertimbangkan
konteks dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi interaksi sosial.

Anda mungkin juga menyukai