Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RESUME

Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Teori Budaya

OLEH:

ROSSA ARIANTO

20058043

DOSEN PENGAMPU

ERDA FITRIANI, S.sos,M,Si

LIA AMELIA S.Sos.,M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
A. Pengertian Etnosain

Etnosains berasal dari kata Yunani yakni “Ethnos” yang berarti bangsa dan
“Scientia” yang berarti pengetahuan (Werner dan Fenton dalam sebuah website
Cha2n:2012). Etnosains adalah pengetahuan yang khas dimiliki oleh suatu bangsa.
Tujuan etosains, adalah melukiskan lingkungan sebagaimana dilihat oleh masyarakat
yang diteliti. Asumsi dasarnya adalah bahwa lingkungan bersifat kultural, sebab
lingkungan yang sama pada umumnya dapat dilihat dan dipahami secara berlainan
oleh masyarakat yang berbeda latar belakang kebudayaannya (Heddy:1994). Dengan
pendekatan ini diharapkan kita akan mampu menebak prilaku masyarakat dalam
berbagai aktivitas yang berkaitan dengan lingkungan. Pengaruh pendapat masyarakat
terhadap lingkungan merupakan bagian dari mekanisme yang menghasilkan perilaku
yang nyata dari masyarakat itu sendiri dalam menciptakan perubahan dalam
lingkungan mereka

Etnosains sebagai suatu perkembangan dalam aliran baru antropologi,


antopologi kognitif, telah dikenal beberapa metode etnografi yang dilakukan oleh
antropolog. Pada bentuknya yang mula-mula, peneliti awal antropologi yang terkenal
adalah W.H.R.Rivers dari Inggris dan Franz Boas dari Amerika. Pada tahap ini,
metode wawancaranya secar khas disebut dengan istilah “genealogical method”.
Teknik etnografinya yang utama adalah wawancara yang panjang, berkali-kali,
dengan beberapa informan kunci. Tipe penelitiannya lebih bertujuan mendapatkan
gambaran masa lalu suatu kelompok masyarakat.

B. Pengertian Etnometodologi

Istilah Etnometodologi (ethnomethodolgy) berasal dari bahasa Yunani yang


berarti metode, yang digunakan orang dalam menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Etnometodologi pada dasarnya merupakan kumpulan
pengetahuan berdasarkan akal sehat dan rangkaian prosedur dan pertimbangan
(metode) yang dengannya maasyarakat biasa dapat memahami, mencari tahu, dan
bertindak berdasarkan situasi dimana mereka menemukan dirinya sendiri.
Etnometodologi memusatkan perhatian pada organisasi organisasi kehidupan sehari-
hari, etnometodologi memusatkan perhatian pada aktivitas sehari-hari individu.

Etnometodologi berasal tiga kata Yunani, Etnos yang berarti orang, Metodos
yang berarti metode, dan Logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah etnometodologi
adalah sebuah studi atau ilmu tentang metode yang digunakan oleh orang awam atau
masyarakat biasa untuk menciptakan perasaan keteraturan atau keseimbangan
didalam situasi dimana mereka berinteraksi.

Etnometodologi merupakan kumpulan pengetahuan berdasarkan akal sehat


dan rangkaian prosedur dan pertimbangan (metode) yang dengannya masyarakat
biasa dapat memahami, mencari tahu, dan bertindak berdasarkan situasi dimana
mereka menemukan dirinya sendiri (Heritage, 1984:4). Teori ini lahir pada masa
modernitas atau zaman keemasan perkembangan penelitian kualitatif, sebagai kritik
terhadap aliran-aliran utama sosiologi yang menurutnya terlalu memaksakan
kategori-kategori sosial kepada orang-orang biasa.

1) Biografi James Spradlay

James P. Spradley (1933–1982) adalah seorang profesor Antropologi di


Macalester College dari 1969, Dilahirkan tahun 1933, Baker City, Oregon, Amerika ,
Meninggal pada tahun 1982 (berusia 48–49 tahun) ia meninggal karena leukemia
pada tahun 1982, memiliki pekerjaan profesor, etnografer, antropolog, dan
berkebangsaan Amerika, karya-karya terkenal yaitu Wawancara Etnografi ,
Observasi Partisipan. Spradley menulis atau mengedit 20 buku tentang etnografi dan
penelitian kualitatif termasuk Observasi Partisipan dan Wawancara Etnografi ( 1979,
Wadsworth Thomson Learning). Dalam The Ethnographic Interview , Spradley
memaparkan 12 langkah untuk mengembangkan studi etnografi menggunakan
etnosemantik. Buku ini mengikuti bukunya tahun 1972 (bersama David W.
McCurdy) The Cultural Experience: Ethnography in Complex Society. Dia adalah
tokoh utama dalam pengembangan "etnografi baru" yang melihat setiap individu
sebagai pembawa budaya daripada hanya melihat output dari seniman besar saat itu.

2) Biografi Harold Garfinkel


Garfinkel dilahirkan di Newark, New Jersey, pada 29 Oktober 1917.
Ayahnya adalah pengusaha kecil yang menjual barang-barang rumah tangga untuk
keluarga imigran. Ayahnya ingin Garfinkel belajar dagang, namun Garfinkel ingin
masuk kuliah. Garfinkel kemudian mengikuti kemauan ayahnya, tetapi dia juga ikut
kuliah di Universitas Newark. Karena kuliahnya kebanyakan diajar oleh lulusan dari
Columbia, maka perkuliahan itu sangat berkualitas dan teoritis, sebab para pengajar
itu kurang pengalaman praktis. Orientasi teoritis berikutnya dan orientasi spesifiknya
bisa dirunut kembali ke perkuliahan ini dan khususnya pada kuliah tentang “theory
accounts”. “Bagaimana” Anda membuat kolom dan angka dapat dijelaskan (kepada
supervisor)?” adalah pertanyaan besar menurut Garfinkel (Rawls, 2000) yang juga
penting adalah fakta bahwa Garfinkel bertemu dengan mahasiswa Yahudi lainnya di
Newark yang mengambil kuliah sosiolog dan kelak menjadi ilmuan sosial.

Setelah lulus pada 1939 Garfinkel menghabiskan musim panas di kamp kerja
Quaker di Georgia. Di sana dia mengetahui bahwa University of North Carolina
memiliki program sosiologi yang juga diorientasikan ke tindak lanjut proyek-proyek
kerja publik seperti yang dilakukan oleh Garfinkel memilih Guy Johnson sebagai
penasihat tesisnya dan minat Johnson pada relasi ras membuat Garfinkel memilih
tesis pembunuhan interrasial. Dia juga mengenal berbagai teori sosial, terutama
karya-karya fenomenolog dan The Structure of Social Action (1937) karya Talcott
Parsons. Sementara sebagian besar mahasiswa di North Carolina pada saat itu tertarik
pada statistika dan “sosiologi ilmiah”, Garfinkel lebih tertarik pada teori, khususnya
teori Florian Znaniecki tentang tindakan sosial dan arti penting dari sudut pandang
aktor.

Garfinkel pada 1942 ikut wajib militer dan bergabung dengan angkatan
udara. Dia akhirnya diberi tugas pelatihan pasukan untuk berperang dengan tank di
Miami Beach. Garfinkel hanya mempunyai potret tank dari majalah Life. Tank-tank
sesungguhnya semuanya dipakai bertempur. Orang yang senang dengan detail
empiris konkret sebagai pengganti penjelasan teori kini mengajar pasukan riil yang
akan segera terjun untuk berperang dengan tank khayalan di dalam situasi dimana
hal-hal seperti kedekatan pasukan dengan tank khayalan itu bisa menentukan hidup
dan mati. Dampak dari pengembangan pandangannya ini hanya dapat dilayangkan.
Dia harus melatih pasukan untuk melempar granat ke trek tank-tank khayalan;
menembak tank-tank khayalan. Tugas ini memberi problem baru bagi Garfinkel
untuk memberikan penjelasan yang memadai tentang tindakan dan akuntabilitas yang
pernah dipelajarinya di North Carolina sebagai isu teoritis. (Rawls, 2000).

Ketika perang berakhir, Garfinkel melanjutkan studi ke Harvard dan belajar


kepada Talcott Parson. Sementara Parsons menekankan pentingnya kategori abstrak
dan generalisasi, Garfinkel menjadi terkenal di bidang tersebut, hal ini lalu menjadi
perdebatan hangat dalam sosiologi. Akan tetapi, dia segera tertarik dengan
demonstrasi empiris dari arti penting orientasi empirisnya ketimbang
memperdebatkannya secara abstrak. Saat masih menempuh studi di Harvard,
Garfinkel mengajar selama dua tahun di Princeton, dan setelah memperoleh gelar
doktornya dia pindah ke Ohio State, dimana dia mendapat tugas proyek studi
kepemimpinan di penerbangan dan kapal selam. Riset itu diperpendek karena
dananya dikurangi, tetapi kemudian Garfinkel bergabung dengan proyek riset juri di
Wichita, Kansas. Dalam persiapan untuk pertemuan proyek pada pertemuan Ameiran
Sociologial Association tahun 1954, Garfinkel memakai istilah etnometodologi untuk
mendeskripsikan hal-hal yang menarik baginya tentang pertimbangan juri dan
kehidupan sosial pada umumnya.

Pada musim gugur 1954 Garfinkel mendapat posisi di UCLA, posisi yang
dipegangnya sampai dia pensiun pada 1987. Sejak awal dia menggunakan istilah
etnometodologi dalam seminar-seminarnya. Sejumlah mahasiswa tertarik dengan
pendekatan Garfinkel dan menyebarluaskannya ke seluruh Amerika Serikat dan
akhirnya ke seluruh dunia. Yang paling menonjol adalah kelompok sosiolog,
terutama Harvey Sacks, Emanuel Schegloff dan Gail Jefferson, yang karena terilhami
oleh pendekatan Garfinkel, mengembangkan variasi etnometodologi yang terpenting
analisis percakapan.

C. Ethnoscience menurut James Spradlay


Ethnoscience adalah “system of knowledge and cognittion typical of given
culture” bukannya metode penelitian. Penekanannya di sini adalah pada sistem
pengetahuan masyarakat, yang merupakan pengetahuan yang khas dari suatu
masyarakat, dan berbeda dengan sistem pengetahuan masyarakat lain. Mengingat
pengetahuan ini sangat luas lingkupnya, bisa menyangkut berbagai macam hal, maka
dalam penelitiannya seorang ahli antropologi biasanya tidak akan menggali semua isi
pengetahuan yang ada, melainkan hanya pengetahuan tentang hal-ahal tertentu saja
dalam kehidupan atau dunia mereka yang dia minati. Etnosain menekankan bahwa
data yang disodorkan adalah data kognitif (mental codes). Orang antropologi kognitif
ini berasumsi bahwa setiap masyarakat mempunyai sistem yang unik dalam
mempersiapkan dan mengorganisasikan fenomena material, seperti benda-benda,
kejadian, perilaku, dan emosi. Etnosains mendeskripsikan makna-makna yang hidup
dalam masyarakat atau dasar makna yang diberikan oleh orang-orang yang diteliti..

D. Mengenal Etnometodologi Menurut Pandangan Harold Garfinkel

Menurut Garfinkel, Ethnometodology adalah “investigasi terhadap kekayaan


rasional dari ekspresi indeksikal. Dan tindakan praktis lain sebagai pencapaian dari
praktik-praktik seni yang terorganisasikan dalam kehidupan sehari-hari”.
Etnometodologi Garfinkel tidak ada kaitannya dengan penelitian etnografi karena
yang dimaksud disini adalah menjelaskan ilmu secara etnometode, yakni prosedur
yang membentuk penalaran sosiologi praktik. Sosiologi dan akademisi sosiologi
harus melakukan kegiatan praktis dan yang tidak selalu saja secara teoritis dengan
memiliki berbagai macam gagasan di benaknya. Untuk menemukan keabsahan
tentang tindakan-tindakan sosial yang digagas oleh etnometodologi, Garfinkel tidak
menguji teori secara deduktif atau melalui verifikasi. Akan tetapi, lebih banyak
menggunakan pendekatan induktif dengan melakukan eksperimen. Oleh karena itu,
peran peneliti menjadi sangat penting karena mereka melakukan studi penalaran
praktis dan studi tindakan sehari-hari.

E. Kritik Terhadap Etnometodologi


Etnometodologi muncul sebagai bentuk ketidaksetujuan terhadap
pendekatan-pendekatan sosiologi yang bersifat konvensional. Menurut pendekatan
ini, sosiologi konvensional mengekang kebebasan peneliti. Peneliti konvensional
selalu dibekali asumsi, teori proposisi yang sudah ada sebelumnya. Dan hal ini
membuat peneliti tidak bebas dalam memahami kenyataan sosial yang ada.
Etnometodologi bertujuan untuk meneliti aturan interaksi sosial sehari-hari
berdasarkan akal sehat, yaitu sesuatu yang biasanya diterima begitu saja.

Sosiolog berpendapat bahwa etnometodologi terlalu memusatkan perhatian


pada hal sepele dan cenderung apatis terhadap masalah yang sangat penting dihadapi
masyarakat. Menurut Atkinson (Rahardjo, 2018), bahwa etnometodologi terus
menyambut campuran ketidak pemahaman dan permusuhan yang tak dapat
disangkal. Dan perlu diperhitungkan apabila berkaitan dengan teori, metode dan
tindakan empiris penelitian sosiologi. Atkinson berpendapat bahwa etnometodologi
telah melupakan akar fenomenologinya dan mengurangi perhatiannya terhadap
kesadaran dan proses kognitif. Dalam konteks ini, etnometodologi lebih memusatkan
perhatian pada ciri dan struktur percakapan itu sendiri.
DAFTAR ISI

Resita, L., Fitriani, E., & Mardhiah, D. (2019). Manjapuik Limau Sebelum Upacara
Perkawinan (Studi Etnosain Pada Masyarakat Jorong Rumah Panjang Nagari Selayo
Tanang Bukit Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok). Culture & Society:
Journal Of Anthropological Research, 1(2), 134-143.

Zainal, A. (2021). KONSEP TEORI ETNOMETHODOLOGI DALAM PENDIDIKAN


ISLAM: SEJARAH MUNCULNYA TEORI ETNOMETHODOLOG, KONSEP
DASAR, TOKOH-TOKOH DAN IMPLEMENTASI TEORI DALAM
PENDIDIKAN ISLAM. Musawa: Journal for Gender Studies, 13(2), 268-292.

https://www.sosiologi.info/2022/02/teori-etnometodologi-harold-garfinkel-profil-kajian.html

https://www.scribd.com/document/400858611/paradigma-antropologi-etnosains

https://doktorpaisal.wordpress.com/2009/12/20/harold-garfinkel/

https://en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/James_Spradley?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc,sc

Anda mungkin juga menyukai