Anda di halaman 1dari 13

Laporan Baca Minggu 1

Metode Penelitian Kuantitatif


Manusia, Ilmu, dan Kebenaran

Oleh

Rossa Arianto
20058043

Dosen Pengampu
Ike Sylvia, S.IP, M.Si

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
Daftar Isi

Daftar Isi......................................................................................................................................................2

1. Manusia Mencari Kebenaran...............................................................................................................4

a. Konsep Manusia Mencari Kebenaran..............................................................................................4

b. Kata kunci Manusia mencari Kebenaran.........................................................................................5

2. Hasrat Ingin Tahu................................................................................................................................6

a. Konsep Hasrat Ingin Tahu...............................................................................................................6

b. Kata Kunci Hasrat Ingin Tahu.........................................................................................................6

3. Manusia dan Keterbatasannya.............................................................................................................6

a. Konsep Manusia dan Keterbasannya...............................................................................................6

b. Kata kunci Manusia dan keterbatasannya........................................................................................7

4. Manusia dan Masalahnya....................................................................................................................7

a. Konsep Manusia dan Masalahnya....................................................................................................7

b. Kata kunci Manusia dan Masalahnya..............................................................................................8

5. Definisi Ilmu........................................................................................................................................8

a. Konsep Defenisi Ilmu......................................................................................................................8

b. Kata kunci Ilmu...............................................................................................................................9

6. Dua Pendekatan dalam Mencari Kebenaran........................................................................................9

a. Pendekatan Non Ilmiah....................................................................................................................9

b. Pendekatan Ilmiah.........................................................................................................................10

7. Cara Berpikir Deduktif.....................................................................................................................10

a. Konsep Berpikir Deduktif..............................................................................................................10

b. Kata kunci Berpikir Deduktif.........................................................................................................11

8. Cara Berpikir Induktif........................................................................................................................11

i
a. Konsep Berpikir Induktif...............................................................................................................11

b. Kata Kunci Berpikir Induktif.........................................................................................................11

9. Cara Berpikir Keilmuan....................................................................................................................11

a. Konsep Berpikir Keilmuan............................................................................................................11

b. Kata Kunci Berpikir Keilmuan......................................................................................................12

Daftar Pustaka...........................................................................................................................................13

ii
1. Manusia Mencari Kebenaran

a. Konsep Manusia Mencari Kebenaran


Sepanjang sejarah kehidupan umat manusia dimasa lalu, sebelum manusia
menemukan cara yang disebut penelitian (scientific research), telah terjadi upaya
manusia mencari kebenaran melalui pendekatan unscientific, pendekatan unscientific
ini orang berusaha menemukan kebenaran melalui berbagai cara, antara lain:
 Secara Kebetulan
Pada dasarnya manusia itu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, jika manusia di
hadapkan dengan kebingungan untuk memecahkan persoalan yang ada di sekitar,
kemudian orang tersebut menjawab dengan keingintahuannya, karena tingkat
pengetahuan manusia pada saat itu masih rendah sehingga kebenaran (pengetahuan)
didapatkan secara kebetulan.
Bungin (2013) menceritakan bagaimana terjadinya penemuan obat malaria yang
dapat menyelamatkan umat manusia dari bahaya penyakit malaria yang terjadi secara
kebetulan. Mulanya orang tidak dapat berbuat apa-apa terhadap wabah malaria
dimana-mana, namun setelah seorang Indian yang menderita demam dengan panas
yang amat tinggi, secara tidak sengaja jatuh kedalam sebuah sungai kecil yang airnya
telah berwarna hitam, tanpa disengaja orang Indian itu terminum air sungai tersebut.
Setelah kejadian ini berangsur-angsur orang Indian itu sembuh. Ternyata diketahui
bahwa air sungai berwarna hitam itu disebabkan karena sebatang pohon Kina yang
tumbang di sungai itu, dari kejadian itu kemudian orang baru mengetahui bahwa
pohon Kina dapat dapat dijadikan obat penyakit malaria.
 Secara trial and error
Trial and error (coba dan coba lagi) ini merupakan cara manusia menjawab
keingintahuannya yang sudah melangkah lebih maju, karena orang berusaha mencoba
dan terus mencoba walaupun belum tentu berhasil. Rasa ingin tahu yang tinggi
terhadap manusia memungkinkan mereka melakukan usaha yang berulangkali demi
mendapatkan pengetahuan yang baru dan bermanfaat untuk kehidupan mereka.
 Melalui otoritas seseorang
1
Pendekatan melalui otoritas ini terbilang jalan pintas dan pelaksanaannya
memerlukan orang lain yang dapat dijadikan otorisasi. Banyak contoh yang
dikemukakan Bungin (2005). Seperti misalnya dahulu kaum Skolastik sangat fanatic
dengan Ariestoteles, sehingga sedikitpun mereka tidak menaruh curiga akan
kelemahan pernyataannya. Sampai-sampai mereka mengiyakan saja apa yang
dikatakan Ariestoteles bahwa gigi wanita lebih banyak dari gigi lakilaki, pada hal
secara obyektif jumlah gigi itu dapat dihitung sendiri.
 Berpikir analitis
Berpikir analitis disebut juga berpikir deduktif, yaitu pola pikir yang bertolak dari
hal-hal yang bersifat umum menuju ke hal-hal yang bersifat khusus. Dari
pengetahuan, teori-teori, hukum-hukum, dalil-dalil kemudian membentuk proposisi-
proposisi dalam silogisme tertentu. Dengan cara ini orang menemukan kebenaran
hanya dengan duduk dibelakang meja, kemudian menemukan kebenaran yaitu
kebenaran deduktif
 Berfikir Sintesis
Berpikir sintetis berangkat dari fakta-fakta, data-data, kasuskasus individual atau
pengetahuan yang bersifat khusus menuju konklusi yang bersifat umum. Oleh karena
itu berpikir sintetis ini juga disamakn dengan berpikir induktif.

b. Kata kunci Manusia mencari Kebenaran


Kata kunci Manusia mencari kebenaran yaitu usaha, dengan melakukan usaha
kita dapat menemukan pengetahuan yang baru melalui usaha tersebut, jika usaha
dilakukan dengan konsisten dan kontiniu tanpa rasa pantang menyerah maka akan
mendapatkan hasil yang memuaskan berupa ilmu pengetahuan yang belum ada
sebelumnya.

2. Hasrat Ingin Tahu

a. Konsep Hasrat Ingin Tahu


Berdasarkan kodratnya manusia dibekali dengan hasrat ingin tahu. Dengan
adanya hasrat ingin tahu, selalu timbul berbagai pertanyaan dalam diri manusia.
2
Oleh karena itu, manusia selalu berusaha mencari jawaban atas pertanyaan
tersebut. Berdasarkan akal budinya manusia manusia mengembangkan
pengetahuan yang berguna untuk kelangsungan hidupnya.
Hasrat ingin tahu dalam memenuhi kelangsungan hidupnya, manusia harus
memperoleh pengetahuan baru, atau pemecahan masalah, sebagai jawaban atas
pertanyaan.

b. Kata Kunci Hasrat Ingin Tahu


Kata kunci Manusia memiliki hasrat ingin tahu yaitu wawasan, dengan
memiliki hasrat ingin tahu tentang segala yang ada di lingkungan sekitar kita
maka kita akan mendapatkan wawasan yang luas melalui hasrat ingin tahu.
Diawali dengan hasrat ingin tahu dan ingin mengerti sesuatu, manusia mulai
menjelajahi alam sekitarnya dan mengetahui apa yang ada dan terjadi di
sekitarnya.

3. Manusia dan Keterbatasannya

a. Konsep Manusia dan Keterbasannya


Manusia pada prinsipnya tidak dapat menciptakan dari yang “tidak
ada”menjadi “ada” tetapi dapat menciptakan kreasi baru berdasarkan yang
diciptakanNYA. Manusia dengan kemampuan berpikirnya, dapat menyelidiki dan
mendaratkan manusia di bulan, dan menyelidiki planet planet yang belum
terjangkau dalam pikiran manusia di masa lalu. Tapi manusia tidak mampu
menciptakan bulan ataupun yupiter. Mereka juga adapat memikirkan tentang
sebab sebab terjadinya suatu penyakit dan bagaimana penyembuhannya. Baik
dengan ramuan tumbuh tumbuhan yang bersifat alami maupun melalui proses
kimiawi, namun manusia tidak mampu menciptakan atau menghidupkan kembali
tumbuh tumbuhan yang telah mati karna digunakannya. Tanpa seizing tuhan
maha pencipta dan maha penentu dunia yang fana ini.
Keterbatasan manusia itu bersumber dari keterbatasannya sebagai mahluk
yang di ciptakan Tuhan, sejak saat diciptakan oleh maha pencipta. Di samping itu

3
keterbatasan dalam pengembangan potensi diri yang telah mereka miliki serta
keterbatasan dalam pemanfaatan apa yang telah mereka miliki dalam berpikir dan
menalar akan membawa akibat dalam kekurang sempurnaan diri masing masing.
Manusia dengan kerja yang sistematis , kreatif, dan logis akan dapat
mengungkapkan memecahkan dan menemukan sesuatu sesuai dengan
keterbatasan yang diberikan kepadanya.

b. Kata kunci Manusia dan keterbatasannya


Kata kunci Manusi dan keterbatasannya yaitu kekuasaan Allah SWT, kita
sebagai makhluk ciptaannya tidak bisa melebihi ciptaan Allah karena manusia
memiliki batasan dan tidak akan bisa menandingi kekuasaa Allah.

4. Manusia dan Masalahnya

a. Konsep Manusia dan Masalahnya


Manusia adalah makhluk hidup dan menghidupkan diri, yang mampu berpikir
dan menalar. Sebagai makhluk hidup ia mampu hidup dan memperbaiki serta
meningkatkan kehidupannya sesuai dengan tuntutan, perubahan, dan kemajuan
zaman.
Tantangan dan tuntutan masyarakat yang bertambah kompleks di
lingkungannya membuat manusia tidak terbebas dari berbagai masalah. Sering
terjadi jurang (gap) antara apa yang diharapkan dan realitas dalam masyarakat,
atau antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam masyarakat. Masalah itu
berbeda pada setiap manusia dalam kehidupannya, dan sangat tergantung pada
kekuatan, kelemahan, ambisi serta, kompleksitas hidup yang dilalui seseorang.

b. Kata kunci Manusia dan Masalahnya


Kata kunci Manusia dan Masalahnya yaitu berproses, yang mana setiap
manusia meakukan sesuatu pasti melalui proses dan dalam proses tersebut pasti
ada masalah dalam setiap proses yang kita lalui, dengan adanya masalah tersebut
kita dapat menemukan solusi untuk memecahkan masalah yang di timbulkan.

4
5. Definisi Ilmu

a. Konsep Defenisi Ilmu


Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang diketahui manusia
tentang suatu objek, termasuk di dalamnya ilmu, tetapi tidak semua pengetahuan
dapat disebut ilmu. Banyak ahli mengemukakan pendapalnya lentang imu, namun
belum terdapat perumusan yang baku dan seragam, karena mereka meninjau dari
sisi yang berbeda. Ilmu (science) berasal dari bahasa Latin, yaitu scientia yang
berarti "toknow", atau mengetahui. Apabila arti secara etimologi ini diterima,
maka ilmu adalah sama dengan pengetahuan (knowledge).
Ilmu itu mempunyai ciri khas dibandingkan dengan pengetahuan
lainnya.Ilmu merupakan semua pengetahuan yang dikumpulkan dengan cara
khusus, yaitu metode keilmuan. Iimu mempunyai keterbatasan dalam objeknya,
yaitu dalam batas kemampuan panca indra manusia sehingga berada dalam
jangkauan pandangan dan pengalaman manusia.
Menurut Toulmin (1953), fungsi ilmu adalah membangun sistem ide-ide tentang
semest sebagai suatu realitas, dan sistem tersebut menyajikan teknik yang handal
dalam memproses data, sedangkan Karl Popper (1955) berpendapat bahwa
ilmuwan(scientist) berfungsi untuk menemukan teori atau mendeskripsikan alam
semesta ini.

b. Kata kunci Ilmu


Kata kunci Ilmu yaitu pengetahuan, yang mana ilmu adalah pengetahuan
stematis yang membangun dan mengatur pengetahuan dalam bentuk
penjelasan serta prediksi yang dapat diuji melalui metode ilmiah tentang alam
semesta.

6. Dua Pendekatan dalam Mencari Kebenaran

a. Pendekatan Non Ilmiah


Dalam pendekatan Non Ilmiah ada beberapa bentuk yang digunakan yaitu
 Akal Sehat
5
Akal sehat merupakan salah satu cara menerima dan memverifikasi
pengetahuan pada umumnya. Menurut Conant, seperti dikutip oleh Kerlinger
(1973,3), menyatakan bahwa akal sehat merupakan: "a series concepts and
conceptual schemes satisfactory for the practical uses of mankind." Ini berarti
bahwa akal sehat merupakan serangkaian konsep dan bagan konseptual yang
memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan.
 Pendapat Otoritas
Otoritas ilmiah didapat seseorang berdasarkan otoritas yang dimiliki
seseorang melalui pendidikan formal. Ini berarti belum tentu semuanya benar,
karena apa yang mereka dapat bukanlah berdasarkan penelitian melainkan
bertumpu pada pemikiran logis. Seandainya premis yang digunakan salah, maka
akan salah pulalah pendapat yang mereka berikan.
 Intuisi
Seseorang menentukan suatu pendapat atau keputusan sesuai dan/atau
berdasarkan sesuatu yang didapat dengan cepat melalui proses yang tidak disadari
atau sesuatu yang tidak dipikirkan terlebih dahulu, atau tanpa melalui langkah-
langkah tertentu. Dengan intuisi seseorang melakukan penilaian tanpa disertai
oleh pemikiran yang sistematis dan mendalam. Jadi, tidak ada langkah-langkah
yang diatur terlebih dahulu dan tidak ada pula hal-hal yang perlu dikendalikan
atau diawasi.
 Coba dan Salah ( trial and error)
Cara ini sering digunakan walaupun kurang efisien, tidak sistematis dan
tidak terkontrol. Apabila kita ingin memecahkan suatu kesulitan atau masalah,
maka orang itu langsung mencoba dan pada akhirnya menemukan sesuatu.
Apabila la belum menemukan, maka ia akan mencoba lagi, mencoba lagi, dan
seterusnya.

b. Pendekatan Ilmiah
Pengetahuan dan kebenaran yang didapat melalui pendekatan ilmiah dengan
menggunakan penelitian atau penyelidikan sebagai wahana, serta berpijak pada teori
tertentu yang berkembang berdasarkan penelitian secara empiris sebelumnya akan
6
mempunyai kekuatan yang sangat berarti dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Teori yang digunakan sebagai dasar pengkajian, telah diuji kebenarannya
kecanggihan maupun keterandalannya.
Perbedaan dan Kata kunci Pendekatan Non-Ilmiah dengan pendekatan Ilmiah
Salah satu perbedaan pendekatan Non Ilmiah dengan pendekatan ilmiah yaitu
Pendekatan ilmia memiliki perumusan masalah jelas dan spesifik sedangkan
pendekatan Non Ilmiah perumusan masalah kabur dan abstrak.

7. Cara Berpikir Deduktif

a. Konsep Berpikir Deduktif


Cara berpikir deduktif dimulai dengan teori, dan diakhiri dengan fenomena
atau hal khusus. Dari pengetahuan yang bersifat umum itu barulah kita menilai
kejadian-kejadian yang bersifat khusus. Ini berarti bahwa dalam berpikir deduktif
seseorang/pemikir bertolak dari pernyataan yang bersifat umum dan kemudian
menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Pengambilan kesimpulan yang bersifat
deduksi disebut dengan silogisme atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan
sebagai konklusi. Syllogisme disusun dari dua pernyataan atau proposisi, yaitu
pernyataan (statement) yang menerima atau menolak suatu hal. Logika deduktif
atau penalaran deduktif sangat bermanfaat untuk menyelidiki cara-cara berpikir
yang kurang teliti, karena konklusi yang diambil sangat ditentukan oleh dua
pernyataan sebelumnya.

b. Kata kunci Berpikir Deduktif


Dalam logika deduktif, menarik suatu kesimpulan dimulai dari pernyataan
umum menuju pernyataan-pernyataan khusus dengan menggunakan penalaran
atau rasio.

7
8. Cara Berpikir Induktif

a. Konsep Berpikir Induktif


Cara berpikir induktif dimulai dengan pernyataan yang bersifat khusus.
Karena itu dalam berpikir induktif ini dimulai dengan penalaran yang mempunyai
ciri khas dan terbatas ruang lingkupnya dan kemudian ditarik suatu konklusi yang
bersifat umum. Dalam logika deduktif, konklusi yang disimpulkan adalah benar
apabila kedua premis sebelumnya benar dan cara penarikan kesimpulan juga
benar, tetapi tidak demikian dalam logika induktif.

b. Kata Kunci Berpikir Induktif


Dalam logika induktif pengambilan kesimpulan dimulai dari pernyataan
atau fakta-fakta khusus menuju pada kesimpulan yang bersifat umum.

9. Cara Berpikir Keilmuan


a. Konsep Berpikir Keilmuan
Cara berpikir keilmuan mencoba menggabungkan kedua cara berpikir
tersebut, yaitu deduktif-induktif, yang merupakan satu kesatuan dalam mencari
atau menemukan kebenaran, sebab cara berpikir deduktif akan membawa para
pemikir cenderung untuk membenarkan cara sendiri, sedangkan cara berpikir
induktif juga tidak sampai kepada kebenaran kalau fakta yang ada tidak diberi arti
oleh pencari ilmu.
Cara berpikir keilmuan merupakan cara berpikir induktif-deduktif atau
deduktif-induktif. Kebenaran yang telah ada secara relatif akan ditinjau kembali
untuk selanjutnya diuji secara empiris, menurut langkah-langkah dalam metoda
ilmiah. Dengan demikian, jelaslah bahwa kebenaran keilmuan dapat didekati
melalui pengkajian penalaran secara teoretis untuk mencari, menguji, maupun
menemukan sesuatu kesulitan, kelemahan maupun ketidaktepatan dari ilmu/teori
yang telah ada dan untuk selanjutnya diuji secara empiris berdasarkan fenomena
di lingkungannya.

8
b. Kata Kunci Berpikir Keilmuan
Kata kunci Berpikir Keilmuan yaitu kebenaran suatu karya ilmiah, jika
kebenaran ditemukan maka akan mudah untuk melakukan penulisan karya ilmiah.

9
Daftar Pustaka

Abdullah, M. R. (2015). Metode penelitian kuantitatif.

Yusuf, A. M. (2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif & penelitian gabungan. Prenada
Media.

10

Anda mungkin juga menyukai