Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ASESMEN TENGAH SEMESTER

“PROSES PEMBUDAYAAN: BAGAIMANA ANTROPOLOGI MELIHAT MANUSIA


SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL BERADAPTASI DENGAN
NILAI-NILAI PRIBADI SERTA MASYARAKAT, MENEMPATKAN DIRI DALAM
STATUS DAN PERANANNYA”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Antropologi
Dosen Pembimbing : Luh Rina Apriani,S.H.,M.H.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 7
Andi Rezki Dwi Putri (3022210134)
Ahmad Nabhn Nail (3022210387)
Cathrin Rachel Prayudha ( 3022210163)
Sandi Atmodjo ( 3022210146)
Theresia Sylva Gunawan ( 3022210387)

UNIVERSITAS PANCASILA
TP 2022/2023
PRAKATA

Segala puji bagi Tuhan semesta alam Atas berkat karunia dan izinnya

sehingga kami dapat telah selesai menyusun makalah yang berjudul “Proses

Pembudayaan: Bagaimana Antropologi Melihat Manusia Sebagai Makhluk

Individu Dan Sosial Beradaptasi Dengan Nilai-Nilai Pribadi serta Masyarakat,

Menempatkan Diri dalam Status dan Peranannya”.

Makalah ini kami susun guna menyelesaikan tugas kelompok dari mata kuliah

Antropologi dengan dosen Luh Rina Apriani, S.H., M.H. Adapun ruang lingkup

pembahasan dalam karya tulis ini meliputi mengenai isu-isu terkait yang diangkat

dalam beberapa tayangan televisi dan film layar lebar yang berjudul “Parasite”.

Dalam penyusunannya, kami mengambil sumber dari berbagai literatur. Pembaca

mungkin akan menemukan beberapa kekurangan dan kesalahan penulisan dalam

makalah ini, oleh karena itu kami senantiasa mengharapkan saran dan kritik dari

para pembaca demi perbaikan di masa yang akan datang.

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang membantu

dalam penyelesaian makalah ini sehingga dapat terselesaikan tepat waktu.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
PRAKATA………………………………………………………………………...2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………... 3
BAB I……………………………………………………………………………... 1
A. Latar Belakang…………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………….2
C. Tujuan Penulisan Makalah……………………………………………………...2

BAB II……………………………………………………………………………………. 3
A. Antropologi………………………………………………………………………..3
B. Konsep Kebudayaan……………………………………………………………. 4
C. Proses Pembudayaan………………………………………………………….. 6

BAB III………………………………………………………………………………….. 11
A. Kesimpulan……………………………………………………………………... 11
B. Saran……………………………………………………………………………. 11

Daftar Pustaka………………………………………………………………………... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Film atau yang dikenal juga sebagai movie atau foto bergerak merupakan
sebuah serangkaian gambar diam yang ketika ditampilkan pada layar akan
menciptakan ilusi gambar bergerak yang dikarenakan efek fenomena phi. Ilusi
optik ini memaksa penonton untuk melihat gerakan yang berkelanjutan antar
objek berbeda secara cepat dan berturut-turut.

Film merupakan salah satu media massa yang saat ini menjadi wadah
bagi para pembuat film untuk menyampaikan sebuah pesan serta nilai-nilai
tertentu. Sebuah film tentu memiliki sebuah pesan tersendiri yang ingin
disampaikan entah melalui simbol tertentu, visual dan sebagainya. Sebagaimana
contohnya film “Parasite” yang memiliki pesan tersendiri di dalamnya.

“Parasite” merupakan sebuah film berasal dari Korea Selatan yang tayang
pada tahun 2019 lalu dengan disutradarai, diproduseri, dan ditulis oleh Bong
Joon-ho bersama Kwak Sin-ae dan Jang Young-hwan yang memproduseri film
ini serta Han Jin-won yang juga menulis naskah untuk film ini. Film ini
menceritakan tentang kesenjangan sosial yang terjadi antara keluarga kaya dan
keluarga miskin, dimana keluarga miskin tersebut diceritakan tinggal di bawah
sebuah basement yang pengap dan sering terjadi banjir, keluarga tersebut terdiri
dari pasangan Chung-sook dan Ki-taek, serta dua anak remaja mereka, yaitu
Ki-woo dan Ki-jung. Suatu hari, anak mereka yang bernama Ki-woo mendapat
kepercayaan untuk mengajar sebagai guru les privat seorang gadis dari keluarga
kaya, dimana Ki-woo berusaha memasukkan semua anggota keluarganya agar
bisa bekerja di rumah orang tua gadis kaya tersebut yang membuat konflik film
ini pun dimulai.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah:


● Apa pengertian antropologi?
● Apa konsep-konsep kebudayaan?
● Apa proses pembudayaan manusia?
● Pesan apa yang dapat diambil dari film tersebut?
● Bagaimana proses adaptasi sang pemeran utama dalam nilai-nilai yang
terkandung dalam film tersebut?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan adalah:

● Untuk memahami pengertian antropologi.


● Untuk memahami konsep-konsep kebudayaan.
● Untuk mengetahui proses pembudayaan manusia.
● Untuk dapat mengambil pesan dari film tersebut.
● Untuk mengetahui proses adaptasi sang pemeran utama dalam nilai-nilai
yang terkandung dalam film tersebut.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Antropologi

Pengertian Antropologi
Antropologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu: anthropos yang berarti
“orang” atau “manusia”, dan logos yang berarti “ilmu/nalar”. Menurut kamus
anthropology dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai
pengertian tentang makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna, bentuk
fisik, kepribadian masyarakat serta kebudayaan. Dapat disimpulkan bahwa
antropologi merupakan ilmu pengetahuan tentang manusia. Dalam refleksi yang
lebih bebas, antropologi merupakan ilmu pengetahuan yang mencoba menelaah
sifat-sifat manusia secara umum dan menempatkan manusia yang unik dalam
sebuah lingkungan hidup yang lebih bermartabat.

Pengertian Antropologi Menurut Para Ahli

1. William A. Haviland
Studi tentang manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya untuk memperoleh
pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
2. Koentjaraningrat
Ilmu yang mempelajari manusia pada umumnya dengan
mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan
yang dihasilkan.
3. Zerhun Dodda Doffana
Suatu studi keilmuan yang mempelajari dan mendalami berbagai
aspek mengenai manusia.
4. Roger Keesing
Suatu ilmu yang mempelajari kajian tentang manusia.
Menurutnya, antropologi terdorong untuk berorientasi pada upaya
pemahaman makna bukan hanya sekedar ukuran yaitu yang lebih

3
menekankan pada penafsiran yang dekat dengan hakikat manusia atau
human being (kemanusiaan)
5. Rifhi Siddiq
Antropologi mengacu pada sebuah ilmu yang mempelajari dan
mendalami semua aspek yang ada pada kehidupan manusia. Aspek yang
dipelajari dalam antropologi meliputi konsepsi kebudayaan, norma, ilmu
pengetahuan, tradisi, teknologi, seni, linguistic, dan lambang, serta
kelembagaan.

B. Konsep Kebudayaan

Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata sansekerta buddhayah, yaitu bentuk
jamak dari buddhi yang berarti "budi" dan "akal". Dengan demikian
ke-budaya-an dapat diartikan : "hal-hal yang bersangkutan dengan akal". Ada
sarjana lain mengupas kata budaya sebagai suatu perkembangan dari kata
majemuk budidaya yang berarti "daya dan budi". Karena itu mereka
membedakan budaya dan kebudayaan. Demikianlah "budaya" adalah daya dan
budi yang berupa cipta rasa, karsa dan rasa. Sedangkan "kebudayaan" adalah
hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu. Dalam istilah "antropologi-budaya".
Perbedaan itu ditiadakan. Kata "Budaya" disini hanya dipakai sebagai suatu
singkatan saja dari "Kebudayaan" dengan arti yang sama. (Koentjaraningrat,
2015: 46)

Pengertian Budaya

Mekanisme, struktur dan sarana kolektif di luar diri manusia itu oleh
antropolog disebut "budaya" (culture). Disini, ungkapan "diluar diri manusia"
digunakan dalam pengertian analitis, bukan metafisik. Oleh kebanyakan
anthropology, setidak-tidaknya di Amerika Serikat, kultur atau budaya
dipandang sebagai konsep pokok dalam disiplin antropologi. (Kaplan, D. 2012:
4)

4
Kultur atau budaya ialah suatu golongan fenomena yang diberi muatan
makna tertentu oleh antropolog dalam rangka menghadapi soal-soal yang
mereka coba untuk memecahkannya. Para antropolog tidak hanya
mempermasalahkan sebarang perilaku manusia, melainkan perilaku manusia
tradisional atau terlembaga. Para antropolog abad kesembilan belas merasakan
kebutuhan akan suatu konsep tertentu untuk "menjelaskan" perbedaan perilaku
serta pranata kemasyarakatan yang tidak dijelaskan secara biologis. Dengan kata
lain, budaya merujuk pada fenomena yang tidak dapat secara tuntas dijelaskan
oleh konsep-konsep psikobiologis. (Kaplan, D. 2012: 4)

Konsep Kebudayaan

Dalam ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,


tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar. Hal tersebut berarti bahwa hampir seluruh
tindakan manusia adalah "kebudayaan" karena hanya sedikit tindakan manusia
dalam kehidupan masyarakat yang tidak perlu dibiasakan dengan belajar, yaitu
hanya beberapa tindakan naluri, beberapa refleks, beberapa tindakan akibat
proses fisiologi, atau kelakuan membabi buta. (Koentjaraningrat. 2015: 144-145)

Bahkan berbagai tindakan manusia yang merupakan kemampuan naluri


yang terbawa dalam gen bersama kelahirannya (seperti makan, minum atau
berjalan dengan kedua kakinya), juga dirombak olehnya menjadi tindakan
kebudayaan. Manusia makan pada waktu-waktu tertentu yang dianggapnya
wajar dan pantas, ia makan dan minum dengan alat-alat, cara-cara dan sopan
santun atau protokol yang seringkali sangat rumit, harus dipelajari dahulu
dengan susah payah. Manusia berjalan tidak hanya menurut wujud biologisnya
yang ditentukan alam, tetapi merombak cara berjalan dengan gaya seperti
prajurit, berjalan dengan gaya lemah lembut, berjalan seperti peragawati dan
sebagainya, yang semuanya harus dipelajari dulu. (Koentjaraningrat. 2015:
144-145).

5
C. Proses Pembudayaan

1) Proses Internalisasi
Manusia terlahir dengan potensi bawaan; perasaan, hasrat, nafsu, emosi,
dan seterusnya. Sepanjang kehidupan (dari lahir sampai mati) manusia
menanamkan dalam kepribadiannya hal-hal yang diperlukan dalam kehidupan.
Individu berusaha memenuhi hasrat dan motivasi dalam dirinya; beradaptasi,
belajar dari alam dan lingkungan sosial dan budayanya.

2) Proses Sosialisasi
Individu belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan sesama, dari
individu yang menduduki aneka peranan sosial. Sosialisasi berarti proses belajar
anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di
lingkungannya.

3) Proses Enkulturasi
Individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikapnya
dengan adat-istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan dalam
kebudayaannya. Kalau pada awal meniru, sesuai dengan perkembangan
kehidupan, ‘membaca’, menghayati, hingga menjadi pola tindakan.

D. Film Parasite

Seputar Film
Film Korea Selatan berjudul Parasite sempat menggemparkan dunia.
Bahkan kualitas cerita dan sinematografi film Parasite berhasil mendapatkan 4
Piala Oscar 2020. Menariknya lagi, Parasite tidak hanya berjaya di Oscar saja,
tapi juga berhasil mendapatkan piala di Golden Globes dan BAFTA Awards.
Jika ditotal film Parasite ini telah berhasil mendapatkan 263 piala.
Film yang berdurasi 132 menit ini, ditulis dan disutradarai oleh Bong
Joon Ho ini di bawah rumah produksi NEON. Film Parasite rilis Oktober 2019
yang lalu. Film Parasite diawali dengan kisah sebuah keluarga miskin yang
tinggal di daerah kumuh. Mereka tinggal di basement yang pengap dan sering

6
terjadi banjir. Keluarga tersebut terdiri dari pasangan Chung-sook dan Ki-taek,
serta dua anak remaja mereka, yaitu Ki-woo dan Ki-jung.

Melalui temannya Min, Ki-woo dibukakan jalannya untuk menjadi tutor


seorang gadis remaja keluarga kaya raya Park, Park Da-hye. Dari situlah
kelicikan keluarga ini dimulai. Ki-woo mulai memanipulasi situasi untuk
memasukkan saudara perempuan dan kedua orangtuanya untuk bisa bekerja di
rumah Park.

Setelah menjadi guru bahasa Inggris, Nyonya Park memperlihatkan hasil


lukisan anak bungsunya. Dengan dalih bahwa potensi artistik putranya harus
dikembangkan, lantas Ki Woo menyarankan untuk mempekerjakan guru seni
bernama Jessica. Padahal sebenarnya Jessica adalah saudara perempuan Ki Woo,
yaitu Ki Jeong. Kemudian setelah dipekerjakan, Ki Jeong merancang sebuah
rencana untuk membuat sopir Park dipecat dan digantikan dengan ayahnya,
yaitu Ki Taek. Ki Taek berhasil bekerja sebagai sopir keluarga, sementara
ibunya, yaitu Choong Sook menjadi pembantu rumah tangga.

Sinopsis film Parasite berlanjut, suatu hari Park pergi berkemah di


pedesaan. Ki Taek dan keluarganya memanfaatkan kesempatan tersebut untuk
memanfaatkan fasilitas rumah dan menjadi tuan rumah untuk semalaman.
Semuanya berjalan cukup mulus sampai mereka mengetahui bahwa di dalam
rumah tersebut terdapat "monster" yang membuat jalan cerita berubah tragis.

Parasite dibintangi oleh Song Kang Ho sebagai Ki Taek, Lee Sun Kyun
sebagai Tn. Park, Cho Yeo Jeong sebagai Yeon Kyo, istri Tuan Park, Choi Woo
Shik sebagai Ki Woo, putra Ki Taek, Park So Dam sebagai Ki Jung, putri Ki
Taek, Jang Hye Jin sebagai Chung Sook, istri Ki Taek, Lee Jung Eun sebagai
Moon Gwang, pengurus rumah keluarga Park, Jung Ziso sebagai Da Hye, putri
Pak Park, Jung Hyeon Jun sebagai Da-song, putra Mr. Park, Park Seo Joon
sebagai teman Ki Woo dan mantan tutor keluarga Park.

7
Pesan Dalam Film

Kata “Parasite” pada film Parasite mengacu pada kata dalam Bahasa
Inggris yang berarti Tumbuhan Parasit. Dilansir melalui situs Wikipedia.org,
Parasit adalah organisme yang hidup pada atau di dalam makhluk hidup lain
(disebut inang) dengan menyerap nutrisi, tanpa memberi bantuan atau manfaat
lain padanya. Parasit dapat menyerang manusia dan hewan, serta menurunkan
produktivitas inang yang ditumpanginya. Ilmu yang mempelajari parasit disebut
parasitology Parasit dapat sangat berbahaya karena dapat menyebabkan
kematian inangnya. Arti tersebut sangat cocok digambarkan melalui adegan
adegan film ini.

Orang kaya di film ini digambarkan begitu bergantung dan


membutuhkan jasa orang-orang miskin. Lalu, pada gilirannya, orang-orang
miskin menumpang hidup dari belas kasih orang-orang kaya. Parasite
menampilkan kenyataan bahwa sesungguhnya solidaritas kelas itu hanya ada
dalam teori.

Dalam praktik kehidupan yang terjadi adalah hubungan saling


membutuhkan, interaksi dan transaksi antara individu-individu masyarakat,
apapun status sosial ekonomi mereka. Hubungan itu akan berjalan dalam
keseimbangan dan untuk berbagai tujuan. Namun, bila keseimbangan itu
berubah entah karena suatu bahaya atau peluang, maka tiap individu dapat
berubah peran. Tiap kali ada peluang, individu- individu akan berusaha
meraihnya. Sebaliknya bila ada bahaya, mereka semua akan melarikan diri
darinya, dengan menabrak apa saja yang di depannya. Melalui film Parasite, kita
dapat belajar bagaimana segala sesuatu yang kita lakukan selalu memiliki
konsekuensi dan ganjaran. Film ini bercerita dengan mengangkat sebuah isu
yang sangat menarik yakni kesenjangan sosial namun dikemas apik dalam
bentuk film keluarga yang tragis. Pesan moral pada film Parasite terbagi menjadi
dua sisi yaitu positif dan negatif. Pesan moral yang positif ditampilkan dalam
Film Parasite bahwa mimpi sselalu dapat dicapai dengan usaha yang serius.
Nasib baik dan buruk adalah kesatuan yang akan selalu hadir dalam kehidupan
manusia. Upaya Keluarga Kim yang mau mengerjakan apa saja demi bertahan

8
hidup dapat dicontoh oleh audiens sebagai suatu kegigihan dalam mencapai
kesuksesan dan tidak mementingkan gengsi masing masing. Rasa kekeluargaan
yang dihadirkan pada film ini juga layak diambil hikmah nya oleh audiens yang
menonton untuk tetap bersatu sebagai satu ikatan keluarga dan menghadapi
segala pasang surut bersama sama serta tidak meninggalkan siapapun di
belakang. Melalui Parasite, Keluarga diibaratkan sebagai tempat yang aman,
karena keluarga adalah pihak yang menerima kekurangan dan kelebihan kita apa
adanya, dikutip dari jurnal ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL PADA
FILM KOREA PARASITE KARYA BONGJOON-HOO ( Nur Ichsan).

Kaitan Film Parasite dengan Antropologi

Keluarga merupakan kelompok paling dasar dalam masyarakat. Saya


berusaha mengilustrasikan kehidupan dua keluarga ekstrem tanpa menggunakan
istilah sosial ekonomi seperti polarisasi.” Sebagaimana yang dikatakan oleh
Bang Joon-ho, film ini mengambil latar kesenjangan sosial yang terjadi di
masyarakat, dimana sang pemeran utama, Ki-woo merupakan seorang anak dari
pasangan keluarga miskin bernama Kim Ki-taek dan Choong-sook dan adiknya
bernama Ki-jung. Pada suatu hari, Ki-woo mendapat tawaran dari sang teman
untuk menggantikan posisinya sebagai guru les privat bahasa Inggris. Ki-woo
sebagai anak pertama pun langsung menerima tawaran tersebut melihat
bagaimana kondisi keluarganya yang selalu kekurangan, ditambah dirinya yang
memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik. Namun, yang menjadi
masalah disini adalah ia tidak memiliki ijazah sebagaimana yang menjadi syarat
utama. Dari sanalah, ia memanipulasi ijazah yang dibantu oleh adiknya, Ki-jung.
Setelah Ki-woo berhasil menjadi guru les privat dan melihat peluang
untuk mempekerjakan adiknya di rumah keluarga kaya tersebut, ia pun
merekomendasikan adiknya dan menggunakan cara kotor untuk menyingkirkan
dan mengganti Asisten Rumah Tangga serta supir pribadi di keluarga tersebut
agar kedua orang tuanya dapat ikut bekerja di rumah itu dimana hal-hal yang
berkaitan dengan nilai-nilai dalam Antropologi bisa dijumpai dalam beberapa
adegan, seperti:

9
● Pada bagian Ki-woo memanipulasi ijazah untuk menggantikan
pekerjaan temannya menjadi guru privat bahasa Inggris
menggambarkan Ki-woo selaku pemeran utama ini memiliki
kepribadian yang suka memanipulasi orang lain demi
kepentingannya sendiri.
● Kemudian dapat dilihat juga bahwa kepribadian ini kemudian
menjadi budaya yang turun menurun dimiliki oleh adik, ayah dan
kemudian ibunya.
● Hal serupa kemudian juga dijumpai pada bagian dimana adiknya ikut
melakukan manipulasi ijazah untuk menjadi guru seni anak kedua
dari pasangan kaya tersebut, dilanjutkan ketika ia berniat
menyingkirkan supir pribadi di rumah itu dengan memfitnah supir
tersebut seolah-olah telah berbuat mesum di mobil majikannya
sehingga membuat supir itu dipecat dan digantikan oleh ayah
mereka.
● Dan yang terakhir, Ki-woo, adiknya beserta ayahnya, yaitu Ki-jung
dan Kim Kitaek bekerja sama membuat Asisten Rumah Tangga di
sana dipecat dengan cara membuat skenario seolah-olah ART
tersebut mengidap penyakit TBC yang kemudian akhirnya digantikan
oleh Choong-sook.

10
BAB III

KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

Dari penjabaran diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manusia


memiliki bentuk-bentuk yang berbeda mulai dari bentuk fisik, manusia,
kebudayaan, perilaku dan lain-lainnya. Setiap manusia akan mengalami proses
pembudayaannya masing-masing, mulai dari mereka lahir mereka akan memiliki
potensi bawaan, lalu ketika mereka mulai berinteraksi mereka akan menemukan
beberapa peranan baru, setelah itu mereka akan menyesuaikan dengan pola pikir
mereka yang pada akhirnya itu akan membentuk diri mereka sampai pada suatu
titik tertentu.

Walaupun pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial ketika mereka


merasa dalam situasi yang membahayakan keberlangsungan atau kenyamanan
hidup mereka, mereka pasti akan mengambil sebuah langkah tindakan untuk
mencegah atau mengatasi hal itu. Namun dalam mengambil suatu tindakan
tetaplah harus dipikirkan segala macam konsekuensi yang akan dihadapi agar
kita tidak terjerumus ke dalam suatu masalah yang rumit

B. Saran

dengan mempertimbangkan dari hasil analisis film ini , sangat menarik


apabila kita melakukan pembelajaran dengan memasukkan referensi-referensi
film yang sesuai. Pandangan pikiran kita mengenai bentuk-bentuk dan
pembudayaan manusia bisa menjadi lebih luas sehingga tidak hanya terpaku
pada apa yang sering disaksikan secara langsung, namun kita juga bisa
menjelajahi lebih jauh.

11
Daftar Pustaka

GUNSU NURMANSYAH 2019. Pengantar Antropologi (Sebuah Ikhtisar Mengenal


Antropologi). Buku. (Online) 295-1 (ubl.ac.id). Diakses pada tanggal 23,
Oktober 2022.

ASHFA 2020. REPRESENTASI KESENJANGAN SOSIAL MASYARAKAT KOREA


SELATAN DALAM FILM PARASITE (Analisis Semiotika Roland Barthes
dalam Film Parasite Karya Bong Joon-Ho). Skripsi. (Online).
https://etd.umy.ac.id/id/eprint/2068/1/Halaman%20Judul.pdf. Diakses 24,
Oktober 2022.

Arinda 2022. konsep kebudayaan dalam antropologi. Artikel. (online)


https://kumparan.com/arinda-puspa/konsep-kebudayaan-dalam-antropologi-1xn7
sY9lT7q/full. Diakses pada 24, Oktober 2022.

Nur Ichsan ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL PADA FILM KOREA


PARASITE KARYA BONGJOON-HOO. Jurnal (Online)
file:///C:/Users/hp/Downloads/29.pdf. Diakses pada 24, Oktober 2022.

12

Anda mungkin juga menyukai