Anda di halaman 1dari 6

RESUME BUKU

FILSAFAT ILMU

SOSIOLOGI PENGETAHUAN DAN FENIMISME

DISUSUN OLEH :

PRISKA NURLIA Br SIMANUNGKALIT

DESSY HAQIKI WULANDARI

NOVI ASTIKA RAMBE

PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
A. SOSIOLOGI

Istilah “sosiologi pengetahuan” muncul pertama kali dan meluas digunakan pada
1920-an, ketika sejumlah teoretikus mengenai bahasa di Jerman seperti Max Scheler dan Karl
Mannheim menulis banyak tentang kajian tersebut.

Sosiologi pengetahuan (sociology of knowledge) adalah kajian sosial yang mempelajari


hubungan antara pikiran manusia dan konteks sosial yang membuatnya muncul, juga
memberikan pemahaman tentang bagaimana ide-ide dominan dalam masyarakat yang
memengaruhi kebiasaan dan tindakannya.

B. FENIMISME

Feminisme adalah gerakan kaum perempuan dalam memperjuangkan emansipasi atau


persamaan hak sepenuhnya tanpa membedakan antara kaum perempuan dan kaum laki- laki,
dengan tidak disertai pembatasan-pembatasan maupun tindak kekerasan atau diskriminasi.
Inti pokok dari gerakan feminisme adalah kesempatan yang sama antara perempuan dengan
laki-laki dalam pengembangan diri. Feminisme secara mendasar meliputi berbagai bidang
kehidupan, antara lain pendidikan, ekonomi, sosial, unsur budaya, dan politik. Pemahaman
makna serta implikasi feminisme dalam kehidupan, perlu pendalaman dengan melihat
perkembangan kajian ilmu feminisme.

Fenimisme menurut para ahli :

 Yubahar Ilyas
Feminisme sebagai suatu kesadaran mengenai ketimpangan pembagian gender yang
dialami oleh kaum perempuan
 Maggi Humin
Feminisme sebagai sekumpulan ide dan pemikiran dalam pembebasan keadaan kaum
perempuan yang mengalami ketidakadilan karena faktor jenis kelamin,
 Mansour Fakih
Feminisme adalah kesatuan gerakan sosial dan kesadaran yang saling
berkesinambungan, dengan berdasarkan pada beragam tindak kekerasan yang menimpa
kaum perempuan, seperti penindasan dan pengeksploitasian.
Barnes dan Bloor menjelaskan bahwa proposal mereka menekankan pada pengaruh
kepentingan-kepentingan kelas sosial.Studi yang mengenai adanya pengaruh eksternal dari
nilai sosial dan personal eksternal.

Menurut Longino nilai-nilai eksternal dari para ilmiwan dapat digunakan secara
sah.Apabila Longino benar, para ilmuwan dapat secara wajar menerima atau menolak teori-
teori karena keterlibatan eksternal mereka. Beberapa tahun ini program unggul Barner dan
Bloor memiliki banyak karya yang ditulis dalam bidang sejarah ilmu. Mereka menyebut
hipotessa mereka program unggul

C. KEPENTINGAN EKSTERNAL dan RELATIVISME

Relativisme adalah posisi filosofis bahwa semua sudut pandang sama validnya dan
semua kebenaran relatif terhadap individu. Ini berarti bahwa semua posisi moral, semua
sistem agama, semua bentuk seni, semua gerakan politik, dll adalah kebenaran yang relatif
terhadap individu.

D. Aliran – Aliran Relativisme


 Relativisme Antropologis
 Relativisme Filosofis
 Relativisme Deskriptif
 Relativisme Normatif
 Relativisme Metafisik
 Relativisme Epistemologis
 Perspektivisme
 Relativisme Moral
 Relativisme Estetika

E. NILAI-NILAI EKSTERNAL DAN OBYEKTIVITAS

Aksiologi difahami sebagai teori nilai. Nilai dapat diartikan suatu penghargaan atau
suatu kualitas terhadap suatu hal yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku manusia.
Objektivisme yaitu sikap yang tidak dipengaruhi oleh pendapat pribadi atau golongan
didalam mengambil keputusan. Objektivitas sebagai realitas adalah ketidaktersembunyiannya
realitas tersebut bagi subjektivistas.

Untuk mendapatkan keobjektivannya, seorang sejarawan harus memiliki filsafat yang


sehat, memiliki kejujuran intelektual, dan objektivitas akan semakin didapat dengan semakin
kayanya bagasi intelektual, perlengkapan kejiawaan subjektivitas sejarawan.

Objektivitas ini dapat dihasilkan dengan menggunakan metode subjektivo-objektif,


dengan begitu ilmu disadarkan atau kemungkinannya dan akar konteksnya dalam perspektif
rasionalitas yang lebih luas.

F. OBYEK DALAM SOSIOLOGI


 Objek Material, yaitu kehidupan sosial, gejala-gejala, proses hubungan antara
individu dalam masyarakat yang mempengaruhi kesatuan individu itu sendiri.
 Objek Formal, yaitu manusia sebagai mahluk sosial dan interaksi manusia dengan
manusia serta proses yang timbul dari interaksi manusia tersebut di dalam masyarakat.
 Objek Budaya, yaitu faktor yang mempengaruhi interaksi antar manusia di dalam
masyarakat.
 Objek Agama, yaitu faktor yang dapat memicu dalam interaksi sosial masyarakat
serta mempengaruhi hubungan manusia di dalam masyarakat.

Longino menunjukkan bahwa model obyektivitas yang dia maksudkan menuntut bahwa
asumsi-asumsi latarbelakang dapat dicapai melalui prosedur-prosedur Bersama dalam
komunitas. Ada 4 kondisi agar menjadi suatu komunitas yang menggunakan suatu metode
pencarian yang obyektif :

 Harus mengakui adanya cara kritik


 Harus ada standar yang sama dalam kritik
 Harus tanggap terhadap kritik
 Harus sharing secara Bersama
G. Argumen Longino Pada Beberapa Tesis
Banyak argument Longino bertumpu pada klaim bahwa kita tidak dapat menggunakan
penalaran induktif untuk mendukung suatu program
Namun, praktik induktif bagaimana pun harus di tes mungkin secara radikal bisa
salah. Jawaban atas argument tersebut adalah :
 Jika pndapat saya benar bahwa teori yang memprediksi suatu bidang fakta
baru nampaknya lebih mendekati kebenran
 Jika kita ingin secara sistematis berhubungan dengan dunia kita, kita punya
alasan untuk memilih suatu program

H. Kritik Barwell Terhadap Longino


Ismay Barwell mengatakan kendati penjelasan Longino sebagiannya benar, tetapi
masih perlu dilengkapi. Barwell mengatakan agar suatu komunitas menjadi sebuah
obyektifitas, ia tak hanya mencapai consensus seperti yang dijelaskan Longino tetapi
harus juga sungguh obyektif seperti yang dijelaskan Sandra Harding.
KESIMPULAN

Longino gagal menunjukkan bahwa komitmen nilai-nilai eksternal dapat


secara sah menentukan asumsi-asumsi latarbelakang dan karena itu teori0teori yang
diterima oleh komunitas ilmiah,kecuali mungkin dalam kasus-kasus dimana evidensi
tidak cukup untuk menentukan keuntungan relative.
Longino dan Barwell nampaknya kurang menarik secara filosofis, karena ini
tidak berurusan langsung dengan pentingnya observasi dan eksperimen
Refleksi filosofis mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi ini kiranya berguna dan
membawa manfaat untuk mematangkan pandangan dan pola piker kita dan
mengarahkan kita kepada suatu pola tingkah laku dan pemandangan etis-ilmiah yang
benar dalam usaha mengembangkan dunia yang lebih manusiawi

Anda mungkin juga menyukai