Anda di halaman 1dari 4

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL RUANG KOLABORASI 2.

Nama Anggota:
1. Gita Puspa Herlinda (E4R12310008)
2. I Putu Wahyu Pramartha (E4R12310012)
3. Lina Nuriyanti (E4R12310016)
4. M. Hamdi (E4R12310017)
5. Nurul Zahrah (E4R12310023)

1. Anda dapat mencatat hal penting yang muncul di pikiran Anda pertama kali saat
menonton atau teringat pada film itu.
Jawab:
Setelah menyaksikan film "Laskar Pelangi," kami dapat merasakan betapa inspiratifnya
perjalanan para karakter, terutama guru dan murid-muridnya, yang penuh dengan nilai-
nilai ketekunan dan semangat. Mereka gigih menghadapi setiap kesulitan dalam
perjalanan mereka menuju pendidikan yang layak, bahkan di tengah tantangan besar
seperti kekurangan sumber daya dan kondisi lingkungan yang sulit di SD kecil di
Belitong. Film ini menjadi pengingat kuat tentang tekad sekelompok anak-anak di desa
kecil yang tak pernah menyerah dalam upaya mereka untuk meraih pendidikan yang lebih
baik.
Kisah ini menciptakan gambaran yang mengharukan tentang semangat juang yang tak
kenal lelah, diwarnai dengan dukungan luar biasa dari para guru yang menjadi pilar
utama dalam perjalanan mereka. "Laskar Pelangi" bukan hanya sekadar film, melainkan
cermin kehidupan nyata yang memotivasi untuk terus mengatasi rintangan dan
menggapai impian. Dengan membentuk kelompok "Laskar Pelangi," anak-anak ini
menunjukkan bahwa kebersamaan dan tekad bersama dapat mengatasi segala rintangan,
membentuk fondasi kuat untuk melangkah maju menuju masa depan yang lebih baik.

2. Bila Anda sudah menonton film tersebut, apa yang bisa Anda pelajari dari film tersebut
berhubungan dengan guru yang menjadi agen perubahan?
Jawab:
Guru-guru dalam film "Laskar Pelangi" mampu menjelma menjadi sumber inspirasi dan
motivasi bagi kita, melebihi peran mereka sebagai pengajar materi pelajaran di sekolah.
Dalam menghadapi krisis di sekolah yang penuh tantangan, mereka tidak hanya
menunjukkan dedikasi untuk mengajarkan pengetahuan, tetapi juga mendorong anak-
anak untuk bermimpi lebih tinggi. Kepercayaan mereka pada potensi diri sendiri dan
keberanian menghadapi berbagai rintangan menjadi contoh yang luar biasa.
Guru-guru tersebut tidak hanya terfokus pada aspek akademis, tetapi juga berperan aktif
dalam membentuk karakter positif peserta didik. Mereka memahami bahwa peran guru
tidak hanya terbatas di lingkungan sekolah, tetapi juga memiliki dampak besar dalam
masyarakat. Guru bukan hanya seorang pengajar, tetapi juga menjadi teladan, pemberi
solusi terhadap masalah pendidikan, dan pendidik dalam segala aspek kehidupan.
Seorang guru memiliki kedudukan strategis dalam membentuk karakter peserta didik
melalui pengembangan kepribadian dan pendidikan holistik. Mereka tidak hanya
mengajar intelektual, tetapi juga mengakomodasi perkembangan fisik, emosional, sosial,
dan karakter peserta didik. Dalam hal ini, guru juga harus bisa memanajemen peserta
didiknya, sehingga guru dapat memahami dan menyadari pentingnya perkembangan
menyeluruh peserta didik.
Badrudin (2014: 86) menjelaskan bahwa adapun tujuan dengan adanya manajemen
peserta didik di dalam lembaga pendidikan ialah:
a) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotorik peserta didik.
b) Menyalurkan dan juga mengembangkan keampuan umum/kecerdasan, bakat dan
juga minat peserta didik.
c) Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.d.Peserta
didik mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat
belajar dengan baik dan mencapai cita-cita mereka..
Seorang guru harus menjalankan perannya sebagai pendidik dan agen perubahan dengan
memahami dan mengakomodasi kebutuhan peserta didik.
Dengan memahami bahwa setiap peserta didik memiliki potensi yang unik, guru-guru
dalam film ini tidak hanya fokus pada peserta didik berprestasi tinggi, tetapi juga
memberikan perhatian ekstra dan dukungan kepada mereka yang mungkin mengalami
kesulitan. Guru sebagai agen perubahan diharapkan dapat menciptakan perubahan positif
tidak hanya dalam kemampuan kognitif, tetapi juga dalam kemampuan sosial-emosional
peserta didik. Dengan demikian, film "Laskar Pelangi" menjadi inspirasi untuk
memandang guru sebagai pilar utama dalam membentuk masa depan generasi penerus

3. Anda bisa menonton alternatif film lain berhubungan dengan guru sebagai agen
perubahan, seperti:
Jawab:
Judul film yang kami pilih untuk di tonton adalah “Freedom Writers”, dan bisa ditonton
pada link berikut https://youtu.be/Mvr7l6KunQA?si=7f3SjBRvNygo7y2o
4. Apa yang bisa Anda pelajari dari kejadian/film tersebut dan apa hubungannya dengan
pembelajaran sosial emosional?
Jawab:
Dari kejadian/film "Freedom Writers," terdapat beberapa pelajaran yang dapat dipetik
dan dihubungkan dengan pembelajaran sosial emosional:
1. Empati dan Keterlibatan Personal:
• Erin Gruwell menunjukkan tingkat empati yang tinggi terhadap siswa-siswanya.
Dia benar-benar peduli dengan kehidupan mereka di luar kelas dan terlibat secara
pribadi dalam permasalahan mereka.
• Hubungannya yang kuat dengan siswa-siswa tidak hanya didasarkan pada
pembelajaran akademis, tetapi juga pada pemahaman dan empati terhadap
pengalaman hidup mereka.
2. Pemberdayaan Melalui Ekspresi Diri:
• Penggunaan jurnal sebagai alat ekspresi diri membantu siswa-siswa untuk merinci
pengalaman, perasaan, dan pemikiran mereka. Ini membantu mereka mengatasi
konflik internal dan memahami diri mereka sendiri.
• Proses ini mendukung pembelajaran sosial emosional dengan memberikan siswa
sarana untuk mengembangkan pemahaman diri, mengelola emosi, dan
membangun keterampilan komunikasi yang positif.
3. Pembelajaran Kolaboratif dan Persatuan:
• Film ini menggambarkan bagaimana siswa-siswa dari berbagai latar belakang
etnis dan kehidupan dapat bersatu melalui pendidikan.
• Pendidikan sosial emosional sering menekankan pentingnya kolaborasi,
kerjasama, dan memahami perbedaan untuk menciptakan lingkungan yang
inklusif dan mendukung.
4. Penanganan Konflik dan Toleransi:
• Erin Gruwell berhasil mengatasi konflik dan prasangka yang mungkin muncul di
antara siswa-siswanya. Dia mengajarkan toleransi, menghormati perbedaan, dan
membangun kesadaran akan kesamaan di antara mereka.
• Inilah contoh konkret dari pembelajaran sosial emosional yang menekankan
keterampilan penanganan konflik, toleransi, dan penerimaan terhadap
keberagaman.
5. Pentingnya Model Peran:
• Erin Gruwell berfungsi sebagai model peran yang positif bagi siswa-siswanya.
Dia tidak hanya mengajarkan nilai-nilai, tetapi juga mempraktikkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
• Dalam konteks pembelajaran sosial emosional, guru sebagai model peran
memainkan peran kunci dalam membentuk perilaku dan sikap positif peserta
didik.
Dengan menghubungkan pengalaman dari "Freedom Writers" dengan pembelajaran
sosial emosional, kita dapat melihat bagaimana pendidikan tidak hanya tentang
pemberian pengetahuan, tetapi juga membentuk individu yang memiliki kecerdasan
emosional, sosial, dan moral. Proses ini membantu siswa-siswa untuk tumbuh menjadi
individu yang lebih utuh, memahami diri mereka sendiri, dan mampu berinteraksi
secara positif dengan orang lain dalam masyarakat.

Referensi :
Badrudin. 2014. Manajemen Peserta Didik. Jakarta: PTINDEKS. https://e-journal.staima-
alhikam.ac.id/mpi/article/view/878/pdf

Anda mungkin juga menyukai