Anda di halaman 1dari 12

Demonstrasi Kontekstual

topik 2
PERAN GURU SEBAGAI TELADAN
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
SOSIAL EMOSIONAL

Kelompok 7 mk. pembelajaran sosial emosional


ppg prajab tahap 1 unm 2022
Kelompok 7

M. RIFKY HAEKAL FITRAH ASYARI SYAHRUL


229004485013 229004485100 229004485041
tantangan bagi guru untuk menjadi
contoh/teladan dalam hal sosial emosional
Kemampuan dalam pengelolaan
emosi dengan baik, seperti
Keterampilan mengenali potensi
diri dalam membangun
1 mengekspresikan perasaan marah,
tegas, kecewa, sedih dan
kompetensi sebagai seorang
2
sebagainya
individu yang mampu mengelola,
memahami dan mengerti tentang
kondisi sosial emosional diri
sendiri maupun orang lain
3 Kemampuan pengembangan
diri dalam bersikap dan
berinteraksi baik itu di
lingkungan sekolah maupun di
luar sekolah
Kasus yang ada berkaitan dengan hal di atas
berdasarkan pada pengalaman

01 Terkadang guru mudah menampilkan ekspresi marah dan kesal


kepada peserta didik jika tugas yang dikerjakan tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh guru

02 Guru membandingkan dan memberikan teguran berupa kata-kata


singgungan terkait kemampuan peserta didik yang berbeda
dengan peserta didik lain yang lebih berprestasi

03 Guru terkadang merasa kesal kepada peserta didik yang tidak


cepat menangkap pelajaran meskipun sudah dijelaskan
berkali-kali
Bagaimana sekolah bisa mendukung
pembelajaran sosial-emosional?

1 2 3 4
Menyediakan Menyediakan Memfasilitasi guru Membiasakan kegiatan
sarana dan ekstrakurikuler untuk mengikuti yang mendukung
prasarana yang yang beragam dan pelatihan/ webinar terlaksananya
mendukung dalam sesuai dengan tentang pembelajaran sosial
pembelajaran. karakteristik pembelajaran emosional.
peserta didik. sosial emosional.
karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi
penerapan pembelajaran sosial-emosional
Karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi penerapan pembelajaran
sosial-emosinal, karena dalam menerapkan pembelajaran sosial emosional
guru perlu mengetahui karakteristik peserta didik. Hal tersebut digunakan
dalam Menyusun pembelajaran serta untuk mengakomodasi kebutuhan
karakteristik setiap peserta didik yang berbeda-beda.
kendala-kendala
Mengenali karakteristik setiap peserta didik.
Mengetahui latar belakang sosial dan budaya peserta didik, contohnya tingkat
pendidikan orang tua, sosial ekonomi, atau dimensi kehidupan lainnya, agar bisa
disesuaikan dengan metode yang efisien.
Membangun kedekatan emosional terhadap peserta didik.
Membiasakan memberikan peserta didik tugas yang dikerjakan secara berkelompok.
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengutarakan pendapatnya.
catatan film laskar pelangi

Laskar Pelangi adalah film yang sangat menginspirasi yang bercerita tentang sepuluh murid
SD Muhammadiyah dengan berbagai karakter dan keunikan. Dimana mereka berjuang
melanjutkan pendidikan di tengah keterbatasan. Serta perjuangan Pak Harfan dan Bu
Muslimah, guru-guru hebat yang berdedikasi tinggi yang tetap mengajar dalam keterbatasan
dan selalu percaya pada potensi dan impian murid-muridnya.
Beberapa pelajaran dalam film laskar pelangi
Memiliki tekad yang kuat dan pantang menyerah
Seorang guru yang ingin menjadi agen perubahan harus memiliki
tekad yang kuat dan pantang menyerah, sehingga apapun
tantangan yang dihadapi, akan tetap semangat dan melakukan yang
terbaik
Fokus dan percaya pada potensi siswa
Sebagai agen perubahan, seorang guru harus mampu melihat
potensi dari siswa-siswanya. Guru harus percaya potensi yang
dimiliki oleh siswa dan berusaha untuk mengembangkan potensi
tersebut
Berdedikasi tinggi
Sebagai seorang agen perubahan, seorang guru sudah seharusnya
memiliki dedikasi tinggi terhadap profesinya
Menginspirasi peserta didik
Seorang guru yang baik harus mampu menginspirasi siswa dan
memberikan motivasi yang positif.
keterampilan sosial emosional dalam film dead
poetsociety
Kesadaran diri: Film ini Keterampilan sosial:
menunjukkan pentingnya Pembelajaran sosial emosional juga
memahami diri sendiri dan mencari meliputi keterampilan sosial,
tujuan hidup yang sesuai dengan seperti kerja sama, komunikasi, dan
nilai-nilai dan minat kita. pengambilan keputusan.

Manajemen emosi: Film ini juga Kepemimpinan: Dalam film ini, John
menunjukkan pentingnya regulasi Keating dan Neil Perry menunjukkan
emosi, yaitu kemampuan untuk kemampuan kepemimpinan yang baik,
mengenali dan mengatur emosi yaitu kemampuan untuk menginspirasi,
kita sendiri. memotivasi, dan membimbing orang lain.

Empati: Empati juga merupakan aspek penting dari pembelajaran sosial emosional.
Dalam film ini, John Keating menunjukkan empati dan pengertian terhadap siswa-siswa
nya, membantu mereka untuk meraih potensi mereka dan menghadapi tantangan
dalam kehidupan.
keterampilan sosial emosional dalam film
sOkola rimba
Empati: Berdasarkan cerita yang Keterampilan sosial: Dalam film
digambarkan dalam film sekolah rimba. diceritakan bahwa emphaty yang tinggi
Bahwa Ibu butet adalah seseorang yang yang dimiliki oleh Ibu butet sehingga dia
memiliki emphaty yang tinggi yang mau memiliki welas kasih yang diberikan
mengajarkan anak-anak pada suku kepada anak pedalaman tersebut. Dia
pedalaman. Hal tesebut terlihat dengan yang dengan tekad yang mulia untuk
sangat jelas karena untuk sampai pada mengajar anak-anak tersebut tidak
tempat tersebut butet membutuhkan membutuhkan gaji. Hal ini dapat dilihat
perjuangan yang sangat luar biasa. Tapi dari tanyangan film pada saat pak bahar
meskipun begitu karena keinginan Ibu ingin megekspos cerita perjuangan ibu
butet yang berasal dari hatinya bahwa butet ke media untuk dapat
dia ingin mengajarkan anak-anak untuk memperoleh uang, tapi ibu butet tidak
dapat membaca dan menulis sehingga melakukannya, karena ia tidak ingin
semua rintangan yang dihadapinya tidak mengeksplor cerita tentang
mematahkan semangat Ibu butet untuk mengajarnya itu untuk kepentingan
tetap mengajar. pribadi.
keterampilan sosial emosional dalam film
sOkola rimba
Kesadaran diri: Terdapat banyak Critical inquiry (penyelidikan
sekali masalah yang dihadapi Ibu secara kritis): Dari tanyangan film
butet dalam menjalankan tergambar dengan jelas bahwa Ibu
tekadnya tersebut. Hal ini terlihat butet menerapkan critical inquiry.
jelas mulai dari dia terkena Hal tersebut tergambar dengan
penyakit malaria, tidak disetujui jelas karena ibu butet melihat
oleh masyarakat hutan rimba, dan keinginan yang tinggi dari anak-
tidak disetujui oleh bos tempat ia anak yang ingin belajar, membuat
bekerja. Sehingga pada suatu ibu butet memiliki keyakinan bahwa
waktu, butet tidak memiliki dana anak-anak tersebut pasti bisa.
lagi untuk dapat mengajarkan Sehingga ia menggunakan
anak-anak tersebut. Sehingga dia beberapa cara agar dapat
memilih pulang ke kampung mengajarkan anak tersebut.
halamanya untuk menenagkan
diri.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai