Anda di halaman 1dari 5

RESUME KELOMPOK 2

(TEORI KOGNITIF DALAM FILM FREEDOM WRITERS)


Belajar dan Pembelajaran (AKWF2203 / 2 SKS) Semester 2
Dosen Pengampu :
Dr. Herry Porda Nugroho Putro, M.Pd. & Melisa Prawitasari, S.P.d M.Pd.

A. Pengertian Teori Kognitif


Secara bahasa Kognitif berasal dari bahasa latin ”Cogitare” artinya berfikir.
Sedangkan secara istilah dalam pendidikan kognitif adalah salah satu teori diantara
teori-teori belajar dimana belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan
persepsi untuk memperoleh pemahaman. Teori ini muncul disebabkan ahli Psikologi
merasa bahwa pembelajaran yang telah dilakukan dengan teori-teori sebelumnya
belum memuaskan, misalnya saja dengan pembelajaran menggunakan teori
Behavioristik yang mana dalam teori ini lebih menekankan hasil pada perubahan
tingkah laku peserta didik.
1. Teori Perkembangan Kognitif Menuru Piaget
Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik
yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan system
syaraf. Ia menyimpulkan bahwa daya pikir atau kekuatan mental anak yang berbeda
usia akan berbeda pula secara kualitatif.Menurut Jean Piaget, bahwa proses belajar
sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
a. Asimilasi yaitu proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur
kognitif yang sudah ada dalam benak siswa. Contoh, bagi siswa yang sudah
mengetahui prinsip penjumlahan, jika gurunya memperkenalkan prinsip perkalian,
maka proses pengintegrasian antara prinsip penjumlahan (yang sudah ada dalam
benak siswa), dengan prinsip perkalian (sebagai informasi baru) itu yang disebut
asimilasi.
b. Akomodasi yaitu penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Contoh,
jika siswa diberi soal perkalian, maka berarti pemakaian (aplikasi) prinsip perkalian
tersebut dalam situasi yang baru dan spesifik itu yang disebut akomodasi.
c. Equilibrasi (penyeimbangan) yaitu penyesuaian berkesinambungan antara
asimilasi dan akomodasi. Contoh, agar siswa tersebut dapat terus berkembang dan
menambah ilmunya, maka yang bersangkutan menjaga stabilitas mental dalam dirinya
yang memerlukan proses penyeimbangan antara “dunia dalam” dan “dunia
luar. Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat yaitu :
1. Tahap sensoris motorik (0-2 tahun)
Pada tahap ini anak mengatur sensorinya (inderanya) dan tindakan-tindakannya.
Pada awal periode ini anak tidak mempunyai konsepsi tentang benda-benda secara
permanen.
2. Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
Anak sudah dapat memahami objek-objek secara sempurna, sudah dapat mencari
benda yang dibutuhkannya walaupun ia tidak melihatnya. Sudah memiliki
kemampuan berbahasa (dengan kata-kata pendek).
3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
Anak sudah mulai melakukan operasi dan berpikir rasional, mampu mengambil
keputusan secara logis yang bersifat konkret, mampu mepertimbangkan dua aspek
misalnya bentuk dan ukuran.
4. Tahap Operasional Formal (11-15 tahun)
Remaja tidak lagi terbatas pada pengalaman konkret aktual sebagai dasar pemikiran.
Mereka dapat membangkitkan situasi-situasi khayalan kemungkinan-kemungkinan
hipotetis, atau dalil-dalil dan penalaran yang benar-benar abstrak.
Teori belajar kognitif didasarkan pada empat prinsip dasar:
1. Pembelajar aktif dalam upaya untuk memahami pengalaman
2. Pemahaman bahwa pelajar mengembangkan tergantung pada apa yang telah
mereka ketahui.
3. Belajar membangun pemahaman dari pada catatan.
4. Belajar adalah perubahan dalam struktur mental seseorang.
B. Sinopsis Flim Freedom Writers
di adegan dalam Film ini tidak menjual mimpi From Zero to Hero, tapi lebih
menampilkan bagaimana satu orang yang peduli pada pendidikan anak-anak yang
sudah dianggap sebagai sampah masyarakat mampu merubah mereka menjadi orang
yang lebih berguna. Mengingatkan kita pada film berjudul ‘Dead Poet Society’ yang
juga bertema sama dan pernah dibuat pada akhir tahun 80-an dengan Robin William
sebagai bintang utama. Buku-buku yang digunakan Erin Gruwell untuk mendidik
murid-muridnya di film ini semuanya adalah buku yang benar-benar ada. Termasuk
buku ’Diary of Anne Frank’ yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan
sudah dijual di pasaran. Freedom Writers memiliki alur cerita yang mudah dipahami
dan juga dialog yang gampang dimengerti. Permasalahan-permasalah remaja yang
ditampilkan di film ini juga cukup dekat dengan permasalah remaja pada umumnya,
tentang pencarian jati diri dan pelanggaran-pelanggaran peraturan untuk
mengukuh-kan eksistensi diri. Semua itu dibungkus dalam pemasalahan perang
antargeng. Fakta menarik dari film ini salah satunya ada pada adegan saat
murid-murid Erin bertemu dengan orang-orang korban Holocaust. Yang berperan
menjadi korban Holocaust adalah benar-benar korban Holocaust sendiri. Sutradara
Richard Lagravenese tak perlu susah payah meng-arahkan aktor dan aktris pemeran
murid-murid Erin untuk terlihat tercengang saat mendengar cerita para korban
Holocaust itu: Freedom Writers bisa dikatakan merupakan film untuk anak muda. Di
te-ngah-tengah maraknya film remaja yang ceritanya tidak jauh-jauh dari cerita cinta,
komedi atau horor, Freedom Writers bisa menjadi pilihan bagi anak muda yang tidak
sekedar ingin terhibur, tetapi juga mendapatkan pelajaran tertentu dari film tersebut.

C. Permasalahan Film Freedom Writers


permasalahan yang muncul. Pertama, terkait perbedaan rasial para peserta
didik yang ada di sekolah menengah Wilson. Sehingga terbentuk suatu geng yang
didalamnya ada kumpulan-kumpulan ras orang kamboja kecil, berkulit hitam, dan
berkulit putih. Terbentuknya suatu geng disekolah membuat sekolah
itu menjadi rusuh tidak ada kedamaian. Setiap harinya peserta didik saling
merendahkan satu sama lain, mencela ras lainnya, dan perkelahian antara ras bukan
hanya dilapangan sekolah saja tetapi juga didalam ruang kelas pun
terjadi cekcok dan perkelahian antargeng peserta didik disana. Saat diluar sekolah
mereka saling membalas dendam sampai ada yang meninggal dan ditahan pihak
kepolisian. Banyak anggota geng yang membuat perselisihan antara ras kulit hitam
dan kulit putihmembuat salah satu guru disana menyalahkan peserta didiknya
karena kejadian yang terjadi disekolahan. Salah seorang guru penah mengatakan
bahwa High school Wilson memiliki akreditasi A tetapi High School Wilson
seperti sekolahan terbuka karena sering terjadi kerusuhan antara peserta didik yang
karena perbedaan ras. Peserta didik yang menjadi anggota geng dulunya
mempunyai masa lalu yang kelam. Sehingga, mempengaruhi perilaku mereka saat
ini karena diusia mereka yang menginjak remaja dan mereka masih dalam proses
pencarian jati dirinya sendiri disamping itu mereka tidak mempunyai tempat untuk
mengungkapkan permasalahan pada diri mereka sehingga mereka melampiaskan
melalui tindakan kekerasan. Sang guru mengarahkan peserta didiknya untuk
menulis catatan tentang peserta didiknya tanpa sepengetahuan muridnya guru itu
telah membaca jurnalnya dan telah mendapatkan solusinya yaitu dengan
mengadakan touring serta sharing dengan korban Holocaust. Tetapi, dari solusi itu
guru itu tidak dapat persetujuan dari sekolah sehingga Erin Growell tidak
mempunyai dana untuk mengadakan Touringyang akan dilakukannya

D. Solusi dari Permasalahan Film Freedom Writers


Jika dilihat dari film ini maka dapat disimpulkan bahwa solusinya dapat
berupa seorang gurumemberikan sebuah metode belajar baru yaitu dengan cara
yang unik dan tidak biasa misalnya saja membuat sebuah game, yang
didalam game tersebut guru menyelipkan sebuah pertanyaan kepada peserta
didik, mulai dari pertanyaan yang umum sampai terkait masalah yang ada dalam
kehidupan peserta didik tersebut. Sehingga dari sanalah guru dapat mengetahui
permasalahan yang ada pada peserta didik. Lalu mereka mendapatkan sebuah
reward berupa sebuah buku diary dan para peserta didik diminta untuk menuliskan
kesehariannya entah dari masa lalu, masa kini, hingga masa depan. Tetapi sang
guru tidak akan memberikan suatu penilaian atau membaca tanpa seizin peserta
didiknya. Walaupun pada akhirnya guru tetap akan membaca buku tersebut, tanpa
sepengetahuan peserta didiknya. Sang guru membaca satu-persatu buku dairy
peserta didiknya dari situlah sang guru mengetahui permasalahan peserta didik lalu
seorang guru (Erin Growell) membuat sebuah program studi tour sekaligus
melakukan penggalangan dana untuk kegiatan akan mereka lakukan, dari kegiatan
pengagalangan dana dengan tanpa sadar peserta didik dapat menyalurkan bakatnya
melalui kegiatan tersebut, dan juga sang guru mengundang tokoh yang
menginspirasi mereka. Sehingga dari situ peserta didik mulai membuka pemikiran
mereka. Para peserta didiknya pun mulai memiliki semangat untuk belajar lagi dan
mulai gemar dengan membaca.

E. Kaitan Teori Belajar Kognitif Pada Film Freedom Writers


Film ini berkaitan dengan teori kognitif dimana seseorang yang berada pada
usia remaja rentan terkena pengaruh dari luar dan memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi serta masih dalam proses pencarian jati diri. Pada dasarnya dalam teori
kognitif ini menjelaskan tentang suatu proses belajar yang melibatkan aktivitas
mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif
dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk
pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan dan nilai sikap yang bersifat
relative dan berbekas. Teori belajar kognitif lebih menekankan bahwa belajar
merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Teori belajar
kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajarnya. Tingkah
laku seseorang dientkan oleh persepsi serta pemahamannya dengan situasi yang
berhubungan tujuan belajarnya. Belajar merupakan pemahaman dan perubahan
persepsi yang tidak selalu dapat dilihat sebagai tingkah laku. Teori ini
berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup
ingatan, pengolahan informasi, emosi dan aspek-aspek kejiwaan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai