Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. IDENTITAS BUKU
Buku Utama
Judul : Perkembangan Peserta Didik

Penulis : Kemala Sarif

ISSN/ISBN : 978-602-7938-39-7

Penerbit : Unimed Press

Tahun terbit : 2013

Urutan Cetakan : Cetakan kelima

Dimensi Buku : 18 x 25

Tebal Buku : 191 halaman

Buku Pembanding

Judul : Psikologi Pendidikan 1

Penulis : I Nyoman Surna dan Olga D.Pandeirot

ISSN/ISBN : 9786022417569

Penerbit : Erlangga

Tahun terbit : 2014

Urutan Cetakan : Pertama

Dimensi Buku : 17 x 25

Tebal Buku : 256 halaman

1
BAB II

PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REPORT

A. Latar Belakang

Peserta didik tidak pernah lepas dari belajar, baik di sekolah lingkungan keluarga, maupun
lingkungan masyarakat. Kemampuan kognitif sangat diperlukan peserta didik dalam pendidikan.
Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam perkembangan peserta
didik. Kita ketahui bahwa peserta didik merupakan objek yang berkaitan langsung dengan proses
pembelajaran, sehingga perkembangan kognitif sangat menentukan keberhasilan peserta didik dalam
sekolah.

Dalam perkembangan kognitif di sekolah, guru sebagai tenaga kependidikan yang bertanggung
jawab dalam melaksanakan interaksi edukatif dan pengembangan kognitif peserta didik, perlu memiliki
pemahaman yang sangat mendalam tentang perkembangan kognitif pada anak didiknya.

Orang tua juga tidak kalah penting dalam kognitif anak karena perkembangan dan pertumbuhan anak
dimulai di lingkungan keluarga. Namun, sebagian pendidik dan orang tua belum terlalu memahami
tentang perkembangan kognitif anak, karakteristik perkembangan kognitif, dan lain-lain yang
berhubungan dengan masalah perkembangan kognitif anak.

Oleh karena itu, mengingat pentingnya perkembangan kognitif bagi peserta didik, diperlukan
penjelasan perkembangan kognitif lebih detail baik pengertian maupun tahap-tahap karakteristik
perkembangan kognitif peserta didik.

B. Kajian Teori Yang Digunakan

Konsep yang digunakan dalam penulisan crtical book ini adalah konsep perkembangan dimana
penulis membuat critical book ini mengunggkap bagaimana dalam perkembangan kognitif di sekolah,
guru sebagai tenaga kependidikan yang bertanggung jawab dalam melaksanakan interaksi.

C. Metode Yang Digunakan


Dalam penulisan critical book report ini penulis menggunakan metode ke perpustakaan. Karena
penulis hanya mengandalkan buku sebagai acuan pembuatan critical book report ini. Dengan metode ke
perpustakaan inilah yang dijadikan bahan pembanding pembuatan critical book report ini.

2
BAB III
PEMBAHASAN SECARA UMUM

A. Sinopsis Buku
Menurut English dalam bukunya intellect berarti antara lain,(1) kekuatan mental dimana manusia
dapat berfikir, (2) suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktifitas yang berkenaan
dengan berfikir, (misalnya untuk menghubungkan, menimbang dan memahami, dan (3) kecakapan,
terutama kecakapan yang tinggi untuk berfikir . Sejalan dengan perkembangan fisik yang cepat,
berkembang pula kemampuan intelektual berfikirnya. Kalau pada usia sekolah dasar, kemampuan
berfikir anak masih berkenaan dengan hal-hal yang kongkrit atauu berfikir kongkret, pada masa SLTP
mulai berkembang kemampuan berfikir abstrak, remaja mampu membayangkan apa yang akan dialami
bila terjadi suatu peristiwa umpamanya perang nukir, kiamat dan sebagainya. Remaja telah mampu
berfikir jauh melewati kehidupannya baik dalam dimensi ruang maupun waktu.
Berfikir abstrak adalah berfikir tentang ide-ide, yang oleh jean piaget seorang ahli psikologi dari
swiss disebutnya sebagai berfikir formal operasional. Berkembangnya kemampuan berfikir formal
operasional pada remaja ditandai dengan 3 hal penting. Pertama, anak mulai mampu melihat atau berfikir
tentang kemungkinan-kemungkinan. Kalau pada usia sekolah dasar anak hanya mampu melihat
kenyataan, maka pada usia remaja mereka telah mampu berfikir tentang kemungkinan-kemungkinan.
Kedua, anak telah mampu berfikir ilmiah. Remaja telah mampu mengikuti langkah-langkah berpikir
ilmiah, dari mulai merumuskan masalah, membatasi masalah, menyusun hipotesis, mengumpulkan dan
mengolah data sampai dengan menarik kesimpulan-kesimpulan. Ketiga, remaja telah mampu memadukan
ide-ide secara logis. Ide- idea tau pemikiran abstrak yang kompleks telah mampu dipadukan dalam suatu
kesimpulan logis.

B. Analisis Critik Book Report


1. Tujuan Penulisan Buku
Menambah wawasan pembaca mengenai arti pentingnya memahami perkembangan
kognitif manusia.
Meningkatkan motivasi pembaca dalam mengenal lebih jauh apakah perkembangan Itu.
Menguatkan pemahaman pembaca mengenai betapa pentingnya mempelajari
perkembanganpsikologi sejak dini.
2. Isi Secara Umum

Buku Pertama

Perkembangan Intelektual

Sejalannya dengan perkembangan fisik yang cepat , berkembang pula kemampuan intelektual
berfikirnya. Kalau pada usia sekolah dasar , kemampuan berfikir anak masih berkenaan dengan hal-hal
yang kongkrit atau berpikir kongkret , pada masa SLTP mulai berkembang kemampuan berpikir abstrak ,
remaja mampu membayangkan apa yang akan di alami bila terjadi suatu peristiwa umpamanya perang
nuklir , kiamat dan sebagainya . remaja telah mampu berpikir jauh melewati kehidupannya baik dalam
dimensi ruang maupun waktu . berpikir abstrak adalah berpikir tentang ide-ide , yang oleh jean piaget
seorang ahli psikologi dari swiss disebutnya sebagai berpikir formal operasional .

3
Tahapan Perkembangan Intelek/Kognitif

Jean piaget (Bybee and sun ,1982) membagi perkembangan intelek/kognitif menjadi empat
tahapan sebagai berikut ini :

1. Tahap sensori-motoris
Tahap ini di awali pada usia 0-2 tahun . pada tahap ini , anak berada dalam suatu masa
pertumbuhan yang di tandai oleh kecenderungan-kecenderungan sensori-motoris yang sangat
jelas.
2. Tahap Praoperasional
Tahap ini berlangsung pada usia 2-7 tahun . tahap ini disebut juga tahap intuisi sebab
perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang di tandai oleh suasana intuitif .
3. Tahap operasional konkret
Tahap ini berlangsung antara usia 7-11 tahun . pada tahap ini , anak mulai menyesuaikan diri
dengan realitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya .
4. Tahap operasional formal
Tahap ini , menurut piaget interaksinya dengan lingkungan sudah amat luas , menjangkau banyak
teman sebayanya bahkan berusaha untuk dapat berinteraksi dengan orang dewasa .Karakteristik
Perkembangan Intelek/Kognitif

Sebagaiman telah di diskusikan diatas , piaget membagi empat tahapan perkembangan intelektual/kognitif
, yaitu :

1) Karakteristik Tahap Sensori-Motoris


2) Karakteristik Tahap Praoperasional
3) Karakteristik Tahap Operasional Konkret
4) Karakteristik tahap operasional formal

Teori piaget adalah teori yang sangat terkenal dan merupakan teori perkembangan kognitif
mengenai remaja yang paling banyak dibahas secara luas . menurut piaget , remaja termotivasi untuk
memahami dunianya karena hal ini merupakan suatu bentuk adaptasi biologis . remaja secara aktif
mengkontruksikan dunia kognitifnyab sendiri ; dengan demikian informasi-informasi dari lingkungan
tidak hanya sekedar dituangkan ke dalam pikiran mereka.

Tidak semua remaja dapat menjadi pemikir operasi formal sepenuhnya . sesungguhnya , para ahli
perkembangan berpendapat bahwa pemikiran operasi formal terdiri dari dua sub periode (Bnoughton
.1943).

Pemikiran operasi formal awal .penemuan remaja mengenai kemampuannya untuk berpikir
secara hipotesis menghasilkan pikiran-pikiran bebas , dan kemungkinan yang tidak terbatas .
Pemikiran operasi formal akhir . ketika remaja menguji penalarannya ke pengalaman ,
keseimbangan intelektual mengalami perbaikan . melalui akomodasi , remaja mulai
menyesuaikan pergolakan yang dialami . pemikiran operasi formal akhir dapat muncul dimasa
remaja menengah.

4
Buku Pembanding (Kedua)

Perkembangan kognitif dan bahasa secara empiris memiliki nisba perkembangan yang
paralel dan berlangsung secara bertahap sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Perkembangan
menunjuk dua istilah yang secara substantif saling mempengaruhi, yaitu qualitative dan quantitative
change. Qualitative change menunjuk pada perkembangan secara kualitatif, misalnya anak mampu dan
terampil berbicara ujar, mampu memcahkan masalah perhitungan secara matematis, memahami perasaan
orang lain dan sebagainya. Sedangkan quantitative change menunujuk pada pertumbuhan secara
kuantitas, tubuh anak bertambah tinggi tangannya mulai memanjang, kakinya semakin kuat berjalan dan
berlari.
Terdapat banyak faktor yang empengaruhi perkembangan, yaitu faktor nature dan nurture,
continuity dan discontinuity, early dan letter experience. Keenam konsep ini tidaklah berdiri sendiri
melainkan saling mempengaruhi. Dengan kata lain perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor bawaan,
peran lingkungan termasuk keluarga, teman sebaya, sekolah, serta lingkungan dimana anak itu berada.
Selain itu dapat dikatakan bahwa perkembangan merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan
berlangsung secara terus menerus.
Secara substantif perkembangan individu ternyata sangat dipengaruhi oleh peran perkembangan
kognitif yang didasarkan pada perkembangan dan fungsi otak. Otak dan nervous system merupakan
sistem energi yang memberi kemampuan untuk berinteraksi dengan dunia disekitar, menggerakkan tubuh
dan beradaptasi dengan lingkungan beserta berbagai karakteristiknya.
Ada beberapa energi yang memiliki kekuatan yang luar biasa yang mampu mengarahkan prilaku
manusia yang disebut complexity, integration, adaptability, dan electrochemical transmission.
Nervosistem manusia terdiri dari central nervous system dan peripheral nervous system. Central nervous
system (CNS) terdiri dari otak dan spinal cord. Lebih dari 99% semua sel-sel syaraf didalam tubuh
berlokasi didalam Central nervous system. Peripheral nervous system (PNS) adalah jaringan syaraf yang
memhubungkan otak dan spinal cord dengan semua bagian dalam tubuh yang berfungsi membawa
informasi dari dan keotak dan spinal cord serta menjalankan perintah yang kemudian disalurkan melalui
kerja otak dan kelenjar.
Nervous system berkembang sejalan dengan perkembangan embrio manusia dalam kandungan.
Pada minggu ketiga atau setelah masa konsepsi sel-sel mulai membentuk saluran pembuluh yang berbeda
dan berkembang menjadi neuron yang sangat banyak dan kemudian berkembang menjadi tiga bagian otak
yaitu hindbrain, midbrain, dan forebrain. Hindbrain terdiri dari tiga bagian yaitu medulla, cerebellum, dan
pons. Medulla memiliki banyak fungsi yang sangat vital seperti bernafas dan denyutan jantung dan juga
mengatur gerak refleks.
Cerebellum berfungsi untuk mengoordinasikan gerakan motorik, seperti gerakan tangan, lengan,
kaki dan gerakan motorik lainnya. Sedangkan pons adalah jembatan didalam hindbrain yang
menghubungkan cerrebelum dengan brain stem. Midbrain terletak diantara hidbrain dengan forebrain
yang secara khusus menjadi penyalur informasi anatara otak dengan mata dan telinga. Forebrain berfungsi
untuk memahami, berbagai informasi, pengalaman informasi.

5
3. Penilaian Buku

Keunggulan Buku

Pada buku utama, pembahasan mengenai perkembangan kognitif didahului dengan penjelasan tentang
perkembangan intelektual yang meliputi aspek kemampuan berpikir formal mulai dari remaja awal
sampai remaja akhir. Sehingga dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang perbedaan intelektual
antarasiswa SLTP (remaja awal) dan siswa SLTA (Remaja akhir)

Pada buku pembanding kedua, pembahasan mengenai perkembangan kognitif didahului dengan
penjelasan tentang perkembangan otak. Sehingga dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi pembaca
mengenai hubungan perkembangan kognitif dengan perkembangan dan fungsi otak.

Kelemahan buku

Buku pertama
Pada buku kedua hanya membahas perkembangan koginitif dari aspek biologis tanpa membahas lebih
lanjut tentang perkembangan kognitif dari aspek psikologis.Hal ini menyebabkan pembaca tidak
memperoleh informasi lebih lanjut tentang pembahasan materi perkembangan kognitif dari aspek
psikologis.
Buku Kedua
Pada buku ini hanya terdapat satu teori perkembangan yaitu teori yang dikemukakan oleh Jean Piaget.
Hal ini menyebabkan kurangnya informasi mengenai teori perkembangan dari para ahli yang lain.

6
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berkembangnya kemampuan berfikir formal operasional pada remaja ditandai dengan 3 hal penting.
Pertama, anak mulai mampu melihat atau berfikir tentang kemungkinan-kemungkinan. Kalau pada usia
sekolah dasar anak hanya mampu melihat kenyataan, maka pada usia remaja mereka telah mampu berfikir
tentang kemungkinan-kemungkinan. Kedua, anak telah mampu berfikir ilmiah. Remaja telah mampu
mengikuti langkah-langkah berpikir ilmiah, dari mulai merumuskan masalah, membatasi masalah,
menyusun hipotesis, mengumpulkan dan mengolah data sampai dengan menarik kesimpulan-kesimpulan.
Ketiga, remaja telah mampu memadukan ide-ide secara logis. Ide- idea tau pemikiran abstrak yang
kompleks telah mampu dipadukan dalam suatu kesimpulan logis.

B. Saran
Setelah membandingkan kedua buku ini kami menyarankan agar dalam penjelasan mengenai materi
yang ada lebih detail lagi, dengan kata lain lebih dilengkapi sub materinya. Sedangkan untuk pembaca
kami sarankan agar memiliki buku referensi yang lebih banyak agar info yang didapatkan lebih banyak
dan lebih lengkap.

7
DAFTAR PUSTAKA

Nyoman,I.Surna,dan Olga D.P.,2014, Psikologi Pendidikan 1, Erlangga,Jakarta.

Syarif, Kemali,dkk., 2017, Perkembangan Peserta Didik , Unimed Press, Medan.

Anda mungkin juga menyukai