Anda di halaman 1dari 4

Majalah OPINI

RESENSI FILM FREEDOM WRITERS Anak-anak Bermasalah pun Patut Dapat Pendidikan

 majalahopini

11 years ago

Advertisements



anak-anak bermasalahpun patut mendapatkan pendidikan adalh kata yang tepat untuk menggambarkan
film ini (ist)

FREEDOM Writers merupakan film yang diangkat dari kisah nyata perjuangan seorang guru di wilayah
New Port Beach, Amerika Serikat dalam membangkitkan kembali semangat anak-anak didiknya untuk
belajar. Dikisahkan, Erin Gruwell, seorang wanita idealis berpendidikan tinggi, datang ke Woodrow
Wilson High School sebagai guru Bahasa Inggris untuk kelas khusus anak-anak korban perkelahian
antargeng rasial. Misi Erin sangat mulia, ingin memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak
bermasalah yang bahkan guru yang lebih berpengalaman pun enggan mengajar mereka.

Tapi kenyataan tidak selalu seperti yang dipikirkan Erin. Di hari pertamanya mengajar, ia baru menyadari
bahwa perang antargeng yang terjadi di kota tersebut juga terbawa sampai ke dalam kelas. Di dalam
kelas mereka duduk berkelompok menurut ras masing-masing. Tak ada seorang pun yang mau duduk di
kelompok ras yang berbeda. Kesalahpahaman kecil yang terjadi di dalam kelas bisa memicu perkelahian
antarras.

Erin mencoba menaklukkan murid-muridnya dengan meminta mereka menulis semacam buku harian. Di
buku harian itu, mereka boleh menulis apa pun yang mereka inginkan, rasakan, dan alami. Cara ini
ternyata berhasil. Buku-buku harian dari para murid-muridnya setiap hari kembali pada Erin dengan
tulisan mereka tentang apa yang mereka alami dan mereka pikirkan setiap hari.
Dari buku-buku harian itu, Erin paham bahwa dia harus membuat para muridnya sadar bahwa perang
antargeng yang mereka alami bukanlah segalanya di dunia. Melalui cara mengajarnya yang unik, dia
berusaha membuat para muridnya sadar bahwa dengan pendidikan mereka akan bisa mencapai
kehidupan yang lebih baik.

Walaupun semua usahanya itu tidak didukung oleh rekan-rekan guru yang lain dan pihak sekolah, Erin
terus maju. Bahkan, dia rela mengorbankan waktu luangnya untuk bekerja sambilan demi membeli
buku-buku bacaan yang berguna bagi para muridnya.

Hasilnya, semangat belajar murid-muridnya kembali muncul. Akhirnya, banyak dari murid-murid di kelas
Erin Gruwell yang menjadi orang pertama dari keluarga mereka yang melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi. Buku harian yang mereka tulis diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul ‘The
Freedom Writers Diary’.

Film ini tidak menjual mimpi From Zero to Hero, tapi lebih menampilkan bagaimana satu orang yang
peduli pada pendidikan anak-anak yang sudah dianggap sebagai sampah masyarakat mampu merubah
mereka menjadi orang yang lebih berguna. Mengingatkan kita pada film berjudul ‘Dead Poet Society’
yang juga bertema sama dan pernah dibuat pada akhir tahun 80-an dengan Robin William sebagai
bintang utama. Buku-buku yang digunakan Erin Gruwell untuk mendidik murid-muridnya di film ini
semuanya adalah buku yang benar-benar ada. Termasuk buku ’Diary of Anne Frank’ yang sudah
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan sudah dijual di pasaran.

Freedom Writers memiliki alur cerita yang mudah dipahami dan juga dialog yang gampang dimengerti.
Permasalahan-permasalah remaja yang ditampilkan di film ini juga cukup dekat dengan permasalah
remaja pada umumnya, tentang pencarian jati diri dan pelanggaran-pelanggaran peraturan untuk
mengukuh-kan eksistensi diri. Semua itu dibungkus dalam pemasalahan perang antargeng.

Fakta menarik dari film ini salah satunya ada pada adegan saat murid-murid Erin bertemu dengan orang-
orang korban Holocaust. Yang berperan menjadi korban Holocaust adalah benar-benar korban Holocaust
sendiri. Sutradara Richard Lagravenese tak perlu susah payah meng-arahkan aktor dan aktris pemeran
murid-murid Erin untuk terlihat tercengang saat mendengar cerita para korban Holocaust itu. Hal ini
karena saat pengambilan adegan itu, para aktor dan aktrisnya benar-benar tercengang mendengar cerita
para korban Holocaust tersebut.
Peraih Academy Award 2 kali, Hilary Swank meme-rankan Erin Gruwell de-ngan sangat pas. Ada pula
Imelda Staunton, pameran Dolores Umbridge di Harry Potter and The Order of The Pheonix, yang
menjadi kepala departemen sekolah yang menyebalkan dan selalu iri dengan keberhasilan Erin. Selain itu
ada Patrick Demsey, pemeran dr McDreamy dalam Grey’s Anatomy, yang bermain sebagai suami Erin
yang tidak mendukung usaha istrinya.

Selain tiga nama di atas tidak ada lagi nama bintang besar yang berperan dalam film ini. Pemeran murid-
murid di kelas Erin Gruwell, sebagian besar merupakan wajah baru di dunia perfilman yang belum begitu
dikenal baik masyarakat Amerika Serikat sendiri maupun masyarakat Indonesia. Namun, mere-ka
berhasil membawakan peran masing-masing de-ngan sangat baik dan meyakinkan.

Freedom Writers bisa dikatakan merupakan film untuk anak muda. Di te-ngah-tengah maraknya film
remaja yang ceritanya tidak jauh-jauh dari cerita cinta, komedi atau horor, Freedom Writers bisa menjadi
pilihan bagi anak muda yang tidak sekedar ingin terhibur, tetapi juga mendapatkan pelajaran tertentu
dari film tersebut.

Bagi Anda yang belum menonton, tidak akan sia-sia Anda meluangkan waktu sejenak untuk
menontonnya. Anda akan dapat mengambil pelajaran-pelajaran posistif bagi Anda. Selamat menonton!

(Penulis : Riska, Editor : Ayu, Lala, Sita)

Film : Freedom Writers

Sutradara: Richard LaGravenese.

Produksi: Paramount Pictures. Tahun: 2007. Penulis Naskah: Richard LaGravenese. Dibintangi: Hilary
Swank, Scott Glenn, Imelda Staunton, Patrick Dempsey, dan masih banyak lagi.

Berikut halaman rubrik ini yang bisa didownload

majalah-opini-35-hal-61

majalah-opini-35-hal-62
*karena ukuran yan cukup besar lebih baik halaman didownlad untuk lebih memudahkan anda
membacanya. untuk mendownload halaman ini silahkan klik kanan pada halaman majalah yang ingin
anda simpan, lalu save link as muncul kotak silahkan disave di folder yang anda inginkan.

Advertisements

Categories: MAJALAH OPINI 35, Resensi

Leave a Comment

Majalah OPINI

Blog at WordPress.com.

Back to top

Advertisements

Anda mungkin juga menyukai