Buku ini menceritakan tentang seorang anak remaja bernama Hazel Grace yang
menderita penyakit kanker tiroid stadium akhir dan tumor di paru-parunya yang
mengharuskan dia untuk memakai selang oksigen dan membawa tabung oksigen
kemanapun ia pergi. Ia menjadi anak yang introvert akibat penyakitnya itu,
akhirnya sang ibu menyuruhnya untuk mengikuti kelompok pendukung kanker
dimana mereka saling berbagi cerita dan mendoakan satu sama lain di setiap
pertemuan.
Dari kelompok itu Hazel bertemu dengan seorang lelaki sebayanya bernama
Augustus Waters yang hanya mempunyai satu kaki akibat kanker tulang yang
dideritanya dulu. Mereka mulai mengenal satu sama lain, mulai banyak sharing
tentang diri masing-masing, dan yang pasti rasa suka terhadap satu sama lain
mulai tumbuh.
Kelebihan dari novel The Fault in Our Stars adalah alur cerita mudah dipahami
meski alur maju mundur, dan alur tersebutlah yang membuat kita menjadi
semakin penasaran. Perwatakan tokoh yang mudah dipahami. Bahasa yang ringan
dan mudah dipahami. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari novel ini;
ketegaran, pantang menyerah, kasih sayang orang tua, pengorbanan dan cinta
sejati
Kekurangan dari novel The Fault in Our Stars, kata-kata dalam terjemahaan novel
The Fault in Our Stars versi Indonesia kurang luwes atau kaku Sehingga pembaca
kurang mendapatkan feel dari novel ini. Contoh beberapa kekakuan bahasa yang
saya rasakan selama membaca buku ini: Kacamata matahari, dalam bahasa inggris
di sebut sun glasses tetapi dalam novel ini diterjemahkan menjadi kacamata
matahari seharusnya kacamata hitam. Taman bermain bertema, dalam bahasa
inggris disebut Theme Park, tetapi diterjemahkan menjadi taman bermain bertema
seharusnya cukup taman hiburan. Selain itu, bahasa yang digunakan merupakan
bahasa sehari-hari sehingga tidak sedikit yang mengandung kata kasar atau kata
yang terlalu blak-blakan.
Novel The Fault in Our Stars sangat direkomendasikan bagi kalangan remaja
yang sedang mecari jati diri karena mengajarkan pembaca untuk tetap semangat,
tegar dan pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan sehingga pembaca dapat
lebih menghargai setiap momen dalam kehidupannya.
-William Shakespeare