Anda di halaman 1dari 2

Nama :

 Bethsy Clyrie Rusty Saputra (05)


 Bunga Viva Salsabila (06)
 Marista Laili Triwardani (17)
RESENSI NOVEL SIN
Identitas atau data buku :
Judul buku : Sin
Penulis : Faradita
Penerbit : Kubus Media, Bogor
Tahun terbit : Cetakan pertama, 2017
Tebal : 444 halaman
Harga : Rp.99.000
Pendahuluan
Novel ini bercerita tentang Metta, perempuan yang suka berganti-ganti pacar, sampai
kemudian Metta bertemu dengan Raga. Semua laki-laki tertarik kepada Metta, kecuali Raga.
Hal itu membuat Metta yang merasa dirinya akan selalu bisa menarik perhatian laki-laki
menjadi penasaran kepada Raga, dan mulai mendekati Raga. Metta mulai mendekati Raga
yang kemudian membalas Metta dengan dingin, sampai akhirnya mereka berdua sama-sama
jatuh cinta. Percintaan keduanya sangat indah sampai pada suatu ketika Raga menghilang dan
memutuskan hubungan mereka. Metta yang kemudian mengetahui alasannya adalah karena
Raga kemungkinan adalah kakak dari Metta, kemudian harus memilih antara menyerah atau
harus menanggung dosa karena melanjutkan hubungan mereka. Pada akhirrnya Metta dan
Raga bukanlah kakak beradik sehingga mereka akhirnya bisa bersama.
Novel Sin ini dibuat oleh pengarang yang bernama Faradita, perempuan asal
banjarmasin yang lahir pada tanggal 19 Mei 1993. Faradita sendiri merupakan penulis yang
sangat populer dikalangan para remaja, karena novel karya Faradita kebanyakan bergenre
teen fiction. Selain novel Sin, Faradita memiliki beberapa novel lain seperti: Jejak di Benak,
Shadow,Invalidite, Prince’s Escape, Untukmu Gadis Dewa, dls. Karya-karya tersebut sangat
booming dan populer dikalangan para remaja. Karya novel Sin sendiri sebelumnya telah
dibaca oleh 9,6 juta orang di aplikasi Wattpad, yang merupakan wadah bagi kebanyakan
penulis untuk menulis cerita. Novel Sin karya Faradita ini sangat menarik dan seru karena
alur ceritanya memiliki plot twist yang tidak bisa ditebak oleh pembaca. Hal itu yang
kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembaca, karena pembaca biasanya
menebak-nebak alur cerita. Setelah Novel Sin booming, novel tersebut kemudian diangkat
menjadi film, dan ditayangkan di bioskop pada tahun 2019, dengan Bryan Domani sebagai
Raga, dan Mawar Eva De Jongh sebagai Metta.
Isi resensi ( synopsis/ringkasan)
Sinopsis:
Ameta Rinjani
Cewek paling cantik di sekolah. Suka dugem, sombong, tidak peduli pada apapun
selain dirinya sendiri. Memiliki predikat play girl dengan mantan hampir di mana mana.
Niatnya hanya satu, membuat semua cowok bertekuk lutut di bawah kakinya, kemudian
menendangnya jauh jauh.
Raga Angkasa
Cowok pendiam yang tidak pernah suka menjadi sorotan di sekolahnya. Lebih sering
menyendiri di taman belakang jika teman teman futsalnya sedang sibuk merokok di kantin.
Hanya punya satu harapan, menjauh dari cewek bermasalah manapun hingga lulus nanti
Meta merasa menemukan permainan baru dalam penolakan Raga. Jika cowok itu
menyebut dirinya sebagai sumber masalah, maka dengan senang hati ia bersedia
membuktikan seberapa besar masalah yang bisa ia berikan.
"God hate sin, not the sinner", begitulah kutipan yang tertulis pada cover novel karya
Faradita ini, Kisah cinta Ameta Rinjani dan Raga Atmija yang pada awalnya berjalan mulus
dan penuh rasa manis, harus rela di luluhlantahkan oleh kenyataan yang satu per satu muncul
secara tak terduga, yang membuat hubungan keduanya menjadi haram untuk dilanjutkan, tak
lain karena Raga mengetahui fakta bahwa Ameta masih satu darah dengannya. Hal tersebut
tak lantas membuat perasaan Raga berkurang pada Ameta sementara Ameta bersusah payah
untuk melupakan kenangannya bersama Raga, hingga pada suatu hari, bukti DNA
mengatakan sebaliknya, mereka ternyata bukanlah saudara kandung.
Buku ini menggunakan sudut pandang orang ketiga, pada setiap bab nya selalu
terdapat kutipan, salah satu contoh kutipan yang ada pada buku ini adalah "Aku memilikimu
hanya di dalam hati, bukan di depan dunia". Cerita dalam buku ini cukup sulit untuk ditebak,
oleh karena itu saya sangat merekomendasikan buku ini bagi pembaca yang menyukai cerita
cinta yang penuh teka teki dan tidak monoton. Bahasa yang digunakan dalam buku ini pun
sangat mudah dipahami karena menggunakan bahasa sehari hari yang ringan untuk dicerna.
Konflik kanflik yang terjadi seakan membawa pembaca untuk masuk ke dalam cerita
tersebut. Mulai awal sampai sesai membaca buku ini, emosi pembaca seakan dibawa naik
turun, Namun menurut saya, cover dari buku ini kurang sesuai dengan cerita yang ada di
dalamnya, penggambaran sosok wanita yang sedang meringkuk kurang cocok dengan cerita
yang lebih menggambarkan kisah cinta Ameta dan Raga, selain itu buku ini juga lumayan
tebal untuk ukuran novel sehingga untuk membacanya terkadang merasa bosan, dalam buku
ini pun kurang memiliki gambar/ilustrasi yang mendukung. Namun, semua kekurangan
dalam buku ini tertutupi oleh alur ceritanya yang sangat epic.
Penutup
Secara keseluruhan, novel ini sangat cocok untuk dibaca para remaja karena narasi
yang mudah dipahami dan alurnya yang cukup ringan tetapi masih memiliki konflik yang
tidak diduga.

Anda mungkin juga menyukai