Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

AL ZAKAT
Ditinjau Untuk Memenuhi Tugas Bahtsul Kutubedi IAI Ibrahimy Genteng
Dosen Pengampu :
Moh. Hayatul Ikhsan M.Pd.I

Disusun oleh :
Imam Nurfahmi
Firda Mufida
Sofiyulloh
Sang Aji

6F

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IBAHIMY
GENTENG BANYUWANGI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberika n
rahmat serta hidayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesa ikan
makalah ini yang berjudul “Zakat”.

Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Al-
Islam II. Dalam membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu yang kami milik i
kami berusaha mencari sumber data dari berbagai sumber informasi.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga penyusunan makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi para pembaca. Akhir kata kami mengucapkan terima
kasih.

Pringsewu, November 2017

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Zakat..............................................................................6
2.2 Dasar Hukum Zakat.........................................................................6
2.3 Tujuan Zakat....................................................................................7
2.4 Syarat Zakat.....................................................................................8
2.5 Penerima zakat...............................................................................10
2.6 Macam- Macam Zakat...................................................................12
2.7 Hikmah Zakat.................................................................................22

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan......................................................................................23
3.2 Saran................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA

ii
3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Zakat merupakan kewajiban utama bagi umat islam yang telah ditetapkan
dalam Alqur’an, Sunah nabi, dan ijma’ para ulama. Zakat termasuk rukun Islam
yang ketiga. Zakat mempunyai peran yang sangat penting bagi umat islam, sebab
zakat dapat membersihkan dan mensucikan hati umat manusia, sehingga terhindar
dari sifat tercela, seperti kikir, rakus, dan gemar memupuk harta. Zakat adalah
mengeluarkan sebagian harta benda sebagai sedekah wajib, sesuai perintah allah
swt. Begitu pentingnya kedudukan zakat, sehingga dalam al-qur’an, kata zakat
selalu disebut sejajar dengan kata shalat, dan itulah yang menjadi dasar kewajiban
zakat.
Salah satu landasan utama agama Islam adalah zakat, zakat merupakan
salah satu fondasi utama yang menegakkan agama islam itu sendiri, hal ini telah
disabdakan Rasulullah saw dalam Hadits shahihnya yang artinya sebagai berikut
ini:
“Islam dibangun di atas lima landasan: Syahadat bahwa tiada Tuhan selain
Allah, dan Muhamad utusan Alah, menegakan solat, menunaikan zakat, puasa
romadhon dan haji." (QS: Bukhori, Muslim).
Kewajiban zakat atas muslim adalah di antara kebaikan islam yang
menonjol dan perhatiannya terhadap urusan para pemeluknya, hal itu karena begitu
banyak manfaat zakat dan betapa besar kebutuhan orang-orang fakir kepada zakat.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian zakat?
2. Apa dasar hukum dilaksanakannya zakat?
3. Apa saja tujuan zakat?
4. Apa saja syarat-syarat dilaksanakannya zakat?
5. Siapa saja yang berhak menerima zakat?
6. Apa saja macam- macam zakat?
7. Apa saja hikmah zakat?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian zakat.
2. Untuk mengetahui dasar hukum dilaksanakannya zakat.
3. Untuk mengetahui tujuan zakat.
4. Untuk mengetahui syarat-syarat dilaksanakannya zakat.
5. Untuk mengetahui siapa saja yang berhak menerima zakat.
6. Untuk mengetahui macam- macam zakat.
7. Untuk mengetahui hikmah zakat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Zakat


Zakat menurut bahasa artinya bersih, bertambah (ziyadah), dan terpuji. Jika
di ucapkan, zaka al-zar, artinya adalah tanaman itu tumbuh dan bertambah. Jika
diucapkan zakat al-nafaqah, artinya nafkah, tumbuh dan bertambah, diberkati.
Kata ini juga sering dikemukakan untuk makna thaharah (suci).
Sedangkan menurut istilah, zakat adalah mengeluarkan sebagian harta
benda sebagai sedekah wajib, sesuai perintah Allah SWT. kepada orang-orang-
orang yang memenuhi syarat-syaratnya dan sesuai dengan ketentuan hukum islam.
Zakat diperintahkan kepada Muzakki, yaitu orang-orang yang telah
memenuhi syarat-syaratnya untuk berzakat, sesuai dengan syariat islam (hukum
islam) dan diberikan kepada orang-orang dhuafa (lemah) yang kategorinya sebagai
mustahiq.

2.2 Dasar Hukum Zakat


Firman Allah dalam Al- Qur’an Q.S Al- Baqarah : 43

‫ا َم َع ال‬E‫و‬E‫ة َوا ْر َكع‬Eَ‫واالز كو‬Eُ‫ات‬Eَ‫ة َو‬Eَ‫االصل و‬E‫ا ِق ْي ُمو‬Eَ‫و‬


(43) ‫ني‬E‫ر ِكع‬
Artinya: ”Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan rukuklah bersama orang-
orang yang rukuk”.
Begitu pentingnya kedudukan zakat, sehingga dalam al-qur’an, kata zakat
selalu disebut sejajar dengan kata shalat. Zakat merupakan salah satu rukun Islam
dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu
hukum dari melaksanakan zakat adalah Fardhu Ain (wajib bagi setiap orang) atas
setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat mulai diwajibkan
pada tahun kedua hijriyah.
Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa) yang
telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As Sunnah, sekaligus
merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang
sesuai dengan perkembangan umat manusia.
Perintah Allah untuk berzakat itu disamping menggunakan lafadz zaka juga
menggunakan kata lain, yaitu : anfaqa (al-Baqarah: 267), shadaqa (al-Taubah: 60),
dan atu haqqahu (al-An'am: 141), ketiga lafadz tersebut mengandung arti zakat.
Penyebutan Zakat lainnya dalam Al Qur-an antara lain:
Q.S Al- Baqarah, ayat : 43, 83, 110, 177, 227 Q.S An-Nur, ayat : 37, 56
Q.S An-Nisa, ayat : 77, 162 Q.S An- Naml, ayat : 3
Q.S Al- Maidah, ayat :12, 55 Q.S Ar-Rum, ayat : 39
Q.S Al- An’am, ayat :141 Q.S Luqman, ayat : 4
Q.S A’raf, ayat :156 Q.S Al– Ahzab, ayat : 33
Q.S At- Taubah, ayat: 5, 11, 18, 58, 60, 71, 173, 103, 104 Q.S Fussilat, ayat : 7
Q.S Maryam, ayat : 31, 55 Q.S Al- Mujadilah, ayat : 13
Q.S Al-Anbiya, ayat : 73 Q.S Al- Muzzamil, ayat : 20
Q.S Al-Hajj, ayat : 41, 78 Q.S Al-Bayyinah, ayat : 5
Q.S Al-Mu’minun, ayat : 4

Adapun kedudukan zakat dalam rukun Islam dijelaskan dalam hadits


Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Sebagaimana berikut:
Dari Abdullah bin Umar Radhiallahuanhuma dia berkata : Saya mendengar
Rasulullah Shal allahu’alaihi wasal am bersabda,
‫له ر‬ ‫ َْخ َ هاد ُة إل ا اإل‬E‫ ِ َِن اإلس لام‬E‫ُب‬
‫ل‬E‫أن ُسو‬Eَ‫ا و‬ َ‫ أن ش َ َل‬:‫َعَل س‬
‫ا‬E‫محمد‬
‫له‬
E
ْ Eِ ِ ِ
‫ت‬Eْ‫ ال َبي‬E‫َك ِة وحج‬Eَ‫ َتاء الز‬E‫مضان وا ْي‬E‫ ُم َر‬E‫ الصال ِة وصو‬E‫ا وا َقام‬
“Islam dibangun atas lima perkara; Beِ rsaksi bahwa tiada Ilah yang ِberhak
disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan
shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan.” (Riwayat
Bukhari no.8 dan Riwayat Muslim no. 16)

2.3 Tujuan Zakat


Adapun Tujuan zakat adalah sebagaimana firman Allah dalam surat At-
‫‪Taubah ayat 103 :‬‬

‫ان ص‬ ‫صد‪ُ E‬ت‪E‬ط ر ُْه ُو‪E‬ت يهم َ و لَ‪E‬‬ ‫خذ من أ ْم واِل‬


‫ُ‬
‫َلتَا‪E‬ك‬ ‫ص ِيهم‬ ‫ق‪َ E‬ز ِك ة‬ ‫م‬
‫با ل‬
‫ِ ِلي ﴿‪﴾103‬‬ ‫سك‪E‬ن لَ‪ُّE‬هم َُّل‬
‫سي‪E‬ع‬ ‫ل‬
‫وا‬
Artinya :
Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka,
dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan)
ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Jadi tujuan Allah memerintahkan umat Islam untuk membayar zakat adalah
agar harta yang dimilikinya menjadi bersih dan suci. Karena kalau tidak dibayarkan
zakatnya, harta yang dimiliki menjadi kotor dan haram karena tercampur hak orang
lain yang dititipkan kepada orang yang berhak mengeluarkan zakat.
Allah berfirman dalam surah Az - Zariyat (Q.S. 51) ayat 19 :

٩١﴿ ‫م‬ ‫و ِ ف أ ْم ل ل س و ا‬
ُ

‫ل ل َم ر‬Eِ‫ حق ائ‬E‫لِهم‬Eِ‫َوا‬
Artinya : ﴾

‫و‬
‫ح‬
Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta, dan
orang miskin yang tidak meminta. (Q.S. Az- Zariyat: 19)

2.4 Syarat Zakat


Zakat tidak secara mutlak wajib kepada seluruh manusia. Ada syarat- syarat
tertentu (sesuai syariat) yang menyebabkan seseorang wajib mengelua rkan
zakat. Jika syarat tersebut sudah terpenuhi dalam dirinya maka dia fardhu’ain
mengeluarkan zakat. Selain itu, ada beberapa syarat juga yang disandarkan pada
harta yang akan dizakati.
Secara garis besar, syarat tersebut dibagi menjadi dua, syarat wajib dan
syarat sah. Al-Zuhayly, 2008 (dalam http:/ /dzilazzam. Blogspot .co.id/2013/08/
syarat-wajib-dan-syarat-sah -zakat.html) menyebutkan syarat wajib zakat adalah
sebagai berikut:
1. Merdeka
Budak tidak memiliki apa-apa, semua miliknya adalah milik tuannya. Oleh
karena itu, budak tidak wajib mengeluarkan zakat.
2. Islam
Zakat hanya wajib bagi orang yang beragama islam. Non muslim tidak
wajib membayar zakat.
3. Baligh dan berakal
Anak kecil (belum baligh) dan orang gila tidak wajib mengeluarkan zakat
karena keduanya tidak terkena (beban) hukum syariat.
4. Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati dan berkembang
Harta tersebut disiapkan untuk dikembangkan, baik melalui perdagangan
maupun diternakkan. Harta yang dimaksudkan untuk konsumsi pribadi
tidak wajib dizakati seperti rumah, kendaraan dan perabotan rumah tangga.
5. Harta yang dizakati telah mencapai nisab
Nisab adalah ukuran jumlah tertentu yang mewajibkan harta dizakati. Harta
tidak wajib dizakati jika kurang dari ukuran tersebut
6. Harta tersebut adalah milik penuh (al-milk al-tam)
Harta yang akan dizakati merupakan milik sepenuhnya dari orang yang akan
membayar zakat.
7. Kepemilikan harta telah mencapai setahun (cukup haul)
Haul adalah perputaran harta satu nisab dalam 12 bulan qamariah. Apabila
kesulitan menggunakan tahun qamariah maka dibolehkan menggunak an
tahun syamsiah dengan penambahan volume zakat yang wajib dibayar dari
2,5% menjadi 2,575% sebagai akibat kelebihan hari tahun syamsiah dari
tahun qamariah. Persyaratan ini hanya berlaku bagi ternak, harta simpanan dan
perniagaan. Sedang hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz (barang temuan)
tidak ada syarat haul, sesuai dengan firman Allah SWT. yang artinya,
"Bayarlah zakatnya pada waktu panen." (Q.S. Al An`am,141).
8. Lebih dari kebutuhan pokok, orang yang berzakat hendaklah orang yang
kebutuhan minimal / pokok untuk hidupnya terpenuhi terlebih dahulu.
9. Bebas dari hutang, bila individu memiliki hutang yang bila dikonversikan ke
harta yang dizakatkan mengakibatkan tidak terpenuhinya nishab, dan akan
dibayar pada waktu yang sama maka harta tersebut bebas dari kewajiban zakat.
Selain syarat wajib, pelaksanaan zakat juga harus memenuhi syarat sah.
Syarat sah adalah hal-hal yang harus dipenuhi agar pembayaran zakat tersebut
sah menurut syariat. Al-Zuhayly (2008) menyebutkan syarat sah pelaksa naan
zakat ada dua, yaitu:
1. Niat
Zakat merupakan salah satu amalan wajib. Oleh karena itu, ia memerl ukan
adanya niat untuk membedakan dengan amalan sunah. Harta yang
dikeluarkan tanpa diniatkan zakat tidak dianggap sebagai zakat.
2. Tamlik (memindahkan kepemilikan harta kepada penerimanya)
Harta yang sudah diniatkan zakat tapi belum diserahkan kepada musta hiq
belum sah disebut zakat.

2.5 Penerima Zakat


Golongan orang yang berhak menerima zakat disebut mustahik. Sesuai
perintah Allah dalam surat At Taubah ayat 60, bahwa ada 8 golongan orang yang
berhak menerima zakat.

ُ ‫و‬Eُ‫ وا ؤ ة قل‬Eَ‫ل‬ ‫ َعا ِم‬EEْ‫ صدق ُفقَ َرأ ء وا ساك ني وال‬E‫ّ َما ال‬E‫ا َن‬
ُِ ّEَ‫ ُم ل‬Eْ‫َيها ل‬ ‫ِلني‬ ‫ َم‬Eْ‫ا ت لل ل‬
E‫َف بۗم‬
‫ِبي ۗ ضة ِ ِ وا ل َُّل‬ ‫ون‬ ‫م ني و س َِّل‬Eِ‫َغا ِر‬EْE‫رَقاب وال‬Eِ E‫و ِف ال‬
‫س ل من ا‬ E‫ا ال‬ ‫ِف ِبي ل‬
‫ي‬‫ر‬ َ‫ف‬ ‫ب‬ ‫ل‬
‫لل‬
‫ا‬
﴾٠٦﴿ ‫ِل حك‬
Artinya: “Sesungguhnya zakat – zakat itu, hanyalah untuk orang–orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
1. Fakir
Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha. Atau juga ia
mempunyai harta dan usaha yang kurang dari seperdua kebutuhannya dan tidak
ada orang yang berkewajiban memberi ia nafkah.
2. Miskin
Miskin adalah orang yang mempunyai harta seperdua kebutuhannya atau lebih
tetapi tidak mencukupi. Atau orang yang bisa berpenghasilan, tetapi pada suatu
ketika penghasilannya tidak mencukupi kebutuhan hidupnya.
3. Amil Zakat
Amil zakat adalah orang yang diangkat penguasa atau wakilnya untuk
mengurus zakat. Tugasnya meliputi penghimpunan, pengelolaan, dan
pendistribusian zakat. Golongan ini tetap berhak menerima dana zakat
meskipun seorang yang kaya, tujuannya agar agama mereka terpelihara.
Sebagian ulama berpendapat bahwa bagian a
mil dari harta zakat adalah seperdelapan dari total yang terhimpun.
4. Muallaf
Yang termasuk muallaf adalah :
a) Orang yang baru masuk Islam sedang imannya belum teguh.
b) Orang Islam yang berpengaruh pada kaumnya. Apabila ia diberi zakat,
orang lain atau kaumnya akan masuk Islam.
c) Orang Islam yang berpengaruh terhadap orang kafir. Kalau ia diberi zakat,
orang Islam akan terhindar dari kejahatan kafir yang ada di bawah
pengaruhnya.
5. Riqab
Riqab adalah hamba yang telah dijanjikan oleh tuannya bahwa dia boleh
menebus dirinya. Hamba itu diberikan zakat sekadar untuk menebus dirinya.
6. Gharim
Gharim ada tiga macam, yaitu :
a) Orang yang berhutang karena mendamaikan antara dua orang yang
berselisih.
b) Orang yang berhutang untuk dirinya sendiri, untuk kepentingan mubah
ataupun tidak mubah, tetapi ia sudah bertobat.
c) Orang yang berutang karena jaminan utang orang lain, sedang ia dan
jaminannya tidak dapat membayar utang tersebut.
7. Fi Sabilillah
Fi sabilillah adalah orang berjuang di jalan Allah dalam pengertian luas
sesuai dengan yang ditetapkan oleh para ulama fikih. Intinya adalah melind ungi
dan memelihara agama serta meninggikan kalimat tauhid, seperti berperang,
berdakwah, berusaha menerapkan hukum Islam, menolak fitnah-fitnah yang
ditimbulkan oleh musuh-musuh Islam, membendung arus pemikiran-pemik iran
yang bertentangan dengan Islam. Dengan demikian, pengertian jihad tidak
terbatas pada aktivitas kemiliteran saja.
8. Ibnu Sabil
Ibnu Sabil adalah musafir yang kehabisan bekal dalam perjalanan, yang
membutuhkan pertolongan ongkos untuk melanjutkan perjalanan sampai pada
tempat yang dituju, ia berhak memperoleh bagian zakat selama perjalanannya
tidak untuk maksiat.
Adapun golongan yang tidak berhak menerima zakat adalah
1. Orang kaya
2. Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya.
3. Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi
kami (ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).
4. Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.
5. Orang kafir.

2.6 Macam- Macam Zakat


Secara garis besar zakat dibagi menjadi dua macam, yaiu sebagai berikut :
1. Zakat fitrah/ nafs
Zakat fitrah adalah zakat diri yang dikeluarkan oleh setiap muslim yang
hidup berupa makanan pokok yang mengenyangkan sebanyak 2,5 Kg atau 3,1
liter. Zakat fitrah dikeluarkan oleh setiap umat muslim pada sebagian bulan
ramadhan dan sebagian bulan syawal. Hukum zakat fitrah adalah wajib bagi
setiap umat islam, laki-laki atau perempuan, besar kecil, merdeka atau hamba.
Sebagaimana firman Allah SWT.


E‫ َّزَ َك‬E‫ا ال‬Eْ‫و‬Eُ‫صال َة وأ ت‬E‫ا ال‬Eْ‫و‬Eُ‫أ قمي‬Eَ‫ و‬....
َ
‫َة‬
“dirikanlah sholat dan tunaikan zakat “)Q.S. An-nisa : 77)
a) Syarat Zakat Fitrah
 Islam
 Lahir sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan ramadhan
 Mempunyai kelebihan harta
b) Waktu Zakat Fitrah
Waktu yang dibolehkan, yaitu dari awal ramadhan sampai hari penghabisan
Ramadhan
 Waktu wajib, yaitu terbenam matahari penghabisan Ramadhan
 Waktu yang lebih baik (sunah), yaitu dibayar sesudah shalat subuh
sebelum pergi shalat hari raya
 Waktu makruh, yaitu membayar zakat fitrah sesudah shalat hari raya
tetapi sebelum terbenam matahari pada hari raya
 Waktu haram, lebih terlambat lagi yaitu dibayar sesudah terbenam
matahari pada hari raya.
Bagi orang yang mengeluarkan zakat fitrah setelah dilaksanakan
shalat ’ied maka apa yang diberikan bukanlah termasuk zakat fitrah tetapi
merupakan sedekah, hal ini sesuai dengan hadis Nabi saw dari ibnu Abbas,
ia berkata,
“Rasulullah Saw mewajibkan zakat fitrah itu sebagai pembersih
bagi orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan perkataan yang
kotor dan sebagai makanan bagi orang yag miskin. Karena itu, barang
siapa mengeluarkan sesudah shalat maka dia itu adalah salah satu
shadaqah biasa.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majjah)

2. Zakat Mal/ Harta


Zakat mal adalah zakat harta yang dimiliki oleh seseorang karena sudah
sampai nisabnya atau batas seseorang harus mengeluarkan zakat. Adapun
hukumnya zakat mal adalah “fardu a’in” atas setiap yang memenuhi syarat-
syaratnya.
Firman Allah SWT yang berhubungan dengan wajib zakat mal dalam
Al-qur’an surat At-taubah : 103 yang artinya: “ Ambilah dari harta mereka
sedekah (zakat) untuk membersihkan mereka dan menghapuskan kesalahan
mereka…” (Q.S. At-taubah, 9 : 103)
1) Syarat Wajib Zakat Mal
a) Islam
b) Merdeka (bukan budak)
c) Hak milik yang sempurna
d) Telah mencapai nisab
e) Masa memiliki sudah sampai haul (selain tanaman dan buah-buahan).
f) Lebih dari kebutuhan pokok
g) Bebas dari hutang

2) Harta(maal) yang Wajib di Zakati dan Nisabnya


1) Binatang Ternak
Hewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau), hewan kecil
(kambing, domba) dan unggas (ayam, itik, burung).
 Sapi, Kerbau Dan Kuda
Nishab kerbau dan kuda disetarakan dengan nishab sapi yaitu 30 ekor.
Artinya jika seseorang telah memiliki sapi (kerbau/kuda), maka ia
telah terkena wajib zakat.
Jumlah Ternak(ekor) zakat
30-39 1 ekor sapi jantan/betina tabi' (a)
40-59 1 ekor sapi betina musinnah (b)
60- 69 2 ekor sapi tabi'
70- 79 1 ekor sapi musinnah dan 1 ekor tabi'
80- 89 2 ekor sapi musinnah
Keterangan :
a) Sapi berumur 1 tahun, masuk tahun ke-2
b) Sapi berumur 2 tahun, masuk tahun ke-3
Selanjutnya setiap jumlah itu bertambah 30 ekor, zakatnya bertambah
1 ekor tabi'. Dan jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor, zakatnya
bertambah 1 ekor musinnah.
 Kambing/domba
Nishab kambing/domba adalah 40 ekor, artinya bila seseorang telah
memiliki 40 ekor kambing/domba maka ia telah terkena wajib zakat.
Jumlah Ternak(ekor) Zakat
40-120 1 ekor kambing (2th) atau domba (1th)
121-200 2 ekor kambing/domba
201-300 3 ekor kambing/domba
Selanjutnya, setiap jumlah itu bertambah 100 ekor maka zakatnya
bertambah 1 ekor.
 Ternak Unggas (ayam, bebek, burung, dll) dan Perikanan
Nishab ternak unggas dan perikanan adalah setara dengan 20 Dinar (1
Dinar = 4,25 gram emas murni) atau sama dengan 85 gram emas. Artinya bila
seorang beternak unggas atau perikanan, dan pada akhir tahun (tutup buku) ia
memiliki kekayaan yang berupa modal kerja dan keuntungan lebih besar atau
setara dengan 85 gram emas murni, maka ia terkena kewajiban zakat sebesar
2,5 %
Contoh :
Seorang peternak ayam broiler memelihara 1000 ekor ayam perminggu, pada
akhir tahun (tutup buku) terdapat laporan keuangan sbb:
1.Ayam broiler 5600 ekor seharga Rp 15.000.000
2.Uang Kas/Bank setelah pajak Rp 10.000.000
3.Stok pakan dan obat-obatan Rp 2.000.000
4. Piutang (dapat tertagih) Rp 4.000.000
Jumlah Rp 31.000.000
5. Utang yang jatuh tempo Rp 5.000.000
Saldo Rp26.000.000
Besar Zakat = 2,5 % x Rp.26.000.000,- = Rp 650.000
Catatan : Kandang dan alat peternakan tidak diperhitungkan sebagai harta
yang wajib dizakati.
 Unta
Nishab unta adalah 5 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 5 ekor unta
maka ia terkena kewajiban zakat.
JUMLAH(EKOR) ZAKAT
5-9 1 ekor kambing/domba (a)
10-14 2 ekor kambing/domba
15-19 3 ekor kambing/domba
20-24 4 ekor kambing/domba
25-35 1 ekor unta bintu Makhad (b)
36-45 1 ekor unta bintu Labun (c)
45-60 1 ekor unta Hiqah (d)
61-75 1 ekor unta Jadz'ah (e)
76-90 2 ekor unta bintu Labun (c)
91-120 2 ekor unta Hiqah (d)

Keterangan:
(a) Kambing berumur 2 tahun atau lebih, atau domba berumur satu tahun
atau lebih.
(b) Unta betina umur 1 tahun, masuk tahun ke-2
(c) Unta betina umur 2 tahun, masuk tahun ke-3
(d) Unta betina umur 3 tahun, masuk tahun ke-4
(e) Unta betina umur 4 tahun, masuk tahun ke-5
Selanjutnya, jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor maka zakatnya
bertambah 1 ekor bintu Labun, dan setiap jumlah itu bertambah 50 ekor,
zakatnya bertambah 1 ekor Hiqah
2) Emas dan Perak
Islam telah mensyariatkan wajibnya zakat pada emas dan perak dan
sesuatu yang mengganitkan keduanya, yakni uang. Menurut Abu Zahrah
harus dizakati dan dinilai dengan uang. Harta yang dalam keadaan yang
digadaikan zakatnya dipungut atas pemilik harta, karena barang-barang
yang digadaikan tetap menjadi milik yang menggadaikan.
Zakat emas dan perak yaitu jika waktunya telah cukup setahun dan
telah sampai ukuran emas yang dimilikinya sebanyak 20 misqal yakni 20
dinar setara dengan 85 atau 96 gram. Sedangkan perak adalah 200 dirham
atau 672 gram keatas, dan masing- masing zakatnya 2,5%.
3) Harta Perniagaan
Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjual-
belikan dalam berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat,
pakaian, makanan, perhiasan, dll. Perniagaan tersebut di usahakan secara
perorangan atau perserikatan seperti CV, PT, Koperasi, dsb.
Nisabnya sama dengan emas, haulnya telah memiliki selama 1 tahun
dan zakat yang harus di keluarkan 2,5% atau 1/40 dari seluruh harta
perniagaan
Contoh :
Sebuah perusahaan meubel pada tutup buku per Januari tahun 1995 dengan
keadaan sbb :
1. Mebel belum terjual 5 set Rp 10.000.000
2. Uang tunai Rp 15.000.000
3. Piutang Rp 2.000.000
Jumlah Rp 27.000.000
Saldo Rp 7.000.000
Utang & Pajak Rp 20.000.000
Besar zakat = 2,5 % x Rp 20.000.000,- = Rp 500.000,-
4) Hasil Pertanian
Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang
bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-
buahan, tanaman hias, rumput- rumputan, dedaunan, dll.
Nishab hasil pertanian adalah 5 wasq atau setara dengan 750 kg.
Apabila hasil pertanian termasuk makanan pokok, seperti beras, jagung,
gandum, kurma, dll, maka nishabnya adalah 750 kg dari hasil pertanian
tersebut. Tetapi jika hasil pertanian itu selain makanan pokok, seperti buah-
buahan, sayur-sayuran, daun, bunga, dll, maka nishabnya disetarakan
dengan harga nishab dari makanan pokok yang paling umum di daerah
(negeri) tersebut (di negeri kita = beras).
Kadar zakat untuk hasil pertanian, apabila diairi dengan air hujan,
atau sungai/ mata air sebesar 10%, apabila diairi dengan cara disiram /
irigasi (ada biaya tambahan) maka zakatnya 5%. Dari ketentuan ini dapat
dipahami bahwa pada tanaman yang disirami zakatnya 5%. Artinya 5%
yang lainnya didistribusikan untuk biaya pengairan.
Pada sistem pertanian saat ini, biaya tidak sekedar air, akan tetapi
ada biaya lain seperti pupuk, insektisida, dll. Maka untuk mempermuda h
perhitungan zakatnya, biaya pupuk, intektisida dan sebagainya diambil dari
hasil panen, kemudian sisanya (apabila lebih dari nishab) dikeluarkan
zakatnya 10% atau 5% (tergantung sistem pengairannya).
5) Ma’din dan Kekayaan Laut
Ma'din (hasil tambang) adalah benda-benda yang terdapat di dalam
perut bumi dan memiliki nilai ekonomis seperti emas, perak, timah,
tembaga, marmer, giok, minyak bumi, batu-bara, dll. Kekayaan laut adalah
segala sesuatu yang dieksploitasi dari laut seperti mutiara, ambar, marjan,
dll.
Harta makdin (pertambangan) yang berupa besi, baja, tembaga,
kuningan, timah, minyak, batubara, dan lain-lain di Indonesia dikuasai oleh
negara. Adapun yang berupa batu-batuan, emas dan perak, oleh pemerinta h
masyarakat masih diperbolehkan menambangnya. Makdin inilah yang
dikenakan zakat, ialah 2,5 %. Adapun nishabnya seharga nisab emas ialah
20 dinar (85 gram emas murni). Zakat makdin tidak mempergunakan syarat
haul. Artinya, zakatnya wajib dikeluarkan pada saat didapatkan, seperti
zakat hasil pertanian.
6) Rikaz
Rikaz adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa disebut
dengan harta karun. Termasuk didalamnya harta yang ditemukan dan tidak
ada yang mengaku sebagai pemiliknya. Zakat barang temuan tidak
mensyaratkan baik haul (lama penyimpanan) maupun nisab (jumlah
minimal untuk terkena kewajiban zakat), sementara kadar zakatnya adalah
sebesar seperlima atau 20% dari jumlah harta yang ditemukan. Jadi setiap
mendapatkan harta temuan berapapun besarnya, wajib dikeluarkan
zakatnya. Hadits yang mendasari kewajiban mengeluarkan zakat ini adalah
Dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah S.A.W. bersabda: " ...dan pada
rikaz (diwajibkan zakatnya) satu perlima ".
7) Zakat Profesi
Zakat Profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan
profesi (hasil profesi) bila telah mencapai nisab. Profesi tersebut misalnya
pegawai negeri atau swasta, konsultan, dokter, notaris, akuntan, artis, dan
wiraswasta.
Berbeda dengan sumber pendapatan dari pertanian, peternakan dan
perdagangan, sumber pendapatan dari profesi tidak banyak dikenal di masa
generasi terdahulu. Oleh karena itu pembahasan mengenai tipe zakat profesi
tidak dapat dijumpai dengan tingkat kedetilan yang setara dengan tipe zakat
yang lain. Namun bukan berarti pendapatan dari hasil profesi terbebas dari
zakat, karena zakat secara hakikatnya adalah pungutan terhadap kekayaan
golongan yang memiliki kelebihan harta untuk diberikan kepada golongan
yang membutuhkan.
Referensi dari Al-Qur'an mengenai hal ini dapat ditemui pada surat
Al Baqarah ayat 267:

ْ ‫ِف وا ِ ت كس ْب و ا َ ج‬Eْ‫ْوا أن‬ َ َ‫أ‬


ُ ‫ا َم ُق من ي ما ُ ُْت ِم م ر َنا ل‬ ‫يا ا‬
‫أخ ك‬ ‫ب‬ ‫ُن‬ َِّ
‫ط‬ ‫ل ْين‬
‫ي ا َّ إل‬E‫ن خذ‬E‫ُقو‬Eَ ْ ‫ث ْنهم‬Eْ‫خ ِبي‬Eْ‫ا ال‬E‫َ َ م ُمو‬ ‫من ا َْْل ْرۗض‬
ِ ‫ولس ُ ُْت‬
‫ه‬ ‫ن‬ ‫إل ي‬
‫ب‬
‫ُت‬ ‫و َت‬
‫ ا أن ا‬E‫ ُمو‬Eَ‫ا ف ْيه وا ل‬E‫غمضو‬E‫أن ُت‬
ََّ ‫ل‬
﴾٧٦٢﴿ E‫ْيد‬ ‫ل غَ ِ ٌِّن َِح‬
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang
Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih
yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu
sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata
terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji".
Penghasilan profesi dari segi wujudnya berupa uang. Dari sisi ini, ia
berbeda dengan tanaman, dan lebih dekat dengan emas dan perak. Oleh
karena itu kadar zakat profesi yang diqiyaskan dengan zakat emas dan
perak, yaitu 2,5% dari seluruh penghasilan kotor.

Harta Lain-lain
1. Saham dan Obligasi
Pada hakekatnya baik saham maupun obligasi (juga sertifikat Bank)
merupakan suatu bentuk penyimpanan harta yang potensial berkembang.
Oleh karenannya masuk ke dalam kategori harta yang wajib dizakati, apabila
telah mencapai nishabnya. Zakatnya sebesar 2.5% dari nilai kumulatif riil
bukan nilai nominal yang tertulis pada saham atau obligasi tersebut, dan zakat
itu dibayarkan setiap tahun.
Contoh: Nyonya Salamah memiliki 500.000 lembar saham PT. ABDI
ILAHI, harga nominal Rp.5.000/Lembar. Pada akhir tahun buku tiap lembar
mendapat deviden Rp.300,-. Total jumlah harta(saham) = 500.000 x
Rp.5.300,- = Rp.2.650.000.000,-
Zakat = 2.5% x Rp. 2.650.000.000,- = Rp. 66.750.000,-
2. Undian dan kuis berhadiah
Berikut adalah jenis zakat hadiah/bonus/komisi yang erat kaitannya dengan
zakat profesi:
a. Jika hadiah tersebut terkait dengan gaji maka ketentuannya sama dengan
zakat profesi/pendapatan. Dikeluarkan pada saat menerima dengan kadar
zakat 2,5%.
b. Jika komisi, terdiri dari 2 bentuk: pertama, jika komisi dari hasil prosentasi
keuntungan perusahaan kepada pegawai, maka zakat yang dikeluarkan
sebesar 10% (sama dengan zakat tanaman), kedua, jika komisi dari hasil
profesi seperti mengikuti zakat profesi.
c. Jika berupa hibah, terdiri dari dua kriteria, pertama, jika sumber hibah tidak
di duga-duga sebelumnya, maka zakat yang dikeluarkan sebesar 20%,
kedua, jika sumber hibah sudah diduga dan diharap, hibah tersebut
digabungkan dengan kekayaan yang ada dan zakat yang dikeluarkan
sebesar 2,5%.
Contoh: Fitri memenangkan kuis berhadiah TEBAK OLIMPIADE berupa
mobil sedan seharga Rp.52.000.000,- dengan pajak undian 20% ditanggung
pemenang. Harta Fitri= Rp.52.000.000,--Rp.10.400.000,-= Rp.41.600.000,-
Zakat = 20% x Rp.41.600.000,- = RP.8.320.000,-
3. Hasil penjualan rumah (properti) atau penggusuran
Harta yang diperoleh dari hasil penjualan rumah (properti) atau penggusuran,
dapat dikategorikan dalam dua macam:
a) Penjualan rumah yang disebabkan karena kebutuhan, termasuk
penggusuran secara terpaksa, maka hasil penjualan (penggusurannya)
lebih dulu dipergunakan untuk memenuhi apa yang dibutuhkannya.
Apabila hasil penjualan (penggusuran) dikurangi harta yang dibutuhka n
jumlahnya masih melampaui nishab maka ia berkewajiban zakat sebesar
2.5% dari kelebihan harta tersebut.
b) Penjualan rumah (properti) yang tidak didasarkan pada kebutuhan maka
ia wajib membayar zakat sebesar 2.5% dari hasil penjualannya.
Agar lebih mudah dapat disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2.1
Jenis Zakat, Haul, Nishab, serta Kadar Zakat
Jenis zakat Haul Nishab Kadar

Zakat fitrah Akhir ramadhan Kelebihan makanan 2.5 kg

Zakat emas Setiap tahun Senilai 85 gram emas 2.5%

Zakat pertanian Setiap panen Senilai 520 kg beras 5– 10%

Zakat peternakan Setiap tahun Kambing 40 ekor/ sapi 30 ekor 1 ekor

Zakat profesi Setiap menerima Senilai 85 gram emas 2.5%

Zakat perniagaan Setiap tahun Senilai 85 gram emas 2.5%

Zakat kekayaan laut Setiap tahun Senilai 85 gram emas 2.5%

Zakat rikaz Ketika memperoleh - 10%

Zakat simpanan Setiap tahun Senilai 85 gram emas 2.5%

Sumber : BAZIS (badan amil zakat infak dan sedekah)


2.7 Hikmah Zakat
Hikmah disyariatkannya zakat adalah untuk membersihkan dan mensucika n
harta kekayaan maupun pemiliknya. Hikmah zakat bagi orang yang mengeluarka n
zakat yaitu sebagai berikut :
a) Dapatkan menyucikan jiwa dari sifat kikir.
b) Mendidik untuk suka berinfaq dan suka memberi.
c) Mewujudkan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt.
d) Mengobati hati dari sifat cinta harta atau dunia yang berlebihan.
e) Mengembangkan kekayaan batin dan menghidupkan nurani.
f) Mendekatkan diri kepada Allah Swt karena dapat mentaati perintah Allah Swt.
g) Mensucikan dan menyuburkan harta.

Berikut hikmah yang dapat dipetik bagi penerima zakat :


a) Membebaskan kesulitan hidup fakir miskin.
b) Mengangkat fakir miskin dari kehinaan.
c) Membantu orang yang banyak mempunyai hutang.
d) Membantu orang yang berjuang di jalan Allah Swt.
e) Memudahkan Ibnu sabil dalam perjalanannya.

Hikmah zakat bagi umat Islam secara keseluruhan yaitu sebagai berikut :
a) Terjalinnya ukhuwah Islamiyah, yang kaya memperhatikan yang miskin dan
orang miskin tidak iri hati terhadap orang kaya. Masing-masing mensyukur i
nikmat yang diberikan Allah kepada hamba-Nya.
b) Dapat memperkuat bangunan umat Islam, karena setiap orang saling menolong
dengan kelebihannya masing- masing.
c) Terjadinya hubungan yang harmonis dan sinergi antar anggota masyarakat.
BAB III
PENUTU
P

3.1 Kesimpulan
Zakat adalah mengeluarkan sebagian harta benda sebagai sedekah wajib,
sesuai perintah Allah SWT. kepada orang-orang-orang yang memenuhi syarat-
syaratnya dan sesuai dengan ketentuan hukum islam. Zakat mempunyai peran yang
sangat penting bagi umat islam, sebab zakat dapat membersihkan dan mensucika n
hati umat manusia, sehingga terhindar dari sifat tercela, seperti kikir, rakus, dan
gemar memupuk harta.
Zakat dibagi menjadi 2, yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah
merupakan zakat yang dikeluarkan umat Islam pada sebagian bulan Ramadhan dan
sebagian bulan Syawal untuk mensucikan jiwa. Sedangkan zakat mal adalah zakat
harta yang dimiliki seseorang karena sudah mencapai nisabnya (batas terendah
wajibnya zakat) dan telah lewat atas kepemilikan harta tersebut masa haul (satu
tahun bagi harta simpanan dan niaga, atau telah tiba saat memanen hasil pertanian).
Manfaat zakat dalam kehiupan adalah menolong orang yang lemah dan menderita (jika
zakat fitrah, pada saat Idul Fitri), agar dia dapat menuna ikan kewajibannya terhadap
Allah dan terhadap makhluk-Nya, membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak
yang tercela serta mendidik diri agar memiliki sifat mulia dan pemurah, ungkapan rasa
syukur kepada Allah atas rizki yang telah diberikan kepada kita, menjaga kejahatan-
kejahatan yang dimungkinkan timbul dari si miskin, mendekatkan hubungan kasih
sayang dan saling mencintai antara si kaya dan si
miskin, dan menggapai berkah dari Allah SWT.

3.2 Saran
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu kami
menyarankan pada pembaca yang ingin mendalami masalah zakat, setelah
membaca makalah ini membaca sumber lain yang lebih lengkap. Dan marilah kita
realisasikan zakat dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan kewajiban umat
muslim dengan penuh rasa ikhlas.
DAFTAR PUSTAKA

http:// el-syadii. blogspot.co.id/2015/05 /makalah- zakat- pengertian- hukum- dan


macam.html diunduh pada 07 November 2017

http:// dzilazzam .blogspot.co.id /2013 /08/syarat -wajib- dan -syarat- sah- zakat.html
diunduh pada 07 November 2017

http://materi -kuliah0420. blogspot.co.id/2015/05/ makalah –tentang -ruang- lingk up-


zakat.html diunduh pada 08 November 2017

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/30706/Chapter%20II.pdf?sequ
ence=4&isAllowed=y diunduh pada 15 November 2017

http://ujungkulon22.blogspot.com/2012/02/zakat- fitrah-dan- zakat-mal.html diunduh


pada 15 November 2017

2
4

Anda mungkin juga menyukai