AL ZAKAT
Ditinjau Untuk Memenuhi Tugas Bahtsul Kutubedi IAI Ibrahimy Genteng
Dosen Pengampu :
Moh. Hayatul Ikhsan M.Pd.I
Disusun oleh :
Imam Nurfahmi
Firda Mufida
Sofiyulloh
Sang Aji
6F
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberika n
rahmat serta hidayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesa ikan
makalah ini yang berjudul “Zakat”.
Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Al-
Islam II. Dalam membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu yang kami milik i
kami berusaha mencari sumber data dari berbagai sumber informasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga penyusunan makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi para pembaca. Akhir kata kami mengucapkan terima
kasih.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Zakat..............................................................................6
2.2 Dasar Hukum Zakat.........................................................................6
2.3 Tujuan Zakat....................................................................................7
2.4 Syarat Zakat.....................................................................................8
2.5 Penerima zakat...............................................................................10
2.6 Macam- Macam Zakat...................................................................12
2.7 Hikmah Zakat.................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian zakat?
2. Apa dasar hukum dilaksanakannya zakat?
3. Apa saja tujuan zakat?
4. Apa saja syarat-syarat dilaksanakannya zakat?
5. Siapa saja yang berhak menerima zakat?
6. Apa saja macam- macam zakat?
7. Apa saja hikmah zakat?
٩١﴿ م و ِ ف أ ْم ل ل س و ا
ُ
Eْ
ل ل َم رEِ حق ائEلِهمEَِوا
Artinya : ﴾
و
ح
Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta, dan
orang miskin yang tidak meminta. (Q.S. Az- Zariyat: 19)
ُ وEُ وا ؤ ة قلEَل َعا ِمEEْ صدق ُفقَ َرأ ء وا ساك ني والEّ َما الEا َن
ُِ ّEَ ُم لEَْيها ل ِلني َمEْا ت لل ل
Eَف بۗم
ِبي ۗ ضة ِ ِ وا ل َُّل ون م ني و س َِّلEَِغا ِرEْEرَقاب والEِ Eو ِف ال
س ل من ا Eا ال ِف ِبي ل
ير َف ب ل
لل
ا
﴾٠٦﴿ ِل حك
Artinya: “Sesungguhnya zakat – zakat itu, hanyalah untuk orang–orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
1. Fakir
Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha. Atau juga ia
mempunyai harta dan usaha yang kurang dari seperdua kebutuhannya dan tidak
ada orang yang berkewajiban memberi ia nafkah.
2. Miskin
Miskin adalah orang yang mempunyai harta seperdua kebutuhannya atau lebih
tetapi tidak mencukupi. Atau orang yang bisa berpenghasilan, tetapi pada suatu
ketika penghasilannya tidak mencukupi kebutuhan hidupnya.
3. Amil Zakat
Amil zakat adalah orang yang diangkat penguasa atau wakilnya untuk
mengurus zakat. Tugasnya meliputi penghimpunan, pengelolaan, dan
pendistribusian zakat. Golongan ini tetap berhak menerima dana zakat
meskipun seorang yang kaya, tujuannya agar agama mereka terpelihara.
Sebagian ulama berpendapat bahwa bagian a
mil dari harta zakat adalah seperdelapan dari total yang terhimpun.
4. Muallaf
Yang termasuk muallaf adalah :
a) Orang yang baru masuk Islam sedang imannya belum teguh.
b) Orang Islam yang berpengaruh pada kaumnya. Apabila ia diberi zakat,
orang lain atau kaumnya akan masuk Islam.
c) Orang Islam yang berpengaruh terhadap orang kafir. Kalau ia diberi zakat,
orang Islam akan terhindar dari kejahatan kafir yang ada di bawah
pengaruhnya.
5. Riqab
Riqab adalah hamba yang telah dijanjikan oleh tuannya bahwa dia boleh
menebus dirinya. Hamba itu diberikan zakat sekadar untuk menebus dirinya.
6. Gharim
Gharim ada tiga macam, yaitu :
a) Orang yang berhutang karena mendamaikan antara dua orang yang
berselisih.
b) Orang yang berhutang untuk dirinya sendiri, untuk kepentingan mubah
ataupun tidak mubah, tetapi ia sudah bertobat.
c) Orang yang berutang karena jaminan utang orang lain, sedang ia dan
jaminannya tidak dapat membayar utang tersebut.
7. Fi Sabilillah
Fi sabilillah adalah orang berjuang di jalan Allah dalam pengertian luas
sesuai dengan yang ditetapkan oleh para ulama fikih. Intinya adalah melind ungi
dan memelihara agama serta meninggikan kalimat tauhid, seperti berperang,
berdakwah, berusaha menerapkan hukum Islam, menolak fitnah-fitnah yang
ditimbulkan oleh musuh-musuh Islam, membendung arus pemikiran-pemik iran
yang bertentangan dengan Islam. Dengan demikian, pengertian jihad tidak
terbatas pada aktivitas kemiliteran saja.
8. Ibnu Sabil
Ibnu Sabil adalah musafir yang kehabisan bekal dalam perjalanan, yang
membutuhkan pertolongan ongkos untuk melanjutkan perjalanan sampai pada
tempat yang dituju, ia berhak memperoleh bagian zakat selama perjalanannya
tidak untuk maksiat.
Adapun golongan yang tidak berhak menerima zakat adalah
1. Orang kaya
2. Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya.
3. Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi
kami (ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).
4. Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.
5. Orang kafir.
Eِ
E َّزَ َكEا الEْوEُصال َة وأ تEا الEْوEُأ قميEَ و....
َ
َة
“dirikanlah sholat dan tunaikan zakat “)Q.S. An-nisa : 77)
a) Syarat Zakat Fitrah
Islam
Lahir sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan ramadhan
Mempunyai kelebihan harta
b) Waktu Zakat Fitrah
Waktu yang dibolehkan, yaitu dari awal ramadhan sampai hari penghabisan
Ramadhan
Waktu wajib, yaitu terbenam matahari penghabisan Ramadhan
Waktu yang lebih baik (sunah), yaitu dibayar sesudah shalat subuh
sebelum pergi shalat hari raya
Waktu makruh, yaitu membayar zakat fitrah sesudah shalat hari raya
tetapi sebelum terbenam matahari pada hari raya
Waktu haram, lebih terlambat lagi yaitu dibayar sesudah terbenam
matahari pada hari raya.
Bagi orang yang mengeluarkan zakat fitrah setelah dilaksanakan
shalat ’ied maka apa yang diberikan bukanlah termasuk zakat fitrah tetapi
merupakan sedekah, hal ini sesuai dengan hadis Nabi saw dari ibnu Abbas,
ia berkata,
“Rasulullah Saw mewajibkan zakat fitrah itu sebagai pembersih
bagi orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan perkataan yang
kotor dan sebagai makanan bagi orang yag miskin. Karena itu, barang
siapa mengeluarkan sesudah shalat maka dia itu adalah salah satu
shadaqah biasa.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majjah)
Keterangan:
(a) Kambing berumur 2 tahun atau lebih, atau domba berumur satu tahun
atau lebih.
(b) Unta betina umur 1 tahun, masuk tahun ke-2
(c) Unta betina umur 2 tahun, masuk tahun ke-3
(d) Unta betina umur 3 tahun, masuk tahun ke-4
(e) Unta betina umur 4 tahun, masuk tahun ke-5
Selanjutnya, jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor maka zakatnya
bertambah 1 ekor bintu Labun, dan setiap jumlah itu bertambah 50 ekor,
zakatnya bertambah 1 ekor Hiqah
2) Emas dan Perak
Islam telah mensyariatkan wajibnya zakat pada emas dan perak dan
sesuatu yang mengganitkan keduanya, yakni uang. Menurut Abu Zahrah
harus dizakati dan dinilai dengan uang. Harta yang dalam keadaan yang
digadaikan zakatnya dipungut atas pemilik harta, karena barang-barang
yang digadaikan tetap menjadi milik yang menggadaikan.
Zakat emas dan perak yaitu jika waktunya telah cukup setahun dan
telah sampai ukuran emas yang dimilikinya sebanyak 20 misqal yakni 20
dinar setara dengan 85 atau 96 gram. Sedangkan perak adalah 200 dirham
atau 672 gram keatas, dan masing- masing zakatnya 2,5%.
3) Harta Perniagaan
Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjual-
belikan dalam berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat,
pakaian, makanan, perhiasan, dll. Perniagaan tersebut di usahakan secara
perorangan atau perserikatan seperti CV, PT, Koperasi, dsb.
Nisabnya sama dengan emas, haulnya telah memiliki selama 1 tahun
dan zakat yang harus di keluarkan 2,5% atau 1/40 dari seluruh harta
perniagaan
Contoh :
Sebuah perusahaan meubel pada tutup buku per Januari tahun 1995 dengan
keadaan sbb :
1. Mebel belum terjual 5 set Rp 10.000.000
2. Uang tunai Rp 15.000.000
3. Piutang Rp 2.000.000
Jumlah Rp 27.000.000
Saldo Rp 7.000.000
Utang & Pajak Rp 20.000.000
Besar zakat = 2,5 % x Rp 20.000.000,- = Rp 500.000,-
4) Hasil Pertanian
Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang
bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-
buahan, tanaman hias, rumput- rumputan, dedaunan, dll.
Nishab hasil pertanian adalah 5 wasq atau setara dengan 750 kg.
Apabila hasil pertanian termasuk makanan pokok, seperti beras, jagung,
gandum, kurma, dll, maka nishabnya adalah 750 kg dari hasil pertanian
tersebut. Tetapi jika hasil pertanian itu selain makanan pokok, seperti buah-
buahan, sayur-sayuran, daun, bunga, dll, maka nishabnya disetarakan
dengan harga nishab dari makanan pokok yang paling umum di daerah
(negeri) tersebut (di negeri kita = beras).
Kadar zakat untuk hasil pertanian, apabila diairi dengan air hujan,
atau sungai/ mata air sebesar 10%, apabila diairi dengan cara disiram /
irigasi (ada biaya tambahan) maka zakatnya 5%. Dari ketentuan ini dapat
dipahami bahwa pada tanaman yang disirami zakatnya 5%. Artinya 5%
yang lainnya didistribusikan untuk biaya pengairan.
Pada sistem pertanian saat ini, biaya tidak sekedar air, akan tetapi
ada biaya lain seperti pupuk, insektisida, dll. Maka untuk mempermuda h
perhitungan zakatnya, biaya pupuk, intektisida dan sebagainya diambil dari
hasil panen, kemudian sisanya (apabila lebih dari nishab) dikeluarkan
zakatnya 10% atau 5% (tergantung sistem pengairannya).
5) Ma’din dan Kekayaan Laut
Ma'din (hasil tambang) adalah benda-benda yang terdapat di dalam
perut bumi dan memiliki nilai ekonomis seperti emas, perak, timah,
tembaga, marmer, giok, minyak bumi, batu-bara, dll. Kekayaan laut adalah
segala sesuatu yang dieksploitasi dari laut seperti mutiara, ambar, marjan,
dll.
Harta makdin (pertambangan) yang berupa besi, baja, tembaga,
kuningan, timah, minyak, batubara, dan lain-lain di Indonesia dikuasai oleh
negara. Adapun yang berupa batu-batuan, emas dan perak, oleh pemerinta h
masyarakat masih diperbolehkan menambangnya. Makdin inilah yang
dikenakan zakat, ialah 2,5 %. Adapun nishabnya seharga nisab emas ialah
20 dinar (85 gram emas murni). Zakat makdin tidak mempergunakan syarat
haul. Artinya, zakatnya wajib dikeluarkan pada saat didapatkan, seperti
zakat hasil pertanian.
6) Rikaz
Rikaz adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa disebut
dengan harta karun. Termasuk didalamnya harta yang ditemukan dan tidak
ada yang mengaku sebagai pemiliknya. Zakat barang temuan tidak
mensyaratkan baik haul (lama penyimpanan) maupun nisab (jumlah
minimal untuk terkena kewajiban zakat), sementara kadar zakatnya adalah
sebesar seperlima atau 20% dari jumlah harta yang ditemukan. Jadi setiap
mendapatkan harta temuan berapapun besarnya, wajib dikeluarkan
zakatnya. Hadits yang mendasari kewajiban mengeluarkan zakat ini adalah
Dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah S.A.W. bersabda: " ...dan pada
rikaz (diwajibkan zakatnya) satu perlima ".
7) Zakat Profesi
Zakat Profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan
profesi (hasil profesi) bila telah mencapai nisab. Profesi tersebut misalnya
pegawai negeri atau swasta, konsultan, dokter, notaris, akuntan, artis, dan
wiraswasta.
Berbeda dengan sumber pendapatan dari pertanian, peternakan dan
perdagangan, sumber pendapatan dari profesi tidak banyak dikenal di masa
generasi terdahulu. Oleh karena itu pembahasan mengenai tipe zakat profesi
tidak dapat dijumpai dengan tingkat kedetilan yang setara dengan tipe zakat
yang lain. Namun bukan berarti pendapatan dari hasil profesi terbebas dari
zakat, karena zakat secara hakikatnya adalah pungutan terhadap kekayaan
golongan yang memiliki kelebihan harta untuk diberikan kepada golongan
yang membutuhkan.
Referensi dari Al-Qur'an mengenai hal ini dapat ditemui pada surat
Al Baqarah ayat 267:
Harta Lain-lain
1. Saham dan Obligasi
Pada hakekatnya baik saham maupun obligasi (juga sertifikat Bank)
merupakan suatu bentuk penyimpanan harta yang potensial berkembang.
Oleh karenannya masuk ke dalam kategori harta yang wajib dizakati, apabila
telah mencapai nishabnya. Zakatnya sebesar 2.5% dari nilai kumulatif riil
bukan nilai nominal yang tertulis pada saham atau obligasi tersebut, dan zakat
itu dibayarkan setiap tahun.
Contoh: Nyonya Salamah memiliki 500.000 lembar saham PT. ABDI
ILAHI, harga nominal Rp.5.000/Lembar. Pada akhir tahun buku tiap lembar
mendapat deviden Rp.300,-. Total jumlah harta(saham) = 500.000 x
Rp.5.300,- = Rp.2.650.000.000,-
Zakat = 2.5% x Rp. 2.650.000.000,- = Rp. 66.750.000,-
2. Undian dan kuis berhadiah
Berikut adalah jenis zakat hadiah/bonus/komisi yang erat kaitannya dengan
zakat profesi:
a. Jika hadiah tersebut terkait dengan gaji maka ketentuannya sama dengan
zakat profesi/pendapatan. Dikeluarkan pada saat menerima dengan kadar
zakat 2,5%.
b. Jika komisi, terdiri dari 2 bentuk: pertama, jika komisi dari hasil prosentasi
keuntungan perusahaan kepada pegawai, maka zakat yang dikeluarkan
sebesar 10% (sama dengan zakat tanaman), kedua, jika komisi dari hasil
profesi seperti mengikuti zakat profesi.
c. Jika berupa hibah, terdiri dari dua kriteria, pertama, jika sumber hibah tidak
di duga-duga sebelumnya, maka zakat yang dikeluarkan sebesar 20%,
kedua, jika sumber hibah sudah diduga dan diharap, hibah tersebut
digabungkan dengan kekayaan yang ada dan zakat yang dikeluarkan
sebesar 2,5%.
Contoh: Fitri memenangkan kuis berhadiah TEBAK OLIMPIADE berupa
mobil sedan seharga Rp.52.000.000,- dengan pajak undian 20% ditanggung
pemenang. Harta Fitri= Rp.52.000.000,--Rp.10.400.000,-= Rp.41.600.000,-
Zakat = 20% x Rp.41.600.000,- = RP.8.320.000,-
3. Hasil penjualan rumah (properti) atau penggusuran
Harta yang diperoleh dari hasil penjualan rumah (properti) atau penggusuran,
dapat dikategorikan dalam dua macam:
a) Penjualan rumah yang disebabkan karena kebutuhan, termasuk
penggusuran secara terpaksa, maka hasil penjualan (penggusurannya)
lebih dulu dipergunakan untuk memenuhi apa yang dibutuhkannya.
Apabila hasil penjualan (penggusuran) dikurangi harta yang dibutuhka n
jumlahnya masih melampaui nishab maka ia berkewajiban zakat sebesar
2.5% dari kelebihan harta tersebut.
b) Penjualan rumah (properti) yang tidak didasarkan pada kebutuhan maka
ia wajib membayar zakat sebesar 2.5% dari hasil penjualannya.
Agar lebih mudah dapat disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 2.1
Jenis Zakat, Haul, Nishab, serta Kadar Zakat
Jenis zakat Haul Nishab Kadar
Hikmah zakat bagi umat Islam secara keseluruhan yaitu sebagai berikut :
a) Terjalinnya ukhuwah Islamiyah, yang kaya memperhatikan yang miskin dan
orang miskin tidak iri hati terhadap orang kaya. Masing-masing mensyukur i
nikmat yang diberikan Allah kepada hamba-Nya.
b) Dapat memperkuat bangunan umat Islam, karena setiap orang saling menolong
dengan kelebihannya masing- masing.
c) Terjadinya hubungan yang harmonis dan sinergi antar anggota masyarakat.
BAB III
PENUTU
P
3.1 Kesimpulan
Zakat adalah mengeluarkan sebagian harta benda sebagai sedekah wajib,
sesuai perintah Allah SWT. kepada orang-orang-orang yang memenuhi syarat-
syaratnya dan sesuai dengan ketentuan hukum islam. Zakat mempunyai peran yang
sangat penting bagi umat islam, sebab zakat dapat membersihkan dan mensucika n
hati umat manusia, sehingga terhindar dari sifat tercela, seperti kikir, rakus, dan
gemar memupuk harta.
Zakat dibagi menjadi 2, yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah
merupakan zakat yang dikeluarkan umat Islam pada sebagian bulan Ramadhan dan
sebagian bulan Syawal untuk mensucikan jiwa. Sedangkan zakat mal adalah zakat
harta yang dimiliki seseorang karena sudah mencapai nisabnya (batas terendah
wajibnya zakat) dan telah lewat atas kepemilikan harta tersebut masa haul (satu
tahun bagi harta simpanan dan niaga, atau telah tiba saat memanen hasil pertanian).
Manfaat zakat dalam kehiupan adalah menolong orang yang lemah dan menderita (jika
zakat fitrah, pada saat Idul Fitri), agar dia dapat menuna ikan kewajibannya terhadap
Allah dan terhadap makhluk-Nya, membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak
yang tercela serta mendidik diri agar memiliki sifat mulia dan pemurah, ungkapan rasa
syukur kepada Allah atas rizki yang telah diberikan kepada kita, menjaga kejahatan-
kejahatan yang dimungkinkan timbul dari si miskin, mendekatkan hubungan kasih
sayang dan saling mencintai antara si kaya dan si
miskin, dan menggapai berkah dari Allah SWT.
3.2 Saran
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu kami
menyarankan pada pembaca yang ingin mendalami masalah zakat, setelah
membaca makalah ini membaca sumber lain yang lebih lengkap. Dan marilah kita
realisasikan zakat dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan kewajiban umat
muslim dengan penuh rasa ikhlas.
DAFTAR PUSTAKA
http:// dzilazzam .blogspot.co.id /2013 /08/syarat -wajib- dan -syarat- sah- zakat.html
diunduh pada 07 November 2017
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/30706/Chapter%20II.pdf?sequ
ence=4&isAllowed=y diunduh pada 15 November 2017
2
4