Anda di halaman 1dari 3

( BATAS DOSA )

Judul : Sin
Penulis : Faradita
Penerbit : Kubusmedia
Tahun terbit : 25 Mei 2017
Genre : Teen fiction
Ketebalan : vi + 444 halaman
Ukuran buku : 14x 20 cm
Sumber:
https://www.kubusmedia.co.id/buku/sin/,
diunduh 9 Mei 2019

, diunduh 10 Mei 2019

Faradita, gadis manis sekaligus pemilik pipi tembem yang mengaku


dirinya penulis Amatir ini, jatuh cinta sama makanan bulat yang
bernama bakso.
Gadis yang memiliki pelafalan cadel ini juga punya kebiasaan melamun
tiba-tiba. Suka marah gak jelas, tapi baik hati. Suka ngambek, tapi abis
itu lupa.
Awalnya saya membaca cerita ini di wattpad, saya pribadi memang
mengikuti ceritanya di wattpad. Meskipun tiap-tiap chapter cerita di
wattpad sebagian sudah dihapus , karena cerita Sin ini akan naik cetak,
merasa kepo dengan kelanjutan maupun endingnya, segera lah saya
ingin membeli, namun berhubung dengan uang yang belum ada,
akhirnya saya memutuskan untuk tidak membeli. Dengan sabar dan
ingin tahu yang besar akhirnya baru kali ini saya menemukan cara untuk
mendapatkan novel ini dalam bentuk pdf.
Karya-karya Faradita ini sangat menarik hati para pembaca dan
sangat bagus, salah satunya ialah cerita SIN, mengambil tema
kehidupan anak remaja (SMA) yang kehidupannya begitu metropolis.
Novel ini mengisahkan kisah romansa tokoh yang bernama Metta dan
juga Raga dengan konflik yang tidak sederhana. Bukan hanya
melibatkan dua tokoh saja , melainkan melibatkan keluarga, sahabat,
yang tentunya cukup menguras emosi.
Ametta Renjani atau tokoh bernama Metta ini digambarkan dengan
perempuan paling cantik disekolah, kaya raya, hobi sekali dengan
dugem, playgirl, sombong, tidak peduli dengan apapun selain dirinya
sendiri. Niatnya hanya satu, membuat semua pria bertekuk lutut dibawah
kakinya, kemudian menendangnya jauh-jauh.
Sementara Raga Angkasa merupakan sosok pria yang pendiam,
hidupnya sangat rapih dan bahkan sudah terplanning untuk masa depan
oleh ayahnya sendiri, ia tidak suka menjadi pusat perhatian dan sangat
menghindari yang namanya masalah. Kedua tokoh tersebut merupakan
siswa 1 sekolah yang sama, keduanya dipertemukan oleh takdir, yang
dimana bahwa Raga sudah mengetahui siapa Metta, tetapi ia tidak peduli
dengan Metta dan melewatinya begitu saja. Menurutnya Metta
merupakan sumber masalah yang harus dihindari.
Kemudian keduanya semakin terlibat, hal ini dimulai ketika Raga
menolong Metta yang sedang dikerjai oleh mantan kekasih Metta,
sampai akhirnya membuat Metta sangat penasaran, dan hal itu
membuatnya ingin memiliki tujuan untuk menaklukkan hati Raga,
namun Raga selalu menolak Metta, jika Raga menganggap Metta
sebagai sumber masalah, maka dengan senang hati Metta bersedia untuk
membuktikan seberapa besar masalah yang bisa ia bawa.
Dengan seiring waktu hati keduanya semakin terpaut dan saling
menyukai, bahkan saling menyayangi. Hingga Raga mempersilahkan
Metta untuk memasuki dunianya dan mengisi hatinya.
Dan sampailah kepada titik awal mula mereka, adalah awal dari sebuah
dosa. Jika merebut Metta disebut sebagai dosa, dengan senang hati,
Raga mengatakan bahwa dosanya terlalu indah.
“God hates the sin, not the sinner.”[ halaman 366]
Dalam novel ini penyajian alur ceritanya(konflik ) yang dibuat sangat
kuat dan tidak terduga , novel sin juga akan segera difilm kan.
Bagian quotes yang disajikan di awal setiap bab-nya terkesan sangat
mewakili isi disetiap cerita. Diksi penulis yang sangat mengalir
(memiliki bahasa yang cukup sederhana dan mudah dipahami oleh
semua kalangan pembaca khususnya para remaja),mampu membawa
para pembaca untuk masuk kedalam bagian dari isi novel ini, sehingga
membuat para pembaca tidak merasa bosan. Namun di samping itu ada
beberapa hal yang perlu diketahui ,cover dari novel Sin ini kurang
menarik dan terlalu dewasa untuk ukuran cerita yang bergenre
teenfiction, lebih cenderung ke genre romance, selain itu ada beberapa
kata atau kalimat di novel ini yang tidak boleh dibaca oleh anak dibawah
umur. Disetiap sub bab masih terdapat tanda seperti votingan yang ada
pada wattpad, padahal novel Sin ini sudah naik cetak, yang alangkah
baiknya harus dihilangkan karena tidak memiliki kemanfaatan.

Dalam hal ini bisa kita ambil dari sisi positif nya dan sebagai
pembelajaran bagi tiap-tiap pembaca. Karena tidak ada yang bisa
membaca hari esok, bahkan satu detik dari sekarang. Itulah kenapa kita
dikenal bukan saja sebagai pemimpin , tapi juga pendosa, kita semua
akan melakukan kekeliruan. Tapi, hal baiknya adalah kita masih
diberikan kesempatan, diberikan waktu untuk mencoba lagi. Seperti
halnya Metta menyadari, sebuah kesempatan bukanlah untuk menyakiti
kembali, tapi untuk menyadarkan kita agar memperbaiki diri.

“ Jika kesalahan adalah pekerjaan tertunda yang patut diselesaikan,


dan pada akhirnya kesempatan kedua akan selalu ada, bahkan bagi
mereka yang berdosa.”
[ halaman 443].

Anda mungkin juga menyukai