Anda di halaman 1dari 10

Resensi Novel Selamat Tinggal

Judul buku : Selamat Tinggal


Pengarang : Tere Liye
Jumlah halaman : 360 Halaman ; 20 cm
Tahun terbit : 2020
ISBN : 9786020647821
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

A. Ringkasan Cerita
Novel berjudul Selamat Tinggal ini menceritakan tentang perjalanan anak muda Bernama
Sintong Tinggal yang merantau dari Sumatera ke Jawa untuk menimbang ilmu. Namun kini,
sudah enam tahun ia tidak lulus dari studinya. Bahkan dekannya sendiri, sampai muak
menerima alasan yang ia lontarkan ketika ditanya mengapa ia terus menerus menunda
skripsinya.
Jika waktu diputar menjadi empat tahun yang lalu, Sintong tidak lah pemuda berperilaku
menyedihkan seperti ini. Ia adalah seorang mahasiswa yang berprestasi, tulisannya dimuat
dibanyak koran dan ia menjadi wakil ketua dalam sebuah organisasi kepenulisan di kampusnya.
Namun, semenjak patah hati akibat ulah cinta pertamanya, ia mulai ogah-ogahan dalam
mengerjakan tugas kuliah hingga skripsi. Hidupnya tak lagi bergairah sejak itu. Bagaimana tidak,
ia melihat gadis yang mengirimi surat serta stoples kue yang katanya dibuat khusus untuk
Sintong, gadis yang ia sangat cintai. Tepat didepan mata sedang bermesraan dengan seorang
tentara. Gadis itu yang akan selalu mengisi hati Sintong, Mawar Terang Bintang.
Sehari-hari Sintong bekerja paruh waktu sebagai penjaga toko buku bajakan bernama ‘berkah’
milik pakliknya di dekat kampus. Bagi seorang Sintong yang memiliki jiwa literasi hal itu tentu
membuatnya resah. Dimana baginya mahasiswa yang seharusnya memiliki tingkat
intelektualitas tinggi malah terjun di dunia ilegal yang justru merampas hak kekayaan
intelektual orang lain. Namun apa yang bisa Sintong lakukan, ia hanya bisa diam dan mengeluh
dalam hati, karena ia sendiri telah berjanji akan membantu usaha pakliknya sebagai balas budi
karena telah mengurus segala keperluannya.
Saat sedang kalut dalam pikiran mengenai skripsi dan prinsipnya yang ia pegang teguh untuk
berhenti berada dilubang gelap itu, ia bertemu dengan pembeli. Dua orang mahasiswa baru,
Sintong menaruh rasa suka pada salah satunya. Namanya Jess. Jess selalu Bersama dengan
temannya, Bunga. Walaupun berteman, sifat mereka bertolak belakang. Jess selalu tampak
ceria dan humoris, tidak dengan Bunga yang selalu ketus dan sarkas.
Sintong yang tidak menyukai nasibnya menjadi seorang penjaga toko buku bajakan, merasa
sedikit berbunga karena pekerjaannya ini. Setidaknya ia bahagia dapat berjumpa dengan Jess.
Terlebih Sintong menjadi dekat dan acap kali bertukar pesan dengan perempuan berparas
cantik. Makin hari Jess dan Sintong akrab, Jess ternyata memiliki perasaan pada Sintong.
Namun Sintong memiliki trauma terhadap cinta akibat masa lalunya yang menyakitkan.
Suatu hari ketika menuju gudang buku bajakan, Sintong menemukan sebuah “Harta Karun”.
Harta karun itu adalah salah satu dari lima mahakarya yang ditulis oleh seorang penulis popular
bernama Sutan Pane, yang hilang dari catatan sejarah literasi nasional. Dengan persetujuan
pebimbingnya yaitu pak dekan, Sintong menggunakan Buku karanagan Sutan Pane itu sebagai
kajian dalam skripsinya.
Disinilah ia mulai melakukan pertulangannya. Sintong harus menelusuri kehidupan Sutan Pane
dan mencari tahu asal-usul hilangnya penulis besar itu dan semua karyanya. Ia bertemu banyak
orang orang hebat seperti pak Darman, seorang wartawan yang merupakan teman dekat Sutan
Pane. Seorang wartawan yang teguh untuk menyuarakan pendapatnya. Disana pak Darman
menceritakan masa mudanya Bersama dengan Sutan Pane. Masa masa dimana mereka
bertemu untuk saling menyuarakan pendapat. Kisah Sutan Pane yang ia ceritakan benar benar
membuat Sintong merasa termotivasi dan membakar semangatnya. Namun pertanyaan
mengenai alasan hilangnya masih belum diketahui.
Pencarian jejak Sutan Pane membuat semangat kepenulisan Sintong bangkit, di kamar kosnya,
ia mulai mengembangkan lagi tulisannya dan mengunggahnya di koran nasional. Disisi lain,
bude dan pakliknya meminta Sintong untuk mengembangkan bisnis buku bajakannya melalui
online. Sintong lagi lagi hanya bisa mengangguk dan menyanggupi permintaan itu.
Kedekatannya dengan Jess semakin erat hingga akhirnya Jess menceritaka keluarganya pada
Sintong. Ia menceritakan sberapa palsunya kehidupan mereka hingga Jess muak. Dan Ketika
itulah Jess mengungkapkan perasaannya pada Sintong.
Sintong lalu melanjutkan perjalanannya dan menemui orang orang lagi. Beliau merupakan istri
dari pak Hardja. Sosok yang dianggap Sutan Pane sebagai pengusaha yang hebat dan amat
paling dibutuhkan dinegeri ini.
Diceritakannyalah mulai dari awal hingga akhir tentang persahabatan suaminya dan Sutan
Pane. Bagaimana pertemuan mereka ditempat pertunangan dan bagaimana kisah Sutan Pane
yang mengalami patah hati mendalam setelah ditinggal mati istrinya karena cacar. Tetapi
sebanyak apapun itu, Sintong masih tidak tahu alasannya mengapa tiba tiba menghilang.
Karena almarhum pak Hardja dan istrinya pun tak tahu. Namun Sintong tidak putus asa.
Malahan semakin banyak Sintong mendengar, semakin tergerak hatinya untuk keluar dari dunia
pembajakan. Ketika hendak memberitahukan niatnya mengundurkan diri, Sintong dikabari pak
dekan tentang beasiswa Belanda yang membuat Sintong sangat bahagia.
Sintong lalu memberitahukan Paklik dan Bukliknya. Mengamuklah mereka sekeluarga pada
Sintong dan Paklik kemudian mengusir Sintong agar jangan pernah Kembali. Segera Buklik
menelpon Inangnya Sintong dan memutar balikkan fakta mengenai Sintong. Untungnya setelah
diberitahukan tentan beasiswa, Inang langsung meredam kekesalannya. Sintong sangat
bersyukur hari itu karena ia telah terbebas dari dunia pembajakan.
Di malam hari, Sintong tiba tiba mendapat pesan dari teman smanya, Ucok. Dalam pesan, Ucok
bilang bahwa terjadi suatu masalah dengan gadis pujaan Sintong, Mawar Terang Bintang.
Wanita itu ikut dalam sindikat penjualan obat palsu dan akhirnya dicium oleh pihak berwenang.
Ia dipenjara bersamaan dengan surat perceraian yang langsung menghampirinya. Wanita itu
merasa sakit hati dan menyesali mengapa ia memilih Binsar, tentara yang merupakan mantan
suaminya.
Setelah bertemu, perasaannya menjadi bingung. Ia kemudian tidak membalas pesan pesan dari
Jess lagi. Itu membuat hubungannya dengan Jess menjadi renggang. Jess akhirnya menemuinya
ditengah hujam deras dan pada akhirnya pun, setelah melewati drama yang Panjang Sintong
kembali memilih Mawar Terang Bintang.
Setelah itu, Jess menghilang. Ia tidak pernah lagi muncul dihadapan Sintong. Sintong hanya
berharap semoga patah hati gadis itu tidak berlarut larut.
Ketika sedang berada dalam acara pelantikan, entah bagaimana ceritaanya hingga Sintong dan
bunga bisa tiba tiba bersama makan. Mereka kemudian tak sengaja bertemu dengan ratu yang
merupakan cucu seorang penulis terkenal yang hidupnya melarat akibat pembajakan. Didetik
itulah Sintong tahu rahasia besar Bunga dan alasan mengapa dua gadis yang bertolak belakang
sifatnya bisa berteman baik. Mereka sama sama dari keluarga pembajak.
Setelah malam itu, Bunga menyelinap keluar dari acara pelantikan dan berusahan membakar
pabrik ayahnya. Beruntung, ia dilihat sekuriti disana dan berhasil dihentikan.
Dengan berbagai siasat, Sintong akhirnya bertemu dengan tokoh yang menceritakan tentang
alasan Sutan Pane menghilang dan kelima buku itu. Namanya Oey. Pak Oey adalah putra
seorang yang dahulu sangat dekat dengan Sutan Pane. Akhirnya terkuak sudahlah alasan Sutan
Pane menghilang. Beliau malu. Adiknya ternyata seorang penjudi yang kemudian mencuri uang
kas koperasi. Semua harta Sutan Pane beserta kelima bukuny memang sudah ia serahkan
untung menggati semua kekurangannya. Namun, ia sangat merasa kecewa. Diluar sana ia
berdebat mengenai kejujuran dan lainnya. Sementara adiknya pencuri.
Ia kemudian memutuskan mengurung diri disuatu tempat hingga akhir hayatnya. Mendengar
itu lengkap lah sudah cerita yang selama ini Sintong cari. Pak Oey mengira tak ada lagi buku
karena pabrik mereka sempat dibakar karena kerusuhan. Tetapi begitu ia melihat buku yang
ditemukan Sintong ia langsung bersyukur.
Tak lama setelah kejadian itu, Sintong kemudia berangkat ke Belanda untuk meneruskan
studinya dengan dukungan penuh dari jantung hatinya, Mawar Terang Bintang.
2. Unsur Intrinsik
 Tema
Tema dari novel ini adalah Mengerikannya dunia pembajakan. Alasan mengapa ini saya sebut
menjadi tema karena keseluruhan cerita ini menjelaskan bagaimana perjuangan Sintong untuk
keluar dari dunia pembajakan karena merugikan banyak orang.

 Alur
Menggunakan alur campuran antara alur maju dan mundur. Alur maju ditandai
denganmenceritakan kisah yang akan datang, berikut kutipan dari alur maju.
“Satu, setiap dua minggu kamu akan memberikan laporan kemajuan. Dua,mulailah
kembalimenulis artikel, esai, cerpen, apapun itu. Semoga itu bisa menggerakkan mesin menulis
milikmu, Sintong. Jadi pelumas, membuat mesinnya bekerja lagi lebih prima. Produktif.”
(Tere Liye,2020 halaman 28)
Sedangkan alur mundur ialah pengarang menceritakan masa lalunya.
Sudah lama Sintong tidak deg-deg-an seperti itu saat bertemu seorang gadis. Terakhir
kaliadalah dulu. Ketika kisah hidupnya masih tentang Mawar Terang Bintang yang berakhir
tragis. Baiklah, mari kita bahas sejenak masa lalu itu. Flash back.
(Tere Liye, 2020 halaman 35)

 Tokoh dan Penokohan

A. Sintong Tinggal (Tokoh Utama)


Memiliki sifat yang pekerja keras, baik, sopan, serta penyayang. Hal ini dapat dilihat dari
percakapan dalam dialog maupun uraian dari penulisnya.
“Saya berjanji, Pak. Saya akan menyelesaikannya. Beri saya perpanjangan masa studi
enambulan lagi. Saya mohon.”
(Tere Liye, 2020 halaman 27)
Slamet menjawab. Ini agak lucu. Sintong memanggil Slamet dengan panggilan
“Mas”,menghormati umurnya yang tiga puluhan.
(Tere Liye, 2020 halaman 47)
B. Pak Dekan (Tokoh protagonist)
seorang yang bijaksana yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada mahasiswanya.
“Kamu tidak akan dipanggil ke ruangan ini jika hanya untuk menerima surat DO, Sintong. Kamu
dipanggil ke ruangan ini karena saya masih berharap kamu bisa lulus. Diwisuda,menyandang
gelar sarjana. Saya akan memberikan perpanjangan studi satu semester lagi.”
(Tere Liye, 2020 halaman 28)
C. Mawar Terang Bintang
Sebagai tokoh Tritagonis dengan watak baik namun menyakiti hati Sintong dan tokoh penuh
dengan penyesalan.
“Hampir sebagian besar besar keluargaku menjauhiku, hanya tersisa adik laki-lakiku yang
menemuiku selama sidng. Padahal saat bisnis itu berjalan lancar, mereka semua
rajinberkunjung, meminta uang dan sebagainya. Aku tidak tahu harus bicara dengan siapa,
minimal bercerita. Semua berjalan cepat, proses pengadilan, vonis, dan aku telah berada di
penjara ini. Hari demi hari, hanya bisa menghitung hari. Hingga... hingga aku membaca
tulisanmu, melihat namamu di koran. Aku meminta adik laki-lakiku menghubungi Ucok, dan
pesan itu sampai.”
(Tere Liye, 2020 halaman 252)
D. Jess
Tokoh yang menjadi pahlawan bagi hidup Sintong, dengan menyukai hal-hal yang sederhana.
“Eh, ngomong-ngomong, terimakasih banyak untuk gudegnya. Itu dari mana sih? Aku kaget
pas Slamet memberikan kotak plastik itu. Hampir aku tolak, tapi nggak enak sama dia.”
(Tere Liye,2020 halaman 107)
E. Bunga
Sebagai teman dari Jess yang sinis, jutek dan sangat sarkas.
“Biasa saja, keleus. Palingan juga mama Jess mau pesan. Dia mengira kamu juga jualan gudeg
selain jualan buku bajakan.” Bunga nyeletuk
(Tere Liye, 2020 halaman 108)
F. Paklik Maman
Paman sebagai pengganti keluarganya di perantauan. Sosok yang penuh perhatian dan
bertanggung jawab.
“Kamu tidak perlu lagi menjaga toko, biar Slamet yang mengurus toko itu. Tapi biar sama-sama
enak, karena Paklik juga masih membayar SPP dan uang kosanmu semester ini, kamu akan
mengurus hal lain, yang bisa dikerjakan darimana saja.” Sintong menyimak Paklik Maman.
(Tere Liye, 2020 halaman 62)
G. Bulik Ningrum
Sosok keibuan yang menjaga Sintong. Yang sifatnya tidak cocok dengan pekerjaannya.
Sintong menatap kotak plastik. Itu ucapan terimakasih. Membantu membuat toko online
sepertinya penting sekali bagi Bulik Ningrum. Mungkin setelah dia tahu bisa membuat
penjualan toko tumbuh berkali lipat. Sintong membuang napas perlahan. Wajah
keibuan,lembut, suka mengirimkan makanan ke tetangga, sempurna sudah akhlak luarnya, tapi
sejatinya Bulik Ningrum mirip istri mafia. Dia mendukung penuh bisnis buku bajakan, hasil
mencurihabis-habisan hak para penulis.
(Tere Liye, 2020 halaman 73)
H. Slamet
Seorang kawan penjaga toko buku bajakan dengan watak baik dan penuh perhatian.
“Bagaimana tadi? Lancar ketemu dekannya?”, Tanya Slamet.
(Tere Liye, 2020 halaman 49)
I. Ucok
Teman yang selalu ada dan mengingatkan Sintong.
ST : Kau kawan yang hebat, Ucok. Kawan terbaikku. Justru aku yang harusnya
berterimakasihkau telah menjadi kawan baikku
(Tere Liye, 2020 halaman 234)

 Latar
a. Suasana: Tegang, marah, kecewa dan terharu.
b. Tempat: Di kampus, toko buku, kosan, Gunung Gede.
c. Waktu: Pagi, siang dan malam.

 Gaya Bahasa
1. Gaya Bahasa Sinisme

 “Diantara buku bajakan menjijikkan itu, diantara tokoh-tokoh penjahat itu bagaimana
kamu menemukan permata itu?”. (Halaman 26)
Pernyataan ini mengandung gaya bahasa sinisme karena di dalamnya
mengandung kata “buku bajakan menjijikkan” dan hal itu memberikan kesan yang
kurang bagus. Pengarang menggunakan kalimat tersebut agar memberi kesan tertentu
pada pembaca.
 “Fotokopipun termasuk haram baginya”. (Halaman 29)
Kalimat tersebut dikategorikan gaya bahasa sinisme karena menyindir hasil
“fotokopian buku bajakan” adalah sesuatu yang “haram”. “Haram” adalah perilaku
terlarang dan tercela. Fotokopi termasuk halal, tetapi dianggap “haram” atau sesuatu yang
harus di jauhi. Hal ini dapat menimbulkan kesan sindiran.
2. Gaya Bahasa Sarkasme

 “Memangnya kamu tahu dunia selebgram? Kirain tidak tahu-kudet”. (Halaman 109)
Kalimat tersebut mengandung gaya bahasa sarkasme yakni pada kalimat
“memangnya kamu tahu dunia selebgram? Dan kata “kudet”. “Selebgram” adalah
akronim dari selebritis dan Instagram yang artinya orang-orang yang terkenal melalui
sosial media Instagram. “Kudet” adalah bahasa gaul yang artinya kurang update. Makna
kalimat tersebut yakni meremehkan dan menganggap seseorang ketinggalan zaman.

 “Bahrun…oh Bahrun, masih aja lemot”. (Halaman 119)


Kalimat tersebut mengandung gaya bahasa sarkasme yakni pada kalimat
“masih aja lemot”. Kalimat tersebut sangat jelas penggunaan sarkasmenya yang menghina
seseorang dengan mengatakan “lemot”. “Lemot” adalah sebutan untuk mereka yang
lambat berpikir
3. Gaya Bahasa Ironi

 “Percuma ngetop kalau masih jomblo”. (Halaman 201)


Kalimat diatas mengandung gaya bahasa ironi yakni pada kalimat “percuma
ngetop kalau masih jomblo”. Seseorang yang sudah ngetop seharusnya sudah mempunyai
banyak Kalimat tersebut sangat jelas penggunaan sarkasmenya yang menghina seseorang
karena “masih jomblo” atau masih sendiri.

 Amanat

 “Ternyata tidak perlu kaya untuk bahagia, tidak perlu terkenal, hebat, untuk Bahagia”.
Tak semua influncer dengan jutaan follower yang sering pamer segala hal itu
bahagia.Dan kita boleh saja duduk di sebelah orang yang tidak hebat tanpa menyadari
mereka penulis hebat yang baru saja kita baca tulisannya.

 Terkadang perjalanan kita untuk mencapai kejayaan itu ditakdirkan lebih panjang
berbanding orang lain. Dan hal itu tak selalu sia-sia. Kesabaran kita pasti
akanmenghadiahkan nikmat kejayaan yang lebih besar kelak. Asal kita pernah berputus
asa.
 Karya seorang penulis bukan untuk mereka yang mengejar kekayaan. Menjadi penulis
pukan untuk popularitas. Seperti kata “Tulislah sesuatu yang perlu dibaca, bukan karena
ingin dibaca”.

 “Setiap kita berharap mendaptkan sesuatu, maka bersiaplah melepaskannya. Karena di


dunia ini, bahkan yang sudah jadi milik kita bisa hilang apalagi yang belum.” (halaman
270)

3. Unsur Ekstrinsik

 Nilai moral
Dalam novel Selamat tinggal, terdapat nilai moral tentang hubungan manusia dengan diri
sendiri berupa rasa percaya diri, berjanji, mengakui kesalahan, dan kesepian.
 Nilai ekonomi
Dalam novel ini terdapat berbagai nilai ekonomi. Contohnya saja pada halaman 315 yang
membahas tentang dampak pembajakan terhadap keluarga penulis. Keluarga mereka hidup
melarat.
“Kejam sekali memang industri bajakan. Dan itu salah satu realitasnya. Keluarga penulisnya
hidup miskin …”.
 Nilai social
Alasan mengapa dalam novel ini terdapat nilai social adalah karena Tokoh sintong selalu
berinteraksi dengan pembeli maupun banyak tokoh tokoh lainnya.

4. Kelebihan
 Novel Selamat Tinggal ini menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah
dipahami oleh pembaca.
 Tema yang diangkat sangat menarik, jarang penulis lain menggunakan tema tersebut
sehingga menjadi daya Tarik tersendiri bagi para pembaca.

 Novel ini juga menyampaikan kepada pembaca betapa pentingnya menghargai seorang
penulis dengan cara tidak membeli buku bajakan.

5. Kekurangan

 Kekurangan dari novel ini menurut saya, pada saat awal cerita mungkin novel ini sedikit
membosankan, akan tetapi jika sudah sampai di pertengahan cerita ternyata novel ini
sangat menarik untuk dibaca karena novelnya sangat menginspirasi. Mungkin itu saja
kekurangan dari novel Selamat Tinggal.
RESENSI NOVEL SASTRA SELAMAT TINGGAL

Anda mungkin juga menyukai