KRITIK SASTRA
Disusun Oleh:
041117042
Universitas Pakuan
Abstrak
Setiap karya sastra yang diciptakan memiliki banyak elemen yang terkandung
didalamnya, seperti dalam segi kebahasaan, struktur, identitas, dan lainnya. Karya sastra
merupakan hasil dari gagasan seorang penulis yang dialurkan melalui karya-karyanya kepada
pembaca. Cerita pendek banyak digunakan sastrawan untuk menyalurkan gagasan-
gagasannya untuk di nikmati oleh khalayak luas.
Kerangka Teori
Ada beberapa fungsi karya sastra, yaitu untuk mengkomunikasikan ide dan
menyalurkan pikiran serta perasaan estetis penulis kepada pembaca. Ide itu disampaikan
melalui amanat yang pada umumnya ada dalam sastra. Selain ide, dalam sastra terdapat juga
deskripsi berbagai peristiwa, gambaran psikologis, dan berbagai dinamika penyelesaian
masalah. Hal ini dapat menjadi sumber pemikiran dan inspirasi bagi pembacanya. Konflik-
konflik dan tragedi yang digambarkan dalam karya sastra memberikan kesadaran pada
pembaca bahwa hal itu dapat terjadi dalam kehidupan nyata dan dialami langsung oleh
pembaca. Kesadarannya itu membentuk semacam kesiapan dalam diri untuk menghadapi
kondisi sosial yang terjadi di masyarakat. Sastra juga berguna bagi para pembacanya sebagai
media hiburan.
Tema: tema adalah gagasan dasar yang melatarbelakangi keseluruhan isi cerita
yang ada dari cerpen.
Alur: alur adalah tahapan-tahaapan peristiwa pada cerita pendek yang tersusun
sehingga membentuk rangkaian cerita.
Tokoh/Penokohan: Tokoh cerita meriupakan individu- individuyang
memainkan peran, terlibat dalam cerita atau konflik pada sebuah
Latar: latar adalah tempat terjadinya setiap peristiwa yang berlangsung
dalam alur cerita. Latar mencakup dari segi waktu dan tempat.
Sudut pandang: sudut pandang adalah cara dari penulis untuk menggambarkan
tokoh dalam cerita, sudut pandang dalam cerita memiliki dua sisi yakni sudut
pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.
Amanat: amanat berisikan pesan-pesan yang terkandung mengenai keseluruhan
cerita, amanat biasanya menyampaikan sebuah pesan moral penulis melalui
karyanya kepada para pembaca.
Teori identitas sosial adalah teori yang memprediksi perilaku individu dan antar
kelompok tertentu berdasarkan perbedaan status kelompok, legitimasi dan stabilitas yang
dipersepsikan akibat adanya perbedaan status tersebut, dan kemampuan yang dipersepsikan
dalam berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya. Identitas merupakan refleksi diri atau
cerminan diri yang berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis dan proses sosialisasi.Identitas
pada dasarnya merujuk pada refleksi dari diri kita sendiri dan persepsi orang lain terhadap diri
kita.
Analisis Karya
1. Analisis karya menggunakan metode Teori Strukturalisme dan Unsur-unsur Intrinsik
a. Tema
Tema dasar dari cerpen Clara Atawa Perempuan yang di Perkosa ini
mengangkat tema sosial, adanya permasalahan masyarakat yang ada pada
cerpen ini memperlihatkan bagaimana perbedaan golongan atau ras manusia
dijadikan sebagai acuan untuk mendiskriminasi suatu golongan tertentu dan
membuat penidas merasa kuat dan superior, terlebih memanfaatkan keadaan
yang sedang kacau penuh dengan kerusuhan untuk berlaku semena-mena.
Cerpen ini menceritakan bagaimana kisah seorang wanita bernama Clara yang
yang menjadi salah satu korban dari kejamnya kerusuhan tersebut.
b. Alur
Perkenalan
Cerpen ini dimulai dengan awal terdapatnya dua tokoh, yaitu Si Petugas
Kepolisian dan Clara, perempuan berambut merah.
Penanjakan
Awal permasalahan muncul pada cerpen ini yakni saat Clara menceritakan
kasus asusila yang dialaminya kepada Petugas Kepolisian dan apa yang dilakukan
oleh warga pribumi kepadanya secara tak pandang mata ditengah-tengah
kerusuhan yang terjadi. Clara bercerita, ia secara paksa dikeluarkan dari mobilnya
oleh segerombolan laki-laki jahat yang mencuri barang hingga harga dirinya.
Klimaks
Konflik muncul ketika Si Petugas Kepolisian tidak mempercayai apa yang
katakan oleh Clara karena sulit untuk membuktikan apa yang benar terjadi pada
saat itu, dan juga pada saat Clara menangis hingga pingsan karena menceritakan
kejadian suram itu, Si Petugas Kepolisian hanya diam dan merasa tidak perduli
terhadap Clara.
Resolusi
Mulainya penyelesaian konflik cerpen ini yakni saat Clara membuka pesan
dari Ayahnya, saat ayah Clara memberi kabar padanya bahwa kedua adik
perempuannya juga menjadi korban pemerkosaan dari kerusuhan tersebut, warga
tersebut melengos masuk ke rumah mereka dan membakar keduanya hidup-hidup.
Selain itu, Ibu Clara juga menjadi korban pemerkosaan hingga memutuskan untuk
bunuh diri. Kasus ini terjadi secara bersamaan dengan kasus yang dialami Clara.
Penyelesaian
Pada bagian akhir Clara memaksa ingin pulang, namun Si Petugas Kepolisian
melarangnya. Pada akhirnya Clara tidur di sofa ruangan tersebut dan Si Petugas
Kepolisian masih sempat-sempatnya memperhatikan lekukan cantik tubuh Clara.
c. Latar
Latar Tempat
- Kantor Polisi
“Dia menangis lagi. Tanpa airmata. Kemudian pingsan. Kudiamkan
saja dia tergeletak di kursi. Ia hanya mengenakan kain. Seorang ibu
tua yang rumahnya berada di kampung di tepi jalan tol telah
menolongnya.” Dia terkapar telanjang di tepi jalan,” kata ibu tua itu.
Aku sudah melaporkan soal ini kepada pimpinanku. Lewat telepon dia
berteriak,” Satu lagi! Hari ini banyak sekali perkara beginian. Tahan
dia di situ. Jangan sampai ada yang tahu. Terutama jangan sampai
ketahuan wartawan dan LSM!” Pesuruh kantor membaukan PPO ke
hidungnya. Matanya melek kembali.”
- Jalan Tol
“Saya tancap gas. BMW melaju seperti terbang. Di kiri kanan jalan
terlihat api menerangi malam. Jalan tol itu sepi, BMW terbang sampai
120 kilometer per jam. Hanya dalam sepuluh menit saya akan segera
tiba di rumah. Tapi, di ujung itu saya lihat segerombolan orang. Sukar
sekali menghentikan mobil. Apakah saya harus menabraknya? Pejalan
kaki tidak dibenarkan berdiri di tengah jalan tol, tapi saya tidak ingin
menabraknya.”
Latar Waktu
- Malam hari
“Saya tancap gas. BMW melaju seperti terbang. Di kiri kanan
jalan terlihat api menerangi malam…”
Latar Suasana
- Tegang
“Dia bilang kompleks perumahan sudah dikepung, rumah-rumah
tetangga sudah dijarah dan dibakar. Papa, Mama, Monica, dan Sinta, adik-
adikku, terjebak di dalam rumah dan tidak bisa ke mana-mana. ”Jangan
pulang, selamatkan diri kamu, pergilah langsung ke Cengkareng, terbang ke
Singapore atau Hong Kong. Pokoknya ada tiket. Kamu selalu bawa paspor
kan? Tinggalkan mobilnya di tempat parkir. Kalau terpaksa ke Sydney tidak
apa-apa. Pokoknya selamat. Di sana kan ada Oom dan Tante,” kata Mama
lagi.”
- Sunyi
“Jalan tol itu sepi, BMW terbang sampai 120 kilometer per jam.”
- Sedih
“Wanita itu menangis. Mestinya aku terharu. Mestinya. Setidaknya
aku bisa terharu kalau membaca roman picisan yang dijual di pinggir jalan.”
- Duka
“Tabahkanlah hatimu Clara. Kedua adikmu, Monica dan Sinta, telah
dilempar ke dalam api setelah diperkosa. Mama juga diperkosa, lantas bunuh
diri, melompat dari lantai empat. Barangkali Papa akan menyusul juga. Papa
tidak tahu apakah hidup ini masih berguna. Rasanya Papa ingin mati saja.”
- Ketakutan
“Saya orang Indonesia,” kata saya dengan gemetar.”
- Kemarahan
“Di matanya kemarahan terpancar sekejap. Bahwa dia punya nyali
untuk bercerita, memang menunjukkan dia wanita yang tegar.”
e. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen ini adalah sudut pandang orang
pertama.
f. Amanat
Amanat yang dapat dipetik dari cerpen ini adalah kita harus saling menghargai
perbedaan yang ada di masyarakat sebagai sesama manusia. Tidak perlu
melakukan diskriminasi terhadap suatu golongan atau ras, saling membantu
dan bergantung pada satu sama lainnya dalam bermasyarakat.