Anda di halaman 1dari 21

3.1.

1 Kesehatan Ibu dan Anak

3.1.1.1 Pelayanan Antenatal


Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dr. spesialis
kebidanan,dr umum, bidan, pembantu bidan, dan perawat bidan). Untuk itu ibu hamil semasa
kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang meliputi 5 T. Timbang Berat
Badan, Ukur Tinggi Badan, ukur Tekanan Darah, pemberian Imunisasi TT, ukur Tinggi
Fundus Uteri, pemberian tablet Besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.

Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan baru ibu hamil
(K1) dan pelayanan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali dengan distribusi
sekali pada Triwulan I, sekali pada Triwulan II dan dua kali pada triwulan III (K4). Cakupan
K4 di Kota Baubau tahun 2005 adalah 2065 dari jumlah Bumil keseluruhan 3.104 Bumil atau
66,5%. Tahun 2006 terjadi lagi peningkatan jumlah kunjungan yaitu 2.352 dari jumlah
keseluruhan 3.392 Bumil atau (69%) dan pada tahun 2007 kunjungan Bumil yaitu 2528
kunjungan dari jumlah keseluruhan 3.637 Bumil atau (69,51 % ). Pada tahun 2008 kunjungan
Bumil yaitu 3.164 dari jumlah keseluruhan 3.627 Bumil atau (87,23%). tahun 2009
kunjungan Bumil sebanyak 2.851 Kali dari jumlah Bumil 3.906 (72,99 %) dan pada tahun
2010 cakupan K4 yaitu 3.017 atau (78,24%) dari 3.856 jumlah Bumil yang ada

3.1.1.2 Pertolongan Persalinan


Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat dibedakan
menjadi dua yaitu: A. Tenaga Profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan,
pembantu bidan dan perawat bidan, B. dukun bayi (terlatih & tidak terlatih). Cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kota Baubau tahun 2005 yaitu dari jumlah
2.949 persalinan, yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah 2.063 persalinan dan pada
tahun 2006 terjadi lagi peningkatan dimana dari 2.476 keseluruhan persalinan, yang ditolong
oleh tenaga kesehatan adalah 2.321 persalinan atau menjadi 94 % sedangkan pada tahun
2007 yaitu dari 2.765 keseluruhan persalinan yang ditolong oleh Nakes adalah 2.411
persalinan atau (87,20 %). Pada tahun 2008 dari jumlah 2.843 persalinan, yang ditolong oleh
tenaga kesehatan adalah 2.453 persalinan atau 86,28 %. Pada tahun 2009 dari jumlah 2.947
persalinan, yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah 2.539 persalinan (86,16%) dan pada
tahun 2010 dari jumlah 3.023 persalinan yang ditolong oleh kesehatan adalah 2.767
persalinan (91,53%)

3.1.1.3 Pemeriksaan Neonatal


Cakupan pelayanan kesehatan bayi kurang 28 hari/neonatal digunakan untuk mengetahui
luasnya jangkauan dan tingkat kualitas pelayanan kesehatan neonatal. Kunjungan neonatal
adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan minimal dua kali untuk mendapatkan
pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal baik di dalam maupun di luar gedung
puskesmas.
Cakupan Pelayanan neonatal oleh tenaga kesehatan di Kota Baubau tahun 2005 yaitu
81,2% dari jumlah keseluruhan Bayi 2.949 orang dan pada tahun 2006 sebesar 80 % dari
jumlah keseluruhan Bayi 2633 orang dan pada tahun 2007 yaitu sebesar 79,73 % dari jumlah
keseluruhan Bayi 3305 orang. Sedangkan pada tahun 2008 yaitu sebesar 80,69% dari jumlah
keseluruhan bayi 2.433 orang. Pada tahun 2009 Cakupan Neonatal oleh tenaga kesehatan
yaitu 79 % dari jumlah keseluruhan bayi 3.551 orang dan pada tahun 2010 cakupan neonatal
oleh tenaga kesehatan yaitu 92,59% dari jumlah keseluruhan bayi yaitu 3.506 Cakupan
pelayanan Neonatal mengalami naik turun ini dipengaruhi oleh jumlah kelahiran dalam
kurung waktu 1 tahun.

3.1.1.4 Cakupan Distribusi Vitamin A pada Balita


Balita yang mendapatkan Vit. A di Kota Baubau tahun 2006 menjadi 58 % (8.917), pada
tahun 2007 menjadi 80,23 % (11.579 ), dan pada tahun 2008 sebanyak 82,88 % (11.155)
yang mendapatkan vitamin A 2 kali. Tahun 2009 Balita yang mendapatkan Vitamin A adalah
76,02 % dimana dari 13.735 sasaran yang mendapat Vitamin A 2 kali sebanyak 10.455
Balita. Dan Tahun 2010 Balita yang mendapat Vitamin 2 kali sebanyak 10.928 Balita.

3.1.1.5 Keluarga Berencana

Gerakan KB di wilayah Kota Baubau dilaksanakan melalui unit pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta. Keberhasilan program KB dapat diketahui dari beberapa
indikator antara lain pencapaian target KB baru, Cakupan peserta KB aktif terhadap PUS dan
persentase peserta KB aktif dan Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET).

Peserta KB Baru di Kota Baubau tahun 2005 adalah 12.111 orang atau 62 % dari jumlah
PUS 19.556 orang sedangkan peserta KB aktif sebanyak 13.922 orang atau 71,2 %.

Jenis alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan tahun 2005 oleh peserta KB Baru
adalah Suntikan 7.218 orang (59,6.%) dan Pil KB 3.549 orang (29,3%) dan IUD 787 orang
(6,5 %), Sedangkan jenis alat kontrasepsi yang banyak digunakan oleh peserta KB Aktif
adalah Pil KB 5.275 orang (37,88 %), Implant 2.380 orang (17 %), suntikan 2.085 (14,97 %),
dan IUD 1.452 orang (10,42 %).

Sedangkan jenis alat kontrasepsi yang sedikit digunakan baik oleh peserta KB baru
maupun peserta KB aktif adalah MOP, MOW dan Obat Vagina.

Peserta KB Baru di Kota Baubau tahun 2006 adalah 4.792 Peserta atau 26,45 % dari
jumlah PUS 18.113 orang sedangkan Peserta KB Aktif sebanyak 10.735 orang atau 59%,
pada tahun 2007 peserta KB Baru adalah 1.328 Peserta atau 6,28% dari jumlah PUS 21.137
orang sedangkan Peserta KB Aktif sebanyak 7.209 orang atau 34,11 %. Pada tahun 2008
peserta KB baru adalah 2.025 peserta dari jumlah PUS 23.541 orang. Pada tahun 2009
peserta KB baru adalah 3.479 atau 16,21 % dari jumlah PUS 21.468 orang sedangkan peserta
KB aktif sebanyak 13.311 orang atau 62%.

Jenis alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan pada tahun 2007 oleh peserta KB
baru adalah PIL KB 527 orang (43,23%), Suntikan 548 orang (44,95 %) dan Implant 104
orang (8,53 %) sedangkan jenis alat kontrasepsi yang banyak digunakan oleh peserta KB
aktif adalah Suntikan 3.354 orang ( 41,18 %), Pil KB 3.673 orang (45,10 %) dan Implant 336
orang (4,13 %), dan pada tahun 2008 jenis alat kontrasepsi yang banyak digunakan oleh
peserta KB Baru adalah Suntikan 947 orang, PIL KB 924 orang dan Implant 95 orang
sedangkan jenis alat kontrasepsi yang banyak digunakan oleh peserta KB aktif adalah
Suntikan 6.686 orang, PIL KB 6.191 orang dan Implant 1.140 orang.

Pada tahun 2009 jenis alat kontrasepsi yang banyak digunakan oleh peserta KB baru
adalah Pil KB sebanyak 4.449 orang, suntikan 3.232 orang dan kondom 595 orang
sedangkan jenis alat kontrasepsi yang banyak digunakan oleh peserta KB aktif adalah
suntikan 6.188 orang, Pil KB 5.059 otrang dan implant sebanyak 1.269 orang.

Pada tahun 2010 jenis alat kontrasepsi yang banyak digunakan oleh peserta KB baru
adalah suntik sebanyak 1.937 orang, Pil KB 1.752 orang dan kondom 659 orang sedangkan
jenis alat kontrasepsi yang banyak digunakan oleh peserta KB aktif adalah suntikan 5.543
orang, Pil KB 3.012 orang dan implant sebanyak 2.019 orang.

3.1.2 Penigkatan perilaku, Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Swasta

3.2.2.1 Penyuluhan Kesehatan

- Penyuluhan NAPZA

- Jumlah penyuluhan seluruhnya yang dilakukan oleh puskesmas dan Dinas


Kesehatan Kota Baubau .

3.2.2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Lingkungan, perilaku, Pelayanan Kesehatan dan Genetika. Program perilaku sehat dan
pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk memberdayakan individu, keluarga dan
masyarakat dalam bidang kesehatan agar dapat memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya sendiri dan lingkungannya menuju masyarakat yang sehat, mandiri, dan
produktif dengan salah satu sasarannya adalah meningkatnya perwujudan kepedulian
perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan bermasyarakat. Tahun 2009 dari 3.500
rumah yang dipantau, berPHBS adalah 1.455 rumah (41,6%). Dan tahun 2010 dari 3.500
rumah yang dipantau, berPHBS adalah 1.477 rumah (42,2%)

3.2.2.3 Posyandu (UKBM)

Kegiatan di Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi


masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk
masyarakat yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar.

Posyandu adalah suatu forum komunikasi alih teknologi dan pelayanan kesehatan
mayarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam
mengembangkan SDM sejak dini

Tujuan pokok dari pos pelayanan terpadu adalah :

1. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak


2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan menurunkan IMR
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan lain
yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat
4. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak
geografi.
5. Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam angka alih teknologi untuk
swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.

Posyandu di Kota Baubau terdiri dari beberapa strata yaitu Posyandu Pratama, Madya,
Purnama dan Mandiri. Pada Tahun 2009 strata posyandu terdiri atas pratama 57 buah,
madya 38 buah, purnama 20 buah, dan mandiri 17 buah. Tahun 2010 strata posyandu
terdiri atas pratama 30 buah, madya 42 buah, purnama 38 buah, dan mandiri 21 buah.

3.1.3 Peningkatan Kesehatan Lingkungan

3.1.3.1 Penyediaan dan Pengawasan Air Bersih

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Air
banyak digunakan untuk berbagai keperluan baik di RT, Perusahaan/industri atau tempat
lainnya. Oleh karena itu Air bersih yang dipakai seharusnya memenuhi syarat kesehatan.
Tahun 2006 penduduk Kota Baubau yang menggunakan sarana air bersih dari berbagai
sumber yakni ledeng / perpipaan 75.728 Jiwa (94%), Sumur Gali 3.515 Jiwa (4,3 %), Sumur
Pompa Tangan 350 Jiwa (0,43 %), penampungan air hujan 1.130 jiwa (1,4 %) dan Lainnya
7.130 (8,829%). Pada tahun 2010 penduduk Kota Baubau yang menggunakan Sarana Air
Bersih yaitu dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.2

Penduduk Yang menggunakan SAB


Kota Baubau
Tahun 2010

CAKUPAN
JENIS SARANA AIR
NO
BERSIH JUMLA
%
H

1 Ledeng /Perpipaan 19137 86,33


2 Sumur Gali (SGL) 1894 8,54
3 Sumur Pompa Tangan 270 1,22
(SPT)
4 Penampungan Air Hujan 250 1,13
(PAH)
5 Lainnya 615 2,77

Jumlah 21,960 72.9

Sumber : Bidang P2 dan PLP Dinkes Kota Baubau

Dari tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa tahun 2010 di Kota Baubau penggunaan
Sumur Pompa Tangan (SPT) dan Penampungan Air Hujan (PAH) boleh dikatakan
masyarakat sudah tidak menggunakan lagi sarana tersebut karena wilayah Kota Baubau ada
dua sumber Air yang mengelola Ledeng/Perpipaan yaitu milik Pemerintah Kota Baubau dan
milik Pemerintah Kabupaten Buton sehingga dari tiga jenis sarana air bersih yang ada,
masyarakat umumnya menggunakan Sarana Air Ledeng (Perpipaan).
3.1.3.2 Keluarga Dengan Kepemilikan sarana Sanitasi (Jamban, Sampah &
SPAL)

Tahun 2009 dari 30.136 KK diperiksa yang memiliki jamban sebesar 25.961 KK(86,1%),
yang memiliki tempat sampah 20.034 KK(66,5%) dan yang memiliki SPAL 12.380
KK(0,41%) Sedangkan tahun 2010 dari 30.274 KK diperiksa yang memiliki jamban sebesar
26.007 KK(85,9%), yang memiliki tempat sampah 20.073 KK(66,3%) dan yang memiliki
SPAL 12.403 KK (0,41%)

3.1.3.3 Rumah Tangga Sehat

Ukuran yang sering digunakan untuk menilai kesehatan perumahan diantaranya adalah
luas lantai, jumlah TT, kepadatan penghuni dan ada tidaknya sanitasi dasar.

Keadaan perumahan sehat di Kota Baubau umumnya sudah baik. Kondisi perumahan di
Kota Baubau tahun Tahun 2009 dari 23.631 rumah yang ada, jumlah yang diperiksa adalah
seluruhnya dan rumah yang sehat 18.241 rumah (77,1%) dan pada tahun 2010.

3.1.3.4 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat


Makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar dan sumber utama bagi
kelangsungan kehidupan manusia, namum makanan dan minuman yang tidak dikelola
dengan baik justru akan menjadi media yang efektif dalam penularan penyakit. Tahun 2008
TUPM yang ada adalah 117 buah, yang diperiksa 108 buah, jumlah yang sehat 86 buah
(79,63%) yang meliputi : Hotel yang diperiksa 16 buah, sehat 15 buah (93,75%),
Restoran/Rumah Makan 36 buah yang diperiksa sehat 34 buah (94,44%), Pasar Buah yang
diperiksa 14 buah sehat 12 buah (85,71%) dan TUPM lainnya 45 buah yang diperiksa sehat
25 buah (55,56%).

Hasil pemeriksaan jentik nyamuk Tahun 2005 telah diadakan survei jentik dimana dari
2.460 rumah yang diperiksa terdapat 1064 rumah (43,3%) yang bebas jentik.
Pada tahun 2009 dari 23.631 rumah yang ada telah diperiksa 10.883 rumah (46,1%) dan
rumah yang bebas jentik sebanyak 7.077 rumah (65%). Tahun 2010 dari 23.684 rumah yang
ada telah diperiksa 13.517 rumah (57,1%) dan rumah yang bebas jentik sebanyak 8.692
rumah (64,3%). Rendahnya angka bebas jentik ini perlu diwaspadai terutama terhadap
penyakit yang menimbulkan KLB seperti DBD di tahun berikutnya. Oleh karena itu perlunya
kesadaran masyarakat melaksanakan PSN dengan gerakan 3 M.

3.1.4 Peningkatan Upaya Kesehatan

3.1.4.1 Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka kematian Bayi merupakan salah satu indikator dari situasi derajat kesehatan
masyarakat. Angka kematian Bayi secara nasional pada tahun 2009 yaitu 34 per 1000
kelahiran hidup.

Sesuai pemutakhiran data tingkat Kota Baubau Angka Kematian Tahun 2006 dari
Laporan Puskesmas adalah 17 per 1000 Kelahiran Hidup dan pada Tahun 2007 Angka
Kematian Bayi turun menjadi 16 per 1000 Kelahiran Hidup, sedangkan angka kematian Bayi
tahun 2008 yaitu 12,76 per 1000 (36 dari 2.822 kelahiran hidup). Tahun 2009 Angka
Kematian Bayi menjadi 15 per 1000 Kelahiran Hidup (44 dari 2.922 kelahiran hidup) dan
pada tahun 2010 angka kematian bayi menjadi 14 per 1000 kelahiran hidup (42 dari 2995
kelahiran hidup)

3.1.4.2 Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka Kematian Balita (AKABA) yang juga merupakan salah satu indikator derajat
kesehatan masyarakat juga menunjukkan keberhasilan upaya kesehatan yang telah
dilaksanakan utamanya upaya kesehatan lingkungan, PKM, P2M dan Program Gizi. Angka
Kematian Bayi juga dapat mencerminkan tingkat dan besarnya masalah kemiskinan,
sehingga dapat menjadikan indikator yang sensitif bagi perkembangan sosial ekonomi
nasional.
Angka Kematian Balita Nasional tahun 2009 adalah 44 per seribu Kelahiran Hidup. Bila
dibandingkan dengan Angka Kematian Balita di Sultra tahun 2009 adalah 5,69 per seribu
Kelahiran hidup. Angka kematian Balita di Kota Baubau masih dibawah angka kematian
Balita di Sultra.

Angka kematian Balita di Kota Baubau tahun 2007 yaitu 8 per 1000 (22 dari 2.743
kelahiran hidup) pada tahun 2008 adalah 5 Per 1000 (14 dari 2.822 kelahiran hidup) . Angka
kematian Balita pada tahun 2009 adalah 3,76 Per 1000 (11 dari 2.922 kelahiran hidup) dan
angka kematian balita tahun 2010 adalah 3,67 (11 dari 2.995 kelahiran hidup)

3.1.4.2 Angka Kematian Ibu Maternal (MMR)

Angka Kematian Ibu Maternal merupakan salah satu indikator derajat kesehatan
masyarakat yang berkaitan langsung dengan status kesehatan ibu hamil, ibu melahirkan, dan
masa nifas.

Untuk menekan angka kematian ibu bersalin diperlukan beberapa usaha yang spesifik
antara lain meningkatkan peran bidan desa dan secara bertahap mengurangi peran dukun
bersalin. Sebagaimana diketahui dari data yang ada di Kota Baubau persalinan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan tahun 2005 sebesar 70 % dan sampai dengan tahun 2010
meningkat menjadi 91,53 %.

Dengan penempatan bidan desa diharapkan masalah tersebut dapat diatasi disamping
penyuluhan untuk merubah persepsi masyarakat yang selama ini lebih senang melahirkan di
rumah dibanding dengan melahirkan di Rumah Sakit atau Polindes.

Dari data/laporan yang ada pada Dinas kesehatan Kota Baubau angka kematian ibu pada
tahun 2007 dimana kematian Ibu Maternal yaitu 7 orang dari ibu hamil sebanyak 3.637, pada
tahun 2008 kematian Ibu Maternal yaitu 11 orang dari ibu hamil sebanyak 3.627, tahun 2009
kematian Ibu Maternal sudah mengalami penurunan yaitu 5 orang dari ibu hamil sebanyak
2.947 dan pada tahun 2010 Kematian ibu maternal sebanyak 5 orang. Kematian Ibu Maternal
mengalami penurunan antara lain peran bidan desa yang sudah bermitra dengan dukun
bersalin .
Data mengenai Kematian ibu masih sulit diperoleh dan masih memerlukan survei khusus.
Sebab Data tentang angka kematian hingga saat ini belum ada data yang akurat, sebab
kegiatan pencatatan dan pelaporan hanya dilakukan di Puskesmas dan Rumah Sakit sebab
besar kemungkinan masih ada data/kasus yang masih luput dari pencatatan dan Pelaporan
para Bidan Desa.

3.1.5 Peningkatan Sumber Daya Kesehatan

Upaya kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila pemenuhan sumber daya
tenaga, pembiayaan dan sarana kesehatan dapat memadai dan seimbang dengan kebutuhan
sumber daya kesehatan dapat diukur dengan beberapa indikator antara lain:

3.1.5.1 Sarana Kesehatan

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat penyediaan saran kesehatan


merupakan kebutuhan pokok yang menjadi perhatian utama pembangunan di bidang
kesehatan yang bertujuan agar semua masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan.

Sarana Kesehatan Pemerintah

1. Rumah sakit (Tipe C) : 1 buah

2. Rumah sakit Bhayangkara : 1 buah

3. Puskesmas non Perawatan : 11 buah

4. Puskesmas Perawatan : 3 buah

5. Puskesmas Pembantu : 11 buah

6. Poskesdes : 43 buah

7. Polindes : 16 buah

8. Puskel Roda empat : 11 buah

9. Apotek Pelengkap : 1 buah


10. Praktek Dokter : 1 buah

Sarana Kesehatan Swasta

1. Apotek : 25 buah

2. Toko Obat Berizin : 15 buah

3. Rumah Bersalin : 1 buah

4. Klinik : 2 buah

5. Praktek Dokter Bersama : 0 buah

6. Tempat Praktek Pribadi : 31 buah

Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

1. Posyandu yang ada : 131 buah

2. Posyandu yang aktif : 131 buah

3.1.5.2 Pembiayaan Kesehatan

Tahun 2009 total anggaran yang dikelola oleh Dinas Kesehatan Kota Baubau
Rp.13.455.815.738,- yang terdiri atas APBD Rp.5.328.675.738, Dana Alokasi Khusus
7.238.300.000,-. Dan tahun 2010 total anggaran yang dikelola oleh Dinas Kesehatan Kota
Baubau Rp. 5.583.817.472,- yang terdiri atas APBD Rp. 2.123.225.472,- Dana Alokasi
Khusus Rp.2.628.400.000,-

3.5.1.3 Tenaga Kesehatan


Tenaga Dokter Umum
Tahun 2009 tenaga dokter umum berjumlah 26 orang yang tersebar di puskesmas 13 orang,
Dinas Kesehatan 1 orang, RSUD 8 orang, Klinik Murhum 3 orang dan Rumah Bersalin
Zafira 1 orang. Tahun 2010 tenaga dokter umum berjumlah 28 orang yang tersebar di
puskesmas 11 orang, Dinas Kesehatan 1 orang, RSUD 12 orang, Klinik Murhum 3 orang dan
Rumah Bersalin Zafira 1 orang

Tenaga Dokter Ahli


Tahun 2010 jumlah dokter ahli 7 yang meliputi 1 orang spesialis penyakit anak, 1 orang ahli
penyakit dalam, 1 orang ahli bedah, 3 orang ahli kandungan dan 1 orang ahli radiologi.

Tenaga Dokter Gigi


Tahun 2010 jumlah dokter gigi sebanyak 13 orang yang tersebar di Puskesmas 9 orang dan
RSUD 3 orang dan 1 orang di klinik murhum. Rasio terhadap 100.000 penduduk adalah 9,5
orang.

Tenaga Kefarmasian
Tenaga kefarmasian di Kota Baubau tahun 2010 sebanyak 31 orang dengan tingkat
pendidikan sebagai berikut : Apoteker sebanyak 13 orang yang tersebar di Puskesmas 3
orang, Dinas Kesehatan 3 orang, RSUD 4 orang dan klinik swasta 3 orang. S1 Farmasi
sebanyak 10 orang yang tersebar di puskesmas 5 orang, Dinas Kesehatan 2 orang dan rumah
sakit 3 orang. D III Farmasi sebanyak 2 orang yang tersebar di Puskesmas 2 orang. Asisten
apoteker sebanyak 6 orang yang tersebar RSUD 2 orang dan klinik swasta 4 orang.

Tenaga Sarjana Kesehatan Masyarakat


Tahun 2010 jumlah tenaga Sarjana Kesehatan Masyarakat 53 orang yang tersebar 21 orang di
Puskesmas, 20 orang di Dinas Kesehatan Kota Baubau, 11 orang di RSUD dan 1 orang di
klinik swasta. Rasio terhadap 100.000 penduduk adalah 3,87 orang.

Tenaga Bidan
Jumlah tenaga bidan di Kota Baubau tahun 2010 adalah 119 orang terdiri dari D IV Bidan
sebanyak 4 orang, D III Bidan 65 orang, dan Bidan D I 50 orang. Untuk lebih jelas dapat
dilihat dalam tabel 57 lampiran profil. Rasio terhadap 100.000 penduduk adalah 86,87 orang.
Tenaga Perawat
Tahun 2010 jumlah tenaga perawat di Kota Baubau adalah 278 orang yang tersebar di
Puskesmas 128 orang, di Dinas Kesehatan 3 orang dan 111 orang di RSUD. RS Bhayangkara
4 orang, Klinik Swasta 32 orang. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel 57 lampiran
profil

Tenaga sanitasi
Jumlah tenaga sanitasi di Kota Baubau tahun 2010 sebanyak 31 orang, dengan tingkat
pendidikan sebagai berikut: D III Sanitasi sebanyak 28. Dan D I Sanitasi sebanyak 3 orang
yang terdapat di Puskesmas 2 orang dan di RSUD 1 orang.

Tenaga Gizi
Jumlah Tenaga Gizi di Kota Baubau tahun 2010 sebanyak 51 orang dengan tingkat
pendidikan sebagai berikut: D III Gizi sebanyak 34 orang, DI Gizi sebanyak 17 orang yang
tersebar di Puskesmas 14 orang dan 3 orang di Dinas Kesehatan.

Tenaga Teknisi Medis


Tenaga teknisi medis di Kota Baubau tahun 2010 adalah sebanyak 29 orang dengan tingkat
pendidikan sebagai berikut: Analis laboratorium sebanyak 14. Penata Anestesi sebanyak 6
orang. Fisioterapi sebanyak 9 orang yang hanya terdapat di RSUD. Rasio terhadap 100.000
penduduk adalah 21,17 orang.

3.1.6 Pemanfaatan Sarana Kesehatan

3.1.6.1 Kunjungan Puskesmas

Pemanfaatan fasilitas kesehatan di puskesmas dapat dilhat dari beberapa indikator yang
antara lain sebagai berikut :

1). Rata-rata kunjungan puskesmas

2). Cakupan kunjungan Puskesmas

Tahun 2009 jumlah kunjungan ke Puskesmas sebanyak 148.995 kunjungan, adapun


kunjungan terbesar terdapat pada Puskesmas Wajo, Puskesmas Wolio dan Puskesmas
Bataraguru. Dan tahun 2010 jumlah kunjungan ke Puskesmas meningkat menjadi 152.648
kunjungan, adapun kunjungan terbesar terdapat pada Puskesmas Wajo, Puskesmas Wolio
dan Puskesmas Bataraguru

3.1.6.2 Kunjungan Rumah Sakit

Kunjungan Rawat Jalan di RSUD Kota Baubau tahun 2010 jumlah kunjungan rawat jalan
19.555 kunjungan sedangkan rawat inap 4.346 kunjungan.

3.1.7 Indikator Pelayanan Rumah sakit

1. Angka Penggunaan Tempat Tidur (Bed Occupancy Rate)

Persentase penggunaan tempat tidur merupakan indikator yang memberikan


gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur pada suatu Rumah Sakit.
Pada tahun 2010 angka penggunaan tempat tidur RSUD Kota Baubau adalah 39,1%.

2. Rata-Rata Lama Dirawat (Length Of Stay)

Length Of Stay adalah Jumlah Hari Perawatan per Jumlah Pasien Keluar (Hidup +
Mati). tahun 2010 rata-rata lama dirawat adalah 3,3 hari,

3. Efisiensi Pemanfaatan Tempat Tidur (TOI)


TOI adalah Jumlah Tempat Tidur kali Jumlah Hari dalam Setahun kurang Jumlah
Hari Perawatan per Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Mati ). TOI RSUD Kota Baubau
adalah 5,2 hari.

4. Angka Kematian Umum (GDR)


GDR adalah Jumlah Pasien Mati Seluruhnya per Jumlah Pasien Keluar (Hidup +
Mati). Angka GDR RSUD Kota Baubau adalah 57,9%.

5. Angka Kematian Neto (Net Death Rate)


NDR adalah Jumlah Pasien Mati diatas 48 Jam per Jumlah Pasien Keluar (Hidup +
Mati ). Angka NDR RSUD Kota Baubau adalah 35,6%.

3.1.8 Pemberantasan Penyakit Menular


3.1.8.1 Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2)

Pemberantasan Penyakit Malaria


Kegiatan malaria diutamakan pada daerah yang mempunyai tingkat endemisitas tinggi
dengan melihat beberapa indikator seperti Parasit Rate (PR), Annual Malaria Incidence
(AMI) dan lingkungan pemukiman yang diperkirakan potensial sebagai tempat perindukkan
nyamuk anopheles. Hasil Penemuan dan Pengobatan penderita Malaria Klinis tahun 2005
jumlah kunjungan sebanyak 2.812 orang atau 23,2 %, pada tahun 2006 jumlah penderita
malaria klinis menurun menjadi 2.172 0rang atau 17,75 %. Pada tahun 2007 jumlah
penderita malaria klinis meningkat menjadi 4717 orang atau 37,85 %, pada tahun 2008
jumlah penderita malaria klinis menurun menjadi 2.666 orang atau 14,37%, Tahun 2009
jumlah penderita Malaria Klinis menjadi 2.990 orang atau 18 % dan pada Tahun 2010 jumlah
penderita Malaria Klinis meningkat menjadi 3.501 orang atau 18 %

Dari data yang masuk per Puskesmas, Kecamatan yang paling tinggi kasus malaria
klinisnya adalah Kecamatan Bungi dan Kecamatan Murhum. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram pie di bawah ini:

Penderita Malaria Klinis di Kota Baubau


Tahun 2006 – 2010

2172
3501
2006
2007
2990 4717 2008
2009
2666

Pemberantasan Penyakit Rabies.


Tahun 2010 jumlah kasus rabies yaitu 50 kasus, yang diberikan VAR 28 kasus. Jumlah kasus
terbanyak ada diwilayah kerja Puskesmas Bungi yaitu sebanyak 19 kasus.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.1
Jumlah Kasus Gigitan Anjing Tersangka Rabies Menurut Puskesmas
Kota Baubau
Tahun 2010

Pengobatan Pasteur
Jumlah
No Puskesmas Kematian
Kasus VAR Tidak di
VAR

1 Wolio 11 1 10 0

2 Bataraguru 0 0 0 0

3 Wajo 8 6 2 0

4 Betoambari 0 0 0 0

5 Meo-Meo 6 6 0 0

6 Kadolomoko 0 0 0 0

7 Lakologou 0 0 0 0

8 Liwuto 0 0 0 0

9 Bungi 19 12 7 0

10 Lowu-Lowu 0 0 0 0

11 Kampeonaho 2 2 0 0

12 Katobengke 3 1 2 0

13 Sorawolio 0 0 0 0

14 Waborobo 1 0 1 0

Jumlah 50 28 22 0

Sumber : Bid. P2_PLP Dinkes Kota Baubau

Dari data tersebut di atas terlihat bahwa dari 14 Puskesmas yang ada di Kota Baubau terdapat
7 Puskesmas yang mempunyai kasus gigitan anjing tersangka rabies.

Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)


Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit menular yang dapat menyebabkan
KLB dan Kematian dalam waktu yang singkat. Tahun 2003 di Kota Baubau terjadi Kasus
KLB Demam Berdarah Dengue sebanyak 29 penderita positif terjangkit DBD tahun 2004
jumlah penderita menurun sebanyak 27 kasus dan pada tahun 2005 mengalami peningkatan
menjadi 86 kasus dan pada tahun 2006 jumlah penderita menurun lagi sebanyak 23 kasus
ditangani semua (100 %) dan pada tahun 2007 jumlah penderita meningkat sebanyak 137
kasus ditangani semua (100 %), sedangkan pada tahun 2008 jumlah penderita mengalami
penurunan yaitu sebanyak 50 kasus ditangani semua (100 %). Tahun 2009 jumlah penderita
DBD sebanyak 75 kasus ditangani sebanyak 75 kasus (100 %). Dan tahun 2010 jumlah
penderita DBD menurun menjadi 36 kasus dan ditangani sebanyak 100 %.
Untuk menanggulangi kejadian tersebut telah dilakukan berbagai upaya antara lain :
1. Pemeriksaan jentik berkala.
2. Fogging Fokus di wilayah endemis DBD
3. Abatisasi
4. Penyuluhan Gerakan Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di seluruh lapisan
masyarakat.

Pemberantasan Penyakit Filariasis


Pelaksanaan pemberantasan penyakit filariasis tahun 2005 dilaksanakan pada wilayah yang
mempunyai penderita baik yang suspek maupun yang positif.

Pada tahun 2005 jumlah penderita filariasis di Kota Baubau sebanyak 1 kasus ada di
Kecamatan Betoambari Kelurahan Katobengke. Pada tahun 2006 masih didapatkan penderita
filariasis sebanyak 1 kasus di Kecamatan Bungi wilayah kerja Puskesmas Kampeonaho.
Sedangkan pada tahun 2008, 2009 dan 2010 tidak didapatkan penderita filariasis.

3.1.8.2 Pemberantasan Penyakit Menular langsung (P2ML)

Pemberantasan Penyakit Kusta

Jumlah Penderita Penyakit Kusta di Kota Baubau tahun 2005 sebanyak 34 penderita. Jumlah
tersebut meningkat dibanding jumlah Penderita Penyakit Kusta di Kota Baubau tahun 2004
yaitu sebanyak 22 kasus. Penderita terbanyak berada di Kecamatan Wolio.
Tahun 2006 jumlah penderita Kusta di Kota Baubau sebanyak 38 penderita, 28 RFT (74 %
RFT) sedangkan Tahun 2008 jumlah penderita Kusta yaitu sebanyak 36 penderita, 26 RFT
(72,22% RFT). tahun 2009 jumlah Penderita Kusta yaitu sebanyak 36 penderita. Dan tahun
2010 sebanyak 31 penderita

b. Pemberantasan Penyakit ISPA (Pneumonia)

Kegiatan yang dilaksanakan adalah penemuan dan pengobatan penderita baik di Puskesmas
maupun di lapangan termasuk pengobatan oleh kader kesehatan, prioritas program pada bayi
dan Balita.
Hasil kegiatan P2 ISPA pada tahun 2005 di Kota Baubau adalah sebanyak 557 sedangkan
data tahun 2006 menunjukan jumlah penderita ISPA 294 kasus, penderita Balita sebanyak
221 kasus semuanya tertangani (100 %), dan tahun 2007 menunjukan jumlah penderita ISPA
180 kasus, penderita Balita sebanyak 340 kasus dan yang tertangani ( 99 %). Pada tahun
2008 jumlah penderita ISPA pada Balita 297 kasus dan semuanya tertangani (100%). Dan
tahun 2009 jumlah penderita ISPA 323 kasus

c. Pemberantasan Penyakit Diare


Hasil cakupan Penyakit Diare, salah satu penyakit menular yang banyak penderitanya,
bahkan di beberapa daerah dengan kondisi tertentu dapat timbul dalam bentuk KLB dengan
disertai angka kematian. Angka kesakitan penderita yang ditemukan dan diobati masih
tinggi.

Pada tahun 2004 jumlah kasus Diare sebanyak 2.714 kasus, pada tahun 2005 mengalami
peningkatan yaitu sebanyak 2.734 kasus. Pada tahun 2006 penderita diare sebanyak 2.664
kasus semuanya tertangani (100 %) sedangkan pada tahun 2007 penderita diare sebanyak
3.433 kasus semuanya tertangani (100%). Pada tahun 2008 penderita diare sebanyak 3.298
kasus semuanya tertangani (100 %) tahun 2009 penderita diare sebanyak 2574 kasus, dan
pada tahun 2010 penderita diare sebanyak 3.087 kasus. Untuk jelasnya dapat dilihat pada
diagram pie di bawah ini

Penderita Diare di Kota Baubau

Tahun 2006 – 2010


14.97 , 15%

25.74 , 26%
19.29 , 19%
21.47 , 21%
18.53 , 19%

2006 2007 2008 2009 2010

Pemberantasan Penyakit TB – Paru


Jumlah penderita TB Paru di Kota Baubau tahun 2004 sebanyak 422 kasus TB-Paru klinis
81 kasus, TB-Paru positif dan yang dinyatakan sembuh sebanyak 72 kasus. Tahun 2005
jumlah kasus TB-Paru meningkat menjadi 1.095 Kasus TB – Paru Klinis, 140 TB-Paru ( +)
dan 114 kasus TB-Paru yang diobati telah sembuh. Wilayah Kecamatan Betoambari &
Kecamatan Wolio dengan kasus TB-Paru terbanyak.

Pada Tahun 2006 jumlah kasus penderita TB – Paru klinis 1.851 kasus, penderita positif (+)
210 kasus yang diobati 204 penderita yang sembuh 182 (89 %). Sedangkan pada tahun 2007
jumlah kasus penderita TB – Paru klinis 871 kasus, penderita positif (+) 99. kasus yang
diobati 160 penderita yang sembuh 137 (85,63 %).

Pada tahun 2008 jumlah kasus penderita TB-Paru klinis 871 kasus, penderita positif (+) 132
kasus, yang diobati 131 penderita yang sembuh 64 (48,85%). Wilayah Kecamatan Wolio dan
Kecamatan Murhum merupakan kecamatan dengan kasus TB Paru terbanyak. Tahun 2009
jumlah kasus penderita TB-Paru klinis 1212 kasus, penderita yang positif 155 kasus, yang
diobati dan sembuh 155 kasus. Tahun 2010 jumlah kasus penderita TB-Paru klinis 1436
kasus, penderita yang positif 182 kasus, yang diobati dan sembuh 149 kasus.
3.2 Relevansi antara kebijakan (teori) dan pencapaian (kenyataan)

Berdasarkan data

Anda mungkin juga menyukai

  • Biostatistik
    Biostatistik
    Dokumen14 halaman
    Biostatistik
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Biostatistik
    Biostatistik
    Dokumen14 halaman
    Biostatistik
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Tugas Biost
    Tugas Biost
    Dokumen1 halaman
    Tugas Biost
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Biostatistik
    Biostatistik
    Dokumen14 halaman
    Biostatistik
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Biostatistik
    Biostatistik
    Dokumen14 halaman
    Biostatistik
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Biostatistik
    Biostatistik
    Dokumen14 halaman
    Biostatistik
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Terjemahan Lengkap..
    Terjemahan Lengkap..
    Dokumen14 halaman
    Terjemahan Lengkap..
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Regresi Dummy
    Regresi Dummy
    Dokumen3 halaman
    Regresi Dummy
    Yuga Hardiyansah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Makalah Manajemen Strategi
    Makalah Manajemen Strategi
    Dokumen15 halaman
    Makalah Manajemen Strategi
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Analysis of Anova
    Analysis of Anova
    Dokumen15 halaman
    Analysis of Anova
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Biostatistik
    Biostatistik
    Dokumen14 halaman
    Biostatistik
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Analisis Intrumen
    Analisis Intrumen
    Dokumen5 halaman
    Analisis Intrumen
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ekonomi Kesehatan
    Makalah Ekonomi Kesehatan
    Dokumen9 halaman
    Makalah Ekonomi Kesehatan
    Mannan
    100% (1)
  • RABIES
    RABIES
    Dokumen42 halaman
    RABIES
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Bab I Makalah
    Bab I Makalah
    Dokumen17 halaman
    Bab I Makalah
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Makalah Survailens Novi
    Makalah Survailens Novi
    Dokumen35 halaman
    Makalah Survailens Novi
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Biostatistik
    Biostatistik
    Dokumen14 halaman
    Biostatistik
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Secara Garis Besar
    Secara Garis Besar
    Dokumen2 halaman
    Secara Garis Besar
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ekonomi Kesehatan
    Makalah Ekonomi Kesehatan
    Dokumen34 halaman
    Makalah Ekonomi Kesehatan
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen41 halaman
    Makalah
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • RABIES
    RABIES
    Dokumen42 halaman
    RABIES
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • DAFTAR PUSTAKA Survailance
    DAFTAR PUSTAKA Survailance
    Dokumen1 halaman
    DAFTAR PUSTAKA Survailance
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Makalah Manajemen Strategi
    Makalah Manajemen Strategi
    Dokumen15 halaman
    Makalah Manajemen Strategi
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Bab I Makalah
    Bab I Makalah
    Dokumen17 halaman
    Bab I Makalah
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 5
    Kelompok 5
    Dokumen19 halaman
    Kelompok 5
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Edward A
    Edward A
    Dokumen3 halaman
    Edward A
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat
  • Format Bahan Ajar
    Format Bahan Ajar
    Dokumen16 halaman
    Format Bahan Ajar
    Anonymous ClyaQjJt
    Belum ada peringkat