PENDAHULUAN
1
3. Hubungan kontak langsung antara pelanggan dengan manajemen di
perusahaan semakin sulit dibina, karena lokasi kegiatan tidak lagi terpusat
di satu tempat, tetapi menyebar ketempat lain. Karena dengan
menggunakan teknologi email, telepon dan lainnya, para manajemen bisa
berhubungan dengan pelanggan, tanpa harus bertemu secara langsung,
sehingga hubungan relasi yang dekat semakin berkurang.
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2 Tujuan Strategi Teknologi
5
8. Penurunan teknologi : Teknologi baru muncul sehingga menciptakan
peluang baru dari teknologi lama dan mengganti teknologi lama.
6
Lingkungan Internal
L i n g k u n g a n i n t e r n a l a d a l a h l i n g k u n g a n o r g a n i s a s i ya n g b e r a d a
d i d a l a m organisasi tersebut dan secara formal memiliki implikasi
yang langsung dan khusus pada perusahaan. Perusahaan sendiri sesuai
konsep masa kini merupakan kumpulandari berbagai macam sumber daya,
kapabilitas dan kompetensi yang selanjutnya bisadigunakan untuk membentuk
market position tertentu. Dengan dem ikian analisisl i n g k u n g a n
internal akan meliputi analisis mengenai sumber daya
m a n u s i a , k a p a b i l i t a s d a n k o m p e t e n s i i n t i ya n g d i m i l i k i o l e h
p e r u s a h a a n . M a s i n g - m a s i n g komponen dari analisis lingkungan internal
sebagai berikut:
7
penilaian terhadap kemampuan para karyawanuntuk bekerja sama secara lebih
efektif.
2. Kapabilitas (Capability)
a.Pendekatan Fungsional, merupakan penentu kapabilitas perusahaan
secara relative terhadap fungsi-fungsi utama perusahaan antara lain:
pemasaran, penjualan dandistribusi, keuangan dan akuntansi, sumber daya
manusia, produksi sertaorganisasi secara umum.
b. Pendekatan Rantai Nilai (Value Chain), kapabilitas yang didasarkan
padaserangkaian kegiatan yang berurutan yang merupakan sekumpulan
aktivitas nilai(value activities) yang dilakukan untuk mendesain, memproduksi,
memasarkan,mengirim dan mendukung produk dan jasa.
8
Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal sendiri dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian besar lagi
yakni lingkungan yang sifatnya umum dan lingkungan industri. Berikut uraian
mengenai kedua hal tersebut.
- Lingkungan Umum
a. Faktor Ekonomi
o Para pesaing perusahaan sejenis atau sering disebut perusahaan
Kompetitor
o Langganan (Costumers)
o Pasar tenaga kerja, organisasi memerlukan karyawan dengan
bermacam-macam keterampilan
o Lembaga Keuangan
o Supplies (Pemasok bahan baku)
o Perwakilan pemerintah, hubungan organisasi dengan perwakilan
pemerintah dengan kompleks
Faktor ekonomi ini meliputi pertumbuhan ekonomi suatu Negara dan hal-
hal yang berkaitan dengan ekonomi secara makro seperti inflasi, kebijakan
pemerintah, dan lain-lain. Namun pada kenyataannya factor ini akan
berkembang dan berimbas kepada ekonomi mikro yang lebih spesifik,
seperti:
Melihat uraian tersebut, maka factor ekonomi suatu Negara secara global
juga akan mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam menentukan arah
dan langkah perusahaan.
9
merupakan factor yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Organisasi
perusahaan akan cenderung mengikuti perkembangan sosial politik yang
terjadi guna antisipasi terhadap berlangsungnya stabilitas dan kebijakan di
dalam organisasi perusahaan.
e. Faktor Demografi
Faktor tempat dan situasi alam juga tentunya tidak bisa dipisahkan.
Kondisi alam dan tata letak perusahaan yang berkaitan dengan alam akan
membutuhkan kebijakan yang harus sesuai guna menanggulangi ancaman
yang berasal dari lingkungan dan alam.
10
Lingkungan ini hanya memiliki sedikit dampak implikasi langsung bagi
pengaturan suatu organisasi. Namun tetap mampu mempengaruhi kebijakan
strategi dari organisasi perusahaan. Faktor-faktor lingkungan umum dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
- Lingkungan Industri
Pemindaian (scanning)
Pengawasan (monitoring)
11
Peramalan (forecasting)
Penilaian (assessing)
12
2.6 Portofolio Matriks Kekuatan
MENGATASI KELEMAHAN
- Turnaround
-Integrasi Vertikal
- Likuidasi
- -Difersifikasi konglomerat
- Divestiture
INTERNAL EKSTERNAL
II I
III IV
- Konsentrasi
- Integritas Vertikal
- Pengembangan produk
& pasar - Diversifikasi konsentrik
OPTIMALISASI KEKUATAN
13
2.7 Formulasi Strategi
14
Berbagai buku mendefinisikan manajemen strategi dengan kata-kata yang
berbeda. Diantaranya, menurut Haidari Nawawi (2003), manajemen strategi
merupakan perencanaan strategi yang berorientasi pada jangkauan masa depan
yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi
(keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi
berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu
(perencanaan operaional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta
pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian
tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran organisasi.
15
2. Membuat sederhana dan terfokus. Dalam usaha kecil, kesederhanaan
adalah efektif. Usaha dan sumber daya, seharusnya dikonsentrasikan
dimana dampak dan keuntungan adalah hal yang paling utama.
3. Fokus pada pasar yang menguntungkan. Kelangsungan hidup dan
keberhasilan usaha kecil oleh persediaan barang dan jasa khusus yang
menemukan keinginan dan kebutuhan dari pemilihan kelompok
pelanggan.
4. Mengembangkan rencana pemasaran. Usaha kecil harus memutuskan
bagaimana untuk meraih dan menjual kepada pelanggan.
5. Memanajemen tenaga kerja secara efektif. Kesuksesan usaha kecil
tergantung pada bangunan, pengaturan dan motivasi sebuah tim
pemenang.
6. Membuat catatan keuangan yang jelas. Usaha kecil perlu untuk memiliki
catatan asset, liabilitas, penjualan, biaya dan informasi akunting lainnya
dalam urutan untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan.
7. Tidak pernah menghambur-hamburkan kas. Kas adalah raja di dalam
dunia usaha kecil.
8. Menghindari perangkap yang berulang-ulang dari pertumbuhan yang
cepat. Usaha kecil harus hati-hati melakukan ekspansi.
9. Mengerti seluruh fase bisnis. Pengendalian usaha kecil dan kemajuan
keuntungan usaha kecil , tergantung pada pengertian yang lengkap dari
seluruh fungsi bisnis.
10. Merencanakan ke depan. Usaha kecil harus memformulasikan secara kritis
dan menantang, pencapaian yang masih, tujuan dan mengubahnya menjadi
aktifitas yang produktif.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
17
segi eksternalnya (pasar, persaingan, teknologi, regulasi, dan keadaan
ekonomi) maupun segi internalnya (nilai organisasi, keunggulan dan
kemampuan, hasil produkdan pasar,dan kebijakan strategis yang lalu)
2. Tahap II; Formulasi Strategi. Tim ini pulalah harus memeriksa beberapa
masa depan alternatif dan menyeleksinya serta menciptakan profil atau
visi strategis yang berfokuskan pada ke sembilan pertanyaan tersebut.
Kekuatan formulasi sangat tergantung pada kekuatan proses yang dilalui
atau yang dialami oleh tim dalam membuat keputusan.
3. Tahap III; Perencanaan Proyek Induk Strategis. Dengan menggunakan
metode management proyek yang canggih dan benar dimana rencana
disusun, dijelaskan, diprioritaskan, ditahap-tahapkan, dijadwalkan,
disumberdayakan dan diimplementasikan serta dipantau (diawasi), maka
proyek-proyek tersebut dapat dioptimalkan dalam suatu portofolio.
4. Tahap IV; Implementasi Strategi. Tahap ini adalah tahap pelaksanaan
(implementasi) yang mana kualitas suatu proyek sangat diharuskan. Untuk
itu dibutuhkan suatu sistem komunikasi yang handal, cepat dan akurat
yang dimulai dari tingkat rendah (lower mmanagement) hingga ke tingkat
yang tinggi (top management).
5. Tahap V; Pemantauan, Peninjauan dan Pembaharuan Strategi. Di tahap ini
dibutuhkan indikator internal (kemajuan di bidang tujuan dan langkah
strategis, kemajuan proyek) maupun indikator eksternal (validitas asumsi
dasar yang menjadi penciptaan visi). Umpan balik (feedback) dari
berbagai sumber kegiatan baik untuk jangka pendek, menengah maupun
panjang harus dioptimalkan secara terus menerus.
3.2 Saran
Adapun yang menjadi saran penulis terhadap pembaca adalah agar
pembaca dapat memahami isi makalah sehingga dapat mengimplementasiakn
dalam dunia kerja.
18
DAFTAR PUSTAKA
19