Anda di halaman 1dari 92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EVALUASI PENGADAAN OBAT DI PUSKESMAS SLEMAN


YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Megasari Delfia

NIM : 118114178

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EVALUASI PENGADAAN OBAT DI PUSKESMAS SLEMAN


YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Megasari Delfia

NIM : 118114178

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karuni-Nya. Tak lupa shalawat serta salam penulis panjatkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW sebagai tauladan, panutan bagi umat manusia, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Evaluasi Pengadaan Obat
Dengan Metode ABC di Puskesmas Sleman Yogyakarta. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) pada Fakultas
Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan


bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis hingga
akhir penulisan laporan skripsi. Oleh karena itupenulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah


memberikan sarana dan prasarana kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, dukungan, pengarahan, dan semangat selama
penyusunan skripsi.
3. Para dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam
penyelesaian naskah skripsi ini.
4. Bappeda Kabupaten Sleman, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Kepala
UPT POAK Kabupaten Sleman, Apoteker Pengelola Ruang Obat dan Dokter
Puskesmas Sleman Yogyakarta dan Puskesmas Tempel I Yogyakarta yang
berkenan memberikan ijin penelitian dan membantu dalam proses
pengambilan data.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Keluarga Tercinta, Mamah, Papah, Iyo, Teh Ulan, Teh Fanny, dan Giri Graha
Fikri terimakasih atas doa dan dukungannya yang selalu diberikan, yang
selalu memotivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
6. Sahabat terkasih, Titi, Panic, Ari, Vrizka Maulida, Fitri, Resa Aditama, Ikka,
Windy, Ayu, Agi, Edita, Hanny, Echa, Sahnaz yang tidak putus untuk
memberikan dukungan, motivasi, semangat untuk menyelesaikan skripsi ini,
terimakasih.
7. Bernadetha, Rany Willem, Maria Johana, Devi , dan I Gusti Ngurah Teguh
serta kerabat yang selama ini membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengakui terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan


skripsi ini sehingga penulis terbuka dalam menerima kritik dan saran untuk
menyempurnakan karya ini. Penulis berharap karya ini dapat menjadi acuan bagi
peneliti-peneliti khususnya dalam bidang kefarmasian.

Yogyakarta, 24 November 2016

Penulis

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. iii

HALAMAN PENGESAHAN. iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. vi

PRAKATA......... vii

DAFTAR ISI.. ix

DAFTAR TABEL.. xii

DAFTAR GAMBAR. xiii

DAFTAR LAMPIRAN.. xiv

INTISARI.. xv

ABSTRACT .. xvi

BAB I PENGANTAR 1

A. Latar Belakang 1
1. Permasalahan . 3
2. Keaslian penelitian 3
3. Manfaat penelitian. 6
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum 6

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Tujuan khusus 7

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA. 8

A. Obat... .. 8
B. Pengelolaan Obat.. 9
C. Pengadaan Obat 10
D. Puskesmas..... 15
E. Analisis ABC.... 18
F. Analisis VEN.... 21
G. Keterangan empiris... 24

BAB III METODE PENELITIAN.. 25

A. Jenis dan rancangan penelitian.. 25


B. Variabel penelitian 25
C. Definisi operasional... 26
D. Subyek penelitian.............................................. 27
E. Bahan atau Materi Penelitian. 27
F. Instrument penelitian. 28
G. Tempat Penelitian.. 28
H. Tata cara penelitian 29
I. Keterbatasan Penelitian. 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 33

A. Analisis ABC..... 33
B. Analisis VEN. 36
C. Analisis Ketersediaan Obat ... 38
1. Ketersediaan Obat Sesuai Dengan Pola Penyakit.... .. 40
2. Obat Yang Dikembalikan. 41
D. Hasil Wawancara 41

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 44

A. Kesimpulan 44
B. Saran.. 45

DAFTAR PUSTAKA 46

LAMPIRAN.. 48

BIOGRAFI PENULIS. 76

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I. Pengelompokkan Pemakaian Obat Berdasarkan Analisis ABC Pada Tahun


2013 dan 2014 di Puskesmas Sleman. 34

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tahapan Pengelolaan Obat di Puskesmas 17

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Laporan Pengambilan Barang Puskesmas Sleman Periode 2013. 49

Lampiran 2. Laporan Pengambilan Barang Puskesmas Sleman Periode 2014. 53

Lampiran 3. Laporan Pengambilan Obat Puskesmas Tempel I Tahun 2013 58

Lampiran 4. Laporan Pengambilan Obat Puskesmas Tempel I Tahun 2014 61

Lampiran 5. Analisis VEN Tahun 2013 dan 2014 Oleh Dokter Umum Puskesmas
Sleman Yogyakarta... 65

Lampiran 6. Analisis VEN Tahun 2013 Oleh Kepala UPT POAK Sleman.. 66

Lampiran 7. Analisis VEN Tahun 2014 Oleh Kepala UPT POAK Sleman. 67

Lampiran 8. Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah yang
diterima dari Puskesmas Sleman ke UPT POAK Sleman tahun 2013 dan 2014... 68

Lampiran 9. Analisis VEN Tahun 2013 Oleh Dokter Umum Puskesmas Tempel I 69

Lampiran 10. Analisis VEN Tahun 2014 Oleh Dokter Umum Puskesmas Tempel
I.. 70

Lampiran 11. Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah yang
diterima dari Puskesmas Tempel I ke UPT POAK Sleman tahun 2013 dan 2014... 71

Lampiran 12. Daftar 10 Penyakit Terbesar Tahun 2013 dan 2014 di Puskesmas
Sleman. 73
Lampiran 13. Contoh Form LPLPO Puskesmas Tempel 1..... 74

Lampiran 14. Panduan Pertanyaan Wawancara.. 75

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

INTISARI

Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk


menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan obat yang efektif dan efisien
untuk menghindari perhitungan kebutuhan obat yang tidak sesuai.Penelitian ini
dilakukan untuk evaluasi terkait pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta
menggunakan metode ABC kombinasi VEN dari data LPPO yang diperoleh dari UPT
POAKdi Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan analisis
deskriptif. Pengumpulan data menggunakan rancangan penelitian retrospektif dari
data pemakaian obat tahun 2013 dan 2014 didukung dengan wawancara terhadap
dokter di Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I serta kepala UPT POAK
Kabupaten Sleman. Analisis ABC dilakukan dengan pengambilan data pemakaian
serta harga obat yang dikumulatifkan, dipersentasekan, dan diurutkan dari persen
pemakaian terbesar sampai terkecil tiap tahunnya serta kategori Vital, Esensial, dan
Non Esensial (VEN) dilakukan dengan wawancara.
Evaluasi pengadaan 144 item obat berdasarkan metode ABC tahun 2013
diketahui sebanyak 24 item obat termasuk dalam kelompok A, 39 item obat
kelompok B, dan 81 item obat kelompok C. Sedangkan tahun 2014 sebanyak 177
item obat dengan pengelompokkan dalam kategori A sebanyak 20 item obat, 45 item
obat kategori B, dan 112 item obat kategori C. Dari hasil wawancara, dari kategori A
tahun 2013 dan 2014 dengan narasumber berbeda yang termasuk obat vital sebanyak
1 item obat yaitu Serum ATS Inj. 1500 IU/amp.

Kata kunci : Evaluasi pengadaan obat, ABC, VEN

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Drug inventory at Puskesmas aims to ensure the efficiency and the


effectiveness of drug management and inventory system to estimate the accurate
amount of drug needed and thus, to avoid wasting drugs that arent actually needed.
The main goal of the research is to evaluate the drug provisioning process at
Puskesmas Sleman Yogyakarta, combining the ABC and VEN method from the
LPPO data collected from UPT POAK Sleman District.
Its a non-experimental with descriptive analysis research. The data collection
is done retrospectively by taking the data from 2013 and 2014 drug consumption at
Puskesmas Tempel 1 and Puskesmas Sleman, and by interviewing medical doctors of
the Puskesmas and chief of UPT POAK Sleman. The ABC analysis method is
conducted by taking the data of drug use and each of its prices, cumulating them,
converting those data into percentage form, and sorting them; while the VEN method
is done through the interviews.
The ABC-based evaluation conducted in 2013 from 144 items of drug
resulted in 24 items belong to the group A, 39 items belong to the group B and 81
items belong to the group C. In 2014, 177 drug items are divided into 3 groups, with
group A hosts for 20 items, group B hosts for 45 items, and group C hosts for 112
items.
From the interview, it is known that the group A hosts for 1 vital drug, 19 and
16 essential drug, while the interviewees perception on those non essential drugs are
diverging.

Keyword: Evaluation drug provision, ABC, VEN

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.128/Menkes/SK/II/2004

tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis

Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah

kecamatan. Puskesmas merupakan salah satu organisasi pelayanan kesehatan yang

juga merupakan organisasi jasa pelayanan umum. Pelayanan kesehatan berkaitan

dengan pelayanan obat dan pelayanan obat tergantung dari ketersediaan obat di

Puskesmas (Dirjen POM, 1995).

Permasalahan yang sering terjadi di Puskesmas adalah ketersediaan obat

yang kurang atau berlebih dan adanya obat yang telah kadaluwarsa atau rusak

yang masih ditemukan di tempat penyimpanan obat. Masalah ini dipengaruhi oleh

pengelolaan obat yang kurang baik. Pengelolaan yang kurang baik bisa

disebabkan karena pihak Puskesmas kurang mengetahui cara pengelolaan obat

yang baik dan benar (Anshari, 2009).

Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas bertujuan

untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan obat yang efektif dan

efisien untuk menghindari perhitungan kebutuhan obat yang tidak sesuai,

sehingga mudah diperoleh pada tempat dan waktu yang tepat. Oleh karena itu,

pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Kabupaten/Kota memegang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

peranan yang sangat penting dalam menjamin ketersediaan, pemerataan dan

keterjangkauan obat untuk pelayanan kesehatan untuk menghindari terjadinya

kekosongan obat yang dapat menghambat proses pelayanan obat. Menurut

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014, proses

pengelolaan obat terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, permintaan,

penerimaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan

dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi.

Banyak cara dalam melakukan pengelolaan obat yang efektif dan efisien

yaitu salah satunya adalah dengan metode ABC. Metode ABC dapat membantu

dalam pengendalian persediaan sehingga dapat memberikan informasi dalam

rangka memprioritaskan pengadaan. Dengan analisis ABC maka dapat membantu

menentukan pengendalian yang tepat untuk masing-masing kelompok obat dan

menentukan obat mana yang harus diprioritaskan untuk meningkatkan efisiensi

dan mengurangi biaya. Selanjutnya kelompok A yang harus diprioritaskan akan

dihitung jumlah yang harus dipesan, waktu pemesanan, dan keefisienan

pemesanannya (Reddy, 2008).

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman

Yogyakarta karena Puskemas ini memiliki jumlah permintaan obat paling banyak

kepada UPT POAK dibanding dengan Puskemas lainnya di Kabupaten Sleman

Yogyakarta. Berdasarkan data yang diperoleh dari UPT POAK bahwa Puskesmas

Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta pada tahun 2013 memiliki permintaan

obat sebanyak 144 item obat dan pada tahun 2014 memiliki permintaan obat

sebanyak 177. Puskesmas ini juga memberikan pelayanan kesehatan dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

cakupan yang cukup luas yaitu dengan beberapa fasilitas pendukung dalam

pelayanan kesehatan antara lain : pengobatan umum, pelayanan kesehatan ibu dan

anak/KB, pengobatan gigi, perbaikan gizi, psikologi, pelayanan poliklinik

kesehatan reproduksi remaja, poli kesehatan dan lingkungan, poliklinik infeksi

menular seksual (IMS) yang biasa berkembang menjadi HIV/AIDS, fisioterapi,

pelayanan ambulan dan pelayanan penunjang laboratorium. Dengan profil

Puskesmas yang memiliki banyak instalasi kesehatan maka diharapkan memiliki

pengelolaan obat yang baik. Oleh karena itu dilakukan evaluasi terkait pengadaan

obat dengan metode ABC yang diharapkan dapat membantu memperbaiki proses

pengendalian persediaan dan pengadaan obat di Puskesmas Sleman sehingga lebih

efisien dan efektif.

1. Permasalahan

Beberapa permasalahan yang muncul pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Seperti apakah pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta?

b. Seperti apakah hasil evaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman

Yogyakarta?

2. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penelitian mengenai

evaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta belum pernah

dilakukan. Akan tetapi penelitian serupa pernah dilakukan oleh :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Mikha, (2011) yang berjudul Evaluasi Pengelolaan Obat Dengan Metode

ABC di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta Tahun 2008-2010.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengelolaan obat dengan

metode ABC di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta tahun 2008-2010

agar pengelolaan obat dapat efektif dan efisien. Pengambilan datanya

dilakukan secara retrospektif yaitu data yang digunakan diambil dengan

melakukan penelusuran dari LPLPO 2008-2010. Dapat disimpulkan

pengelolaan obat di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta dilihat dari

profil nilai pakai berdasarkan analisis ABC, ketersediaan obat sesuai

dengan pola penyakit, ketersediaan obat sesuai dengan Daftar Obat

Esensial National (DOEN), serta persentase sediaan obat yang

dikembalikan ditiap tahunnya dapat dikatakan bahwa pengelolaan obatnya

cukup baik. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat dan periode

penelitian berbeda, subyek penelitian lebih dari satu, tidak melakukan

perhitungan persentase obat kadaluwarsa, tidak digunakan, serta rusak

yang dikembalikan oleh Puskesmas Induk Tegalrejo ke UPT POAK Kota,

dan tidak hanya menggunakan metode ABC melainkan VEN.

b. Nabila, (2012) yang berjudul Evaluasi Perencanaan Obat Berdasarkan

Metode ABC di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. M.

Dunda, Limboto, Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui nilai

pemakaian dari obat yang ada dalam perencanaan berdasarkan metode

ABC di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. M. Dunda


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kabupaten Gorontalo Tahun 2011. Perencanaan obat dianalisis

menggunakan metode ABC dari tiga jalur yaitu Reguler, Jamkesmas, dan

Askes. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari ketiga jalur tersebut

menyerap biaya hingga 90% dari pemakaian keseluruhan, sehingga perlu

mendapat perhatian khusus pada pengendalian persediaan agar selalu

terkontrol. Ini artinya perencanaan di IFRS Dr. M. M. Dunda masih

kurang baik karena sering terjadi kekosongan dan kelebihan obat. Dengan

menggunakan analisis ABC dapatmembantu rumah sakit dalam

merencanakan pemakaian obat dengan mempertimbangkan nilai

pemakaian dari beberapa item obat, pengadaan dan pengawasan obat

dengan prioritas sesuai hasil analisis ABC yang bertujuan efisiensi

penggunaan dana dan efektivitas efek terapi obat terhadap pasien.

Perbedaan dari penelitian ini adalah tempat penelitian, subjek penelitian,

dan metode yang digunakan bukan hanya metode ABC melainkan VEN.

c. Lestari, (2010) yang berjudul Evaluasi Pengelolaan Obat di Puskesmas

Depok II Sleman Periode Tahun 2007-2009 Dengan Metode ABC Indeks

Kritis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengelolaan obat

di Puskesmas berdasarkan analisis ABC Indeks Kritis sehingga pengadaan

obat menjadi efektif dan efisien. Pengumpulan data menggunakan daftar

seluruh obat selama tiga tahun (2007, 2008, 2009) untuk menentukan

Vital, Esensial dan Non esensial. Kesimpulan dari penelitian ini adalah

pengelolaan obat di Puskesmas dikatakan cukup baik, hal ini dilihat dari

nilai indeks kritis yaitu kelompok A dan B jumlahnya lebih banyak dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kelompok C. Selain itu obat-obatan yang masuk dalam kelompok C

direkomendasikan perencanaan obatnya agar dioptimalkan pengadaannya.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat dan periode penelitian,

tidak melakukan perhitungan nilai indeks kritis dan analisis z score.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang

evaluasi pengelolaan obat agar pengadaan obat dapat efisien dan

pemakaian yang efektif di Puskesmas Sleman Yogyakartamenggunakan

metode ABC.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak

Puskesmas Sleman Yogyakarta berkaitan dengan pengelolaan obat terkait

pengadaan obat agar lebih efisien dan efektif sehingga ketersediaan obat

untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas Sleman Yogyakarta lebih

terjamin.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi

pengelolaan sediaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta berdasarkan

metode ABC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini diantaranya adalah untuk :

1. Mengetahui profil kelompok A selama tahun 2013-2014, termasuk

dengan nilai VEN dalam kelompok tersebut.

2. Mengetahui pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta selama

tahun 2013-2014.

3. Mengevaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta

selama tahun 2013-2014.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Obat

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58

Tahun 2014,obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang

digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan

patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,

pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.

Menurut Ansel (1985), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis,

mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia

atau hewan.

Secara umum, pengertian obat adalah semua bahan tunggal atau

campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar

tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit. Sedangkan,

menurut undang-undang, pengertian obat adalah suatu bahan atau campuran

bahan untuk dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi,

menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan

badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk untuk memperelok

tubuh atau bagian tubuh manusia (Dirjen POM, 1995).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

189/MENKES/SK/III/2006, obat sebagai salah satu unsur yang penting dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

upaya kesehatan, mulai dariupaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis,

pengobatan danpemulihan harus diusahakan agar selalu tersedia pada saat

dibutuhkan. Obat juga dapat merugikan kesehatan bila tidak memenuhi

persyaratan atau bila digunakan secara tidak tepat atau disalahgunakan.

B. Pengelolaan Obat

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30

Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas, pengelolaan

obat merupakan alah satu kegiatan pelayanan kefarmasian yang mencangkup

aspek perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pengadaan,

pendistribusian, dan pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta pemantauan

evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan

keterjangkauan perbekalan farmasi yang efisien, efektif, dan rasional,

meningkatkan kompetensi atau kemampuan tenaga kefarmasian, dan

melaksanakan pengendalian mutu pelayanan. Kegiatan pengelolaan obat meliputi

perencanaan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai. Perencanaan

merupakan proses kegiatan seleksi obat untuk menentukan jenis dan jumlah obat

dalam rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas. Tujuan perencanaan obat untuk

mendapatkan :

a. Perkiraan jenis dan jumlah obat yang mendekati kebutuhan

b. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional

c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Proses seleksi obat merupakan salah satu proses perencanaan yang

dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi obat periode

sebelumnya, data mutasi obat, dan rencana pengembangan. Proses seleksi ini

harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di puskesmas seperti dokter, bidan,

dan perawat, serta pengelola Puskesmas yang berkaitan dengan pengobatan.

Proses perencanaan kebutuhan obat per tahun dilakukan secara

berjenjang (bottom-up). Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian obat

dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat

(LPLPO). Selanjutnya Instansi Farmasi Kabupaten/Kota akan melakukan analisa

terhadap kebutuhan obat di Puskesmas menyesuaikan pada anggaran yang tersedia

dan memperhitungkan waktu kekosongan obat, buffer stock, serta menghindari

stok berlebih. Pencatatan dan pelaporan dilakukan dalam rangka penatalaksanaan

secara tertib, baik obat dan bahan medis habis pakai yang diterima, disimpan,

didistribusikan, dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.

C. Pengadaan Obat

Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang

telah direncanakan dan disetujui melalui pembelian, baik secara langsung atau

tender dari distributor, produksi/pembuatan sediaan farmasi baik steril maupun

non steril, maupun yang berasal dari sumbangan (Pratiwi et al., 2011).

Pengadaan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk memenuhi kebutuhan

operasional yang telah ditetapkan di dalam fungsi perencanaan. Proses


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

pelaksanaan rencana pengadaan dari fungsi perencanaan dan penentuan

kebutuhan, serta rencana pembiayaan dari fungsi penganggaran (Seto et al.,

2012). Tujuan pengadaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di setiap

unit pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penyakit di wilayah kerja Puskesmas

(Depkes, 2003).

Pengadaan obat di Puskesmas dilakukan untuk memperoleh jenis dan

jumlah obat, obat dengan mutu yang tinggi, menjamin tersedianya obat dengan

cepat dan tepat waktu. Oleh karena itu, pengadaan obat harus memperhatikan dan

mempertimbangkan bahwa obat yang diminta atau diadakan sesuai dengan jenis

dan jumlah obat yang telah direncanakan (Depkes RI, 2003).

Pengadaan obat memiliki tiga syarat penting yangharus dipenuhi, antara

lain: sesuai rencana, sesuai kemampuan, sistem atau cara pengadaan sesuai

ketentuan (Seto et al., 2012).

Proses pengadaan yang efektif adalah berusaha untuk memastikan

ketersediaan obat yang tepat dalam jumlah yang tepat, pada harga yang tepat, dan

kualitas sesuai dengan standar yang diakui. Obat-obatan dapat diperoleh melalui

pembelian, sumbangan, atau produksi sendiri (Quick et al., 2012).

Siklus pengadaan obat meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

1. Meninjau atau memeriksa kembali tentang pemilihan obat (seleksi obat)

2. Menyesuaikan atau mencocokan kebutuhan dan dana

3. Memilih metode pengadaan

4. Mengalokasikan dan memilih calon penyedia obat (supplier)

5. Menentukan syarat-syarat atau isi kontrak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

6. Memantau status pesanan

7. Menerima dan mengecek obat

8. Melakukan pembayaran

9. Mendistribusikan obat

10. Mengumpulkan informasi mengenai pemakaian

Sebuah proses pengadaan yang efektif harus :

1. Mengelola hubungan antara pembeli dan penjual secara transparan dan etis

2. Pengadaan obat yang tepat dalam jumlah yang tepat

3. Mendapatkan harga pembelian terendah dari harga total

4. Memastikan bahwa semua obat-obatan yang dibeli memenuhi standar yang

berkualitas

5. Mengatur pengiriman tepat waktu untuk menghindari kekurangan dan

kehabisan stok obat

Mengatur jadwal pembelian, jumlah pesanan, dan tingkat safety stock

untuk mencapai total biaya terendah dalam pembelian (Quick et al., 2012).

Permintaan/pengadaan dimaksudkan agar obat tersedia dengan jenis dan

jumlah yang tepat. Pengadaan meliputi kegiatan pengusulan kepada

Kota/Kabupaten melalui mekanisme Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan

Obat (LPLPO). Permintaan/pengadaan obat di Puskesmas merupakan bagian dari

tugas distribusi obat oleh Gudang Farmasi Kabupaten/Kota (GFK), sehingga

ketersediaan obat di Puskesmas sangat tergantung dari kemampuan GFK dalam

melakukan distribusi berdasarkan laporan pemakaian dan permintaan obat di

semua Puskesmas (Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Kegiatan utama dalam permintaan dalam pengadaan obat baik di Rumah

sakit maupun Puskesmas antara lain berupa :

a. Menyusun daftar permintaan obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan.

b. Mengajukan permintaan kebutuhan obat kepada Dinas Kesehatan

Kota/Kabupaten dan GFK dengan menggunakan LPLPO.

c. Penerimaan dan pengecekan jenis dan jumlah obat.

Langkah-langkah pengadaan obat meliputi:

a. Memilih metode pengadaan melalui pelelangan umum, terbatas, penunjukkan

langsung, perundingan kompetisi dan pengadaan langsung.

b. Memilih pemasok dan dokumen kontrak

c. Pemantauan status pesanan, dengan maksud untuk pengiriman, pesanan

terlambat segera ditangani

d. Penerimaan dan pemeriksaan obat melalui penyusunan rencana pemasukan

obat, pemeriksaan penerimaan obat, berita acara dan pemeriksaan obat, obat-

obat yang tidak memenuhi syarat dikembalikan serta pencatatan harian

penerimaan obat (Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995).

Ada berbagai cara yang dapat ditempuh dalam fungsi pengadaan logistik

yaitu :

a. Pembelian yaitu dengan cara membeli baik dengan cara pengadaan langsung,

pemilihan (banding) langsung atau dengan pelelangan

b. Produksi sendiri, beberapa jenis bahan farmasi dan obat sederhana dapat

dibuat oleh unit produksi dari Instalasi Farmasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

c. Sumbangan atau hibah. Biasanya sumbangan ini berasal dari Badan Sosisal

dan atau lembaga dari luar negeri yang tidak mengikat

d. Meminjam yaitu meminjam dari Puskesmas lain atau lembaga lain, biasanya

untuk mengatasi kedaruratan atau keadaan diluar perhitungan

e. Menukar, biasanya dilakukan terhadap barang-barang yang jarang

terpakai sehingga menumpuk dalam persediaan

Masalah yang sering dihadapi dalam pengadaan obat yakni anggaran

yang terbatas sehingga kebutuhan tidak mencukupi, pemasok yang yang kurang

baik, kualitas obat rendah dan jadwal penerimaan barang yang tidak sesuai.

Metode pengadaan pada setiap tingkat sistem kesehatan umumnya jatuh

ke dalam kategori dasar, yaitu : tender terbuka, tender terbatas, negosiasi bersaing,

dan pengadaan langsung, yang mana kesemuanya akan berpengaruh terhadap

harga dan waktu pengiriman. Pengadaan obat dapat berjalan dengan model

berbeda misalnya model pembelian tahunan, pembelian tetap atau pembelian terus

menerus (Quick, et al., 2012)

Pengadaan obat merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan

yang telah direncanakan dan disetujui. Menurut Quick J., et al., ada empat metode

proses pengadaan :

1. Tender terbuka, berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar dan sesuai

dengan kriteria yang telah ditentukan. Pada penentuan harga lebih

menguntungkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

2. Tender terbatas sering disebut dengan lelang tertutup. Hanya dilakukan pada

rekanan tertentu yang sudah terdaftar dan punya riwayat yang baik. Harga

masih bisa dikendalikan.

3. Pembelian dengan tawar menawar dilakukan bila jenis barang tidak urgen dan

tidak banyak, biasanya dilakukan pendekatan langsung untuk jenis tertentu.

4. Pengadaan langsung, pembelian jumlah kecil, perlu segera tersedia. Harga

tertentu relatif agak mahal.

D. Puskesmas

1. Definisi

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75

Tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat yang disebut Puskesmas adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan

upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan

upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

2. Pengelolaan obat di Puskesmas

Berdasarkan pedoman teknis pengelolaan obat untuk unit pelayanan

kesehatan Kabupaten/Kota menyatakan bahwa pengadaan obat dilakukan setelah

perhitungan biaya kebutuhan obat dalam rupiah yang disesuaikan dengan dana

yang tersedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Dalam pengadaan obat, kesesuaian jumlah dan jenis obat antara yang

direncanakan dengan yang diadakan merupakan salah satu hal yang penting untuk

mencegah terjadinya kelebihan atau kekurangan obat. Penyimpanan obat harus

sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam distribusi obat. Pendistribusian

obat dari UPT POAK dilakukan secara bijaksana agar obat yang tersedia di

Kabupaten/Kota dapat tersebar secara merata memenuhi kebutuhan Puskesmas.

Pencatatan atau pelaporan obat merupakan fungsi pengendalian dan evaluasi

administratif obat mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, sampai

pendistribusian obat (Ditjen POM, 2000).

Pengelolaan obat di Puskesmas juga melakukan manajemenlogistik yang

ditandai dengan adanya pemesanan, penyimpanan, pengeluaran, dan pengawasan

atau pemeliharaan dalam jangka waktu tertentu. Pemesanan yang dilakukan oleh

Puskesmas disesuaikan dengan kebutuhan pada Puskesmas tersebut dengan

memperhatikan pemakaian bulan yang lalu dan sisa stok yang ada. Setelah obat

diperoleh maka Puskesmas selanjutnya melakukan tahap penyimpanan.

Permasalahan yang sering dihadapi pada tahap penyimpanan adalah pada buku

pencatatan terutama kartu stok kadang tidak tercatat, adanya resep yang tidak

tercatat, label pada kaleng obat sering lepas, hilang atau tercecer, dan kadang tidak

memadainya tempat untuk penyimpanan (Arsad, 2008).

Tahapan pengelolaan obat di Puskesmas dapat digambarkan seperti

gambar dibawah ini :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Pemesanan

Pengawasan Tahapan Pengelolaan Obat


dan Penyimpanan
Pemeliharaan di Puskesmas

Distribusi

Gambar 1. Tahapan Pengelolaan Obat di Puskesmas (Arsad, 2008)

3. Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta

Puskesmas Sleman merupakan salah satu Puskesmas yang ada di

Kabupaten Sleman Yogyakarta. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan,

Puskesmas Sleman memiliki visi yaitu Terwujudnya Puskesmas yang berkualitas

dan professional menuju Sleman sehat. Puskesmas ini juga memiliki misi yaitu :

1. Memberikan pelayanan yang berkualitas

2. Menyediakan Sumber Daya Manusia yang professional

3. Meningkatkan peran serta masyarakat

4. Mengelola lingkungan dengan baik

5. Pengelolaan manajemen Puskesmas secara efisien dan efektif

6. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Adapun pelayanan kesehatan yang dilakukan di Puskesmas Sleman

Kabupaten Sleman Yogyakarta meliputi pengobatan umum, pelayanan kesehatan

ibu dan anak/KB, pengobatan gigi, perbaikan gizi, psikologi, pelayanan poliklinik

kesehatan reproduksi remaja, poli kesehatan dan lingkungan, poliklinik infeksi

menular seksual (IMS) yang biasa berkembang menjadi HIV/AIDS, fisioterapi,

pelayanan ambulan dan pelayanan penunjang laboratorium.

E. Analisis ABC

Analisis ABC merupakan metode yang sangat berguna dalam melakukan

pemilihan, penyediaan, manajemen distribusi, dan promosi penggunaan obat yang

rasional. Analisis ABC juga dapat membantu untuk mengidentifikaasi biaya yang

dihabiskan untuk setiap item obat yang tidak terdapat dalam daftar obat esensial

atau untuk obat yang jarang digunakan. Metode ini dalam proses pengadaan

sesuai dengan prioritas masyarakat dan menaksir frekuensi pemesanan yang

mempengaruhi keseluruhan persediaan (Quick et al., 2012). Terkait dengan

pendapat dari penyediaan obat, analisis ABC digunakan untuk :

1. Menentukan frekuensi permintaan item obat

Memesan item obat pada kelompok A lebih sering dan dalam jumlah yang

lebih kecil akan mengurangi biaya inventoris

2. Mencari sumber item kelompok A dengan harga yang lebih murah

Dilakukan dengan mencari item kelompok A dalam bentuk sediaan yang

paling murah atau supplier yang paling murah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

3. Memonitor status permintaan item

Hal ini untuk mencegah terjadinya kekurangan item yang mendadak dan

keharusan untuk melakukan pembayaran darurat yang biasanya mahal

4. Memonitor prioritas penyediaan

Pola penyediaan disesuaikan dengan prioritas sistem kesehatanyang

menunjukkan jumlah obat jenis apa saja yang sering digunakan

5. Membandingkan biaya aktual dan terencana

6. Membandingkan biaya aktual dan terencana dengan sistem penyediaan obat

di sektor publik Negara yang bersangkutan (Quick et al., 1997).

Analisis ABC juga sering disebut dengan hukum Pareto. Pareto ABC

digunakan untuk mengetahui prioritas item yang digunakan di apotek yaitu

melihat persentase kumulatif dari jumlah pemakaian (nilai pakai), persentase

kumulatif dari jumlah investasi (nilai investasi), dan skor total nilai pakai dan nilai

investasi (nilai indeks kritis). Dalam metode ini, item obat dikelompokkan

menjadi kelompok berdasarkan persentase kumulatif dari nilai pakai dan nilai

investasi, yaitu 80% untuk kelompok A, 15% untuk kelompok B, dan 5% untuk

kelompok C. Item prioritas merupakan item kelompok A yang menghabiskan

biaya sebesar 80% dari total biaya persediaan (Ancelmatini, 2013).

Analisis ABC didasarkan pada sebuah konsep yang dikenal dengan nama

Hukum Pareto (Ley de Pareto), dari nama ekonom dan sosiolog Italia, Vilfredo

Pareto (1848-1923). Hukum Pareto menyatakan bahwa sebuah grup selalu

memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar

(80%). Pada tahun 1940-an, Ford Dickie dari General Electric mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

konsep Pareto ini untuk menciptakan konsep ABC dalam klasifikasi barang

persediaan (Kusnadi, 2009). Dalam hal ini, pengelompokan kelas, yaitu: A, B, dan

C, di mana besaran masing-masing kelas ditentukan sebagai berikut :

1. Kelas A, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 15-20% dari

total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 75-80% dari total nilai uang.

2. Kelas B, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 20-25% dari

total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 10-15% dari total nilai uang.

3. Kelas C, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 60-65% dari

total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 5-10% dari total nilai uang

(Sutarman, 2003).

Metode ABC ini dalam proses pengadaan digunakan untuk memastikan

bahwa pengadaan sesuai dengan prioritas kesehatan masyarakat dan menaksir

frekuensi pemesanan yang mempengaruhi keseluruhan persediaan (Quick et al.,

2012).

Kriteria nilai kritis obat adalah :

a. Kelompok A adalah kelompok obat yang tidak boleh diganti dan harus selalu

tersedia dalam rangka proses perawatan pasien, untuk mengatasi penyakit

penyebab kematian, kekosongan obat tidak dapat ditoleransi mengingat efek

terapinya terhadap pasien.

b. Kelompok B adalah obat-obatan yang dapat diganti dengan obat lain yang

tersedia, banyak digunakan dalam pengobatan pencegahan penyakit.

Kekosongan kurang dari 48 jam masih dapat ditoleransi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

c. Kelompok C adalah obat-obatan yang digunakan untuk penyakit yang dapat

sembuh sendiri. Kekosongan lebih dari 48 jam dapat ditoleransi (Modeong,

2014).

Analisis ABC dapat diterapkan pada suatu periode tahunan atau periode

lebih singkat. Langkah-langkah analisis ABC yaitu :

1. Menghitung total pemakaian obat selama satu periode dan memasukkannya

dalam unit biaya

2. Data pemakaian obat dikelompokkan berdasarkan jumlah pemakaian dari

pemakaian terbesar sampai terkecil

3. Menghitung persentase nilai total setiap item

4. Menyusun kembali daftar berurutan dari nilai total yang paling tinggi sampai

terkecil

5. Menghitung persentase kumulatif nilai total untuk setiap item

6. Kelompok obat A dengan pemakaian 80% dari keseluruhan pemakaian obat,

kelompok obat B dengan pemakaian 15% dari keseluruhan pemakaian obat

dan kelompok obat C dengan pemakaian 5% dari keseluruhan pemakaian

obat (Quick et al., 2012).

F. Analisis VEN

Analisis VEN merupakan analisa yang digunakan untuk menetapkan

prioritas seleksi pembelian obat serta menentukan tingkat stok yang aman dan

harga penjualan obat yang tepat, sering digunakan untuk memprioritaskan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

pengadaan obat bila tidak cukup dana untuk membeli semua item yang diminta.

Analisis VEN juga membantu menentukan item mana yang harus dibeli bila

diperlukan (Quick et al., 2012).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:

1121/MENKES/SK/XII/2008, analisa VEN merupakan salah satu cara untuk

meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat yang terbatas adalah dengan

mengelompokkan obat didasarkan kepada dampak tiap jenis obat pada kesehatan.

Semua jenis obat yang tercantum dalam daftar obat dikelompokkan ke dalam tiga

kelompok berikut :

a. V (Vital)

Merupakan obat-obat yang harus ada, yang diperlukan untuk

menyelamatkan kehidupan (life saving drugs), obat untuk mengatasi penyakit-

penyakit penyebab kematian terbesar ataupun untuk pelayanan pokok kesehatan di

Puskesmas salah satunya adalah Vaksin, Vitamin A, Salbutamol sulfat tablet.

Pada obat kelompok ini tidak boleh terjadi kekosongan. Contoh obat yang

termasuk jenis obat vital adalah adrenalin, antitoksin, insulin, obat jantung.

b. E (Essensial)

Merupakan obat-obat yang efektif untuk mengurangi rasa kesakitan,

namun sangat signifikan untuk bermacam-macam penyakit. Kriteria nilai kritis

obat ini adalah obat yang bekerja kausal yaitu obat yang bekerja pada sumber

penyebab penyakit dan banyak digunakan dalam pengobatan pencegahan penyakit

terbanyak. Kekosongan obat kelompok ini dapat ditolelir kurang dari 48 jam.

Contoh obat yang termasuk jenis obat Essensial adalah antibiotik, obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

gastrointestinal, NSAID dan lain lain. Contoh obat yang termasuk jenis obat

Esensial di Puskesmas adalah Aminofilin tablet, Klorpromazin HCl, Vitamin B

kompleks.

c. N (Non Essensial)

Merupakan obat-obat yang digunakan untuk penyakit yang dapat sembuh

sendiri dan obat yang diragukan manfaatnya dibanding obat lain yang sejenis.

Kriteria nilai krisis obat ini adalah obat penunjang agar tindakan atau pengobatan

menjadi lebih baik, untuk kenyamanan atau untuk mengatasi keluhan.

Kekosongan obat kelompok ini dapat ditolerir lebih dari 48 jam. Contoh obat

yang termasuk jenis obat Non-esensial adalah vitamin, suplemen dan lain-lain.

Contoh obat yang termasuk jenis obat Non Esensial di Puskesmas adalah Aspirin

tablet, Propranolol HCl, Nystatin tablet (Quick.,2012).

Analisis VEN merupakan analisa yang digunakan untuk menetapkan

prioritas pembelian obat serta menentukan tingkat stok yang aman dan harga

penjualan obat (Syifa, 2011).

Langkah-langkah menentukan VEN antara lain menyusun kriteria VEN,

menyediakan data pola penyakit, dan merujuk pada pedoman pengobatan.

Pemantauan status pesanan dilakukan berdasarkan sistem VEN dengan

memperhatikan nama obat, satuan kemasan, jumlah obat yang diadakan, obat

yang sudah dan belum diterima (Syifa, 2011).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

G. Keterangan Empiris

Pengelolaan obat di Puskesmas merupakan suatu aspek manajemen yang

penting karena mempengaruhi efisiensi pelayanan di Puskesmas. Penelitian ini

diharapkan dapat memperoleh data berupaprofil nilai VEN berdasarkan metode

ABC di Puskesmas Sleman Yogyakarta sebagai Puskesmas dengan jumlah

permintaan obat terbanyak dari UPT POAK di Kabupaten Sleman Yogyakarta.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu berdasarkan

data sebenarnya (tanpa adanya manipulasi data). Pengambilan data dalam

penelitian ini dilakukan secara retrospektif yaitu pengambilan data diambil

berdasarkan data yang telah ada yaitu dari daftar seluruh obat yang ada di

Puskesmas Sleman tahun 2013-2014 (Pratiknya, 2001).

B. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah obat yang

diterima Puskesmas dari UPT POAK dannilai pareto serta VEN dari jumlah obat

yang diterima Puskesmas dari UPT POAK.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

C. Definisi Operasional

1. Analisis ABC merupakan metode yang digunakan untuk mengelompokkan

obat berdasarkan jumlah pemakaian yang dikategorikan menjadi kelompok A,

B, dan C dilakukan dengan pengambilan data pemakaian serta harga obat dari

LPLPO yang dikumulatifkan, dipersentasekan, dan diurutkan dari persen

pemakaian terbanyak sampai terkecil tiap tahunnya.

2. Kategori ABC dikelompokkan menjadi kelompok A merupakan kelompok

obat yang menyerap biaya sebesar 80% dari total biaya persediaan, kelompok

B merupakan kelompok obat yang menyerap biaya sebesar 15% dari total

biaya persediaan, sedangkan kelompok C merupakan kelompok obat yang

menyerap biaya sebesar 5% dari total biaya persediaan.

3. Analisis VEN adalah metode yang digunakan untuk mengelompokkan obat

berdasarkan dampaknya terhadap kesehatan. Untuk mengetahui alasan

kriteria VEN dilakukan wawancara terhadap Kepala Pengelola Obat

Puskesmas Sleman, dokter umum Puskesmas Sleman dan Kepala UPT POAK

dari kelompok A hasil analisis ABC.

4. Pengadaan obat di Puskesmas adalah jumlah obat yang digunakan atau

pemakaian obat di Puskesmas yang tertulis di LPLPO.

5. Jumlah obat yang diminta dan diterima oleh Puskesmas diperoleh dari data

obat dalam LPLPO yang didapatkan dari UPT POAK Kabupaten Sleman

Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

6. Wawancara dilakukan dengan Kepala Pengelola Obat Puskesmas Sleman,

dokter umum Puskesmas Sleman dan Kepala UPT POAK Kabupaten Sleman

Yogyakarta untuk mengetahui alasan kategori VEN dari kelompok A hasil

analisa ABC pada tahun 2013-2014 agar bisa diprioritaskan pengadaannya.

D. Subyek Penelitian

Data obat dalam LPLPO dari Puskesmas Sleman dan Tempel I yang

diperoleh dari UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta merupakan subjek

penelitian ini. Kriteria inklusi yang digunakan oleh peneliti adalah seluruh obat

yang digunakan di Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I selama tahun

2013-2014 dan kriteria eksklusi yang digunakan oleh peneliti adalah sediaan obat

yang tidak diketahui harga satuannya.

E. Bahan Atau Materi Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pemakaian

obat dalam LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) dari

Puskesmas ke UPT POAK dan hasil wawancara yang dilakukan terhadap Kepala

Pengelola Ruang Obat Puskesmas Sleman, dokter umum Puskesmas Sleman dan

Tempel I, dan Kepala UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalahpenyimpan data

berupa flash untuk memuat data daftar seluruh obat selama tahun 2013 dan

2014untuk menentukan Vital, Essensial, dan Non-Essensial. Tabel pencatatan data

yang berisi tentangdata yang diambil dari perhitungan dengan metode ABC yang

kemudian diambil data dari kategori A untuk menentukan VEN karena jumlah

penggunaannya terbanyak yaitu sebesar 80% di Puskesmas Sleman maupun di

Puskesmas Tempel I dengan cara pengisian tabel data yg diisi oleh Kepala UPT

POAK Kabupaten Sleman, dokter umum Puskesmas Sleman dan Tempel I, dan

pengelola ruang obat Puskesmas Sleman Yogyakarta yang ditunjang dengan

wawancara secara terstruktur terkait hal mengenai metode ABC dan VEN,

pengelolaan obat di Puskesmas, dan 10 penyakit terbanyak yang ada di Puskesmas

Sleman dan Tempel I Kabupaten Sleman Yogyakarta.

G. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta,

Jl. Candi Jonggrang No.6 Beran Tridadi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta,

Puskesmas Sleman, Jl. Kapten Haryadi No. 6 Desa Triharjo, Kabupaten Sleman,

Yogyakarta dan Puskesmas Tempel I, Jl. Magelang KM 17,5, Kecamatan Tempel,

Kabupaten Sleman, Yogyakarta.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

H. Tata Cara Penelitian

1. Observasi awal

Observasi awal dilakukan dengan menentukan Puskesmas di Kabupaten

Sleman Yogyakarta sebagai tempat untuk diteliti. Berdasarkan observasi

ditetapkan Puskesmas Sleman sebagai lokasi penelitian dikarenakan jumlah

permintaan obatnya paling banyak dan dilakukan perbandingan terhadap data

Puskesmas Tempel I dengan jumlah permintaan obat paling sedikit di Kabupaten

Sleman Yogyakarta sebagai tolak ukur untuk melihat pengadaan obat yang

dilakukan sudah sesuai dengan yang direncanakan.

2. Permohonan izin dan kerjasama

Perizinan dilakukan dengan mengusulkan atau memasukkan surat

permohonan izin penelitian ke Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I

Kabupaten Yogyakarta.

3. Pembuatan pedoman wawancara

Pembuatan pedoman wawancara dilakukan dengan cara menyusun

pertanyaan dan melampirkan data terkait kriteria VEN untuk kategori A oleh

Kepala UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta, dokter umum Puskesmas

Sleman dan Tempel I, dan kepala pengelola ruang obat Puskesmas Sleman

Kabupaten Sleman Yogyakarta.

4. Pengambilan data

Pengambilan data diambil melalui proses perizinan dari rekomendasi

Bapedda ke Dinas Kesehatan yang kemudian sampai ke UPT POAK dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

didapatkan data retrospektif yang meliputi data pemakaian sediaan obat serta

harga obat pada tahun 2013 dan 2014 serta data LPLPO yang diambil dari

Puskesmas Sleman dan Tempel I terkait jumlah permintaan dan jumlah yang

diterima dari UPT POAK ke Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I

Kabupaten Yogyakarta.

5. Pengolahan dan analisis data

Tahapan berikutnya adalah pengolahan data dan analisis data yang dapat

digunakan sebagai acuan dalam penarikan kesimpulan dan pemberian saran yang

dapat berguna dalam pengadaan sediaan obat.

1. Analisis ABC

Proses pengumpulan data diambil berdasarkan analisis ABC.

Pengambilan data dilakukan terhadap besarnya jumlah pemakaian obat per satu

bulan kemudian dikumulatifkan menjadi satu tahun lalu diurutkan dari pemakaian

tertinggi sampai terendah, selanjutnya dibuat persentasenya dan diurutkan dari

persentase tertinggi hingga terendah, dan dikumulatifkan lalu dilakukan penetapan

klasifikasi menjadi kelompok A, B, dan C berdasarkan persentase kumulatif 80%,

15%, dan 5%. Kelompok A merupakan kelompok obat yang menyerap biaya

sebesar 80% dari total biaya persediaan, kelompok B merupakan kelompok obat

yang menyerap biaya sebesar 15% dari total biaya persediaan, sedangkan

kelompok C merupakan kelompok obat yang menyerap biaya sebesar 5% dari

total biaya persediaan. Diawali dengan cara mengidentifikasi obat dengan

mengurutkan pemakaian biaya dari yang terbesar ke yang terkecil. Cara

perhitungannya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

=nxh

Keterangan :

x : jumlah investasi dari obat

n : jumlah pemakaian obat

h : harga satuan obat

y = x/x x 100%

Keterangan :

y : % investasi

x : jumlah investasi dari obat

x : jumlah seluruh investasi dalam periode tertentu

2. Analisis VEN

Kategori VEN didapatkan dari data pengelompokkan obat dengan

metode ABC yang kemudian diambil dari kategori A karena persentase

kumulatifnya paling besar. Analisis VEN dilakukan dengan melakukan

wawancara kepada dokter umum Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I

serta Kepala UPT POAK Sleman Yogyakarta yang bertujuan untuk menetapkan

obat-obat yang masuk dalam kategori obat vital, esensial, dan non esensial.

Ketiganya dipilih untuk menjadi narasumber dikarenakan sama-sama memiliki

peranan penting dan saling berkontribusi satu sama lain dalam bidang kesehatan

terutama dalam masalah obat-obatan dan menghadapi keluhan pasien.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

I. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan obat yang diketahui harganya, dengan demikian evaluasi

pengadaan obat di Puskesmas Sleman maupun Tempel I hanya terbatas pada data

yang lengkap, sehingga tidak dapat mengevaluasi seluruh obat yang diadakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis ABC

Penelitian Evaluasi Pengadaan Obat Dengan Metode ABC di Puskesmas

Sleman Kabupaten Yogyakarta tahun 2013-2014 menggunakan data pemakaian

obat-obat selama periode tahun 2013-2014 yang diambil di UPT POAK

Kabupaten Sleman Yogyakarta dan data yang diambil dari Puskesmas Sleman

Kabupaten Yogyakarta kemudian dilakukan evaluasi ABC. Analisis ABC

dilakukan dengan perhitungan menggunakan metode ABC dan kemudian

dilakukan wawancara dengan dokter umum dan kepala pengelola ruang obat

Puskesmas Sleman Yogyakarta terkait pengadaan obat di Puskesmas Sleman

Yogyakarta dan penjelasan mengenai VEN (Vital, Esensial, dan Non Esensial).

Analisis ABC bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas

penggunaan dana dengan pengelompokkan obat berdasarkan penggunaannya.

Pemrosesan data dimulai dengan pengambilan data obat secara retrospektif berupa

data pemakaian obat serta harga obat tahun 2013 dan 2014 di UPT POAK

Kabupaten Sleman Yogyakarta yang kemudian dipilih Puskesmas Sleman untuk

diambil datanya lalu dianalisis untuk bisa dievaluasi.

Pengambilan obat di UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta dibuat

untuk setiap bulannya. Pemesanan obat yang dilakukan ke UPT POAK Sleman

Yogyakarta dari Puskesmas Sleman dibatasi pemesanannya karena untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

menghindari obat yang tersisa dari jumlah yang dipesan. Apabila jumlah obat

yang dipesan masih tersisa, maka dari pihak UPT POAK Sleman Yogyakarta

tidak bertanggung jawab untuk menampung pengembalian obat yang sudah

dipesan, karena setiap Puskesmas sudah seharusnya memperkirakan berapa

banyak obat-obatan yang ingin dipesan untuk setiap bulannya. Berikut hasil

analisis ABC yang didapatkan dari data LPLPO tahun 2013 dan 2014 :

Tabel I. Pengelompokkan Pemakaian Obat Berdasarkan Analisis


ABC Pada Tahun 2013 dan 2014 di Puskesmas Sleman

2013 2014
Jumlah item

Jumlah item
Persentase Persentase
Kel. Jumlah jumlah Jumlah jumlah
obat

obat

% %
pemakaian (Rp) pemakaian pemakaian (Rp) pemakaian
(%) (%)

Rp Rp
A 24 16,7 79,6 20 11,3 79,2
317,998,075.00 425,892,725.00
Rp Rp
B 39 27,1 15,3 45 25,4 15,7
61,153,115.00 84,622,515.00
Rp Rp
C 81 56,2 5,1 112 63,3 5,1
20,281,180.00 26,940,150.00
Rp Rp
Total 144 100 100 177 100 100
399,432,370.00 537,455,390.00

Tabel I menjelaskan analisis ABC di Puskesmas Sleman Yogyakarta pada

tahun 2013. Data yang didapatkan pada tahun 2013, jumlah total item obat

sebanyak 144. Analisis ABC dilakukan dengan mengurutkan nilai pemakaian obat

dari terbesar hingga terkecil lalu dibuat persentase dan dibuat persen kumulatif

sehingga didapatkan mana yang masuk dalam kategori A dengan persen kumulatif

mencapai 80%, kelompok B 15%, maupun C dengan persen kumulatif sebesar

5%. Pada tahun 2013 obat yang masuk dalam kelompok A sebesar 24 item atau

16,7% dari total item dengan jumlah pemakaian Rp317,998,075,00 atau 79,6%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

dari total pemakaian. Kelompok B sebesar 39 item atau 27,1% dari total item

dengan jumlah pemakaian Rp 61,153,115,00 atau 15,3% dari total pemakaian.

Kelompok C sebesar 81 item atau 56,2% dari total item dengan jumlah pemakaian

Rp 20,281,180.00 atau 5,1% dari total pemakaian.

Data yang didapatkan pada tahun 2014, jumlah total item obat sebanyak

177. Pada tahun 2014 obat yang masuk dalam kelompok A sebesar 20 item atau

11,3% dari total item dengan jumlah pemakaian Rp 425,892,725,00 atau 79,2%

dari total pemakaian. Kelompok B sebesar 45 item atau 25,4% dari total item

dengan jumlah pemakaian Rp 84,622,515.00 atau 15,7% dari total pemakaian.

Kelompok C sebesar 112 item atau 63,3% dari total item dengan jumlah

pemakaian Rp 26,940,150.00 atau 5,1% dari total pemakaian.

Dilihat dari kedua tabel pada tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat bahwa

kelompok A memiliki jumlah item obat terendah dari pada kelompok B dan C tiap

tahunnya, sedangkan kelompok C dari tahun 2013 hingga tahun 2014 memiliki

jumlah item obat terbesar dibandingkan kelompok A dan B. Jika pada tabel 1 dan

2 dikaitkan maka dapat dilihat bahwa kelompok A memiliki jumlah item obat

yang paling sedikit tetapi memiliki jumlah pemakaian yang besar, sedangkan

kelompok C memiliki jumlah item obat yang paling banyak tetapi memiliki

jumlah pemakaian rendah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

B. Analisis VEN

Analisis VEN (Vital, Esesnsial, dan Non Esensial) diperoleh berdasarkan

hasil wawancara dengan dokter umum Puskesmas dan kepala UPT POAK, dan

data ini ditentukan dari pendapat dan pengamatan masing-masing terhadap semua

item obat yang ada di Puskesmas selama tahun 2013-2014. Analisis VEN ini

digunakan untuk menetapkan prioritas pembelian obat serta menentukan tingkat

stok yang aman dan harga penjualan obat dengan mengklasifikasikannya ke dalam

kelompok obat vital, esensial, dan non esensial.

Analisis VEN didapatkan dari obat yang masuk dalam kategori A pada

tahun 2013 maupun 2014 yang kemudian dilakukan wawancara kepada informan

yang berbeda dapat menyebabkan obat yang sama masuk ke dalam kelompok

yang berbeda.

Pada penelitian ini dilakukan juga pengambilan data dari Puskesmas

Tempel I yang merupakan Puskesmas yang paling sedikit mengambil obat ke

UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta. Hal ini dilakukan karena untuk

menjadi tolak ukur dan membuktikan bahwa semua Puskesmas yang ada di

Kabupaten Sleman Yogyakarta pengelolaan obat terkait pengadaan obatnya sudah

berjalan baik atau belum dengan menggunakan metode ABC. Pengambilan data

yang diambil dilakukan dengan cara yang sama, yaitu dengan

mengelompokkannya ke dalam kelompok ABC kemudian dikategorikan yang

termasuk dalam VEN (lihat lampiran 3 dan 4).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Pemilihan obat ke dalam kelompok vital, esensial dan non esensial

dilihat berdasarkan pertimbangan akan kebutuhan pelayanan kesehatan terhadap

masyarakat dengan penyediaan obat-obat yang dibutuhkan untuk pasien dengan

menimbang resiko yang mungkin terjadi apabila sampai terjadi kekosongan stok

obat. Selain itu pengelompokkan obat dengan mempertimbangkan suatu obat

berdasarkan kebutuhan akan obat tersebut, tentunya sangat tergantung pengisi

kuisioner yaitu dokter umum dan Kepala UPT POAK yang melakukan

pengelompokkan obat sehingga apabila informannya berbeda kemungkinan untuk

item obat yang sama penilaian kelompok obatnya menjadi berbeda.

Menurut dokter umum di Puskesmas Sleman melihat 24 jenis obat pada

tahun 2013 dan 20 jenis obat pada tahun 2014 yang termasuk dalam kategori obat

vital yaitu Serum ATS inj. 1500 IU/amp dan Hyosine N Butilbromide tab 10 mg,

selebihnya termasuk dalam kategori esensial (Vaksin Polio, Vaksin BCG,

Parasetamol 500 mg, dan lain-lain) dan non esensial yaitu Tablet Kalium dan

Vaksin-ADS 0,5 ml (lihat lampiran 5). Sedangkan menurut Kepala UPT POAK

Sleman mempunyai pendapat yang berbeda pada tahun 2013 dengan 24 jenis obat

yang sama, Vaksin HB Uniject dan Serum ATS inj. 1500 IU/amp termasuk dalam

kategori obat vital dan selebihnya masuk dalam kategori esensial (Hemafort tablet

salut, Ibuprofen 400 mg, Amoksisilin 500 mg, dan lain-lain) dan non esensial

yaitu Hyosine N Butilbromide tab 10 mg. Pada tahun 2014 hanya Serum ATS inj.

1500 IU/amp saja yang termasuk dalam kategori obat vital (lihat lampiran 6 dan

7). Dari pengisian kategori VEN keduanya didapatkan VEN dari kategori A tahun

2013 dan 2014 yang termasuk obat vital sebanyak 1 item obat, esensial sebanyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

19 dan 16 item obat pada tahun 2013 dan 2014, sedangkan non esensial sebanyak

1 item obat tahun 2013 maupun 2014 (lihat lampiran 5, 6, dan 7).

Dari hasil wawancara menurut dokter umum Puskesmas Tempel I melihat

16 jenis obat pada tahun 2013 yang termasuk kategori vital adalah OAT FDC Kat.

I dan selebihnya masuk dalam kategori esensial dan non esensial (lihat lampiran

9). Sedangkan pada tahun 2014 dengan 20 jenis obat yang ada terdapat 7 obat

yang termasuk dalam kategori vital diantaranya Vaksin Polio, Vaksin DPT-HB-

HIB (Pentavalen), Vaksin-ADS 0,5 ml, Vaksin Campak, dan lainnyadan

selebihnya masuk dalam kategori esensial dan non esensial (lihat lampiran 10).

C. Analisis Kesediaan Obat

Pengadaan obat di Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta

diadakan menggunakan LPLPO dari Puskesmas Sleman ke UPT POAK setiap

satu bulan sekali. Dalam penelitian ini pengadaan obat dilakukan selama dua

tahun yaitu tahun 2013 dan 2014. Selain dari wawancara, dilakukan kesesuaian

obat dari kelompok A yang menjadi sasaran pengelompokkan VEN dengan

melihat jumlah yang diminta dari Puskesmas Sleman dengan jumlah obat yang

diberikan dari UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta yaitu dengan melihat

lembar LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) dari

Puskesmas Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Kesesuaian jumlah permintaan obat ke UPT POAK dan jumlah obat yang

diterima oleh Puskesmas Sleman dari data LPLPO didapatkan persentase rata-rata

tahun 2013 sebesar 93,2% dan tahun 2014 sebesar 91,8% (lihat lampiran 8).

Sedangkan melihat kesesuaian jumlah permintaan obat ke UPT POAK

dan jumlah obat yang diterima oleh Puskesmas Tempel I dari data LPLPO

didapatkan persentase rata-rata tahun 2013 sebesar 89,1% dan tahun 2014 sebesar

91,8% (lihat lampiran 11).

Dari kedua Puskesmas tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

Puskesmas Sleman dengan pengambilan obat paling banyak dan Puskesmas

Tempel I dengan pengambilan obat paling sedikit pada tahun 2013 dan 2014,

keduanya belum 100% melakukan pengelolaan obat terkait pengadaan obat secara

efisien dan efektif dengan melihat dari persentase pemesanan obat dan yang

diterima. Sehingga obat yang termasuk kategori VEN seharusnya pengadaan

obatnya lebih diprioritaskan khususnya obat vital yang merupakan obat yang

mengancam jiwa dan beresiko bagi pasien jika terjadi kekosongan stok obat.

Menurut data pemakaian obat Puskesmas Sleman yang telah dianalisis

menggunakan metode ABC, adanya peningkatan ataupun penurunan dalam

jumlah pemakaian obat ditiap tahunnya itu dipengaruhi oleh tingkat kejadian

penyakit. Apabila terdapat kasus tertentu yang memiliki tingkat kejadian tinggi

maka akan memerlukan obat yang banyak juga dan apabila tingkat kejadian kasus

tersebut turun maka obat yang digunakan akan semakin berkurang. Dengan

adanya perubahan-perubahan ditiap tahunnya maka diperlukan pengelolaan obat

yang baik. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, yaitu :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

1. Ketersediaan Obat Sesuai Dengan Pola Penyakit

Dalam perencanaan kebutuhan obat dapat menggunakan pencatatan

penggunaan total semua jenis obat pada pasien di Puskesmas, sisa stok obat, dan

pola penyakit. Perencanaan kebutuhan obat dengan melihat pola penyakit

merupakan pendekatan secara epidemiologi. Pendekatan secara epidemiologi ini

memiliki keunggulan yang lebih tepat dan sesuai dengan realitas, dimana obat

yang keluar atau terdistribusi disebabkan oleh penggunaan yang riil.

Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan penyakit yang sering

terjadi di Puskesmas Sleman Yogyakarta dari tahun 2013 hingga 2014 dan selalu

berada pada peringkat pertama dari 10 besar penyakit yang terjadi di Puskesmas.

Pada tahun 2013 persentase penyakit ISPA dari 10 besar penyakit sebesar 20,4%

dari 27.751 pasien dan pada tahun 2014 sebesar 21,4% dari 30.077 pasien (lihat

lampiran 12).

Berdasarkan data yang didapatkan dari analisis ABC dari kategori A

obat-obatan yang merupakan obat-obatan yang digunakan untuk penyakit ISPA

telah dibuktikan diantaranya adalah Amoksisilin, Parasetamol, dan Ibuprofen

sebagai obat antibiotik maupun analgesik. Ini membuktikan bahwa ketersediaan

obat di Puskesmas Sleman telah sesuai dengan pola penyakit yang masuk dalam

10 besar penyakit tersebut. Namun, pengadaan obatnya yang terpenuhi hanya

sekitar 80-90%.

Semua obat yang banyak dipakai dari 10 penyakit terbesar di Puskesmas

Sleman Yogyakarta tersebut, pengadaannya perlu diperhatikan yaitu dalam

pemesanan kembali dan berapa jumlah yang akan dipesan karena obat-obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

tersebut diharapkan dapat selalu tersedia di Puskesmas Sleman Yogyakarta dan

diharapkan tidak terjadi kekosongan atau kekurangan. Hal ini nantinya akan

mempengaruhi pelayanan obat di Puskesmas.

2. Obat Yang Dikembalikan

Untuk meningkatkan pengelolaan obat dalam mengurangi adanya obat

yang dikembalikan sebaiknya dilakukan monitoring yang lebih baik dalam

pengelolaan obat dari mulai perencanaan hingga pemakaian obat. Obat mengalami

kerusakan dapat dikarenakan oleh faktor penyimpanan yang kurang baik. Dalam

penyimpanan obat diharapkan ruang penyimpanan dan proses penyimpanan

memiliki persyaratan yang sesuai dengan pedoman pengelolaan obat di

Puskesmas. Penyimpanan obat juga harus sedemikian rupa sehingga memudahkan

distribusi obat secara FIFO (first in first out) yaitu sisa stok tahun yang lalu

digunakan terlebih dahulu daripada pengadaan baru, sehingga akan mencegah

terjadinya obat rusak atau kadaluwarsa.

D. Hasil Wawancara

Analisis VEN didapatkan dari obat yang masuk dalam kategori A pada

tahun 2013 maupun 2014 yang kemudian dilakukan wawancara kepada informan

yang berbeda dapat menyebabkan obat yang sama masuk ke dalam kelompok

yang berbeda.

Dari hasil wawancara terdapat perbedaan dalam pengisian kategori VEN.

Hasil wawancara yang didapat dari dokter umum Puskesmas Sleman menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

bahwa pengertian obat vital adalah obat-obatan yang menyelamatkan nyawa, obat

yang seharusnya ada dan tidak boleh terjadi kekosongan. Obat esensial merupakan

obat yang wajib ada karena banyak paling banyak dipergunakan di Puskesmas.

Dan obat non esensial merupakan obat yang diperlukan di Puskesmas tetapi jarang

dipergunakan untuk tindak lanjut terapi atau pengobatan. Sedangkan hasil

wawancara yang dilakukan kepada Kepala UPT POAK Sleman Yogyakarta

menyatakan bahwa obat vital merupakan obat untuk menyelamatkan nyawa, obat

yang harus ada, penyerapannya tinggi karena tidak ada penggantinya. Yang

dimaksud dengan obat esensial merupakan obat yang mirip dengan vital yaitu

sebagai pencegahan maupun pengobatan. Dan obat non esensial diartikan sebagai

obat penunjang saja, karena tidak terlalu banyak manfaatnya, contohnya vitamin.

Vitamin masuk ke dalam kategori non esensial, tetapi dapat dilihat kembali dari

efek penggunaannya, ada vitamin-vitamin tertentu yang masuk dalam kategori

vital penggunaannya, contoh vitamin penambah darah.

Menurut dokter umum di Puskesmas Tempel I yang dikatakan obat vital

adalah obat yang wajib disediakan di pelayanan kesehatan karena untuk pasien

yang mengancam jiwa, sedangkan obat esensial adalah obat yang wajib

disediakan di pelayanan kesehatan, dan obat non esensial tidak disediakan di

pelayanan kesehatan tidak menjadi masalah karena itu hanya menjadi pelengkap

saja.

Dengan narasumber berbeda maka akan didapatkan pendapat yang

berbeda juga. Dari semua narasumber yang telah diwawancarai pengertian obat

vital, esensial, dan non esensial kurang lebih sama, dapat dilihat lagi bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

kebutuhan pasiennya dengan kondisi kesehatan yang dialami dengan segala

pertimbangan.

Adapun hasil wawancara mengenai obat-obatan yang dikembalikan oleh

Puskesmas ke UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta yaitu obat yang tidak

digunakan, obat yang rusak, dan obat yang telah kadaluwarsa. Puskesmas wajib

melaporkan dan mengirim kembali jenis obat yang rusak atau kadaluwarsa kepada

Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota. Obat yang tidak digunakan juga harus

dikembalikan sebelum kadaluwarsa karena obat tersebut dapat diberikan atau

direlokasi kepada Puskesmas lain yang lebih membutuhkan. Hal ini bertujuan

dalam proses pemerataan pengadaan obat di semua wilayah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengadaan obat di Puskemas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta

dilakukan berdasarkan hasil Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan

Obat (LPLPO) dari Puskesmas ke UPT POAK Kabupaten Sleman

Yogyakarta setiap satu bulan sekali.

2. Evaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta berdasarkan

metode ABC didapatkan bahwa kelompok C memiliki item obat terbanyak

yaitu sebanyak 81 item obat (56,2%) di tahun 2013 dan 112 item obat

(63,3%) di tahun 2014. Sedangkan dari hasil analisa VEN yang didapatkan

dalam kelompok A yang menyerap 80% pemakaian obat terbanyak tiap

tahunnya terdapat 1item obat yang termasuk dalam kategori vital dengan

narasumber berbeda yaitu Serum ATS Inj. 1500U/Amp. Pengadaan obat yang

diadakan selama dua tahun (2013 dan 2014) dari kelompok A di kedua

Puskesmas hanya terpenuhi 80%-90%.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

B. Saran

1. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan peneliti mampu mendapatkan data

permintaan obat lengkap beserta harga obatnya umtuk meminimalkan

kesalahan dalam perhitungan dalam pengelompokkan ABC.

2. Diadakan data relokasi obat antar Puskesmas sehingga penilaian pemenuhan

permintaan obat bisa optimal.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

DAFTAR PUSTAKA

Athijah, Umi et al., 2010, Perencanaan dan Pengadaan Obat di Puskesmas


Surabaya Timur dan Selatan, Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 5 No. 1, pp.
16.
Ansel, C. Howard., 1985, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi keempat,
Terjemahan : Farida Ibrahim, UI Press, Jakarta.
Anshari, M., 2009, Aplikasi Manajemen Pengelolaan Obat dan Makanan, Nuha
Medika, Yogyakarta, pp. 3.
Arief, 2007, Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat, UGM Press University,
Yogyakarta, pp. 131-140.
Departemen Kesehatan RI, 2003, Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan di Puskesmas, Direktorat Jenderal Palayanan
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2006, Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 189/MENKES/SK/III/2006 Tentang Kebijakan Obat
Nasional, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2008, Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi
di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2000, Keputusan Menteri Kesehatan RI
No:633/Menkes/SK/IV/2000 Tentang Pembentukan Gudang Perbekalan
Kesehatan di Bidang Farmasi di Kabupaten/Kota Tertentu, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, 2007, Pedoman
Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Daerah
Perbatasan, Depkes RI, Jakarta.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995, Pengelolaan Obat di
Tingkat Puskesmas, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Kusnadi, E., 2009, Analisis Produktivitas Terhadap Penyeimbangan Lintasan
Unpublished Undergraduate Thesis, Program Studi Teknik Industri,
Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Lestari, Maria Murnian, 2010, Evaluasi Pengelolaan Obat di Puskesmas Depok II
Sleman Periode Tahun 2007-2009 Dengan Metode ABC Indeks Kritis,
Program Studi Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Mayawati, Dwi Md, Y., 2010, Evaluasi Pengelolaan Sediaan Farmasi di
Puskesmas Kuta I Periode Tahun 2007-2009 (Dengan Metode ABC
Indeks Kritis), Program Studi Farmasi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Modeong, Nabila, 2012, Evaluasi Perencanaan Obat Berdasarkan Metode ABC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. M. Dunda


Kabupaten Gorontalo Tahun 2011, Program Studi D-III Farmasi,
Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo.
Nurwulandari, Ancelmatini, Prima Rosa, Paulina H., 2013, Sistem Pendukung
Pengambilan Keputusan Pengadaan Obat Menggunakan Model Pareto
ABC dan Optimasi Kualitatif, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Informasi, Yogyakarta, ISSN : 1907-15022.
Pratama Sari, Mikha, 2011, Evaluasi Pengelolaan Obat Dengan Metode ABC di
Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta Tahun 2008-2010, Program Studi
Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Pratiknya, A. W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan, Edisi I, Cetakan II, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Pratiwi, F., I. Dwiprahasto., dan E. Budiarti, 2011, Evaluasi Perencanaan dan
Pengadaan Obat di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Semarang,
Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi, 01: 238-239.
Rahim Ali, Arsad., 2008, Pengelolaan Obat, Alat dan Bahan Habis
Pakai Puskesmas. https://arali2008.wordpress.com/2009/09/10/gambaran-
pengelolaan-obat-dan-bahan-habis-pakai-serta-alat-puskesmas-di-
polewali-mandar/, diakses tanggal 6 Februari 2016.
Reddy V. V., 2008, Hospital Material Management, In A. V. Srinivasan (Ed),
Managing a Modern Hospital (2nd ed), New Delhi : Sage Publications, pp.
126-143.
Sari, Mikha Pratama, 2011, Evaluasi Pengelolaan Obat Dengan Metode ABC di
Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta Tahun 2008-2010, Program Studi
Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Susi, Suciati, Adisasmito, Wiku B., 2006, Analisis Perencanaan Obat
Berdasarkan ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi, Jurnal Manajemen
Kesehatan, Volume 9, pp. 20-21.
Sutarman, 2003, Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model
Backorder, Infomatek, 5(3), pp. 141152.
Syamsuni, 2005, Farmasetika Dasar dan Perhitungan Farmasi, EGC, Jakarta,
pp. 47-49.
Syifa, 2011, Analisis ABC dan Analisis VEN,
https://syifa.blogspot.com/2011/analisis-abc-dan-analisis-ven/, diakses
tanggal 12 Agustus 2016.
Quick, J.D., Hume, M.L., Rankin J, R., OConnor, R. W., 1997, Managing Drug
Supply, Management Sciences for Health, 7th printing, Boston,
Massachussets.
Quick, J.D., Rankin, J.R., Dias, Vimal, 2012, Inventory Management in Managing
Drug Supply, Third Edition, Managing access to medicines and health
technologies, Management Sciences for Health, Arlington.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Lampiran 1. Laporan Pengambilan Barang Puskesmas Sleman Periode 2013

Persen
Persen
No Tanggal Nama Obat Satuan Jumlah Harga Nilai Kumulatif Kategori
(%)
(%)
0
Deksametason tab. 0,5
1 14/01/2013 28.400 2002 56.856.800
mg tablet 14,23 14,23
2 14/01/2013 Hemafort tab salut tablet 70.900 715 50.693.500 12,69 26,93
3 17/09/2013 Vaksin BCG pcs 1600 21.125 33.800.000 8,46 35,39
4 17/09/2013 Vaksin Polio (IPV) pcs 1300 25.903 33.673.900 8,43 43,82
5 14/01/2013 Amoksisilin 500 mg kaplet 75.800 303 22.967.400 5,75 49,57
Vaksin DPT-HB-HIB
6 17/09/2013 1100 14.065 15.471.500
(Pentavalen) pcs 3,87 53,44
7 14/01/2013 Parasetamol 500 mg tablet 137.500 105 14.437.500 3,61 57,06
8 14/01/2013 Captopril 25 mg tablet 61.700 138 8.514.600 2,13 59,19
9 14/01/2013 OAT FDC Kat. I paket 23 360.000 8.280.000 2,07 61,26
10 14/01/2013 Tablet Kalium tablet 3300 2.251 7.428.300 1,86 63,12
Parasetamol sirup 120
11 14/01/2013 3930 1.725 6.779.250
mg/5 ml botol 1,70 64,82
Serum ATS inj. 1500
12 14/01/2013 70 84.150 5.890.500
IU/amp ampul 1,47 66,29
A
Hyosine N Butilbromide
13 12/02/2013 4400 1.287 5.662.800
tab 10 mg tablet 1,42 67,71
Natrium diklofenak 50
14 14/01/2013 26.900 210 5.649.000
mg tab tablet 1,41 69,12
15 17/09/2013 Vaksin HB Uniject pcs 300 17.360 5.208.000 1,30 70,43
16 14/01/2013 Metformin HCl 500 mg tablet 31.900 152 4.848.800 1,21 71,64
1.200.00
17 12/02/2013 4 4.800.000
OAT FDC Kat. II paket 0 1,20 72,84
Amoksisilin sirup kering
18 14/01/2013 1915 2.365 4.528.975
125mg/5ml botol 1,13 73,98
19 14/01/2013 Retinol 200.000 IU kapsul 9.550 471 4.498.050 1,13 75,10
20 14/01/2013 Ibuprofen 400 mg. tablet 30.600 144 4.406.400 1,10 76,21
21 17/09/2013 Vaksin - ADS 0.5 ml pcs 2700 1395 3.766.500 0,94 77,15
22 14/01/2013 Zinc tab. 20 mg tablet 7.700 455 3.503.500 0,88 78,03
23 14/01/2013 Garam Oralit 200 ml sak 9.200 355 3.266.000 0,82 78,84
24 14/03/2013 Domperidon Syrup botol 340 9.020 3.066.800 0,77 79,61
Antibakteri DOEN salep
25 14/01/2013 1015 2.825 2.867.375
Basitrasin tube 0,72 80,33
26 14/01/2013 Siprofloksasin 500 mg tablet 10600 260 2.756.000 0,69 81,02
Kalsium Laktat tab. 500
27 14/01/2013 48.000 52 2.496.000
mg tablet 0,62 81,65
Medroksi progesteron
28 14/03/2013 440 5.500 2.420.000
asetat inj depo 150 mg vial 0,61 82,25
29 14/01/2013 Ranitidin 150 mg tablet 15.400 156 2.402.400 0,60 82,85
30 14/01/2013 670 3.500 2.345.000 B
Kotrimoksazol suspensi botol 0,59 83,44
Kloramfenikol tetes
31 14/01/2013 345 6.600 2.277.000
mata 0,5% botol 0,57 84,01
32 14/01/2013 Obat Batuk Hitam cairan botol 1505 1.500 2.257.500 0,57 84,57
33 14/01/2013 Antasida DOEN tablet 24.200 91 2.202.200 0,55 85,13
34 17/09/2013 Vaksin DPT-HB Combo pcs 250 8.450 2.112.500 0,53 85,66
35 14/01/2013 Antalgin tab. 500 mg tablet 17.700 115 2.035.500 0,51 86,16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

36 14/01/2013 Kotrimoksazol dewasa tablet 12600 160 2.016.000 0,50 86,67


37 12/02/2013 Etil Klorida semprot botol 26 76.010 1.976.260 0,49 87,16
38 14/01/2013 Kloramfenikol t.t. 3% botol 354 5.390 1.908.060 0,48 87,64
Klorfeniramin Maleat
39 14/01/2013 87.000 21 1.827.000
tab. 4 mg tablet 0,46 88,10
Gliseril Guaiacolat 100
40 14/01/2013 72.000 23 1.656.000
mg tablet 0,41 88,51
41 14/01/2013 Betametason krim 0,1% tube 920 1.760 1.619.200 0,41 88,92
42 14/01/2013 Mikonazol krim tube 530 3.000 1.590.000 0,40 89,32
43 14/01/2013 Glibenklamid 5 mg tablet 21.200 64 1.356.800 0,34 89,66
44 14/01/2013 Thiamin HCl tab. 50 mg tablet 39.000 34 1.326.000 0,33 89,99
Hidrokortison krim 2,5
45 14/01/2013 460 2.842 1.307.320
% tube 0,33 90,32
Hidroklorotiazida 25
46 14/01/2013 30.000 42 1.260.000
mg. tablet 0,32 90,63
47 14/01/2013 Eritromisin 500 mg kaplet 1400 887 1.241.800 0,31 90,94
48 14/01/2013 Asiklovir tab. 400 mg tablet 3500 350 1.225.000 0,31 91,25
Kloramfenikol kapsul
49 14/01/2013 4.600 266 1.223.600
250 mg kapsul 0,31 91,56
50 14/01/2013 Simvastatin tab.10 mg tablet 5100 238 1.213.800 0,30 91,86
51 14/03/2013 Serum Golongan darah set 4 291.500 1.166.000 0,29 92,15
52 17/09/2013 Vaksin Campak pcs 500 2.169 1.084.500 0,27 92,42
53 14/01/2013 Alopurinol 100 mg tablet 8.500 125 1.062.500 0,27 92,69
Dekstrometorfan HBr
54 14/01/2013 380 2.701 1.026.380
sirup botol 0,26 92,95
Griseofulvin 125 mg.
55 14/01/2013 5100 201 1.025.100
micro. tablet 0,26 93,20
56 12/02/2013 Nifedipine 10 mg tablet 7300 131 956.300 0,24 93,44
57 14/01/2013 Haloperidol 1,5 mg. tablet 14.900 63 938.700 0,24 93,68
Pasta pengisi saluran
58 14/01/2013 2 468.270 936.540
akar kotak 0,23 93,91
59 12/02/2013 Framisetin lembar 66 12.980 856.680 0,21 94,13
Asam Askorbat/Vit. C
60 14/01/2013 35.000 24 840.000
50 mg tablet 0,21 94,34
61 14/01/2013 Etanol 70 % 1000 ml botol 34 23.100 785.400 0,20 94,53
62 14/01/2013 Salbutamol 2 mg. tablet 9300 84 781.200 0,20 94,73
Devitalisasi pasta (non
63 13/06/2013 3 258.500 775.500
arsen) botol 0,19 94,92
64 12/02/2013 Fenoksimetil P. 500 mg. tablet 1900 407 773.300 0,19 95,12
Klorpromazin HCl Sal.
65 14/03/2013 6.000 128 768.000
100 mg. tablet 0,19 95,31
66 14/01/2013 Salisil bedak 2% kotak 695 1.100 764.500 0,19 95,50
67 16/10/2013 Vaksin - ADS 0.05 ml pcs 300 2500 750.000 0,19 95,69
Dekstrometorfan HBr
68 14/01/2013 7.300 99 722.700
tab. 15 mg tablet 0,18 95,87
Triheksifenidil HCl tab. C
69 14/01/2013 14.800 44 651.200
2 mg tablet 0,16 96,03
Anti haemoroid doen
70 14/01/2013 260 2450 637.000
komb. sup 0,16 96,19
71 12/02/2013 Bisacodyl suppo 5 mg sup 42 14.887 625.254 0,16 96,35
Anti fungi
72 14/01/2013 300 1.904 571.200
doen/Whitefield pot 0,14 96,49
73 14/01/2013 Kloramfenikol salep botol 330 1.650 544.500 0,14 96,63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

mata 1%
Oksitosin injeksi 10
74 12/02/2013 73 7.326 534.798
IU/ml-1 ml. ampul 0,13 96,76
75 12/02/2013 Diazepam rectal 5 mg tube 13 38.126 495.638 0,12 96,88
76 14/01/2013 Piridoksin 10 mg tablet 37.000 13 481.000 0,12 97,01
77 14/01/2013 Furosemida tab. 40 mg tablet 4700 102 479.400 0,12 97,13
78 14/01/2013 Vitamin B komplek tablet 21.000 22 462.000 0,12 97,24
Asiklovir krim 5% 5
79 14/01/2013 175 2.552 446.600
gram tube 0,11 97,35
80 17/09/2013 Fluconazole cap 150 mg kapsul 20 22.000 440.000 0,11 97,46
81 12/02/2013 Salbutamol Nebules ampul 50 8.800 440.000 0,11 97,57
82 14/01/2013 Salep 2 - 4 kombinasi pot 235 1.800 423.000 0,11 97,68
83 14/01/2013 Dimenhidrinat tablet 3900 102 397.800 0,10 97,78
84 14/01/2013 Larutan hipokloride botol 30 13.200 396.000 0,10 97,88
85 14/01/2013 Metronidazol 250 mg tablet 3500 112 392.000 0,10 97,98
86 14/01/2013 Kloramfenikol suspensi botol 115 3.370 387.550 0,10 98,07
Fitomenadion inj. 2
87 12/02/2013 35 11.000 385.000
mg/ml ampul 0,10 98,17
Sulfasetamid Na. Tm. 15
88 15/11/2013 100 3.843 384.300
% botol 0,10 98,27
89 14/01/2013 Retinol 100.000 IU kapsul 1.300 293 380.900 0,10 98,36
Gentian Violet larutan 1
90 14/01/2013 420 895 375.900
% botol 0,09 98,45
91 14/01/2013 Cocoa Butter kotak 5 69.300 346.500 0,09 98,54
92 12/02/2013 Serum ABU I inj. 5 ml. vial 1 346.500 346.500 0,09 98,63
93 17/09/2013 Vaksin - TT pcs 300 1.140 342.000 0,09 98,71
94 13/12/2013 Azithromycin 500 mg tablet 30 11.000 330.000 0,08 98,80
95 14/01/2013 Fenoksimetil P. 250 mg. tablet 1200 272 326.400 0,08 98,88
Metoklorpropamide tab.
96 14/01/2013 3700 88 325.600
10 mg tablet 0,08 98,96
97 14/01/2013 Fenol gliserol TT 10% botol 255 1.243 316.965 0,08 99,04
98 14/01/2013 Aminofilin 200 mg tablet 2700 113 305.100 0,08 99,12
99 14/03/2013 Parasetamol 100 mg. tablet 5800 46 266.800 0,07 99,18
Yodium Povidon 10%
100 12/02/2013 13 19.800 257.400
300 ml botol 0,06 99,25
101 14/01/2013 Prednison 5 mg tablet 6.000 38 228.000 0,06 99,30
Lidokain kompositum
102 12/02/2013 180 1.210 217.800
injeksi ampul 0,05 99,36
Carbo adsorben 250
103 16/05/2013 1500 142 213.000
mg/Bekarbon tablet 0,05 99,41
Amitriptilin HCl Salut
104 14/01/2013 1600 120 192.000
25 mg. tablet 0,05 99,46
Natrium Klorida lar.
105 14/01/2013 35 4900 171.500
infus 0,9% botol 0,04 99,50
Ringer Laktat lar. infus
106 12/02/2013 30 5.170 155.100
500 ml botol 0,04 99,54
107 12/02/2013 Dettol botol 7 18.000 126.000 0,03 99,57
108 13/12/2013 Cefixime kapsul 100 mg kapsul 50 2394 119.700 0,03 99,60
109 12/02/2013 Levertran salep 15 gram botol 45 2.600 117.000 0,03 99,63
Fitomenadion Sal. 10
110 16/05/2013 200 579 115.800
mg. tablet 0,03 99,66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Polikresulen (Albutil
111 12/02/2013 4 24.300 97.200
larutan) botol 0,02 99,69
112 21/08/2013 Isoniazida 300 mg. tablet 1.000 97 97.000 0,02 99,71
Rifampisin kapsul 300
113 16/05/2013 200 484 96.800
mg. kapsul 0,02 99,73
114 12/02/2013 Metronidazol 500 mg tablet 600 154 92.400 0,02 99,76
Pirantel Pamoat tab. 125
115 14/01/2013 312 282 87.984
mg tablet 0,02 99,78
116 12/02/2013 Glukosa lar. infus 5% botol 15 4.950 74.250 0,02 99,80
117 14/01/2013 Diazepam tab. 2 mg tablet 2500 26 65.000 0,02 99,81
118 12/02/2013 Asetosal tablet 100 mg. tablet 600 105 63.000 0,02 99,83
119 14/01/2013 Digoksin 0,25 mg. tablet 400 157 62.800 0,02 99,85
120 14/01/2013 Karbamazepin 200 mg. tablet 200 272 54.400 0,01 99,86
Oksitetrasiklin HCl
121 12/02/2013 40 1.350 54.000
salep mata 1% tube 0,01 99,87
Nistatin Vaginal
122 14/01/2013 120 407 48.840
100.000 IU tablet 0,01 99,89
Benzatin BP inj. 2.4 jt
123 13/12/2013 4 12.185 48.740
IU/vial vial 0,01 99,90
Isosorbid dinitrat Sub. 5
124 14/01/2013 500 90 45.000
mg. tablet 0,01 99,91
125 13/12/2013 Ethambutol tab 500 mg tablet 100 410 41.000 0,01 99,92
126 17/07/2013 Haloperidol 5 mg tablet 200 186 37.200 0,01 99,93
Anti migrain
127 14/03/2013 300 102 30.600
doen/Ergotamin tablet 0,01 99,94
128 14/01/2013 Klorhexidine 0,2 % botol 3 10.175 30.525 0,01 99,94
Deksametason inj. 5 mg.
129 12/02/2013 15 2.002 30.030
ml. ampul 0,01 99,95
Aminofilin inj. 24
130 17/07/2013 10 3.000 30.000
mg/ml-10 ml. ampul 0,01 99,96
131 14/01/2013 Eugenol cairan botol 1 27.500 27.500 0,01 99,97
132 17/09/2013 Doksisiklin 100 mg kapsul 100 253 25.300 0,01 99,97
133 13/12/2013 Aqua pro inj. 25 ml botol 4 5.000 20.000 0,01 99,98
134 17/09/2013 Ambroxol 30 mg tab tablet 200 95 19.000 0,00 99,98
Etakridin lar. 0.1% 300
135 16/05/2013 4 3.000 12.000
ml. botol 0,00 99,98
Metilergometrin M. sal.
136 12/02/2013 100 108 10.800
0,125 tablet 0,00 99,99
137 12/02/2013 Ichtiol salep 15 gram pot 5 2.090 10.450 0,00 99,99
Difenhidramin HCl inj.
138 12/02/2013 10 960 9.600
10 mg/ml ampul 0,00 99,99
Epinefrin HCl/bitartrat
139 12/02/2013 8 1.026 8.208
inj. 0.1% ampul 0,00 99,99
Fitomenadion inj. 10
140 17/10/2013 5 1.450 7.250
mg/ml. ampul 0,00 100,00
Metilergometrin M. inj.
141 17/09/2013 5 1.394 6.970
0,200 mg. ampul 0,00 100,00
Diazepam inj. 5 mg/ml -
142 12/02/2013 2 2.366 4.732
2 ml ampul 0,00 100,00
Magnesium sulfat inj.
143 15/04/2013 2 1.948 3.896
40% ampul 0,00 100,00
144 12/02/2013 Dekstrose inj.40% 25 ml kapsul 2 0 0 0,00 100,00
TOTAL 399.432.370 100,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Lampiran 2. Laporan Pengambilan Barang Puskesmas Sleman Periode 2014


Persen
Persen
No Tanggal Nama Obat Satuan Jumlah Harga Nilai Kumulatif Kategori
(%)
(%)
0
1 19/08/2014 Vaksin Polio (IPV) pcs 3800 25.903 98.431.400 18,31 18,31
Vaksin DPT-HB-HIB
2 14/05/2014 pcs 4815 14.065 67.722.975
(Pentavalen) 12,60 30,92
3 14/05/2014 Vaksin BCG pcs 3200 21.125 67.600.000 12,58 43,49
4 16/05/2014 Hemafort tab salut tablet 62.200 660 41.052.000 7,64 51,13
5 14/07/2014 Amoksisilin 500 mg kaplet 72.600 303 21.997.800 4,09 55,22
6 15/10/2014 Vaksin - ADS 0.5 ml pcs 13202 1.395 18.416.790 3,43 58,65
7 14/02/2014 Parasetamol 500 mg tablet 124.500 105 13.072.500 2,43 61,08
8 17/11/2014 OAT FDC Kat. I paket 35 359.900 12.596.500 2,34 63,43
9 17/06/2014 Vaksin HB Uniject pcs 660 17.360 11.457.600 2,13 65,56
10 14/03/2014 Tablet Kalium tablet 3500 2.750 9.625.000 1,79 67,35
A
11 15/10/2014 Kotrimoksazol dewasa tablet 19.700 445 8.766.500 1,63 68,98
12 16/07/2014 Vaksin Campak pcs 3840 2.169 8.328.960 1,55 70,53
13 17/11/2014 Ibuprofen 400 mg. tablet 50.300 150 7.545.000 1,40 71,93
Hyosine N Butilbromide
14 14/03/2014 tablet 5500 1.287 7.078.500
tab 10 mg 1,32 73,25
Serum ATS inj. 1500
15 14/02/2014 ampul 90 69.300 6.237.000
IU/amp 1,16 74,41
16 14/03/2014 Retinol 200.000 IU kapsul 12.000 471 5.652.000 1,05 75,46
17 13/06/2014 Captopril 25 mg tablet 60.200 88 5.297.600 0,99 76,45
Natrium diklofenak 50
18 15/08/2014 tablet 24.600 210 5.166.000
mg tab 0,96 77,41
19 16/05/2014 Metformin HCl 500 mg tablet 44.200 113 4.994.600 0,93 78,34
20 27/10/2014 Vaksin - Td pcs 3.000 1.618 4.854.000 0,90 79,24
21 15/08/2014 Parasetamol Suppo sup 60 78.650 4.719.000 0,88 80,12
Parasetamol sirup 120
22 14/02/2014 botol 3025 1.438 4.349.950
mg/5 ml 0,81 80,93
Kloramfenikol tetes
23 13/06/2014 botol 550 6.600 3.630.000
mata 0,5% 0,68 81,61
Amoksisilin sirup kering
24 14/07/2014 botol 1415 2.300 3.254.500
125mg/5ml 0,61 82,21
Antibakteri DOEN salep
25 17/09/2014 tablet 1075 2.825 3.036.875
Basitrasin 0,57 82,78
26 16/04/2014 Garam Oralit 200 ml sak 9.800 292 2.861.600 0,53 83,31
27 14/03/2014 Siprofloksasin 500 mg tablet 11200 250 2.800.000 0,52 83,83
B
28 17/11/2014 Zinc tab. 20 mg tablet 5700 455 2.593.500 0,48 84,31
29 27/10/2014 Vaksin Jerap DT pcs 1.500 1.641 2.461.500 0,46 84,77
30 17/09/2014 Fluconazole cap 150 mg kapsul 110 22.000 2.420.000 0,45 85,22
31 16/04/2014 Eritromisin 500 mg kaplet 2800 864 2.419.200 0,45 85,67
32 15/12/2014 OAT FDC Kat. II paket 2 1.200.000 2.400.000 0,45 86,12
33 14/03/2014 Ranitidin 150 mg tablet 15.300 156 2.386.800 0,44 86,56
34 17/09/2014 Vitamin B komplek tablet 20.000 107 2.140.000 0,40 86,96
Kalsium Laktat tab. 500
35 14/02/2014 tablet 40.000 52 2.080.000
mg 0,39 87,35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

36 15/08/2014 Etil Klorida semprot botol 24 76.010 1.824.240 0,34 87,69


37 15/10/2014 Vaksin - ADS 0.05 ml pcs 700 2.500 1.750.000 0,33 88,01
38 15/12/2014 Obat Batuk Hitam cairan botol 1320 1.320 1.742.400 0,32 88,34
39 15/08/2014 Thiamin HCl tab. 50 mg tablet 28.000 62 1.736.000 0,32 88,66
Hidrokortison krim 2,5
40 15/10/2014 tube 710 2.399 1.703.290
% 0,32 88,98
41 15/08/2014 Kotrimoksazol suspensi botol 695 2.340 1.626.300 0,30 89,28
42 13/06/2014 Alopurinol 100 mg tablet 13.000 125 1.625.000 0,30 89,58
43 13/06/2014 Betametason krim 0,1% tube 915 1.760 1.610.400 0,30 89,88
44 16/04/2014 Domperidon Syrup botol 430 3.624 1.558.320 0,29 90,17
Gliseril Guaiacolat 100
45 14/02/2014 tablet 47.000 32 1.504.000
mg 0,28 90,45
46 13/01/2014 Antasida DOEN tablet 18.000 83 1.494.000 0,28 90,73
Klorfeniramin Maleat
47 14/03/2014 tablet 71.000 21 1.491.000
tab. 4 mg 0,28 91,00
Deksametason tab. 0,5
48 17/11/2014 tablet 21.600 69 1.490.400
mg 0,28 91,28
49 14/07/2014 Mikonazol krim tube 490 3.000 1.470.000 0,27 91,56
50 26/08/2014 Vaksin - ADS 5 ml pcs 684 2041 1.396.044 0,26 91,82
51 14/03/2014 Cefixime kapsul 100 mg kapsul 550 2394 1.316.700 0,24 92,06
52 17/09/2014 Amlodipin 10 mg tablet 3870 330 1.277.100 0,24 92,30
53 14/07/2014 Azithromycin 500 mg tablet 280 4.500 1.260.000 0,23 92,53
54 12/11/2014 Vaksin - TT pcs 1100 1.140 1.254.000 0,23 92,77
55 15/08/2014 Fenoksimetil P. 500 mg. tablet 2900 407 1.180.300 0,22 92,99
Hidroklorotiazida 25
56 14/03/2014 tablet 28.000 42 1.176.000
mg. 0,22 93,20
57 17/11/2014 Glibenklamid 5 mg tablet 21.500 54 1.161.000 0,22 93,42
Asam Askorbat/Vit. C
58 14/02/2014 tablet 29.000 40 1.160.000
50 mg 0,22 93,64
59 13/06/2014 Bisacodyl suppo 5 mg sup 72 15.583 1.121.976 0,21 93,84
Ringer Laktat lar. infus
60 13/01/2014 botol 210 5.200 1.092.000
500 ml 0,20 94,05
61 16/05/2014 Framisetin lembar 68 16.000 1.088.000 0,20 94,25
62 13/06/2014 Ambroxol 30 mg tab tablet 11400 95 1.083.000 0,20 94,45
63 14/07/2014 Asiklovir tab. 400 mg tablet 2900 350 1.015.000 0,19 94,64
64 15/12/2014 Haloperidol 1,5 mg. tablet 13700 69 945.300 0,18 94,82
Medroksi progesteron
65 13/06/2014 vial 180 5.099 917.820
asetat inj depo 150 mg 0,17 94,99
Griseofulvin 125 mg.
66 14/07/2014 tablet 4000 219 876.000
micro. 0,16 95,15
67 15/10/2014 Etanol 70 % 1000 ml botol 36 23.430 843.480 0,16 95,31
68 17/11/2014 Piridoksin 10 mg tablet 42.000 20 840.000 0,16 95,46
Anti haemoroid doen
69 13/01/2014 sup 228 3.300 752.400
komb. 0,14 95,60
C
Asiklovir krim 5% 5
70 16/05/2014 tube 245 2.997 734.265
gram 0,14 95,74
Metoklorpropamide tab.
71 13/06/2014 tablet 5000 140 700.000
10 mg 0,13 95,87
72 17/09/2014 Salbutamol 2 mg. tablet 9100 76 691.600 0,13 96,00
73 15/08/2014 Salbutamol Nebules ampul 100 6.600 660.000 0,12 96,12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

74 15/10/2014 Nifedipine 10 mg tablet 5800 112 649.600 0,12 96,24


Triheksifenidil HCl tab.
75 17/11/2014 tablet 14500 44 638.000
2 mg 0,12 96,36
Kloramfenikol kapsul
76 15/12/2014 kapsul 2380 266 633.080
250 mg 0,12 96,48
77 17/09/2014 Metronidazol 500 mg tablet 3200 190 608.000 0,11 96,59
Klorpromazin HCl Sal.
78 17/11/2014 tablet 4500 133 598.500
100 mg. 0,11 96,70
79 14/07/2014 Salisil bedak 2% kotak 470 1.250 587.500 0,11 96,81
Gentian Violet larutan 1
80 16/04/2014 botol 245 2270 556.150
% 0,10 96,92
Oksitosin injeksi 10
81 17/09/2014 ampul 200 2.750 550.000
IU/ml-1 ml. 0,10 97,02
82 13/01/2014 Cresophene botol 1 539.000 539.000 0,10 97,12
83 14/03/2014 Retinol 100.000 IU kapsul 1750 293 512.750 0,10 97,21
Asam mefenamat 500
84 15/08/2014 kaplet 3.200 155 496.000
mg 0,09 97,31
Nistatin Vaginal 100.000
85 13/01/2014 tablet 990 480 475.200
IU 0,09 97,40
86 13/06/2014 Larutan hipokloride botol 44 10.120 445.280 0,08 97,48
87 13/06/2014 Fenol gliserol TT 10% botol 215 2.042 439.030 0,08 97,56
88 16/05/2014 Kloramfenikol t.t. 3% botol 210 2.090 438.900 0,08 97,64
89 15/12/2014 Loratadine 10 mg tablet 2700 160 432.000 0,08 97,72
90 17/09/2014 Omeprazole 20 mg tablet 2040 211 430.440 0,08 97,80
91 17/09/2014 Ketokonazole 200 mg tablet 1400 300 420.000 0,08 97,88
Amitriptilin HCl Salut
92 14/07/2014 tablet 3500 112 392.000
25 mg. 0,07 97,95
Yodium Povidon 10%
93 17/09/2014 botol 19 19.800 376.200
300 ml 0,07 98,02
94 15/10/2014 Braito TM botol 60 6.100 366.000 0,07 98,09
95 15/10/2014 Gemfibrozil 300 mg tab tablet 1320 272 359.040 0,07 98,16
96 15/12/2014 Fenoksimetil P. 250 mg. tablet 1300 272 353.600 0,07 98,22
97 14/02/2014 Antalgin tab. 500 mg tablet 3.000 115 345.000 0,06 98,29
Medroksi progesteron
98 14/03/2014 vial 60 5.500 330.000
asetat inj depo 50 mg 0,06 98,35
99 14/03/2014 Furosemida tab. 40 mg tablet 3200 102 326.400 0,06 98,41
Amoksisilin Sirup forte
100 17/11/2014 botol 80 4.070 325.600
250mg/5ml 0,06 98,47
101 16/05/2014 Serum Golongan darah set 1 291.500 291.500 0,05 98,52
Dekstrometorfan HBr
102 13/01/2014 tablet 2900 99 287.100
tab. 15 mg 0,05 98,58
Fitomenadion inj. 10
103 16/05/2014 ampul 190 1450 275.500
mg/ml. 0,05 98,63
Lidokain kompositum
104 17/11/2014 ampul 210 1.295 271.950
injeksi 0,05 98,68
105 14/02/2014 Aminofilin 200 mg tablet 2400 113 271.200 0,05 98,73
Natrium Klorida lar.
106 17/09/2014 botol 55 4.900 269.500
infus 0,9% 0,05 98,78
107 13/06/2014 Parasetamol drop botol 50 5.227 261.350 0,05 98,83
108 15/08/2014 Asam Folat 1 mg tablet 5100 48 244.800 0,05 98,88
109 17/09/2014 Dimenhidrinat tablet 2300 104 239.200 0,04 98,92
110 14/02/2014 Metronidazol 250 mg tablet 2100 112 235.200 0,04 98,96
111 17/11/2014 Prednison 5 mg tablet 6.000 38 228.000 0,04 99,01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

112 15/12/2014 Salep 2 - 4 kombinasi pot 105 2.000 210.000 0,04 99,04
Anti fungi
113 15/08/2014 pot 110 1.904 209.440
doen/Whitefield 0,04 99,08
Fitomenadion Sal. 10
114 15/08/2014 tablet 300 693 207.900
mg. 0,04 99,12
115 13/06/2014 Perak Sulfadiazin 35 gr tube 5 40.150 200.750 0,04 99,16
116 16/04/2014 Parasetamol 100 mg. tablet 4300 46 197.800 0,04 99,20
Kloramfenikol salep
117 16/05/2014 botol 110 1.650 181.500
mata 1% 0,03 99,23
Oksitetrasiklin HCl salep
118 17/11/2014 tube 90 1.920 172.800
mata 1% 0,03 99,26
119 15/08/2014 Kloramfenikol suspensi botol 50 3.370 168.500 0,03 99,29
Kloramfenikol salep
120 15/12/2014 tube 30 5.550 166.500
kulit 0,03 99,32
Dekstrometorfan HBr
121 14/03/2014 botol 115 1.379 158.585
sirup 0,03 99,35
122 13/06/2014 Diazepam rectal 5 mg tube 5 29.700 148.500 0,03 99,38
123 17/09/2014 Bisacodyl suppo 10 mg sup 24 6.045 145.080 0,03 99,41
Isosorbid dinitrat Sub. 5
124 13/06/2014 tablet 1500 92 138.000
mg. 0,03 99,43
Polikresulen (Albutil
125 15/08/2014 botol 5 24.300 121.500
larutan) 0,02 99,46
126 14/02/2014 Asetosal tablet 100 mg. tablet 1000 116 116.000 0,02 99,48
127 14/02/2014 Dettol botol 6 18.000 108.000 0,02 99,50
Amoksisilin inj 1000
128 15/12/2014 vial 10 10.000 100.000
mg/ml 0,02 99,52
129 16/05/2014 Aqua pro inj. 25 ml botol 20 5.000 100.000 0,02 99,54
130 16/04/2014 Glukosa lar. infus 5% botol 20 4.950 99.000 0,02 99,55
Deksametason inj. 5 mg.
131 15/10/2014 ampul 70 1.400 98.000
ml. 0,02 99,57
132 16/05/2014 Reserpin 0,25 mg. tablet 1.000 97 97.000 0,02 99,59
133 17/11/2014 Ketorolac inj. 10 mg/ml ampul 60 1.616 96.960 0,02 99,61
Rifampisin kapsul 300
134 17/09/2014 kapsul 200 484 96.800
mg. 0,02 99,63
135 15/10/2014 Simvastatin tab.10 mg tablet 390 238 92.820 0,02 99,64
136 17/11/2014 Levertran salep 15 gram botol 35 2.600 91.000 0,02 99,66
137 15/12/2014 Kotrimoksazol Forte tablet 200 445 89.000 0,02 99,68
138 17/09/2014 Doksisiklin 100 mg botol 400 220 88.000 0,02 99,69
139 16/04/2014 Ichtiol salep 15 gram pot 15 5.500 82.500 0,02 99,71
140 15/08/2014 Eritromisin syrup botol 10 7.700 77.000 0,01 99,72
Calcil Gluconas 100 mg
141 16/05/2014 ampul 5 15.000 75.000
inj. 0,01 99,74
142 15/08/2014 Zinc Syr 20 mg/5 ml botol 10 7.400 74.000 0,01 99,75
143 15/12/2014 Amlodipin 5 mg tablet 390 187 72.930 0,01 99,77
Yodium Povidon 10%
144 15/12/2014 botol 36 2.000 72.000
30 ml 0,01 99,78
145 15/12/2014 Vitamin B12 50mg tab tablet 1.000 70 70.000 0,01 99,79
Epinefrin HCl/bitartrat
146 15/08/2014 ampul 45 1.500 67.500
inj. 0.1% 0,01 99,80
147 15/10/2014 Ranitidin inj 25 mg/2ml ampul 35 1.928 67.480 0,01 99,82
Domperidon tablet 10
148 14/07/2014 tablet 400 167 66.800
mg 0,01 99,83
149 15/08/2014 Glimepiride tab 1 mg tablet 250 265 66.250 0,01 99,84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

150 15/12/2014 Salbutamol Rotahaler pcs 10 5.867 58.670 0,01 99,85


Aminofilin inj. 24
151 14/07/2014 ampul 15 3.818 57.270
mg/ml-10 ml. 0,01 99,86
Carbo adsorben 250
152 14/03/2014 tablet 400 141 56.400
mg/Bekarbon 0,01 99,87
153 15/08/2014 Karbamazepin 200 mg. tablet 200 272 54.400 0,01 99,88
Diazepam Rectal 10
154 15/12/2014 tube 3 16.748 50.244
mg/2.5 ml 0,01 99,89
155 15/12/2014 Metronidazole suspensi botol 5 9.000 45.000 0,01 99,90
Salbutamol serb.inh 200
156 15/10/2014 kapsul 100 431 43.100
mcg/kaps 0,01 99,91
Sulfasetamid Na. Tm. 15
157 13/01/2014 botol 10 3.843 38.430
% 0,01 99,92
Anti migrain
158 16/04/2014 tablet 300 123 36.900
doen/Ergotamin 0,01 99,92
159 16/05/2014 Diazepam tab. 2 mg tablet 1300 26 33.800 0,01 99,93
160 15/08/2014 Captopril 12,5 mg tablet 500 62 31.000 0,01 99,94
Pirantel Pamoat tab. 125
161 14/07/2014 tablet 112 274 30.688
mg 0,01 99,94
Metilergometrin M. inj.
162 15/10/2014 ampul 22 1.394 30.668
0,200 mg. 0,01 99,95
Difenhidramin HCl inj.
163 15/08/2014 ampul 30 960 28.800
10 mg/ml 0,01 99,95
164 15/12/2014 Ambroxol Syr botol 10 2.800 28.000 0,01 99,96
Metilergometrin M. sal.
165 16/05/2014 tablet 200 140 28.000
0,125 0,01 99,96
166 15/10/2014 Digoksin 0,25 mg. tablet 300 91 27.300 0,01 99,97
Natrium diklofenak 25
167 15/08/2014 tablet 200 133 26.600
mg tab 0,00 99,97
168 13/06/2014 Pirazinamida 500 mg tablet 100 235 23.500 0,00 99,98
Diazepam inj. 5 mg/ml -
169 14/02/2014 ampul 10 2.344 23.440
2 ml 0,00 99,98
Hyosine N Butilbromide
170 17/11/2014 ampul 5 4.500 22.500
Inj. 0,00 99,99
171 15/08/2014 Antasida suspensi botol 10 2.160 21.600 0,00 99,99
Metoklopramide inj. 5
172 13/06/2014 ampul 20 960 19.200
mg/ml 0,00 99,99
Lidokain non Epinefrin
173 17/09/2014 ampul 15 850 12.750
injeksi 0,00 100,00
Etakridin lar. 0.1% 300
174 15/08/2014 botol 4 2.970 11.880
ml. 0,00 100,00
Magnesium sulfat inj.
175 16/05/2014 ampul 5 1.948 9.740
40% 0,00 100,00
176 15/08/2014 Albendazol tab. 400 mg. tablet 30 102 3.060 0,00 100,00
Kombipak Azithromycin
177 15/12/2014 paket 18 0 0
- Cefixime 0,00 100,00
TOTAL 537.455.390
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Lampiran 3. Laporan Pengambilan Obat Puskesmas Tempel I Tahun 2013

Persen
Persen
No Tanggal Nama Obat Jumlah Satuan Harga Nilai Kumulatif Kategori
(%)
(%)
0
1 14/06/2013 Hemafort tab salut 33.600 tablet 715 24.024.000 20,11 20,11
2 14/11/2013 Vaksin Polio (IPV) 400 dosis 25.903 10.361.200 8,67 28,78
3 15/04/2013 Amoksisilin 500 mg 33.500 kaplet 303 10.150.500 8,50 37,28
4 15/01/2013 Parasetamol 500 mg 91.900 tablet 105 9.649.500 8,08 45,36
5 14/11/2013 Vaksin BCG 400 dosis 21.125 8.450.000 7,07 52,43
Vaksin DPT-HB-HIB
6 600
16/10/2013 (Pentavalen) dosis 14.065 8.439.000 7,06 59,49
7 16/09/2013 OAT FDC Kat. I 14 paket 360.000 5.040.000 4,22 63,71
Medroksi progesteron
8 480
12/07/2013 asetat inj depo 150 mg vial 5.500 2.640.000 2,21 65,92
A
9 12/07/2013 Zinc tab. 20 mg 5400 tablet 455 2.457.000 2,06 67,98
10 13/12/2013 Ibuprofen 400 mg. 17000 tablet 144 2.448.000 2,05 70,03
11 14/11/2013 Captopril 25 mg 17.400 tablet 138 2.401.200 2,01 72,04
12 12/07/2013 Retinol 200.000 IU 4.000 kapsul 471 1.884.000 1,58 73,62
Obat Batuk Hitam
13 1165
13/12/2013 cairan botol 1.500 1.747.500 1,46 75,08
Metformin HCl 500
14 10800
17/10/2013 mg tablet 152 1.641.600 1,37 76,45
15 18/03/2013 Antasida DOEN 16.200 tablet 91 1.474.200 1,23 77,69
16 16/09/2013 Garam Oralit 200 ml 4000 sak 355 1.420.000 1,19 78,87
Parasetamol sirup 120
17 790
19/08/2013 mg/5 ml botol 1.725 1.362.750 1,14 80,02
Gliseril Guaiacolat
18 56.000
14/11/2013 100 mg tablet 23 1.288.000 1,08 81,09
Natrium diklofenak 50
19 5600
18/03/2013 mg tab tablet 210 1.176.000 0,98 82,08
Serum ATS inj. 1500
20 13
16/09/2013 IU/amp ampul 84.150 1.093.950 0,92 82,99
Klorfeniramin Maleat
21 46.600
15/01/2013 tab. 4 mg tablet 21 978.600 0,82 83,81
Vaksin DPT-HB
22 100
16/10/2013 Combo dosis 8.450 845.000 0,71 84,52
Kloramfenikol tetes
23 120
16/09/2013 mata 0,5% botol 6.600 792.000 0,66 85,18
24 14/11/2013 Etil Klorida semprot 10 botol 76.010 760.100 0,64 85,82
B
25 19/08/2013 Alopurinol 100 mg 5900 tablet 125 737.500 0,62 86,44
26 16/09/2013 Asiklovir tab. 400 mg 2000 tablet 350 700.000 0,59 87,02
27 15/01/2013 Mikonazol krim 230 tube 3.000 690.000 0,58 87,60
28 15/04/2013 Tablet Kalium 300 tablet 2.251 675.300 0,57 88,17
Hidrokortison krim 2,5
29 225
15/01/2013 % tube 2.842 639.450 0,54 88,70
30 19/08/2013 Ranitidin 150 mg 3900 tablet 156 608.400 0,51 89,21
Amoksisilin sirup
31 245
12/07/2013 kering 125mg/5ml botol 2.365 579.425 0,49 89,70
32 14/11/2013 Vaksin HB Uniject 30 dosis 17.360 520.800 0,44 90,13
Kalsium Laktat tab.
33 10.000
15/04/2013 500 mg tablet 52 520.000 0,44 90,57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

34 18/03/2013 Siprofloksasin 500 mg 2000 tablet 260 520.000 0,44 91,00


Antibakteri DOEN
35 175
18/03/2013 salep Basitrasin tube 2.825 494.375 0,41 91,42
36 15/05/2013 Nifedipine 10 mg 3500 tablet 131 458.500 0,38 91,80
37 16/09/2013 Kloramfenikol t.t. 3% 85 botol 5.390 458.150 0,38 92,18
Hidroklorotiazida 25
38 10.000
14/06/2013 mg. tablet 42 420.000 0,35 92,53
39 14/06/2013 Etanol 70 % 1000 ml 17 botol 23.430 398.310 0,33 92,87
40 15/01/2013 Haloperidol 1,5 mg. 6100 tablet 63 384.300 0,32 93,19
Kloramfenikol salep
41 200
15/05/2013 mata 1% tube 1.650 330.000 0,28 93,47
Thiamin HCl tab. 50
42 9.000
15/01/2013 mg tablet 34 306.000 0,26 93,72
Anti haemoroid doen
43 120
18/03/2013 komb. sup 2450 294.000 0,25 93,97
Betametason krim
44 165
14/11/2013 0,1% tube 1.760 290.400 0,24 94,21
45 13/12/2013 Domperidon Syrup 30 botol 9.020 270.600 0,23 94,44
46 14/06/2013 Bisacodyl suppo 5 mg 18 sup 14.887 267.966 0,22 94,66
47 14/11/2013 Eritromisin 500 mg 300 kaplet 887 266.100 0,22 94,88
48 13/02/2013 Fenol gliserol TT 10% 210 botol 1.243 261.030 0,22 95,10
Triheksifenidil HCl
49 5900
13/12/2013 tab. 2 mg tablet 44 259.600 0,22 95,32
Klorpromazin HCl
50 2.000
16/09/2013 Sal. 100 mg. tablet 128 256.000 0,21 95,53
Perak Sulfadiazin 35
51 6
19/08/2013 gr tube 40.150 240.900 0,20 95,74
52 12/07/2013 Vitamin B komplek 14.000 tablet 17 238.000 0,20 95,94
53 15/05/2013 Salisil bedak 2% 215 kotak 1.100 236.500 0,20 96,13
54 12/07/2013 Retinol 100.000 IU 800 kapsul 293 234.400 0,20 96,33
55 14/11/2013 Salbutamol 2 mg. 2900 tablet 76 220.400 0,18 96,51
Dekstrometorfan HBr
56 2200
15/01/2013 tab. 15 mg tablet 99 217.800 0,18 96,70
57 17/09/2013 Vaksin Campak 100 dosis 2.169 216.900 0,18 96,88
Asiklovir krim 5% 5
58 75
14/06/2013 gram tube 2.552 191.400 0,16 97,04
Dekstrometorfan HBr
59 70 C
17/10/2013 sirup botol 2.701 189.070 0,16 97,20
Lidokain kompositum
60 150
15/05/2013 injeksi ampul 1.210 181.500 0,15 97,35
Ethambutol tab 500
61 300
15/04/2013 mg tablet 574 172.200 0,14 97,49
62 14/11/2013 Glibenklamid 5 mg 2600 tablet 64 166.400 0,14 97,63
63 19/08/2013 Kotrimoksazol dewasa 1000 tablet 160 160.000 0,13 97,77
Asam Askorbat/Vit. C
64 6.000
18/03/2013 50 mg tablet 26 156.000 0,13 97,90
65 12/07/2013 Framisetin 12 lembar 12.980 155.760 0,13 98,03
66 14/06/2013 Salep 2 - 4 kombinasi 95 pot 1.613 153.235 0,13 98,16
Deksametason tab. 0,5
67 1800
13/12/2013 mg tablet 85 153.000 0,13 98,28
68 15/04/2013 Simvastatin tab.10 mg 630 tablet 238 149.940 0,13 98,41
Anti fungi
69 70
13/12/2013 doen/Whitefield pot 1.904 133.280 0,11 98,52
Kloramfenikol kapsul
70 17/10/2013 490
250 mg kapsul 266 130.340 0,11 98,63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Hyosine N
71 13/02/2013 Butilbromide tab 10 100
mg tablet 1.287 128.700 0,11 98,74
Oksitetrasiklin HCl
72 60
13/12/2013 salep mata 1% tube 1.920 115.200 0,10 98,83
73 14/11/2013 Vaksin - TT 100 dosis 1.140 114.000 0,10 98,93
Metoklorpropamide
74 1100
17/10/2013 tab. 10 mg tablet 99 108.900 0,09 99,02
Kotrimoksazol
75 30
18/03/2013 suspensi botol 3.500 105.000 0,09 99,11
76 15/04/2013 Isoniazida 300 mg. 1.000 tablet 97 97.000 0,08 99,19
77 18/03/2013 Larutan hipokloride 7 botol 13.200 92.400 0,08 99,27
78 14/11/2013 Piridoksin 10 mg 7.000 tablet 13 91.000 0,08 99,34
79 13/02/2013 Aminofilin 200 mg 800 tablet 105 84.000 0,07 99,41
80 15/05/2013 Antalgin tab. 500 mg 700 tablet 115 80.500 0,07 99,48
Sulfasetamid Na. Tm.
81 20
13/12/2013 15 % botol 3.843 76.860 0,06 99,54
82 15/05/2013 Dimenhidrinat 600 tablet 102 61.200 0,05 99,60
Fitomenadion Sal. 10
83 100
16/09/2013 mg. tablet 579 57.900 0,05 99,64
Pirantel Pamoat tab.
84 184
17/10/2013 125 mg tablet 282 51.888 0,04 99,69
Nistatin Vaginal
85 120
16/09/2013 100.000 IU tablet 407 48.840 0,04 99,73
Natrium Klorida lar.
86 9
13/02/2013 infus 0,9% botol 4950 44.550 0,04 99,77
87 15/04/2013 Furosemida tab. 40 mg 400 tablet 102 40.800 0,03 99,80
88 15/04/2013 Prednison 5 mg 1.000 tablet 38 38.000 0,03 99,83
Anti migrain
89 300
13/12/2013 doen/Ergotamin tablet 123 36.900 0,03 99,86
Gemfibrozil 300 mg
90 120
13/12/2013 tab tablet 272 32.640 0,03 99,89
Deksametason inj. 5
91 13
19/08/2013 mg. ml. ampul 2.002 26.026 0,02 99,91
Griseofulvin 125 mg.
92 100
15/01/2013 micro. tablet 201 20.100 0,02 99,93
93 13/12/2013 Ambroxol 30 mg tab 200 tablet 95 19.000 0,02 99,94
Ringer Laktat lar.
94 3
15/05/2013 infus 500 ml botol 5.200 15.600 0,01 99,96
95 13/12/2013 Efedrin tab. 25 mg 250 tablet 58 14.500 0,01 99,97
96 15/01/2013 Metronidazol 250 mg 100 tablet 112 11.200 0,01 99,98
Haloperidol tab. 0.5
97 100
19/08/2013 mg. tablet 60 6.000 0,01 99,98
Oksitosin injeksi 10
98 3
14/06/2013 IU/ml-1 ml. ampul 1.820 5.460 0,00 99,99
Diazepam inj. 5 mg/ml
99 2
13/12/2013 - 2 ml ampul 2.344 4.688 0,00 99,99
Gentian Violet larutan
100 10
13/02/2013 1% botol 440 4.400 0,00 100,00
Epinefrin HCl/bitartrat
101 4
12/07/2013 inj. 0.1% ampul 1.026 4.104 0,00 100,00
102 11/12/2013 Vaksin - ADS 0.5 ml 700 pcs 0 0 0,00 100,00
103 17/09/2013 Vaksin - ADS 5 ml 100 pcs 0 0 0,00 100,00
104 14/11/2013 Vaksin - Pelarut BCG 400 dosis 0 0 0,00 100,00
Vaksin - Pelarut
105 100
17/09/2013 Campak dosis 0 0 0,00 100,00
Total 119.464.687
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Lampiran 4. Laporan Pengambilan Obat Puskesmas Tempel I Tahun 2014

Persen
Persen
No. Tanggal Nama Obat Satuan Jumlah Harga Nilai Kumulatif Kategori
(%)
(%)
0
1 12/03/2014 Vaksin Polio (IPV) dosis 1000 25.903 25.903.000 17,64 17,64
2 04/07/2014 Hemafort tab salut tablet 28.400 660 18.744.000 12,76 30,40
Vaksin DPT-HB-HIB
3
15/10/2014 (Pentavalen) dosis 1055 14.065 14.838.575 10,10 40,50
4 11/09/2014 Amoksisilin 500 mg kaplet 36.200 303 10.968.600 7,47 47,97
5 04/07/2014 Parasetamol 500 mg tablet 87.200 100 8.720.000 5,94 53,91
6 15/09/2014 Vaksin - ADS 0.5 ml pcs 5440 1.395 7.588.800 5,17 59,08
7 20/08/2014 Vaksin Campak dosis 1580 2.169 3.427.020 2,33 61,41
8 11/09/2014 OAT FDC Kat. I paket 9 359.900 3.239.100 2,21 63,62
9 12/03/2014 Vaksin BCG dosis 1000 2.523 2.523.000 1,72 65,33
10 15/10/2014 Vaksin HB Uniject dosis 130 17.360 2.256.800 1,54 66,87
A
11
04/07/2014 Retinol 200.000 IU kapsul 4.700 471 2.213.700 1,51 68,38
12 14/02/2014 Ibuprofen 400 mg. tablet 14.400 145 2.088.000 1,42 69,80
13 14/03/2014 Zinc tab. 20 mg tablet 4500 455 2.047.500 1,39 71,19
14 16/05/2014 Vitamin B komplek tablet 17.400 107 1.861.800 1,27 72,46
15 27/10/2014 Vaksin - Td dosis 1.100 1.618 1.779.800 1,21 73,67
Metformin HCl 500
16
14/03/2014 mg tablet 15.400 113 1.740.200 1,18 74,86
Natrium diklofenak 50
17
15/01/2014 mg tab tablet 8150 210 1.711.500 1,17 76,02
Medroksi progesteron
18
04/07/2014 asetat inj depo 150 mg vial 320 5.099 1.631.680 1,11 77,13
19 14/02/2014 Captopril 25 mg tablet 18.300 88 1.610.400 1,10 78,23
20 13/11/2014 Antasida DOEN tablet 18.300 83 1.518.900 1,03 79,27
Obat Batuk Hitam
21
14/08/2014 cairan botol 1000 1.320 1.320.000 0,90 80,16
Gliseril Guaiacolat
22
16/05/2014 100 mg tablet 33.000 32 1.056.000 0,72 80,88
Parasetamol sirup 120
23
13/10/2014 mg/5 ml botol 728 1.438 1.046.864 0,71 81,60
Serum ATS inj. 1500
24
15/01/2014 IU/amp ampul 15 69.300 1.039.500 0,71 82,30
25 14/03/2014 Ranitidin 150 mg tablet 6600 156 1.029.600 0,70 83,00
26 11/04/2014 Ambroxol 30 mg tab tablet 10500 95 997.500 0,68 83,68
27 B
16/05/2014 Etil Klorida semprot botol 13 76.010 988.130 0,67 84,36
28 27/10/2014 Vaksin Jerap DT dosis 600 1.641 984.600 0,67 85,03
Kloramfenikol tetes
29
12/12/2014 mata 0,5% botol 140 6.600 924.000 0,63 85,66
Klorfeniramin Maleat
30
16/05/2014 tab. 4 mg tablet 40.000 21 840.000 0,57 86,23
31 16/05/2014 Garam Oralit 200 ml sak 2800 292 817.600 0,56 86,78
32 04/07/2014 Mikonazol krim tube 260 3.000 780.000 0,53 87,32
33 17/06/2014 Vaksin - ADS 0.05 ml pcs 300 2.500 750.000 0,51 87,83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

34 14/03/2014 Alopurinol 100 mg tablet 5700 125 712.500 0,49 88,31


Amoksisilin sirup
35
15/01/2014 kering 125mg/5ml botol 300 2.300 690.000 0,47 88,78
Perak Sulfadiazin 35
36
13/11/2014 gr tube 16 40.150 642.400 0,44 89,22
Thiamin HCl tab. 50
37
13/11/2014 mg tablet 10.000 62 620.000 0,42 89,64
38 12/12/2014 Amlodipin 10 mg tablet 1830 330 603.900 0,41 90,05
39 15/01/2014 Haloperidol 1,5 mg. tablet 8300 69 572.700 0,39 90,44
40 15/01/2014 Bisacodyl suppo 5 mg sup 36 15.583 560.988 0,38 90,82
41 12/11/2014 Vaksin - ADS 5 ml pcs 268 2.041 546.988 0,37 91,20
Hidroklorotiazida 25
42
13/11/2014 mg. tablet 13.000 42 546.000 0,37 91,57
43 14/08/2014 Siprofloksasin 500 mg tablet 2100 250 525.000 0,36 91,93
Hidrokortison krim 2,5
44
13/11/2014 % tube 210 2.399 503.790 0,34 92,27
Lidokain kompositum
45
12/12/2014 injeksi ampul 160 3.100 496.000 0,34 92,61
Kalsium Laktat tab.
46
11/04/2014 500 mg tablet 9.000 52 468.000 0,32 92,93
47 16/07/2014 Vaksin - TT dosis 400 1.140 456.000 0,31 93,24
48 15/01/2014 Nifedipine 10 mg tablet 4000 112 448.000 0,31 93,54
Antibakteri DOEN
49
13/11/2014 salep Basitrasin tube 160 2.491 398.560 0,27 93,81
50 11/04/2014 Fenol gliserol TT 10% botol 195 2.042 398.190 0,27 94,08
Klorpromazin HCl
51
12/12/2014 Sal. 100 mg. tablet 1600 245 392.000 0,27 94,35
Betametason krim
52
13/10/2014 0,1% tube 222 1.760 390.720 0,27 94,62
53 15/01/2014 Pil KB kombinasi blister 110 3.383 372.130 0,25 94,87
Triheksifenidil HCl
54
13/10/2014 tab. 2 mg tablet 8200 44 360.800 0,25 95,12
55 14/02/2014 Braito TM botol 50 6.100 305.000 0,21 95,32
56
15/01/2014 Framisetin lembar 19 16.000 304.000 0,21 95,53
57 11/06/2014 Salbutamol 2 mg. tablet 3900 76 296.400 0,20 95,73
Asam Askorbat/Vit. C
58
16/05/2014 50 mg tablet 7.000 40 280.000 0,19 95,92
59 14/03/2014 Eritromisin 500 mg kaplet 300 864 259.200 0,18 96,10
60 11/06/2014 Etanol 70 % 1000 ml botol 11 23.430 257.730 0,18 96,27
Metoklorpropamide
61
16/05/2014 tab. 10 mg tablet 1800 140 252.000 0,17 96,45
62 13/10/2014 Asiklovir tab. 400 mg tablet 700 350 245.000 0,17 96,61 C
63 11/06/2014 Salisil bedak 2% kotak 190 1.250 237.500 0,16 96,77
64 14/02/2014 Domperidon Syrup botol 65 3.624 235.560 0,16 96,93
Deksametason tab. 0,5
65
11/06/2014 mg tablet 3300 69 227.700 0,16 97,09
Asiklovir krim 5% 5
66
04/07/2014 gram tube 75 2.997 224.775 0,15 97,24
Anti haemoroid doen
67
14/08/2014 komb. sup 68 3.300 224.400 0,15 97,40
68 13/11/2014 Tablet Kalium tablet 300 700 210.000 0,14 97,54
69 12/12/2014 Omeprazole 20 mg tablet 900 211 189.900 0,13 97,67
Kloramfenikol salep
70
16/05/2014 mata 1% tube 115 1.650 189.750 0,13 97,80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Yodium Povidon 10%


71 11/09/2014 Botol 9 19.800 178.200 0,12 97,92
300 ml
Dekstrometorfan HBr
72 14/03/2014 Tablet 1700 99 168.300 0,11 98,03
tab. 15 mg
Sulfasetamid Na. Tm.
73 15/01/2014 Botol 40 3.843 153.720 0,10 98,14
15 %
74 04/07/2014 Retinol 100.000 IU Kapsul 500 293 146.500 0,10 98,24
Anti fungi
75
14/08/2014 doen/Whitefield pot 53 2.750 145.750 0,10 98,34
76 14/03/2014 Salep 2 - 4 kombinasi pot 70 2.000 140.000 0,10 98,43
77 16/05/2014 Kotrimoksazol dewasa tablet 900 140 126.000 0,09 98,52
Asam mefenamat 500
78 14/08/2014
mg kaplet 800 155 124.000 0,08 98,60
79 16/05/2014 Glibenklamid 5 mg tablet 2200 54 118.800 0,08 98,68
Oksitetrasiklin HCl
80
11/09/2014 salep mata 1% tube 60 1.920 115.200 0,08 98,76
81 16/05/2014 Kloramfenikol t.t. 3% botol 55 2.090 114.950 0,08 98,84
Permetrin krim 5%
82
11/09/2014 (Scabimite) tube 10 11.475 114.750 0,08 98,92
83 14/02/2014 Piridoksin 10 mg tablet 5.000 20 100.000 0,07 98,99
84 15/01/2014 Eugenol cairan botol 1 99.000 99.000 0,07 99,05
Polikresulen (Albutil
85 14/02/2014
larutan) botol 4 24.300 97.200 0,07 99,12
Rifampisin kapsul 300
86 13/11/2014
mg. kapsul 200 484 96.800 0,07 99,19
87 14/03/2014 Dimenhidrinat tablet 900 104 93.600 0,06 99,25
88 11/04/2014 Salbutamol Nebules ampul 10 8.800 88.000 0,06 99,31
Kloramfenikol kapsul
89
14/02/2014 250 mg kapsul 320 266 85.120 0,06 99,37
Anti migrain
90
15/01/2014 doen/Ergotamin tablet 600 135 81.000 0,06 99,42
91 12/12/2014 Glimepiride tab 1 mg tablet 300 265 79.500 0,05 99,48
92 14/08/2014 Zinc Syr 20 mg/5 ml botol 10 7.400 74.000 0,05 99,53
93 11/09/2014 Simvastatin tab.10 mg tablet 310 238 73.780 0,05 99,58
94 13/10/2014 Loratadine 10 mg tablet 400 160 64.000 0,04 99,62
95 11/06/2014 Diazepam rectal 5 mg tube 2 29.700 59.400 0,04 99,66
Kotrimoksazol
96
11/09/2014 suspensi botol 23 2.090 48.070 0,03 99,69
Salbutamol serb.inh
97
11/09/2014 200 mcg/kaps kapsul 100 431 43.100 0,03 99,72
98 11/09/2014 Salbutamol Rotahaler pcs 7 5.867 41.069 0,03 99,75
Griseofulvin 125 mg.
99
16/05/2014 micro. tablet 200 194 38.800 0,03 99,78
Domperidon tablet 10
100
13/11/2014 mg tablet 200 167 33.400 0,02 99,80
Gemfibrozil 300 mg
101
11/09/2014 tab tablet 120 272 32.640 0,02 99,82
102 11/09/2014 Ketokonazole 200 mg tablet 100 300 30.000 0,02 99,84
Nistatin Vaginal
103
16/05/2014 100.000 IU tablet 70 407 28.490 0,02 99,86
104 11/04/2014 Aminofilin 200 mg tablet 300 87 26.100 0,02 99,88
105 11/09/2014 Pirazinamida 500 mg tablet 100 235 23.500 0,02 99,90
Gentian Violet larutan
106
12/12/2014 1% botol 10 2.270 22.700 0,02 99,91
107 13/11/2014 Metronidazol 500 mg tablet 100 190 19.000 0,01 99,92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

108 13/11/2014 Furosemida tab. 40 mg tablet 200 85 17.000 0,01 99,94


Diazepam Rectal 10
109
12/12/2014 mg/2.5 ml tube 1 16.748 16.748 0,01 99,95
Ringer Laktat lar.
110
16/05/2014 infus 500 ml botol 3 5.200 15.600 0,01 99,96
Pirantel Pamoat tab.
111
13/10/2014 125 mg tablet 56 274 15.344 0,01 99,97
Epinefrin HCl/bitartrat
112
11/06/2014 inj. 0.1% ampul 8 1.500 12.000 0,01 99,98
113 11/06/2014 Aqua pro inj. 25 ml botol 2 5.000 10.000 0,01 99,98
Dekstrometorfan HBr
114
16/05/2014 sirup botol 5 1.379 6.895 0,00 99,99
Natrium Klorida lar.
115
14/08/2014 infus 0,9% botol 1 4.700 4.700 0,00 99,99
Ranitidin inj 25
116
16/05/2014 mg/2ml ampul 2 1.928 3.856 0,00 99,99
Etakridin lar. 0.1%
117
11/06/2014 300 ml. botol 1 2.970 2.970 0,00 100,00
Magnesium sulfat inj.
118
16/05/2014 40% ampul 1 1.948 1.948 0,00 100,00
Metoklopramide inj. 5
119
16/05/2014 mg/ml ampul 2 960 1.920 0,00 100,00
Magnesium sulfat inj.
120
16/05/2014 20% ampul 1 1.540 1.540 0,00 100,00
121 15/09/2014 Vaksin - Pelarut BCG dosis 1000 0 0 0,00 100,00
Vaksin - Pelarut
122 20/08/2014
Campak dosis 1580 0 0 0,00 100,00
Total 146.864.710
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Lampiran 5. Analisis VEN Tahun 2013 oleh dokter umum


Puskesmas Sleman

No Nama Obat Kategori


V E N
1 Deksametason tab. 0,5 mg
2 Hemafort tab salut
3 Vaksin BCG
4 Vaksin Polio (IPV)
5 Amoksisilin 500 mg
6 Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen)
7 Parasetamol 500 mg
8 Captopril 25 mg
9 OAT FDC Kat. I
10 Tablet Kalium
11 Parasetamol sirup 120 mg/5 ml
12 Serum ATS inj. 1500 IU/amp
13 Hyosine N Butilbromide tab 10 mg
14 Natrium diklofenak 50 mg tab
15 Vaksin HB Uniject
16 Metformin HCl 500 mg
17 OAT FDC Kat. II
18 Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml
19 Retinol 200.000 IU
20 Ibuprofen 400 mg.
21 Vaksin - ADS 0.5 ml
22 Zinc tab. 20 mg
23 Garam Oralit 200 ml
24 Domperidon Syrup

Analisis VEN Tahun 2014 oleh dokter umum Puskesmas


Sleman

No Nama Obat Kategori


V E N
1 Vaksin Polio (IPV)
2 Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen)
3 Vaksin BCG
4 Hemafort tab salut
5 Amoksisilin 500 mg
6 Vaksin - ADS 0.5 ml
7 Parasetamol 500 mg
8 OAT FDC Kat. I
9 Vaksin HB Uniject
10 Tablet Kalium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

11 Kotrimoksazol dewasa
12 Vaksin Campak
13 Ibuprofen 400 mg.
14 Hyosine N Butilbromide tab 10 mg
15 Serum ATS inj. 1500 IU/amp
16 Retinol 200.000 IU
17 Captopril 25 mg
18 Natrium diklofenak 50 mg tab
19 Metformin HCl 500 mg
20 Vaksin - Td

Lampiran 6. Analisis VEN Tahun 2013 oleh Kepala UPT


POAK Sleman Yogyakarta

No Nama Obat Kategori


V E N
1 Deksametason tab. 0,5 mg
2 Hemafort tab salut
3 Vaksin BCG
4 Vaksin Polio (IPV)
5 Amoksisilin 500 mg
6 Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen)
7 Parasetamol 500 mg
8 Captopril 25 mg
9 OAT FDC Kat. I
10 Tablet Kalium
11 Parasetamol sirup 120 mg/5 ml
12 Serum ATS inj. 1500 IU/amp
13 Hyosine N Butilbromide tab 10 mg
14 Natrium diklofenak 50 mg tab
15 Vaksin HB Uniject
16 Metformin HCl 500 mg
17 OAT FDC Kat. II
18 Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml
19 Retinol 200.000 IU
20 Ibuprofen 400 mg.
21 Vaksin - ADS 0.5 ml
22 Zinc tab. 20 mg
23 Garam Oralit 200 ml
24 Domperidon Syrup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Lampiran 7. Analisis VEN Tahun 2014 oleh Kepala UPT


POAK Sleman Yogyakarta

No Nama Obat Kategori


V E N
1 Vaksin Polio (IPV)
2 Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen)
3 Vaksin BCG
4 Hemafort tab salut
5 Amoksisilin 500 mg
6 Vaksin - ADS 0.5 ml
7 Parasetamol 500 mg
8 OAT FDC Kat. I
9 Vaksin HB Uniject
10 Tablet Kalium
11 Kotrimoksazol dewasa
12 Vaksin Campak
13 Ibuprofen 400 mg.
14 Hyosine N Butilbromide tab 10 mg
15 Serum ATS inj. 1500 IU/amp
16 Retinol 200.000 IU
17 Captopril 25 mg
18 Natrium diklofenak 50 mg tab
19 Metformin HCl 500 mg
20 Vaksin - Td
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Lampiran 8. Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah


yang diterima dari Puskesmas Sleman ke UPT POAK Sleman tahun 2013

2013
No Nama Obat Satuan %
Permintaan Pemberian
1 Deksametason tab. 0,5 mg dosis 28200 26300 93,3
2 Hemafort tab salut tablet 72000 70400 97,4
3 Vaksin BCG dosis 2960 3200 130,3
4 Vaksin Polio (IPV) kaplet 6000 2520 50,1
5 Amoksisilin 500 mg tablet 76100 73900 97,3
6 Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) pcs 1100 1300 100
7 Parasetamol 500 mg dosis 135000 134400 99,5
8 Captopril 25 mg paket 64900 64900 100
9 OAT FDC Kat. I dosis 25 22 91,7
10 Tablet Kalium dosis 4200 3300 78,2
11 Parasetamol sirup 120 mg/5 ml kapsul 17050 17000 97,7
12 Serum ATS inj. 1500 IU/amp tablet 85 75 88,9
13 Hyosine N Butilbromide tab 10 mg tablet 4300 4400 104,4
14 Natrium diklofenak 50 mg tab tablet 27000 24600 83,9
15 Vaksin HB Uniject dosis 800 700 90,9
16 Metformin HCl 500 mg tablet 33000 31000 93,3
17 OAT FDC Kat. II tablet 4 4 100
18 Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml vial 1825 1795 95,7
19 Retinol 200.000 IU tablet 15500 15500 100
20 Ibuprofen 400 mg tablet 33000 29700 88,5
21 Vaksin - ADS 0.5 ml pcs 5900 5900 100
22 Zinc tab. 20 mg tablet 8000 6400 88,6
23 Garam Oralit 200 ml sak 10400 10300 96,4
24 Domperidon Syrup botol 430 340 71,8
Rata-rata % 93,2

Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah yang diterima
dari Puskesmas Sleman ke UPT POAK Sleman tahun 2014

2014
No Nama Obat Satuan %
Permintaan Pemberian
1 Vaksin Polio (IPV) Pcs 4200 3800 90,7
2 Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) Pcs 3700 3500 93,9
3 Vaksin BCG Pcs 3000 3200 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

4 Hemafort tab salut Tablet 63000 62200 98


5 Amoksisilin 500 mg Kaplet 74700 71600 95,3
6 Vaksin - ADS 0.5 ml Pcs 5400 5200 96,9
7 Parasetamol 500 mg Tablet 126500 124500 97,6
8 OAT FDC Kat. I Paket 37 33 91,1
9 Vaksin HB Uniject Pcs 700 630 87,3
10 Tablet Kalium Tablet 4300 3500 80,4
11 Kotrimoksazol dewasa 480mg Tablet 21300 19200 84,4
12 Vaksin Campak Pcs 1000 1000 100
13 Ibuprofen 400 mg. Tablet 53300 50300 91,9
14 Hyosine N Butilbromide tab 10 mg Tablet 6600 5000 68,3
15 Serum ATS inj. 1500 IU/amp Vial 100 80 83,3
16 Retinol 200.000 IU Kapsul 9500 12000 100
17 Captopril 25 mg Tablet 65000 60200 90,6
18 Natrium diklofenak 50 mg tab Tablet 25500 23600 89,2
19 Metformin HCl 500 mg Kaplet 50500 41200 88,1
20 Vaksin - Td Pcs 3000 3000 100
Rata-rata % 91,8

Lampiran 9. Analisis VEN Tahun 2013 oleh Dokter Umum


Puskesmas Tempel I

No Nama Obat Kategori


1 Hemafort tab salut V E N
2 Vaksin Polio (IPV)
3 Amoksisilin 500 mg
4 Parasetamol 500 mg
5 Vaksin BCG
6 Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen)
7 OAT FDC Kat. I
8 Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg
9 Zinc tab. 20 mg
10 Ibuprofen 400 mg.
11 Captopril 25 mg
12 Retinol 200.000 IU
13 Obat Batuk Hitam cairan
14 Metformin HCl 500 mg
15 Antasida DOEN
16 Garam Oralit 200 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Lampiran 10. Analisis VEN Tahun 2014 oleh Dokter Umum


Puskesmas Tempel I

Kategori
No. Nama Obat
V E N
1 Vaksin Polio (IPV)
2 Hemafort tab salut
3 Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen)
4 Amoksisilin 500 mg
5 Parasetamol 500 mg
6 Vaksin - ADS 0.5 ml
7 Vaksin Campak
8 OAT FDC Kat. I
9 Vaksin BCG
10 Vaksin HB Uniject
11 Retinol 200.000 IU
12 Ibuprofen 400 mg.
13 Zinc tab. 20 mg
14 Vitamin B komplek
15 Vaksin - Td
16 Metformin HCl 500 mg
17 Natrium diklofenak 50 mg tab
18 Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg
19 Captopril 25 mg
20 Antasida DOEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Lampiran 11. Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah
yang diterima dari Puskesmas Tempel I ke UPT POAK Sleman tahun 2013

2013
No Nama Obat Satuan %
Permintaan Pemberian
1 Hemafort tab salut tablet 37600 33100 87,1
2 Vaksin Polio (IPV) dosis 1670 1050 75,1
3 Amoksisilin 500 mg kaplet 37000 33500 90,6
4 Parasetamol 500 mg tablet 105000 91900 87,2
5 Vaksin BCG dosis 1300 1300 100
6 Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) dosis 550 650 120
7 OAT FDC Kat. I paket 10 10 100
Medroksi progesteron asetat inj
8 vial 300 300 100
depo 150 mg
9 Zinc tab. 20 mg tablet 6800 5400 74,6
10 Ibuprofen 400 mg. tablet 21200 17000 80,4
11 Captopril 25 mg tablet 20700 16500 77,8
12 Retinol 200.000 IU kapsul 4000 4000 100
13 Obat Batuk Hitam cairan botol 1420 1165 80,9
14 Metformin HCl 500 mg tablet 12400 10800 97,2
15 Antasida DOEN tablet 21700 16200 76,1
16 Garam Oralit 200 ml sak 5000 4000 77,9
Rata-rata % 89,1

Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah


yang diterima dari Puskesmas Tempel I ke UPT POAK Sleman
tahun 2014

2014
No Nama Obat Satuan %
Permintaan Pemberian
1 Vaksin Polio (IPV) dosis 1400 1000 73,8
2 Hemafort tab salut tablet 31600 28400 89,5
3 Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) dosis 750 750 100
4 Amoksisilin 500 mg kaplet 39700 36200 91,1
5 Parasetamol 500 mg tablet 92000 87200 97,7
6 Vaksin - ADS 0.5 ml pcs 2500 2400 96,3
7 Vaksin Campak dosis 500 500 100
8 OAT FDC Kat. I paket 9 9 100
9 Vaksin BCG dosis 1200 1000 83,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

10 Vaksin HB Uniject dosis 130 130 100


11 Retinol 200.000 IU kapsul 4700 4700 100
12 Ibuprofen 400 mg. tablet 18400 14400 76,6
13 Zinc tab. 20 mg tablet 5200 4500 86,7
14 Vitamin B komplek tablet 23000 17400 78,1
15 Vaksin - Td dosis 1100 1100 100
16 Metformin HCl 500 mg tablet 17100 15200 91,3
17 Natrium diklofenak 50 mg tab tablet 8400 8150 96,8
Medroksi progesteron asetat inj
18
depo 150 mg vial 300 300 100
19 Captopril 25 mg tablet 21100 18300 86,9
20 Antasida DOEN tablet 21300 17800 88,5
Rata-rata % 91,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Lampiran 12. Daftar 10 Penyakit Terbesar Tahun 2013 di Puskesmas


Sleman

No. Kode Nama Penyakit Jumlah pasien %


1 J00 Commond cold 6088 20,24
2 I10 Hipertensi 4698 15,62
3 M62 Gangguan lain pada jaringan otot 4369 14,53
4 J06 Infeksi Saluran Pernafasan Akut 3131 10,41
5 K04 Penyakit jaringan pulpa dan periapikal 2887 9,599
6 K30 Dispepsia 2110 7,015
7 R51 Sakit Kepala 1817 6,041
8 E11 Diabetes Melitus 1765 5,868
9 J02 Faringitis akut 1761 5,855
10 R50 Demam tanpa sebab 1451 4,824
30077 100

Daftar 10 Penyakit Terbesar Tahun 2014 di Puskesmas Sleman

No. Kode Nama Penyakit Jumlah pasien %


1 J00 Commond cold 5950 21,441
2 I10 Hipertensi 4054 14,608
3 M62 Myalgia 3790 13,657
4 J06 Infeksi Saluran Pernafasan Akut 3245 11,693
5 K04 Penyakit jaringan pulpa dan periapikal 2652 9,5564
6 J02 Faringitis akut 1842 6,6376
7 K30 Dispepsia 1621 5,8412
8 R51 Sakit Kepala 1607 5,7908
9 R50 Demam tanpa sebab 1532 5,5205
10 E11 Diabetes Melitus 1458 5,2539
27751 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Lampiran 13. Contoh Form LPLPO Puskesmas Tempel I


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Lampiran. 14

PANDUAN PERTANYAAN

1. Dari daftar tersebut, dapatkah Ibu/Bapak menggolongkan mana obat vital,

esensial, dan non esensial?

2. Berikan alasan mengapa Ibu/Bapak mengelompokkan hal ini?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

BIOGRAFI PENULIS

Megasari Delfia, dilahirkan di Kota Cirebon pada

tanggal 13 Agustus 1993. Anak kedua dari tiga

bersaudara pasangan Bapak Ferdiyanto dan Ibu Lina

Herlina. Penulis menempuh pendidikan di SDN Kartini

I Cirebon (1999-2005), SMPN 5 Cirebon (2005-2008),

SMAN 6 Cirebon (2008-2011) dan saat ini sedang

melanjutkan jenjang perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan perguruan tinggi, penulis

terlibat dalam beberapa Kepanitiaan dalam kegiatan Desa Mitra, Kepanitian

ISMAFARSI dalam kegiatan Kampanye Informasi Obat Healthy For Beauty

dan beberapa seminar yang diadakan di Universitas Sanata Dharma. Pengalaman

kerja yang pernah dilakukan selama berjalannya perkuliahan diantaranya sebagai

Shopkeeper di Slackers selama dua tahun (2012-2014), SPG Rown di The Parade

5 dan Kickfest Yogyakarta (2015), SPG Throox di Showcase JEC Yogyakarta

(2015), SPG Rown di Showcase JEC Yogyakarta (2016), dan sampai sekarang

Admin Basicleaner (2015-2016).

Anda mungkin juga menyukai