Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program
Diploma III Pada Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Bandung
Disusun Oleh :
AVI FATIMAH
NIM. P17325113027
2016
GAMBARAN CARA MENYIKAT GIGI PADA ANAK TUNAGRAHITA DI
SEKOLAH LUAR BIASA AGRO INDUSTRI CISARUA LEMBANG
ABSTRAK
Anak tunagrahita dalam beraktivitas tidak terlepas dari motorik kasar dan
motorik halus, apabila kemampuan motorik halus kurang optimal akan
mengakibatkan hambatan dalam beraktivitas kehidupan sehari-hari. Bentuk
perawatan yang biasa dilakukan secara rutin yaitu menyikat gigi. Penelitian bertujuan
mengetahui cara menyikat gigi pada anak tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Agro
Industri Cisarua Lembang.
Jenis penelitian deskriptif yaitu membuat gambaran tentang suatu keadaan
secara objektif. Populasi anak tunagrahita berdasarkan tingkat pertumbuhan gigi
dengan dibagi dua kelompok yaitu usia gigi campuran (8-10 tahun) dan usia gigi
dewasa (13-18 tahun) sebanyak 18 responden dan jumlah sampel 14 responden.
Sampel dalam penelitian diambil secara purposive. Data dikumpulkan dari hasil
lembar observasi secara langsung, kemudian data dihitung dan disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari usia 8-10 tahun (66.67%) tidak
tepat pemilihan sikat gigi sedangkan dari usia 13-18 tahun (45.45%) tidak tepat,
penggunaan pasta gigi dari usia 8-10 tahun (33.33%) tidak tepat sedangkan dari usia
13-18 tahun (54.55%) tidak tepat, cara menyikat gigi dari seluruh responden (100%)
tidak tepat, sistematis menyikat gigi dari seluruh responden (100%) tidak tepat,
lamanya menyikat gigi dari seluruh responden (100%) sudah tepat, dan waktu
menyikat gigi dari usia 8-10 tahun seluruh responden (100%) tidak tepat sedangkan
dari usia 13-18 tahun hanya (10%) sudah tepat.
ABSTRACT
The tunagrahita in exertion cannot be separated from motor rough and
smooth , when motor skills smooth less than optimal will result in the obstacles in
exertion sehari-hari life. The treatment did routine brush my teeth .Research aims to
know how to brush my teeth on child tunagrahita at school remarkable agro cisarua
industry lembang.
Descriptive research that makes a picture of a situation objectively. The
population of children with intellectual challenges based on the growth rate of teeth
with divided two groups that amalgam dental age (8-10 years old) and adult dental
age (13-18 years) were 18 respondents and the total sample of 14 respondents. The
sample was taken by purposive. Data collected from direct observation sheet, then
data is calculated and presented in frequency distribution table.
The results showed that from the age of 8-10 years (66.67%) are not
appropriate selection of a toothbrush while aged 13-18 years (45.45%) is not
appropriate, the use of toothpaste from the age of 8-10 years (33.33%) is not
appropriate while from 13-18 years old (54.55%) is not appropriate, how to brush
the teeth of all respondents (100%) are not precise, systematic brushing the teeth of
all respondents (100%) is not appropriate, the duration of tooth brushing of all
respondents (100%) are correct and when brushing teeth from the age of 8-10 years
of all respondents (100%) is not appropriate while only 13-18 years of age (10%) are
correct.
Ibu. Ayah...
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah
Tulis Ilmiah ini yang berjudul “ Gambaran Cara Menyikat Gigi Pada Anak
Selama penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan
banyak bantuan dari berbagai pihak berupa bimbingan, saran, dan motivasi. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, diantaranya :
1. Dr. Ir. H. Osman Syarif, MKM, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Bandung.
2. Drg. Hj. Hetty Anggrawati K, M.Kes AIFO Selaku Ketua Jurusan Keperawatan
6. Seluruh staf dan dosen Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes
8. Sutan Syaprudin M,Pd selaku kepala sekolah SLB Agro Industri yang telah
9. Para guru SLB Agro Industri yang telah membantu dan bekerja sama dalam
10. Alm. Bapa dan Alm. Mamah yang menjadi motivasi terbesar penulis untuk
11. Kakak-kakak dan adik-adikku yang telah memberikan semangat dan dukungan
dan tiada hentinya selalu mendengarkan keluh kesah penulis dalam menjalani
12. Seluruh rekan-rekan mahasiswa JKG angkatan 19 yang saling membantu dan
Ani, wiwin, Gleadys) yang telah mambantu mencari sumber referensi buku
13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis, terimakasih
atas bantuannya.
Semoga kebaikan yang telah dilakukan selama ini mendapat balasan dan
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGUJIAN
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSEMBAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................3
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................3
D. Manfaat Penulisan ..................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Sikat Gigi Pada Anak
Tunagrahita Di SLB Agro Industri Cisarua
Lembang................................................................................................19
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Bedasarkan Penggunaan Pasta Gigi Anak
Tunagrahita Di SLB Agro Industri Cisarua
Lembang………………………………………....................................20
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Bedasarkan Cara Menyikat Gigi Pada Anak
Tunagrahita Di SLB Agro Industri Cisarua
Lembang………………………………………....................................20
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Bedasarkan Sistematis Menyikat Gigi Pada Anak
Tunagrahita Di SLB Agro Industri Cisarua
Lembang……………………………………….……………...............21
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Bedasarkan Lamanya Menyikat Gigi Pada Anak
Tunagrahita Di SLB Agro Industri Cisarua
Lembang……………………………………….……………...............21
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Bedasarkan Waktu Menyikat Gigi Pada Anak
Tunagrahita Di SLB Agro Industri Cisarua
Lembang……………………………………….……………...............22
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menggantikan kata anak luar biasa (ALB) yang menandakan adanya kelainan
satu dengan yang lainnya. (Delphie, 2009) Anak berkebutuhan khusus mengalami
bentuk kelainan yang terjadi pada aspek motorik yang disebabkan oleh disfungsi
sistem persarafan di otak yang umumnya tingkat kooperatifnya yang kurang. Salah
motorik kasar dan khususnya motorik halus, akan tetapi jika kemampuan motorik
benda, memindahkan benda dan memutar benda yang ada di sekitar. Anak
lain.(Abdullah, 2013)
Pada anak tunagrahita untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut salah satu
bentuk perawatan yang paling utama adalah pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut yang biasa dilakukan dalam kegiatan sehari–hari secara rutin yaitu menyikat
gigi. Menurut (Dian,2010) umumnya masalah retardasi mental dijumpai dalam hal
koordinasi otot jari, tangan, lengan, dan mulut yang berhubungan dengan otot
sehingga kurang bertenaga, terutama pada daerah mulut dapat mengganggu fungsi
pengunyahan dan fungsi bicara. Berdasarkan penelitian Suwelo terhadap 292 anak
kurang (Suwelo dalam asokan, 2008 cit Pratiwi,2013). Hal ini biasanya
menyikat gigi. Prevalensi karies pada anak tunagrahita dapat mencapai 82,6% dan
penelitian tentang Gambaran Cara Menyikat Gigi pada Anak Tunagrahita di SLB
B. Rumusan Masalah
menyikat gigi pada anak tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Agro Industri Cisarua
Lembang ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya cara menyikat gigi pada anak tunagrahita di Sekolah Luar Biasa
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mendapatkan gambaran jenis sikat gigi yang digunakan pada anak
tunagrahita
tunagrahita
1. Teoritis
a. Bagi peneliti
dan sebagai referensi tentang cara menyikat gigi pada anak tunagrahita di
2. Praktisi
a. Bagi responden
tentang cara menyikat gigi pada anak tunagrahita. Sehingga penelitan ini
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Anak Tunagrahita
a. Pengertian
b. Karakteristik
situasi kehidupan baru, belajar dari masa lalu, berfikir abstrak, kreatif,
2) Keterbatasan Sosial
kepada orang tua sangat besar, sehingga mereka harus selalu dibimbing
buruk, dan membedakan yang benar dan yang salah. Anak tunagrahita
yang buruk, dan membedakan yang benar dengan yang salah, pelupa dan
c. Penyebab Tunagrahita
a) Faktor Keturunan
ciri berkepala kecil, mata kecil, berkuping aneh, sumbing, dan kantung
seharusnya XY, karena kegagalan menjadi XXY atau XXXY). Ciri yang
berpayudara besar.
syaraf serta kelainan tingkah laku, tengkorak kepala besar, telapak tangan
lebar dan pendek, leher yang pendek, lidah besar dan menonjol,
infeksi dan keracunan yang mana terjadi selama janin masih berada dalam
kandungan ibunya. Infeksi dan keracunan ini tidak langsung tapi lewat
penyakit-penyakit yang dialami ibunya. Dan penyakit-penyakit tersebut
Beracun.
khususnya pada otak ketika bayi dilahirkan, dan terkena radiasi zat
radioaktif pada usia tiga sampai enam minggu pertama kehamilan sering
menyebabkan kelainan pada berbagai organ, karena pada masa ini embrio
pada masa prenatal dapat disebabkan oleh truma mekanis terutama pada
perkembangannya. (Somantri,2007)
a. Tangkai
Tangkai sikat gigi mudah dipegang dan stabil, pegangan sikat gigi
mm, untuk anak – anak 15-24 mm x 8 mm. Jika gigi molar kedua sudah
tanpa merusak jaringan lunak maupun jaringan keras. Sikat gigi yang lunak
yang biasa dianjurkan. Bulu sikat gigi yang dianjurkan adalah bulu sikat gigi
dengan tekstur medium karena dapat membersihkan plak dan sisa makanan
penambah rasa dan warna, serta pemanis, selain itu dapat juga ditambahkan
bahan pengikat, pelembap, pengawet, fluor, dan air. Bahan abrasif dapat
alumunium hidroksida dengan jumlah 20% - 40% dari isi pasta gigi
abrasif yang digunakan, maka dalam penggunaan pasta gigi cukup dengan
seukuran biji jagung dan di ratakan ke seluruh permukaan sikat gigi. Karena
dengan takaran seukuran biji jagung sudah cukup membersihkan gigi pada saat
menyikat gigi.
a. Menyikat gigi
Adalah suatu cara untuk membersihkan gigi dari sisa - sisa makanan
dan plak yang menempel pada permukaan gigi, yang salah satu tujuannya
lunak pada permukaan gigi dan gusi dan merupaka tindakan preventif dalam
dan gusi secara efisien terutama daerah saku gusi dan daerah interdental.
2) sikat gigi tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan gusi abrasi gigi.
lingkaran besar sehingga gigi dan gusi rahang atas dan rahang bawah
mulut dibuka lalu permukaan lingual dan palatinal disikat dengan gerakan
cara ini agak sukar dilakukan di lingual dan palatinal, dapat dilakukan
menempel. (Ramadhan,2010)
Cara penyikatan gigi harus sistematis supaya tidak ada gigi yang
terlewat, yaitu dari posterior ke anterior dan berakhir pada bagian posterior sisi
lainnya. (Putri, 2010) atau pada dimulai dari regio kesatu yaitu dari bagian
kanan atas dari gigi geraham paling belakang sampai gigi depan dan berakhir di
regio empat yaitu bagian kanan bawah dari gigi geraham paling belakang
Waktu menyikat gigi adalah pagi setelah sarapan dan malam sebelum
tidur. Menyikat gigi sebelum tidur. Hal ini dikarenakan pada waktu tidur, saliva
berkurang sehingga asam yang dihasilkan oleh plak akan menjadi lebih pekat
dan kemampuannya untuk merusak gigi tentunya menjadi lebih besar. Untuk
mengurangi kepkatan dari asam maka plak dihilangkan. Menyikat gigi pada
waktu pagi hari setelah sarapan pagi sebelum beraktivitas dan dilanjutkan
B. Kerangka Teori
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2016, bertempat di Sekolah Luar Biasa
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/ siswi anak tunagrahita yang
berdasarkan tingkat petumbuhan gigi dengan dibagi dua kelompok yaitu usia
gigi campuran (8-10 tahun) dan usia gigi dewasa (13-18 tahun) di Sekolah
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive, yaitu pengambilan
sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya.
1) Kriteria Inklusi
2) Kriteria Eksklusi
3. Besar Sampel
jumlah anak tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Agro Industri Cisarua Lembang
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
terdiri dari data yang diperoleh langsung dengan melakukan observasi yaitu
cara menyikat gigi dan memberikan pertanyaan waktu menyikat gigi ke subjek
penelitian, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari bagian
meliputi : Syarat Pemilihan Sikat Gigi, Penggunaan Pasta Gigi, Cara Menyikat
1) Lembar Observasi
3) Gelas kumur
4) Sikat gigi
5) Pasta gigi
6) Air putih
b. Prosedur penelitian
1) Persiapan
Cimahi
2) Pelaksanaan
siswa/siswi tunagrahita
Data dikumpulkan dari hasil lembar observasi secara langsung, kemudian data
dihitung secara manual dan disajikan dalam bentuk tabel distrubusi frekuensi.
Cara perhitungan atau pengukuran data dengan bobot nilai sebagai berikut :
𝐹.100 %
P=
𝑁
Keterangan :
P : Prosentase
BAB 4
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada anak tunagrahita di SLB Agro Industri Cisarua
orang tua untuk mendapatkan persetujuan kepada orang tua responden. Tahap
tunagrahita ringan setelah itu mengisi lembar observasi. Data hasil dari penelitian
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi berdasarkan Jenis Sikat Gigi yang digunakan Pada Anak
Tunagrahita di SLB Agro Industri Cisarua Lembang
Berdasarkan tabel 4.1 di atas jenis sikat gigi yang digunakan menunjukkan
bahwa dari 14 responden berdasarkan usia dari 8-10 tahun hanya 1 responden
(33.33%) jenis sikat giginya sudah tepat. Sedangkan dari usia 13-18 tahun 6
Tabel 4.2 di atas memperlihatkan bahwa, pada usia 8-10 tahun 2 responden
(66.67%) penggunaan pasta gigi sudah tepat. Sedangkan dari usia 13-18 tahun 5
Tabel 4.3
Berdasarkan tabel 4.3 di atas cara menyikat gigi pada usia 8-10 tahun dan
13-18 tahun menunjukkan bahwa dari seluruh responden (100%) cara menyikat
tunagrahita menunjukkan bahwa dari 14 responden (100%) yang terdiri dari usia
8-10 tahun dan 13-18 tahun sistematis menyikat gigi tidak tepat.
Tabel 4.5
Berdasarkan tabel 4.5 di atas lamanya menyikat gigi pada anak tunagrahita
menunjukkan bahwa dari seluruh responden (100%) yang terdiri dari usia 8-10
tahun dan 13-18 tahun dalam lamanya menyikat gigi sudah tepat.
Tabel 4.6
Tabel 4.6 di atas bahwa dari seluruh responden (100%) dari usia 8-19 tahun
waktu menyikat gigi tidak tepat, sedangkan hanya 1 responden (10%) dari usia
B. Pembahasan
Penelitian ini dibagi dua kelompok usia yaitu berdasarkan pertumbuhan gigi
campuran dan gigi dewasa, dan berdasarkan usia responden yang bervariasi. Usia
responden ini untuk gigi campuran yaitu 8-10 tahun sedangkan untuk usia
Hasil penelitian mengenai jenis sikat gigi yang digunakan sehari-hari pada
dari jumlah 14 responden yang terdiri dari usia 8-10 tahun hanya 1 responden
(33.33%) jenis sikat giginya sudah tepat. Sedangkan usia 13-18 tahun 6
responden (54.55%) sudah memiliki sikat gigi yang tepat. Dari hasil observasi
jenis sikat gigi yang kurang tepat biasanya anak menggunakan jenis sikat gigi
yang tidak sesuai dengan usia dan rongga mulut mereka, kepala sikat gigi dengan
ukuran terlalu besar, dan bulu sikat gigi sudah rusak (66.67%) responden dari
umur 8-10 tahun memilki jenis sikat gigi dewasa bukan dengan ukuran yang
seharusnya. Sehingga pada saat menyikat gigi sulit untuk membersihkan gigi
pada bagian belakang karena ukuran sikat gigi yang tidak sesuai dengan rongga
mulut. Menurut (Putri,dkk 2010) jenis sikat gigi yang ideal secara umum adalah
tangkai sikat gigi mudah dipegang dan stabil, pegangan sikat gigi harus cukup
lebar dan cukup tebal, kepala sikat gigi tidak terlalu besar, tekstur atau bulu sikat
gigi memungkinkan sikat gigi untuk digunakan dengan efektif tanpa merusak
Pada usia 8-10 tahun 2 responden (66.67%) penggunaan pasta giginya sudah
tepat. Sedangkan dari usia 13-18 tahun 5 responden (45.45%) penggunaan pasta
gigi sudah tepat. Dengan penggunaan pasta gigi yang kurang tepat disebabkan
oleh kurangnya informasi atau pengetahuan orang tua atau anak tentang
pasta gigi dengan ukuran seluruh permukaan sikat gigi dipenuhi dengan pasta
gigi. Menurut Putri,dkk (2010) Bahan abrasif dapat membantu melepaskan plak
dan pelikel tanpa menghilangkan lapisan email. Bahan abrasif yang biasanya
20% - 40% dari isi pasta gigi. Sebaiknya penggunaan dalam pasta gigi dengan
jumlah bahan abrasif yang digunakan, maka dalam penggunaan pasta gigi cukup
dengan seukuran biji jagung dan di ratakan ke seluruh permukaan sikat gigi.
Maka pengaruh dalam penggunaan pasta gigi dengan takaran terlalu banyak
kandungan fluor yang terdapat pada pasta gigi sudah lebih dari 0,15% dan untuk
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI tahun 2008, tentang
Bahan Amonium Fluoride yang mengatakan bahwa selain kadar yang dibatasi,
untuk pasta gigi yang mengandung fluoride 0,1-0,15% fluoride, kecuali telah ada
usia 6 tahun dan dibawahnya gunakan seukuran biji jagung (diameter 6mm)
Mengenai cara menyikat gigi dengan metode fones pada anak tunagrahita di
yang terdiri dari usia 8-10 tahun dan 13-18 tahun cara menyikat gigi masih tidak
tepat. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa cara menyikat gigi anak
mengakibatkan resesi gusi dan abrasi gigi hal ini sejalan dengan teori menurut
(Putri,dkk 2010) bahwa teknik horizontal tidak baik karena dapat menyebabkan
resesi gusi dan abrasi gigi. Sedangkan teknik fones dapat menjangkau gigi dan
gusi rahang atas dan rahang bawah sekaligus. Maka dari teknik horizontal dan
teknik fones terdapat perbedaan yaitu dengan teknik fones seluruh bagian gigi
dan gusi dapat terbersihkan dari bagian rahang atas dan bawah dan teknik ini
trauma pada gusi walaupun teknik ini sangat mudah dilakukan. Oleh sebab itu
seluruh responden belum mengetahui cara menyikat gigi yang tepat karena orang
tua kurang memahami cara mengajarkan teknik menyikat gigi yang tepat kepada
anak. dan belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang cara menyikat gigi
yang tepat. Disisi lain kemampuan motorik anak tunagrahita kurang optimal
dalam hal motorik . Hal ini sejalan dengan teori (Abdullah 2013) yaitu
benda, mengambil benda, memindahkan benda dan memutar benda yang ada di
sekitar.
dimulai dari bagian kanan atas lalu ke bagian kiri bawah begitu pun sebaliknya
dari bagian bawah ka bagian atas. Menurut (Putri,dkk 2010) Cara penyikatan gigi
harus sistematis supaya tidak ada gigi yang terlewat, yaitu dari posterior ke
anterior dan berakhir pada bagian posterior sisi lainnya. Jadi dalam sistematis
menunjukkan bahwa dari seluruh responden (100%) yang terdiri dari usia 8-10
tahun dan 13-18tahun dalam lamanya menyikat gigi sudah tepat. Anak
tunagrahita dalam hal lamanya menyikat gigi sudah tepat yaitu 2 sampai dengan
3 menit sekali menyikat gigi. Hal ini sejalan dengan teori (Putri,dkk 2010) yaitu
Hasil penelitian mengenai waktu menyikat gigi bahwa dari seluruh responden
(100%) dari usia 8-10 tahun waktu menyikat gigi tidak tepat, sedangkan
responden usia 13-18 tahun 10 responden (90%) waktu menyikat gigi tidak tepat.
Menurut (Ramadhan,2010) Menyikat gigi pada waktu pagi hari setelah sarapan
pagi sebelum beraktivitas dan dilanjutkan dengan menyikat gigi pada malam hari
sebelum tidur. Sehingga plak yang menempel pada gigi dan gusi dapat
melakukan waktu menyikat gigi pagi sewaktu mandi dan malam sebelum tidur.
Hal ini dikarenakan di SLB Agro Industri belum pernah dilakukan penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut berupa pelatihan dan penyuluhan kepada guru-guru dan
orang tua siswa. Dengan materi penyuluhan yaitu cara menyikat gigi, waktu
menyikat gigi, jenis sikat gigi, sistematis menyikat gigi, penggunaan sikat gigi,
dan lamanya menyikat gigi. Pihak sekolah dapat bekerjasama dengan tim tenaga
1. Pelatihan kepada guru sekolah luar biasa agro industri cisarua lembang
gigi dan mulut. Dilaksanaan setiap 1 bulan sekali yaitu pada hari sabtu
pihak sekolah.
BAB 5
A. KESIMPULAN
sebagai berikut :
1. Jenis Sikat Gigi anak tunagrahita pada usia 8-10 tahun (33.33%) sudah tepat
dan (66.67%) tidak tepat, sedangkan dari usia13-18 tahun (54.55%) sudah
2. Penggunaan pasta gigi anak tunagrahita pada usia 8-10 tahun (66.67%) sudah
tepat dan (33.33%) tidak tepat, sedangkan dari usia 13-18 tahun (45.45%)
3. Cara menyikat gigi anak tunagrahita pada usia 8-10 tahun dan 13-18 tahun
4. Sistematis menyikat gigi anak tunagrahita usia 8-10 tahun dan usia 13-18 tahun
5. Lamanya menyikat gigi anak tunagrahita pada usia 8-10 tahun dan 13-18 tahun
6. Waktu menyikat gigi anak tunagrahita pada usia 8-10 tahun (100%) tidak tepat,
sedangkan dari usia 13-18 tahun (10%) sudah tepat dan (90%) tidak tepat.
B. SARAN
1. Diharapkan tim tenaga kesehatan dari puskesmas dapat memberikan
penyuluhan kepada orang tua tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan
mulut seperti penyuluhan tentang cara menyikat gigi, waktu menyikat gigi, dan
kebersihan gigi dan mulut pada anak tunagrahita dan perlunya evaluasi
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor :
Hk.00.05.42.1018 Tentang Bahan Kosmetik. Diakses 13 Juli 2016
Putri,Megananda.,Herijulianti,Eliza.,Nurjanah,Neneng.2010,Ilmu pengetahuan
penyakit jaringan keras dan jaringan pendukung gigi,Jakarta : EGC
Ramadhan, Gilang, Ardyan, 2010,Serba serbi Kesehatan Gigi dan Mulut, bukune,
Jakarta
Suwelo dalam asokan, 2008 cit Pratiwi,2013, Peningkatan Kemampuan Membaca
Melalui Pendekatan Multisensori Bagi Anak Tunagrahita Ringan Kelas V
SLLB-C Ma’arif Muntilan. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta. diakses
23 februari 2016
Somantri, T. Sutjihati, 2007, Psikologi Anak Luar Biasa, (PT Refika Aditama:
Bandung, 2007), hal 108
Wijaya, Stefani. 2012 Prevalensi Karies Gigi Dan Relasi Gigi Anterior Pada Anak
Sindroma Down Di Kota Makassar. Skripsi Universitas Hassanudin. Tidak
diterbitkan
LAMPIRAN
LEMBAR OBSERVASI
Nama :
Umur :
Sekolah :
Tanggal Pengisian :
Nama :
Umur :
Sekolah :
2X Kurang
SD 1X Tepat
Kurang
Tepat
2x Sehari
SMP 2x
3x
Kurang
Tepat
Kurang
Tepat
SMA 3x
Kurang Tepat
SD Pagi sewaktu mandi Kurang Tepat
Malam sebelum tidur
Tingkat
No Nama Umur Jenis Sikat Gigi Kategori Penggunaan Pasta gigi Kategori
Sekolah
1 BFF 8 Tahun SD Memenuhi syarat sikat gigi Tepat Seluruh permukaan sikat gigi Tidak Tepat
2 CM 13 Tahun SMP Kurang memenuhi syarat sikat gigi Tidak Tepat Sebesar biji jagung Tepat
3 JS 13 Tahun SD Memenuhi syarat sikat gigi Tepat Sebesar biji jagung Tepat
4 MFA 18 Tahun SMP Tidak memenuhi syarat sikat gigi Tidak Tepat Seluruh permukaan sikat gigi Tidak Tepat
5 R 9 Tahun SD Kurang memenuhi syarat sikat gigi Tidak Tepat Sebesar biji jagung Tepat
6 RN 16 Tahun SMP Tidak memenuhi syarat sikat gigi Tidak Tepat Seluruh permukaan sikat gigi Tidak Tepat
7 RMS 17 Tahun SMP Kurang memenuhi syarat sikat gigi Tidak Tepat Sebesar biji jagung Tepat
8 RH 18 Tahun SMA Memenuhi syarat sikat gigi Tepat Seluruh permukaan sikat gigi Tidak Tepat
9 SAG 15 Tahun SMP Tidak memenuhi syarat sikat gigi Tidak Tepat Seluruh permukaan sikat gigi Tidak Tepat
10 SAP 10 Tahun SD Kurang memenuhi syarat sikat gigi Tidak Tepat Sebesar biji jagung Tepat
Tepat
11 AD 14 Tahun SMP Tidak memenuhi syarat sikat gigi Tidak Tepat Sebesar biji jagung
Tepat
12 W 16 Tahun SD Memenuhi syarat sikat gigi Tepat Sebesar biji jagung
Tidak Tepat
13 T 16 Tahun SD Memenuhi syarat sikat gigi Tepat Seluruh permukaan sikat gigi
Tidak Tepat
14 AD 18 Tahun SD Memenuhi syarat sikat gigi Tepat Seluruh permukaan sikat gigi
Sistematis
Cara Menyikat
No Nama Kategori Menyikat Kategori Waktu Kategori Waktu Menyikat Gigi Kategori
Giigi
Gigi
Teknik Tidak Tidak
1 BFF Tidak Tepat Tidak Tepat 2 menit Tepat Pagi sewaktu mandi
Horizontal Sistematis Tepat
Teknik Tidak Pagi setelah sarapan dan
2 CM Tidak Tepat Tidak Tepat 3 menit Tepat Tepat
Horizontal Sistematis malam sebelum tidur
Teknik Tidak Pagi sewaktu mandi dan Tidak
3 JS Tidak Tepat Tidak Tepat 3 menit Tepat
Horizontal Sistematis malam sebelum tidur Tepat
Pagi setelah sarapan, Sore
Teknik Tidak Tidak
4 MFA Tidak Tepat Tidak Tepat 2 menit Tepat setelah makan, dan malam
Horizontal Sistematis Tepat
sebelum tidur
Teknik Tidak Tidak
5 R Tidak Tepat Tidak Tepat 2 menit Tepat Pagi sewaktu mandi
Horizontal Sistematis Tepat
Pagi setelah sarapan, Sore
Teknik Tidak Tidak
6 RN Tidak Tepat Tidak Tepat 2 menit Tepat setelah makan, dan malam
Horizontal Sistematis Tepat
sebelum tidur
Teknik Tidak Siang sewaktu mandi dan Tidak
7 RMS Tidak Tepat Tidak Tepat 3 menit Tepat
Horizontal Sistematis malam sebelum tidur Tepat
Pagi sewaktu mandi, Siang
Teknik Tidak Tidak
8 RH Tidak Tepat Tidak Tepat 3 menit Tepat setelah sarapan, dan
Horizontal Sistematis Tepat
malam sebelum tidur
Pagi setelah sarapan, Sore
Teknik Tidak Tidak
9 SAG Tidak Tepat Tidak Tepat 2 menit Tepat setelah makan, dan malam
Horizontal Sistematis Tepat
sebelum tidur
Teknik Tidak Pagi sewaktu mandi dan Tidak
10 SAP Tidak Tepat Tidak Tepat 2 menit Tepat
Horizontal Sistematis Sore sewaktu mandi Tepat
Teknik Tidak Pagi sebelum sarapn dan Tidak
11 AD Tidak Tepat Tidak Tepat 2 menit Tepat
Horizontal Sistematis Malam sebelum tidur Tepat
Teknik Tidak Pagi sewaktu mandi dan Tidak
12 W Tidak Tepat Tidak Tepat 2 menit Tepat
Horizontal Sistematis Malam sebelum tidur Tepat
Teknik Tidak Pagi sebelum sarapn dan Tidak
13 T Tidak Tepat Tidak Tepat 2 menit Tepat
Horizontal Sistematis Sore Setelah makan Tepat
Teknik Tidak Pagi sewaktu mandi dan Tidak
14 AD Tidak Tepat Tidak Tepat 2 menit Tepat
Horizontal Sistematis malam sebelum tidur Tepat
DOKUMENTASI PENELITIAN