Anda di halaman 1dari 6

ARSITEKTUR BURJ AL ARAB

Assalamu’alaikum wr. wb. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai
Arsitektural Burj Al Arab yang sudah tidak asing lagi. Arsitektur yang terkenal mirip seperti
perahu layar membuat bangunan ini sangat ikonik untuk masyarakat Dubai dan juga dunia. Burj
Al Arab sendiri adalah bangunan yang difungsikan sebagai bangunan hunian atau hotel
berbintang 7 yang sangat mewah dengan fasilitasnya yang sangat amat lengkap. Namun,
bagaimana Arsitektural dari Burj Al Arab? Siapakah arsitek yang berhasil mendesain bangunan
ikonik Dubai ini? Untuk mengetahui selengkapnya, berikut adalah beberapa informasi
mengenai Hotel Burj Al Arab.
Burj Al Arab Burj al-Arab (Bahasa Arab:
‫برج العرب‬, "Menara Arab") adalah sebuah hotel mewah yang terletak di Dubai, Uni Emirat Arab.
Bangunan Burj al-Arab, didesain oleh Tom Wright, dengan ketinggian mencapai 321 meter dan
adalah bangunan tertinggi yang sepenuhnya digunakan sebagai hotel. Bangunan ini berdiri di
sebuah pulau buatan yang berada 280 m lepas pantai di Teluk Persia Burj al-Arab dimiliki oleh
Jumeirah. Hotel ini sering disebut sebagai hotel bintang tujuh. Hal ini dianggap sebuah
hiperbola oleh orang-orang di bidang pariwisata. Hal ini juga dilihat sebagai cara untuk
"mengalahkan" hotel-hotel lain yang menyebut hotelnya bintang enam. Sayangnya, hampir
seluruh sistem peringkat hotel di dunia memiliki batas bintang lima.

Hotel berbentuk seperti layar bergelombang yang menandai sejarah maritime dan kapal
perdagangan masa lampau di Uni Emirat Arab, sama unggulnya dengan menara tinggi seperti
Gedung Chrysler dan gedung pencakar langit di New York. Walaupun dibangun diatas pasir ,
hotel ini ditopang secara aman menggunakan 250 tiang beton sepanjang 148 kaki (45 m) di
bawah permukaan laut untuk memadatkan batuan dasarnya. Jalan lintasan pendek
menggabungkan pulau-pulau ke pulau utama terdekat, menguatkan citra privasi dan
keeksklusifan untuk mempromosikan hotel dan memenuhi permintaan para pengunjungnya.

ARSITEK

Bangunan hotel yang berada di Teluk Arab, Uni Emirat Arab ini bermula dari tangan
arsitek Inggris bernama Tom Wright. Ia diminta untuk merancang sebuah bangunan yang akan
bersinonim dengan tempatnya didirikan. Paris, misalnya, bersinonim dengan Eiffel. Sydney
dengan Opera House. Bagaimana dengan Dubai? Tom Wright pun mengambil pena. Sembari
duduk di teras Hotel Chicago Beach yang berada di dekat lokasi pembangunan Burj Al Arab, ia
mulai mencoret-coret sketsa di atas kertas serbet.

Pada Oktober 1993 ia pun mengajukan konsep awal bangunan dengan model kartu
sederhana. Ia meyakinkan sang klien bahwa model dhow, perahu layar Arab, ini amat tepat
untuk Dubai. Dua ‘sayap’ yang tersebar dalam bentuk V akan menjadi ‘tiang’ besar. Sementara
ruang antaranya ditutup dalam bentuk atrium setinggi 180 meter. Ini akan benar-benar menjadi
ikon pada negara tersebut. Konsep yang ia diajukan arsitek kelahiran 18 September 1957 ini
pun disetujui. Tahun berikutnya, konstruksi pun dimulai. Tom Wright harus tinggal di Dubai
selama proses desain dan pembangunan proyek ini. Hotel ini dibangun di atas pulau buatan
yang berjarak 280 meter dari lepas pantai. Untuk membuat fondasinya aman, kontraktor
bangunan ini memancang 230 tiang beton berukuran 40 meter ke dalam pasir.
TENTANG PROYEK BURJ AL ARAB

Hotel ini terdiri atas 59 lantai dengan


202 kamar. Kamar terluas berukuran 780 meter persegi, sementara yang terkecil 169 meter
persegi. Desain kamar-kamar tersebut berbentuk jukstaposisi timur dan barat. Lima tahun
kemudian, yakni pada 1999, ikon Dubai ini pun terbangun megah. Burj Al Arab menjadi
bangunan tertinggi di dunia dengan fasad membran, yakni bangunan yang permukaannya
didesain dinamis. Ia juga merupakan hotel tertinggi ketiga di dunia. Tom Wright patut
berbangga dengan karyanya yang paling monumental itu. Sebagai Direktur Arsitektur di Atkins
– perusahaan yang menangani desain Burj Al Arab – ia memang arsitek yang sangat
berpengalaman. Lebih dari 30 tahun ia berkarya sebagai arsitek dengan cakupan portofolio
yang luas, mulai dari proyek hotel dan tempat pelesir, bangunan perkantoran dan permukiman,
perencanaan master, mengonsep tema waterpark, dan lain-lain.
Sejak 1999, arsitek kelahiran Croydon
– pinggiran Inggris, ini kembali melanjutkan pekerjaannya di markas besar Atkins di London. Di
sana ia dan timnya kian giat membangun reputasi internasional dalam bidang desain yang tidak
hanya unik, tapi sekaligus praktis dan terjangkau. Portofolionya tersebar di Australia, Asia,
Eropa, juga Amerika. Contoh proyek yang telah ia garap, semisal: Al-Rajhi Tower di Riyadh dan
Lakeside Hotel di Tunisia. Pada Oktober 2013, ia meninggalkan Atknis dengan dua direktur
desain lainnya, yakni Hakim Khennouchi dan Geku Kuruvilla. Mereka bertiga kemudian
membentuk WKK. Sebelum terjun sebagai arsitek profesional pada 1983 dengan bergabung
sebagai Royal Institute of British Architects, Wright belajar di Royal Russell School. Ia kemudian
melanjutkan pendidikan di Kingston Polytechnic School of Architecture. Ternyata, selain Burj Al-
Arab di Dubai, Tom Wright juga menorehkan karya desainnya di Indonesia, yakni South
Quarter dan Regatta Apartments di Jakarta.

FUNGSI LAIN BURJ AL ARAB

1. SEBAGAI IKON KOTA

Kota ini memerlukan simbol untuk mewakilinya, sehingga akhirnya membuat sebuah keputusan
ketika kekayaan minyaknya telah mengubah perekonomian kota ini. Simbol tersebut
adalah Burj al Arab. Sama halnya seperti Paris yang memiliki Menara Eiffel, Sydney yang
memiliki Gedung Opera, Londondengan Big Ben, dan San Franciscodengan Golden Gate

2. SEBAGAI MENARA ANGIN TRADISIONAL


Pendingin udara merupakan cara umum yang diterapkan untuk tetap dapat merasa sejuk
di Dubai, tetapi pada masa lampau, panas dari musim panas yang parah diatasi dengan
menggunakan menara angin tradisional. Hingga beberapa dekade lalu terdapat sebuah
bangunan tertinggi yang dapat di Uni Emirat Arab. Alat pendingin yang efektif dan ramah
lingkungan ini terdiri dari menara tinggi dengan empat sisi depan gedung yang cekung, sehingga
kemanapun angin bertiup, salah satu sisi lengkungan tetap dapat menangkap hembusan angin
sepoi-sepoi. Bagian dasar menaranya terbuka untuk membuat angin sepoi-sepoi ini
memberikan kesejukan bagi orang-orang yang ada di dalamnya.
Perancangan yang memiliki keunikan dan tidak memiliki kesamaan dengan yang lain akan
memberi hasil yang tidak mudah terlupakan. Bangunan ikonik akan bertahan menjadi lambang
kota dan akan tetap bertahan dan telah tercantum dalam sejarah. Sekian penjelasan mengenai
beberapa informasi tentang Burj Al Arab. Semoga penjelasan tersebut memberikan beberapa
ilmu tambahan yang berguna untuk pembaca. Mohon maaf jika ada kesalahan kata dan
kalimat. Wassalamu’alaikum wr. wb.

SUMBER

 https://id.wikipedia.org/wiki/Burj_al-Arab
 http://www.galeriarsitektur.com/a95/hotel-burj-al-arab
 http://media.rooang.com/2014/12/tangan-dingin-tom-wright-untuk-burj-al-arab/

Anda mungkin juga menyukai