Oleh :
Oleh :
Nama Anggota : Mauli Anggia Sari, M Rizki Ferdinan, Diva Wyanet L. K, Fadillah Nurachman,
Dini widya ningsih, Fadhel Fatara
Tanggal :
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
grafik 1 hasil rata-rata parameter di pagi hari grafik 2 hasil rata-rata parameter di sore hari
Indikator dari parameter Iklim Mikro pada ruang terbuka hijau Embung Korpri yaitu :
a. Temperature
Temperatur adalah salah satu parameter penting dalam memahami iklim mikro di
suatu area. Dapat dilihat dari hasil rata-rata (grafik 1.) pada parameter temperatur
di hari pertama pada pagi hari didapatkan rata-rata 25,37 sedangkan parameter
angin di hari kedua pada pagi hari di dapatkan peningkatan rata-rata 26,85 dan
pada hari kedua pada (grafik 2.) didapatkan rata-rata parameter temperatur di pagi
hari 26,66 sedangkan parameter temperatur di hari kedua di sore hari di dapatkan
peningkatan rata-rata 26,95. Dalam konteks ruang terbuka hijau embung korpri
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi temperatur pada area embung korpri
yaitu radiasi matahari Paparan langsung terhadap sinar matahari dapat
meningkatkan suhu di ruang terbuka hijau. Sejumlah pohon atau tanaman tinggi
dapat memberikan naungan dan mengurangi radiasi matahari yang langsung. Pada
vegetasi juga termasuk dalam salah satu faktor yang berpengaruh dikarenakan
Tanaman dapat menyerap panas melalui proses fotosintesis, yang dapat
menurunkan suhu di sekitar mereka melalui penguapan air (evapotranspirasi).
Selain itu, permukaan tanaman yang lebih hijau juga cenderung menyerap lebih
sedikit panas dibandingkan dengan permukaan yang keras seperti beton atau
aspal.
b. Humanidity (Kelembapan)
Kelembaban udara merujuk pada jumlah uap air dalam udara. . Dapat dilihat dari
hasil rata-rata (grafik 1.) pada parameter kelembapan di hari pertama pada pagi
hari didapatkan rata-rata 77,8 sedangkan parameter angin di hari kedua pada pagi
hari di dapatkan peningkatan rata-rata 78,74 dan pada hari kedua pada (grafik 2.)
didapatkan rata-rata parameter kelambapan di pagi hari 77,86 sedangkan
parameter kelembapan di hari kedua di sore hari di dapatkan peningkatan rata-rata
78,85. Penguapan air dari embung dapat meningkatkan kelembaban relatif udara
di sekitarnya, terutama pada hari-hari yang panas dan kering. Kelembaban yang
lebih tinggi dapat memberikan efek pendinginan dan membantu menjaga
kenyamanan termal di sekitar embung.
c. Wind Child (Angin)
Angin pada parameter iklim mikro termasuk kedalam indikator parameter yang
penting. Dapat dilihat dari hasil rata-rata (grafik 1.) pada parameter angin di hari
pertama di pagi hari didapatkan rata-rata 28,94knot sedangkan parameter angin di
hari kedua di pagi hari di dapatkan peningkatan rata-rata 29,54knot dan pada hari
kedua pada (grafik 2.) didapatkan rata-rata parameter di pagi hari 28,98knot
sedangkan parameter angin di hari kedua di sore hari di dapatkan peningkatan
rata-rata 29,47knot. Kecepatan angin mempengaruhi suhu tubuh manusia dan
percepatan proses penguapan. Pemantauan kecepatan angin dapat membantu
menilai kenyamanan termal di dalam ruang terbuka hijau pada embung korpri.
Selain itu, Topografi dan vegetasi di sekitar embung juga dapat mempengaruhi
kecepatan dan arah angin. Hal ini dapat mempengaruhi kenyamanan termal dan
dispersi polutan di sekitar embung.
d. Dew Point (Suhu Udara)
Suhu udara pada parameter iklim mikro merupakan salah satu parameter yang
penting. Dapat dilihat dari hasil rata-rata (grafik 1.) Pada parameter suhu udara di
hari pertama pada pagi hari peroleh 23,860C sedangkan pada hari kedua
didapatkan rata-rata 25,210C. sedangkan pada (grafik 2.) pada sore hari di hari
pertama mendapatkan rata-rata suhu 24,380C dan di hari kedua pada sore hari
didapatkan suhu 25,070C. kondisi suhu ini termasuk dalam indikator suhu yang
nyaman. Air yang berada dalam embung dapat memberikan efek pendinginan,
terutama pada daerah yang terkena sinar matahari langsung. Oleh karena itu, suhu
udara di sekitar embung korpri cenderung lebih rendah daripada daerah
sekitarnya.
e. Barometer (Tekanan Atmosfer)
Tekanan atmosfer pada parameter iklim mikro merupakan salah satu parameter
yang penting.. Dapat dilihat dari hasil rata-rata (grafik 1.) Pada parameter tekanan
atmosfer di hari pertama pada pagi hari peroleh 1004,1 sedangkan pada hari
kedua didapatkan rata-rata 1004,11. sedangkan pada (grafik 2.) pada sore hari di
hari pertama mendapatkan rata-rata suhu 1004,13 dan di hari kedua pada sore hari
didapatkan suhu 1004,17. pengamatan tentang gerakan daun dan cabang pohon
atau vegetasi lainnya dapat memberikan petunjuk tentang kecepatan angin.
Beberapa pohon memiliki karakteristik seperti daun yang bergerak dengan cepat
atau bendera yang berkibar dengan mudah ketika angin berhembus kencang.
f. Altitude (Ketinggian DPL)
Pada indikator parameter ketinggial dpl pada iklim mikro di ruang terbuka hijau
embung korpri dapat mencakup beberapa faktor yaitu pada suhu udara, curah
hujan, kelembapan udara, tekanan udara dan angin. Dapat dilihat dari hasil rata-
rata (grafik 1.) Pada parameter ketinggian dpl di hari pertama pada pagi hari
peroleh 76,81dpl sedangkan pada (grafik 2.) di hari kedua pada pagi hari menjadi
77,75 sedangkan pada sore hari di hari pertama mendapatkan rata-rata 77,27 dan
di hari kedua pada sore hari didapatkan suhu 78. Hal ini terjadi dikarenakan
beberapa faktor yang disebutkan.
4. Pengaruh Kerapatan Pohon dengan Iklim Mikro didalam Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau berpengaruh terhadap kondisi iklim mikro yaitu iklim pada suatu
ruang yang sangat terbatas, tetapi komponen iklim ini penting artinya bagi kehidupan
manusia, tumbuhan dan hewan, karena kondisi udara pada skala mikro akan berkontak
dan berpengaruh langsung dengan makhluk-makhluk hidup tersebut. Pengaruh kerapatan
pohon terhadap iklim mikro dapat bervariasi tergantung pada kondisi geografis, jenis
pohon, dan tata letak ruang terbuka hijau. Kerapatan pohon dapat memiliki pengaruh
signifikan pada iklim mikro di dalam ruang terbuka hijau (Rusdianto, 2019). Berikut ini
adalah beberapa pengaruh utama:
Suhu Udara: Pohon-pohon yang padat dapat memberikan perlindungan dari sinar
matahari langsung dan membentuk zona teduh di bawahnya. Zona teduh ini
membantu mengurangi suhu udara di sekitarnya karena adanya penyerapan sinar
matahari oleh daun-daun pohon dan penguapan air melalui proses transpirasi. Hal
ini dapat menghasilkan lingkungan yang lebih sejuk dan nyaman di sekitar pohon-
pohon yang padat.
Kelembaban Udara: Pohon-pohon yang padat juga dapat mempengaruhi
kelembaban udara di ruang terbuka hijau. Proses transpirasi yang dilakukan oleh
daun-daun pohon menghasilkan uap air, yang dapat meningkatkan kelembaban
relatif di sekitar pohon-pohon tersebut. Kelembaban udara yang lebih tinggi dapat
membantu mengurangi kekeringan dan menciptakan kondisi yang lebih nyaman
bagi manusia dan tanaman.
Kualitas Udara: Pohon-pohon yang padat memiliki kemampuan untuk menyerap
polutan udara seperti karbon dioksida, oksida nitrogen, dan partikel debu. Dengan
adanya pohon-pohon yang padat di ruang terbuka hijau, kualitas udara di
sekitarnya dapat ditingkatkan. Proses fotosintesis yang dilakukan oleh daun-daun
pohon juga menghasilkan oksigen, yang membantu meningkatkan kualitas udara
di sekitarnya.
Angin: Pohon-pohon yang padat juga dapat mempengaruhi pola aliran angin di
dalam ruang terbuka hijau. Pohon-pohon yang tertanam dengan rapat dapat
mengurangi kecepatan angin dan memberikan perlindungan dari hembusan angin
yang kencang. Hal ini dapat menciptakan lingkungan yang lebih tenang dan
nyaman di sekitar pohon-pohon tersebut.
Suara: Pohon-pohon yang padat juga memiliki kemampuan untuk menyerap
suara. Daun-daun pohon dapat menyerap dan memantulkan suara, sehingga
membantu mengurangi tingkat kebisingan di dalam ruang terbuka hijau. Hal ini
dapat menciptakan lingkungan yang lebih tenang dan damai bagi pengunjung.
Berdadarkan hasil responden, 71,4% menyatakan bahwa mereka cukup nyaman berada
disekitar RTH. 19,0% menyebutkan kurang nyaman, dan sisanya 9,5% mengatakan
bahwa sangat nyaman. Setiap ruang terbuka hijau memiliki karakteristik dan tantangan
yang berbeda, dan aspek kenyamanan dapat bervariasi tergantung pada konteks dan
kebutuhan pengguna. Penting bagi pengelola dan perencana untuk mempertimbangkan
aspek-aspek tersebut dalam merancang, mengelola, dan memelihara ruang terbuka hijau
agar pengunjung dapat merasa nyaman dan menikmati pengalaman yang baik di
dalamnya.
5. Apakah suhu disekitar ruang terbuka hijau sudah terasa nyaman?
Berdasarkan hasil responden, 95,2% mengatakan bahwa mereka merasa cukup
nyaman pada suhu di RTH sekitar mereka. 4,8% mengatakan bahwa sangat nyaman.
Ruang terbuka hijau yang ditanami pepohonan membantu dalam penurunan suhu dan
meningkatkan kelembapan sehingga dapat menciptakan kenyamanan.
6. Apakah Kelembapan disekitar ruang terbuka hijau telah memberikan rasa nyaman
bagi anda?
Keberadaan ruang terbuka hijau memberikan pengaruh positif terhadap berbagai kegiatan
yang dilakukan oleh manusia. Secara umum, ruang terbuka hijau telah dikaitkan dengan
berbagai manfaat positif bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia, seperti yang telah
saya jelaskan sebelumnya. Hal ini berlaku untuk individu yang dapat mengakses dan
menggunakan ruang terbuka hijau secara langsung. Berdasarkan responden masyarakat
sebanyak 94, 1% mengatakan bahwa keberadaan RTH memberikan pengaruh positif
terhadap kegiatan, sedangkan sebanyak 5,9% mengatakan tidak memberi kesan positif.
8. Apakah penataan ruang terbuka hijau sudah sesuai dari segi keteduhan menurut
anda?
Berdasarkan respon masyarakat, sekitar 57,1% dudah beranggapan bahwa RTH sudah
sesuai dari segi keteduhan, dan 42,9% mengatakan RTH beom sesuai dari segi
keteduhan. Penataan ruang terbuka hijau yang baik harus mempertimbangkan aspek
keteduhan atau perlindungan dari paparan langsung sinar matahari. Keteduhan yang
memadai penting untuk kenyamanan pengguna ruang terbuka hijau serta menjaga
kelestarian tanaman dan ekosistem di dalamnya. Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam penataan ruang terbuka hijau terkait keteduhan seperti, Penyedia
pohon peneduh, penempatan sturktur bangunan, Perencanaan lanskap dsb.
9. Menurut anda seberapa penting keberadaan ruang tebruka hijau di Kota Bandar
Lampung?
B. Preferensi Pengunjung
Preferensi pengunjung mengacu pada kecenderungan atau pilihan individu terhadap aspek-
aspek tertentu dalam RTH. Preferensi pengunjung dapat berkaitan dengan berbagai faktor seperti
jenis vegetasi, tata letak, desain, fasilitas, kegiatan yang tersedia, keberadaan area bermain anak-
anak, keberadaan area piknik, dan sebagainya. Preferensi dapat berbeda antara individu yang
satu dengan yang lain, tergantung pada preferensi pribadi, kebutuhan, minat, atau pengalaman
sebelumnya.
1. Apakah elemen ruang terbuka hijau yang perlu ditambahkan?
Berdasarkan responden masyarakat terhadap elemen ruang terbuka hijau yang
perlu ditambahkan yaitu sebanyak 61,9% masyarakat menjawab pohon merupakan
elemen ruang terbuka hijau yang sangat perlu ditambahkan kemudian ada 19,0% fasilitas
lainnya dan 14,3% merupakan tempat berteduh dan 4,8% mengatakan bahwa tempat
sampah juga perlu ditambahkan. Dalam konteks fasilitas lainnya terdapat beberapa yang
perlu ditambahkan dalam ruang terbuka hijau untuk meningkatkan kualitas dan
kenyamanan pengalaman pengunjung seperti area rekreasi dan olahraga area bermain
anak sistem drainase yang baik informasi dan papan penunjuk serta peta perencanaan rth
harus mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi pengunjung serta konteks lingkungan
setempat selain itu melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pengembangan
rth juga penting untuk memastikan bahwa elemen yang ditambahkan mencerminkan
kebutuhan dan aspirasi mereka.
2. Penataan ruang terbuka hijau yang anda harapakan?