Oleh:
NIM : 185040200111058
Kelompok : O5
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2019
Soal Teoritis :
1. Bagaimana pemupukan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman?
Jelaskan!
2. Mengapa aplikasi pupuk SP-36 dilakukan pada saat pengolahan tanah?
Jelaskan!
3. Cari merk dagang pupuk nitrogen, fosfor dan kalium yang ada di pasaran
minimal 2 serta jelaskan kandungan masing-masing merk dagang!
4. Mengapa pemupukan harus tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara,
dan tepat sasaran? Jelaskan!
5. Apa hubungan tujuan dari mempelajari perhitungan pupuk dari segi ekonomi,
waktu dan tenaga sebagai salah satu faktor yang menentukan aplikasi pupuk
di lahan?
6. Mengapa pemupukan SP-36 dalam kegiatan praktikum dasar budidaya
tanaman diberikan saat awal tanam? Jelaskan! serta Sebutkan jenis-jenis
pupuk yang diaplikasikan di lahan pada saat pratikum dan jelaskan
kandungan unsur pada masing-masing pupuk tersebut!
7. Bagaimana pengaruh pupuk organik terhadap sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah? Jelaskan!
8. Mengapa pada saat aplikasi pupuk tidak dianjurkan pada saat siang hari dan
pada saat hujan? Serta mengapa cara pengaplikasian pupuk secara
penugalan penugalan? Jelaskan!
9. Jelaskan ciri-ciri tanaman kekurangan unsur hara N,P dan K!
10. Cari dan jelaskan tentang pemupukan pada suatu komoditas tertentu secara
spesifik mencangkup jenis pupuk, dosis pupuk, waktu pemupukan, cara
pemupukan, peran-peran pupuk. Menjelaskan 1 tanaman pangan, 1 tanaman
hortikulttura, 1 tanaman perkebunan, dan 1 tanaman ornamental.(ketentuan:
tanaman pangan= absen 1-9, tanaman hortikultura= absen 10-18, tanaman
perkebunan= 19-27, tanaman ornamental= 28-absen terakhir)
Jawaban:
6. Karena sifat dari pupuk SP-36 itu slow release yang artinya pupuk
ini sangat lambat dalam melepaskan unsur hara yang tekandung di
dalamnya, sehingga pupuk ini tidak dapat langsung dimanfaatkan oleh
tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Marsono (2002) bahwa
pupuk SP-36 merupakan salah satu pupuk yang tergolong slow release
dimana SP-36 akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit
demi sedikit dan hal tersebut terjadi karena unsur hara yang terkandung
dilindungi secara kimiawi dan mekanis, oleh karena itu pada saat awal
tanam diberikan pupuk SP-36 karena pupuk tersebut dijadikan sebagai
pupuk dasar. Pupuk yang diaplikasikan di lahan ialah pupuk kandang,
SP-36 dengan kadar P 36%, pupuk ZA dengan kadar N 21%, S 24%,
pupuk NPK dengan kadar N 15%, Fosfat 15%, Kalium 15%, S 15%,
pupuk Urea dengan kandang N 46%.
Ditjen PSP. 2016. Buku Pupuk Terdaftar. Direktorat Pupuk dan Pestisida.
Jakarta.
Nath, T.N. 2013. The macronutrients status of long term tea cultivated soils in
Dibugrah and Sivasgar Districts of Assam, India International Journal of
Scientific Research. 2(5):273-275.
Raharjo, M. dan E.R. Pribadi. 2010. Pengaruh pupuk urea, SP-36, dan KCl
terhadap pertumbuhan dan produksi temulawak (Curcuma xanthorhiza,
Roxb.). Jurnal Penelitian Tanaman Industri (Industrial Crops Research
Journal). 3(2):98-105.
Rahmianna, Agustina Asri, Herdina Pratiwi, dan Didik Harnowo. 2015. Budidaya
Kacang Tanah. Monograf Balitkabi No. 13. Balai Penelitian Tanaman
Aneka Kacang dan Umbi. Malang. Jawa Timur.
Pak Adit adalah seorang petani sukses di daerah Malang Selatan. Beliau
merupakan lulusan Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya dan memulai
usaha taninya sejak tahun 2007. Ia memiliki lahan seluas 2,5 ha yang ditanami
dengan berbagai jenis tutupan lahan. Pada lahan 1 yang berada di tempat yang
lebih tinggi dibandingkan lahan lainnya ditanami tanaman kubis. Lahan tersebut
memiliki luas lahan sebesar 0,7 ha dan ditanami kubis dengan jarak tanam 50 cm
x 60 cm. Untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam lahan tersebut,
maka pak Adit memberikan pupuk kandang dengan dosis 10 kg ha-1 . Pak Adit
harus memikirkan jumlah bibit kubis dan pupuk kandang yang harus dibeli agar
sesuai dengan kebutuhan di lahan.
Sisa lahan pak Adit sekitar 1,25 ha berada jauh dari rumah, sehingga
beliau memperkejakan pak Joko dalam mengelola lahan tersebut. Lahan 3
memiliki luasan sebesar 6000 m2 yang ditanami dengan ubi jalar varietas Antin-
3. Agar meningkatkan produksi umbi, pak Joko melakukan pemulsaan dengan
MPHP di guludan ubi jalar tersebut. Jumlah guludan yang dibuat sebanyak 360
buah dengan ukuran guludan sebesar 5,5 m x 0,5 m. Beliau harus
menghitungkan kebutuhan mulsa agar sisanya tidak banyak. Pada lahan 4 yang
berada disebalah kiri lahan 3, disewa oleh mahasiswi Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya yang digunakan sebagai lahan percobaan. Lahan tersebut
memiliki luasan 1200 m2 yang akan ditanami cabai. Tanaman cabai memerlukan
dosis N sebesar 120 kg ha-1 , P2O5 sebesar 80 kg ha-1 dan unsur K2O sebesar
120 kg ha-1 . Mahasiswi tersebut perlu menghitung kebutuhan pupuk yang harus
dibelinya apabila menggunakan pupuk Urea (46% N), pupuk TSP (46% P2O5)
dan pupuk KCl (60% K2O).
Sisa lahan yang dikelola oleh pak Joko akan digunakan untuk menanam
strawberi dalam sebuah polibag dengan ukuran 35 cm x 35 cm. Tanaman
strawberi biasanya dipupuk menggunakan pupuk NPK Mutiara (16-16-16)
dengan dosis 600 kg ha-1 . Apabila tanah yang digunakan untuk menanam
strawberi tersebut memiliki berat isi sebesar 1100 kg/m3 dengan volume tanah
dalam polibag sebesar 5 kg dan lapisan olahnya setinggi 20 cm. Pak Joko perlu
menghitung kebutuhan tiap polibag agar kebutuhan unsur hara tanaman
strawberi dapat terpenuhi. Berdasarkan cerita petani diatas, kita bisa belajar cara
menghitung jumlah populasi, kebutuhan pupuk yang harus diaplikasikan dan
kebutuhan mulsa. Dengan perhitungan pupuk yang sesuai kebutuhan tanaman,
maka dapat menurunkan degradasi lahan dan meningkatkan keuntungan petani.
Petani sebagai manajer terhadap lahan yang digarapnya.