Anda di halaman 1dari 22

Bawang Merah

Ternyata, kebutuhan NPK pada bawang merah itu sedikit berbeda


dengan dosis pupuk untuk cabe, tomat, dan keluarganya. Pola
serapan unsur haranya sedikit berbeda.
Ini masih wajar saja karena perkembangan dan produksi tanaman
yang berbeda. Bawang merah, umbi sedangkan cabe, tomat dan
terong produksinya berupa buah.

Akan tetapi, untuk cabe dan keluarganya, secara langsung bisa


meningkatkan hasil produksinya. Semakin tinggi dosisnya,
peningkatan produksi makin tinggi. Sebandinglah antara jumlah
penambahan NPK dengan penambahan hasil.

Berbeda halnya dengan bawang merah. Penambahan dosis NPK


secara anorganik pada bawang merah tidak menunjukkan
peningkatan hasil yang signifikan.

Gambar ini adalah grafik serapan unsur – unsur hara dari bawang
merah. Grafik ini cukup terkenal dan dijadikan banyak rujukan oleh
para akademisi.

Gambar di atas menunjukkan serapan unsur hara dari awal


penanaman sampai panen. Gafik ini menunjukkan jumlah kumulatif,
dari unsur hara yang dibutuhkan oleh bawang merah.
Kita lihat grafiknya terlebih dahulu. Sumbu Y (yang berdiri),
menunjukkan jumlah serapan hara dalam lb/acre. Kita bisa
mengubahnya menjadi kg/hektar dengan mengalikannnya dengan
1,12.

1 lb/acre = 1,12 kg/hektar.

Sedangkan sumbu mendatar (bagian bawah) menunjukkan hari


setelah tanam.

Kita bisa lihat, bahwa semua unsur hara, baik makro maupun mikro
kebutuhannya semakin meningkat semakin tua usia bawang merah.

Kebutuhan unsur makro akan meningkat tajam setelah 60 hari


penananam. Dengan unsur makro yang dibutuhkan paling banyak
adalah Nitrogen, Kalium dan kalsium.

Kalau dari grafik di atas, jumlah nitrogen untuk bawang merah sampai
di angka sekitar 130 lb/acre atau 145 kg/hektar.

Misalnya kita pakai NPK 15-15-15 kemasan 50 kg, maka kita


butuh pupuk NPK tersebut sebanyak kurang lebih 20 karung (1 ton)
per hektar untuk memenuhi kebutuhan N nya.
Angka tersebut kita peroleh dari Nitrogen NPK yang jumlahnya 15%.
Dari berat pupuk NPK 50 kg, maka N nya adalah 15% x 50 kg = 0,15
x 50 = 7,5 kg.

Kemudian kebutuhan total 145 kg kita bagi dengan 7,5 kg. Akhirnya
kita dapat jumlah karungan NPK 19 koma sekian.

Jumlah N dan K yang dibutuhkan oleh bawang hampir sama. Artinya


dengan hitungan di atas, otomatis kebutuhan K sudah terpenuhi. Tapi,
kita boros di P. Karena jumlah P akan berlebihan.

Jangan lupa untuk tidak mengabaikan kalsium untuk bawang merah.


Karena kebutuhannya sangat banyak hampir sebanyak N dan K.
Pemupukan pada bawang merah ini perlu direncanakan supaya
pemupukan menjadi efektif dan tidak boros di salah satu unsur.

Dosis pupuk NPK untuk bawang merah


Di bawah ini ada beberapa dosis NPK yang nanti bisa kita pakai untuk
memupuk bawang merah. Karena kebutuhan tidak hanya NPK, maka
kita lengkapi saja dengan pupuk yang lain juga.

Contoh dosis NPK bawang 1


Yang paling dasar adalah dengan melihat pengaruh dosis NPK dari
tinggi sampai rendah terhadap hasil yang diharapkan.

Dari sebuah penelitian yang pernah dilakukan di Pakistan [1], kita bisa
mendapatkan gambaran yang cukup bagus bagaimana NPK ini bisa
mempengaruhi hasil bawang.

Hal itu karena jumlah NPK yang di pakai divariasi seperti pada tabel di
bawah ini.

No. N (kg/hektar) P2O5 kg/hektar K2O kg/hektar


1 0 0 0
2 60 30 30
3 90 50 30
4 120 50 50
5 150 100 50
6 180 100 100
Dosis NPK di atas diberikan separoh sebagai pupuk dasar dan
setengahnya lagi pada 30 hst setelah tanam.

Hasil dari dosis npk di atas adalah semakin tinggi dosis NPK, maka
pertumbuhan dan hasil bawang semakin besar.

Tapi ketika dosis mulai nomer 4 – 6, perbedaan terlihat mulai tidak


terlalu signifikan.
Dosis NPK di atas tidak berati harus menggunakan pupuk NPK. Kalau
dipaksakan pakai NPK, maka tidak ada konsentrasi pabrikan yang
pas dengan dosis di atas.

Oleh karena itu, kita bisa menggunakan pupuk tunggal sebagai


pengganti untuk masing – masing N, P dan K.

Pengganti N bisa menggunakan Urea. Pupuk urea adalah pupuk


tunggal sebagai sumber N saja. N nya tersedia dalam bentuk
amonium setelah urea terhidrolisis oleh air tanah.

Selain itu pupuk urea juga tersedia dalam harga subsidi sehingga
menjadi alternatif yang lebih murah.

Kandungan N pada urea adalah 46%. Jadi, misalnya kita mau pakai
dosis N 120 kg/hektar, kita butuh pupuk urea sebanyak 5 – 6 karung
kemasan 50 kg.

Sebagai sumber P, kita bisa memakai pupuk SP-36. Pupuk ini juga
ada yang bersumsidi dengan kandungan P sebanyak 36%, dan S 5%.

Untuk kebutuhan P sebanyak 50 kg/hektar, maka kita butuh SP-36


sebanyak 3 – 4 karung SP-36 kemasan 50 kg.

Sedangkan untuk K, pilihan yang lebih murah adalah KCL.


Kandungan K pada pupuk KCL adalah sebanyak 36%.

Dengan cara yang sama, untuk kebutuhan K sebanyak 50 kg, kita


butuh KCL sebanyak 1 – 2 karung kemasan 50 kg.

Jadi kita bisa membuat pupuk NPK sendiri dengan menggunakan


pupuk Urea, SP-36 dan KCL.

Contoh dosis npk bawang 2


Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, bahwa bawang
merah tidak hanya memerlukan NPK saja. Akan tetapi membutuhkan
juga unsur lain seperti sulfur, kalsium dan magnesium. Selain itu,
bahan organik juga sangat penting.

Oleh sebab itu, daripada hanya fokus pada dosis pupuk NPK pada
bawang merah saja, alangkah baiknya kalau kita melihat dosis
pemupukan untuk semua jenis pupuk yang dibutuhkan.

Dosis NPK Bawang 1


Jenis pupuk Jumlah (kg/ha)
Urea 150
ZA 250
SP-36 150
KCL 150
P. kandang 20 ton/ha
Pupuk kandang diberikan secara penuh pada saat pemberian pupuk
dasar.

Aplikasinya pupuk di atas adalah sebagai berikut:

Pupuk dasar diberikan sebanyak 30% dari masing – masing pupuk di


atas. Jadi, Urea 45 kg/ha, ZA 75 kg/ha, SP 36 45 kg/ha, dan KCL 45
kg. Waktunya minimal satu minggu sebelum tanam.[2]

Pupuk susulan pertama diberikan 2 minggu setelah tanam. Yaitu


sekitar 14 hari. Jumlahnya adalah 40% dari masing – masing jenis
pupuk yang digunakan. Dengan cara yang sama bisa kita hitung
seperti perhitungan pada pupuk dasar di atas.

Pupuk susulan ke-2 diberikan pada 5 minggu setelah tanam.


Jumlahnya adalah 30% dari dosis pupuk.

Dosis NPK Bawang 2


Jenis pupuk Jumlah (kg/ha)
Urea 100
ZA 150
SP-36 400
KCL 300
P. kandang 20 ton/ha
NPK 15-
200
15-15
NPK 16-
100
16-16
Aplikasi pupuk pada tabel di atas sama dengan yang sebelumnya.

Dosis NPK Bawang 3


Jenis
Jumlah (kg/ha)
pupuk
Urea 197
ZA 400
SP-36 311
KCL 224
P.
20 ton/ha
kandang
Aplikasi pupuk pada tabel di atas sama dengan yang sebelumnya
yaitu pupuk dasar 30%, susulan 1 40% dan susulan ke 2 sebanyak
30%.

Ke-tiga dosis pupuk NPK untuk bawang merah di atas pernah diriset.
Hasilnya antara 19,4 – 23,45 ton/hektar.

Tapi anehnya, hasil tertinggi tidak diperoleh dari dosis yang paling
tinggi. Yaitu malah dosis NPK 1 yang ditanam pada lahan berpasir.

Meskipun ketika sudah dilakukan analisa terhadap kandungan kalium


pada tanah dan bawang merah yang sudah dipanen.

Semakin tinggi kalium yang diberikan, sisa kalium yang ada pada
lahan lebih tinggi. Begitu juga kandungan kalium yang terdapat pada
tanaman dan umbi bawang merahnya.
Artinya ada faktor lain yang mempengaruhi hasil bawang merah selain
jumlah unsur hara yang diberikan.

Yang sudah ditemukan dari beberapa dosis di atas adalah dosis


optimal untuk KCL pada bawang merah adalah 150 kg/hektar. Kalau
KCL dinaikkan, belum tentu hasilnya juga naik.

Kalau menurut saya seperti ini. Karena pupuk kalium yang digunakan


adalah KCL.
Jika KCL semakin banyak, maka klor (cl) juga akan semakin tinggi
kandungannya pada lahan.

Bawang merah termasuk dalam tanaman yang sensitif terhadap klor.


Jika jumlahnya banyak dan mendekati ambang batas, kemungkinan
akan berpengaruh terhadap hasilnya.

Faktor lain yang mungkin akan berpengaruh adalah antara unsur hara
organik dan anorganik. Mari kita bahas.

Kunci peningkatan produksi bawang merah dengan


organik
Meskipun belum banyak bukti, tapi saya yakin jika kita bisa
menyediakan unsur hara organik dengan jumlah yang sama seperti
anorganik, hasil pertanian bisa lebih bagus.

Ini adalah contoh terong yang saya tanam secara organik (kompos +
tanah) dengan terong hidroponik.
 
Ukuran daunnya jauh sekali berbeda.

Memang kita tidak bisa memungkiri, bahwa unsur hara dalam pupuk
organik sangat rendah. Secara perhitungan untuk mendapatkan unsur
hara yang sebanding dengan anorganik, kita setidaknya butuh
dosis pupuk kandang minimal 10 kali lipat dari dosis anorganik.
Dan perkembangan tanaman pada fase vegetatif jauh lebih unggul
dengan memakai pupuk organik. Tapi untuk fase generatif, ini yang
menjadi kelemahannya.

Karena pupuk organik kandungan P dan K nya sangat kecil. Dan


cukup sulit untuk mendapatkan sumber P dan sumber kalium
organik dalam jumlah yang sangat besar.
Sehingga dengan demikian, hasil akhir dari penggunaan pupuk
organik terlihat masih kalah jauh dengan anoganik.

Selain gambar terong saya di atas, kita juga akan melihat beberapa
hasil riset antara organik vs anorganik untuk bawang merah.

Meskipun risetnya hanya skala lab saja, saya berharap ini bisa
memberikan informasi yang bermanfaat.

Kenaikan anorganik insignifikan


Sebagai awal dari bagian ini, kita lihat data berikut ini.

Berat umbi segar bawang merah (gram/tanaman)[3]


Pupuk Kandang Urea:TSP:KCl (kg/ha)
Sapi (ton/ha) 00:00:00 125:50:50 250 :100 :100
10 14,84 14,87 16,32
20 16,09 17,49 19,56
30 17,73 19,93 23,3
Apa yang bisa kita lihat pada data di atas?

Saya akan melihatnya dengan cara saya. Boleh setuju dan boleh
tidak. Bebas.

Dengan meningkatkan dosis pupuk anorganik, kenaikan bobot umbi


bawang tidak terlalu memuaskan. Memang naik, tapi kita harus
menghitung juga biaya kenaikan yang dikeluarkan untuk dosis yang
dua kali lipat itu.

Contohnya adalah pada dosis pupuk kandang sapi 10 ton/ha. Bahkan


hasilnya sama saja antara yang hanya pupuk kandang dengan
125:50:50. Baru naik cukup signifikan setelah dosinya di naikkan
menjadi 250:100:100.

Apakah ketika dosis dari anorganik dinaikkan 3 atau 4 kali lipat


hasilnya akan naik terus?

Belum tentu. Kita kembali pada bagian sebelum ini bahwa dosis
optimal KCL adalah 150 kg/hektar. Lebih dari itu, menurut penelitian
hasilnya tidak begitu berbeda, bahkan ada yang turun.

Mungkin ceritanya akan lain kalau K nya mengunakan pupuk premium


seperti MKP, Kalium Nitrat atau Kalium sulfat. Tapi siapa petani
bawang yang mau menggunakan pupuk mahal tersebut?

Saya buatkan tabel baru saja dengan nilai kenaikan bobotnya.

 
Berat umbi segar bawang merah (gram/tanaman)[3]
Pupuk Kandang Urea:TSP:KCl (kg/ha)
Sapi (ton/ha) 00:00:00 125:50:50 250 :100 :100
10 14,84 +0,03 14,87 +1,45 16,32
20 16,09 +1,4 17,49 +2,07 19,56
30 17,73 +2,2 19,93 +3,37 23,3
 

Berat umbi segar bawang merah (gram/tanaman)[3]


Pupuk Kandang Urea:TSP:KCl (kg/ha)
Sapi (ton/ha) 00:00:00 125:50:50 250 :100 :100
14,84 14,87 16,32
10
+1,25 +2,62 +3,24
16,09 17,49 19,56
20
+1,64 +2,44 +3,74
30 17,73 19,93 23,3
Anorganik subsidi vs organik
Kita lihat data yang lain. Masih dalam pembahasan organik vs
anorganik.

Rata – rata diameter & berat segar umbi bawang merah [4]
Pupuk Diameter (cm) Berat segar (gram/m2)
Kandang ayam 2,58 1,73
Kandang kambing 2,5 1,5
Kandang sapi 2,24 1,17
Kandang ayam + KCL 2,32 1,53
Kandang kambing +
2,15 1,18
KCL
Kandang sapi + KCL 2,3 1,04
Urea, Sp36 & KCL 2,18 1,23
Nilai tertinggi diperoleh pupuk kandang ayam. Bahkan pupuk Urea,
SP36 dan KCL nilai diameter bawang dan berat segarnya terpaut
cukup jauh.
Tapi kenapa ketika pupuk organik (ayam, kambing dan sapi) di
tambah KCL hasilnya juga tidak lebih baik? Harusnya lebih baik dong,
karena ada tambahan unsur K nya.

Penjelasannya seperti pada gambar di bawah ini.

Tapi apa iya?

Ok, katakanlah kebutuhan hara bawang sudah cukup dari pupuk


kandang ayam. Maka patokan maksimal diameter dan berat segar
bawang adalah dari hasil kandang ayam.

Sekarang kita lihat kandang kambing dan sapi. Nilainya di bawah


kandang ayam.

Selain itu, meskipun kandang sapi dan kandang kambing ditambah


KCL, nilainya juga tidak berbeda jauh dari pupuk kandang sapi dan
kandang kambing saja.

Seharusnya, jika memang hara dari pupuk kandang sapi dan kambing
dibawah kandang ayam, penambahan Kcl harusnya bisa
mendongkrak pertumbuhan bawang dong, supaya bisa ngejar nilai
dari kandang ayam.

Hasil dari data ini bisa membuat kita lebih yakin bahwa dengan pupuk
organik saja, hasil bawang merah tidak kalah dengan pupuk
anorganik.
Kuncinya ada pada penyetaraan unsur hara dari pupuk organik yang
digunakan. Pada penelitian ini, nilai N dari kandang ayam, kambing
dan sapi disetarakan dengan kebutuhan N sebanyak 200 kg/hektar.

Untuk menghitungnya kita bisa melihat data kandungan unsur hara


dari masing – masing pupuk kandang ayam, pupuk kandang
kambing dan sapi.
Unsur hara dari kandang ayam, angkanya terdapat berbagai variasi.
Namun selisih angkanya tidak banyak. Salah satunya adalah seperti
pada gambar di bawah ini.

Katakanlah kandungan nitrogen dari pupuk kandang ayam 1%.

Untuk mendapatkan 200 kg Nitrogen dari pupuk kandang ayam, kita


membutuhkannya sebanyak 20000 kg (20 ton) pupuk kotoran ayam.
Ini dalam kondisi lembab, karena kadar air masih 55%.

Nah, dari 20 ton tersebut, Nilai P dan K nya masing – masing adalah
160 kg dan 80 kg.

Cara yang sama bisa kita pakai untuk menghitung NPK dari pupuk
kotoran kambing dan sapi.

Seperti itu kira – kira, dosis pupuk NPK untuk bawang merah, baik
yang organik maupun anorganik
Secara langsung, kita bisa menggunakan air kelapa sebagai pupuk
organik cair. Misalnya kita membeli kelapa dari pasar, karena kita
butuh kelapanya, maka daripada dibuang air kelapanya bisa kita
siramkan ke tanaman.

Tidak akan ada efek negatif dengan hal itu. Malah sebaliknya, kita
bisa memperoleh 2 manfaat utama dari penyiraman air kelapa ini
untuk tanaman.

Pertama adalah air kelapa sebagai sumber hara bagi tanaman. Dan
kedua, air kelapa sebagai sumber ZPT yang mungkin saja masih
berguna untuk tanaman yang sedang tumbuh.

Akan tetapi jika di sekitar kita banyak air kelapa yang dibuang –
buang, kita bisa mengambilnya dan menyimpannya.

Ini kemudian yang membutuhkan sedikit treatment atau perlakuan.


Karena air kelapa mengandung gula, jika disimpan begitu saja, kita
tahu apa yang akan terjadi.

Lingkungan sekitar tempat menyimpan air kelapa yang tidak terkontrol


akan membuat bakteri sembarang jenis yang berkembang.
Air kelapa akan menjadi basi, dan busuk oleh aktivitas bakteri aerob
yang tidak diinginkan.

Nanti akan kita bahas lebih jauh mengenai hal tersebut.

Apakah pupuk organik dari air kelapa itu bagus?


Point Penting

 Apakah pupuk organik dari air kelapa itu bagus?


 Kandungan hara dan ZPT air kelapa
 Cara membuat pupuk organik cair air kelapa
 Referensi
Jika kita melihat bagus tidaknya pupuk organik dari jumlah unsur
haranya, maka air kelapa ini bisa dikatakan biasa – biasa saja.

Jumlah unsur haranya unda – undi (sebanding) dengan bahan organik


lainnya. Masing – masing ada plus minusnya lah.

Tergantung seberapa mudah dan seberapa banyak, kita bisa


mendapatkan sumber air kelapa ini.

Kelebihan pupuk organik dari air kelapa ini ada dua, seperti yang
sudah saya singgung tadi.

1. Pupuk organik yang kandungan kaliumnya lebih tinggi.


2. Mengandung ZPT hormon auksin dan sitokinin.
Tidak banyak bahan pupuk organik yang kandungan kaliumnya lebih
tinggi. Biasanya yang tertinggi adalah kandungan Nitrogennya.
Tapi untuk air kelapa sedikit berbeda. Sepertinya kelapa ini bisa
menjadi sumber kalium organik yang sangat potensial.
Misalnya saja sabut kelapa. Sabut ini sangat bagus sebagai sumber
kalium organik, karena kandungan kaliumnya yang tinggi.
Begitu juga dengan air kelapa. Mungkin bahan lain yang berasal dari
pohon kelapa ini juga sama. Bisa dijadikan sebagai sumber kalium
organik yang potensial. Tapi, saya belum menemukan risetnya.

Selain kalium, air kelapa juga mengandung beberapa zat pengatur


tumbuh (ZPT). Misalnya hormon auksin dan sitokinin.[1]

Kedua hormon tersebut digunakan untuk mendukung pembelahan sel


sehingga membantu pembentukan tunas dan pemanjangan batang.

Hormon auksin akan membantu sel tanaman untuk membelah secara


cepat dan berkembang menjadi tunas dan batang

Kandungan hara dan ZPT air kelapa


Sayangnya, keutamaan yang terdapa pada air kelapa bisa diperoleh
secara maksimal ketika air kelapa diambil dari kelapa muda.
Ketika kelapa sudah tua, kualitasnya semakin berkurang.
Berkurangnya kualitas air kelapa ini terjadi pada jumlah ZPT dan
beberapa unsur hara penting lainnya.

Dan, menurut saya, mengetahui kualitas air kelapa tua ini lebih
penting daripada air kelapa muda.

Karena nanti di lapangan, akan lebih mudah mendapatkan air kelapa


tua ketimbang air kelapa muda.

Air kelapa muda memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Manusia
lebih banyak yang membutuhkannya daripada tumbuhan. Oleh karena
itu, meskipun kandungannya sebagai pupuk organik bagus,
persaingan untuk mendapatkannya lebih tinggi.

Kalau tujuan penggunaan air kelapa sebagai sumber ZPT, masih


mungkinlah kalau harus mencari kelapa muda. Karena ZPT buatan
juga mahal.

Jadi, sama – sama berharganya antara air kelapa sebagai ZPT dan
kebutuhan manusia.
Hal ini karena ZPT dari air kelapa muda lumayan tinggi. Dari sumber
ilmiah, berikut adalah data ZPT yang terkandung dalam air kelapa
muda.

Kandungan ZPT air kelapa muda[2]


0,46 ppm GA3
Giberelin 0,255 ppm GA5
0,053 ppm GA7
0,441 ppm Kinetin
Sitokinin
0,247 ppm zeatin
Auksin 0,237 ppm IAA
Biar lebih mudah untuk membandingkan dengan ZPT buatan, satuan
ppm itu menunjukkan jumlah zpt dalam mg/liter.

Misalnya auksin yang jumlahnya 0,237 ppm. Artinya terdapat hormon


auksin pada air kelapa muda sebanyak 0,237 mg/liter air kelapa.

Untuk mendapatkan auksin sebanyak 1 mg, kita butuh air kelapa


muda sebanyak 5 liter. Dan, untuk 1 gram auksin, kita butuh 5.000
liter air kelapa. (Hi…hi…hi…).

Sekarang kita lihat untuk kandungan unsur hara pada air kelapa
muda.

Unsur hara pada air kelapa muda[3]


Nitrogen – Nitrat 430 ppm
Kalium (K) 141,1 ppm
Fosfor (P) 131,7 ppm
Kalsium (Ca) 246,7 ppm
Magnesium (Mg) 91,1 ppm
Besi (fe) 2,5 ppm
Seng (Zn) 10,5 ppm
Natrium (Na) 210,7 ppm
Angka jumlah unsur hara dalam air kelapa muda terlihat tinggi, tapi
karena satuannya ppm, maka angka itu sebenarnya sangat kecil
sekali.

Sebagai pupuk organik cair, kelemahan dari air kelapa ini adalah
kandungan natriumnya. Natrium tidak dibutuhkan oleh tanaman.

Dalam jumlah yang banyak, natrium ini bisa menyebabkan toksisitas


dan mengurangi penyerapan unsur seperti K, Ca dan Mg.

Sehingga, dalam jangka panjang tanaman akan mengalami defisiensi


unsur K dan Ca. Terlebih lagi untuk jenis tanaman yang sensitif
terhadap Natrium.

Seharusnya, jumlah Na tidak melebihi 50 – 70 ppm.

Jika kita bandingkan dengan bahan organik cair lain, maka jumlah
unsur hara pada air kelapa masih jauh sekali.

Maka kita bisa menyatakan satuan ppm ke dalam % seperti tabel


berikut ini.

Perbandingan unsur hara air kelapa muda dan bahan organik cair lain
Unsur hara Air kelapa muda Urin kelinci Urin manusia
N 0,043% 4% 15 – 29 %
P 0,01317% 2,8% 2,5 – 5 %
K 0,01411% 1,2% 3 – 4,5 %
Bisa terlihat sangat jauh sekali nilainya jika kita bandingkan dengan
urin kelinci, urin kita sendiri. Sama halnya, kalau kita bandingkan
dengan urin kambing atau urin sapi.

Ini masih dari air kelapa muda, belum air kelapa tua.

Kandungan hara dari air kelapa tua yang pernah diteliti oleh anak ITS
adalah sebagai berikut:

Kandungan unsur hara air kelapa tua[4]


N 0,04%
P 0,01%
K 0,015%
C-Organik 1,19

Cara membuat pupuk organik cair air kelapa


Secara langsung kita bisa menyiraman air kelapa kepada tanaman.
Jumlahnya bisa antara 100 – 250 ml/tanaman.

Untuk frekuensi penyiraman, bisa dilakukan sebanyak 2 kali dalam


seminggu.

Dari beberapa sumber ilmiah, penggunaan air kelapa untuk menyiram


tanaman memang memberikan pertumbuhan yang lebih baik.

Tapi karena jumlah unsur hara yang terdapat pada air kelapa tidak
terlalu tinggi, jadi perbedaannya tidak banyak.

Kalau pendapat saya sendiri sebaiknya memang tidak terlalu sering


melakukan penyiraman air kelapa pada media tanam. Karena dalam
jangka panjang, akumulasi (penumpukan) natrium (Na) akan
berakibat kurang bagus terhadap pertumbuhan tanaman.
Tapi kalau sebagai pupuk daun, saya kira masih OK lah. Karena
penumpukan natrium tidak akan mengganggu akar dalam menyerap
unsur hara lainnya.

Untuk membuat pupuk organik dari air kelapa dengan jumlah yang
lebih banyak, perlu adanya penambahan mikroorganisme.

Tujuannya adalah selain bisa meningkatkan kandungan haranya,


penambahan mikroorganisme akan menekan perkembangan
organisme lain yang tidak diinginkan.

Karena air kelapa mengandung gula, penyimpanan biasa akan


membuatnya busuk. Pembusukan ini bisa disebabkan oleh bakteri
aerop yang jenisnya tidak kita ketahui.

Starter seperti EM4 bisa dimasukkan supaya yang mendominasi


dalam POC air kelapa adalah jenis mikroorganisme yang berasal dari
EM4.

Bahan yang harus disediakan untuk membuat pupuk organik dari air
kelapa adalah:

1. air kelapa 3 liter


2. EM4 10 ml
3. wadah
4. aerator (opsional, bisa tidak).
Campurkan air kelapa dengan em4, kemudian lakukan fermentasi
selama 10 hari.

Jika diberikan aerasi, maka besarnya aerasi adalah 4 liter/menit.

Dalam EM4 terdapat 3 jenis mikroorganisme, yaitu lacobacillus casei,


saccaromyces cerevisiae dan pseudomonas palustris.
Jika diaerasi, maka yang dominan aktif adalah saccaromyces dan
pseudomonas. Sedangkan jika fermentasi dilakukan secara anaerob,
yang dominan aktif adalah bakteri lacobacillus.

Dengan melakukan aerasi, berdasarkan penelitian hasilnya adalah


sebagai berikut:

Peningkatan unsur hara air kelapa + EM4[4]


Jumlah unsur hara Awal Ferm. 5 hari Ferm. 10 hari
N 0,02 % 0,037 % 0,03 %
P 0,01 % 0,013 % 0,012 %
K 0,0184 % 0,14 % 0,07 %
C-Organik 0,65 % 0,64 % 0,48 %
Seperti itu tentang cara membuat pupuk organik dari air kelapa.
Semoga bisa berguna. Terima kasih dan sampai jumpa lagi.

Referensi
[1] Rivo Yulse Viza dan Arista Ratih. Pengaruh Komposisi Media
Tanam dan ZPT Air Kelapa terhadap Pertumbuhan setek pucuk Jeruk
Kacang (Citrus reticulata Blanco). Jurnal Biologi Universitas Andalas
(J. Bio. UA.) 6(2) – September 2018: 98-106

[2] Darlina, Hasanuddin, dan Hafnati Rahmatan. Pengaruh


Penyiraman Air Kelapa (Cocos nucifera L.) Terhadap Pertumbuhan
Vegetatif Lada (PIPER NIGRUM L.). Prodi Pendidikan Biologi, FKIP
Unsyiah. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi, Volume 1,
Issue 1, Agustus 2016, hal 20 – 28.

[3] Felicia, Aileen. 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Air
Kelapa Muda (Coccos nucifera L.) Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Kedelai (Glycine max L.) Varietas Gamasugen 2. Program Studi
Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matemaika Dann Ilmu
Pengeahuan Alam Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pengetahuan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

[4] Reynad D. P. Gultom. 2017. Pemanfaatan Limbah Air Kelapa


Menjadi Pupuk Organik Cair Menggunakan Mikroorganisme
Aspergillus Niger, Pseudomonas Putida Dan Bioaktivator Em4.
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Related

Cara Membuat Pupuk Organik Cair Dari Kotoran Sapi


Mei 1, 2021
dalam "Pupuk Kom

Anda mungkin juga menyukai