Anda di halaman 1dari 15

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS

DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

1
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Merupakan suatu penilaian dimana faktor-faktor yang
ada dapat memberikan kontribusi tetapi keputusan akhir
harus ditentukan berdasarkan pertimbangan lain, seperti
nilai-nilai hak, kewajiban serta kepentingan pihak yang
paling terkena.

Dalam pengambilan

keputusan pada pasien, maka
perawat harus memiliki rasa tanggung jawab yang besar
atas keputusannya karena semua perawat telah diikat oleh
kode etik keperawatan.

2
Dalam membuat keputusan etis, seseorang harus
rasional bukan emosional. Pengambilan keputusan tersebut

membutuhkan keterampilan berpikir secara sadar yang
diperlukan untuk menyelamatkan keputusan pasien.

Kemampuan membuat keputusan masalah etis merupakan


salah satu persyaratan bagi perawat untuk menjalankan
praktek keperawatan profesional dan dalam membuat
keputusan etis perlu memperhatikan beberapa nilai dan
kepercayaan pribadi, dan kode etik keperawatan.

3
Kerangka Membuat Keputusan Etis

Nilai dan kepercayaan pribadi
Kode etik perawat indonesia
Kerangka pembuatan keputusan
Konsep moral keperawatan
Teori prinsip etika

4
PRINSIP-PRINSIP PENGAMBILAN
KEPUTUSAN ETIS


 Ciri pengambilan Keputusan Etis yang membedakan dengan
Keputusan Nonetis .
 Semua pertimbangan etik menyangkut pertimbangan tentang apa
yang benar dan apa yang salah.
 Pengambilan keputusan etik sering berkaitan dengan pilihan yang
sukar karena kemauan pengambilan keputusan yang benar tidak
sama dengan kemampuan untuk memutuskan.
 Keputusan etik tidak mungkin diletakkan karena keputusan untuk
tidak mengambil keputusan atau untuk menunda pengambilan
keputusan.
 Keputusan etik tidak hanya dipengaruhi oleh berbagai norma
yang harus dipertimbangkan, tetapi dapat dipengaruhi oleh :
1. Keyakinan kita akan keimanan
2. Kepribadian kita akan hati nurani
3. Lingkungan sosial atau orang disekitar kita 5
Perilaku moral memegang peranan penting dalam
menentukan perilaku etis dalam melakukan tindakan

pemecahan masalah dan dilema etik.
Prinsip moral merupakan masalah umum dalam
melakukan sesuatu sehingga membentuk suatu sistem
yang etis.
Prinsip pengambilan keputusan etis merupakan
pedoman untuk perawat didalam membuat keputusan
secara spesifik, apakah itu suatu tindakan yang tidak
diperlukan atau diizinkan didalam situasi tertentu.

6
Prinsi-Prinsip Moral Pengambilan Keputusan Etis
didalam Praktek Keperawatan
1. Otonomi (Autonomy)

Otonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos yang berarti sendiri,
dan nomos yang berarti aturan. Prinsip otonomi didasarkan pada
keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat
keputusan sendiri.
Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang,
atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak
secara rasional.
Dalam otonomi kemampuan untuk menentukan diri atau mengatur
diri sendiri merupakan menghargai seseorang yang mempunyai harga
diri dan martabat sehingga nantinya mampu menentukan sesuatu bagi
dirinya sendiri.
Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang
perawatan dirinya.
7
2. Beneficienci (berbuat baik)
Berarti Hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,

penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan
oleh diri dan orang lain.

3. Justice (keadilan)
Merupakan prinsip moral berlaku adil untuk semua individu.
Tindakan yang dilakukan untuk semua orang adalah sama. Tindakan
yang sama tidak selalu identik, tetapi dalam hal ini persamaan
berarti mempunyai kontribusi yang relatif sama untuk kebaikan
kehidupan seseorang. Dokter dan perawat harus berlaku adil dan
tidak berberat sebelah.

8
4. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini
diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien
sangat mengerti.

Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang
untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi
akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi
pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang
sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan.

5. Avoiding killing
Prinsip ini menekankan perawat berkewajiban untuk menghargai
kehidupan.

9
6. Confidentiality (kerahasiaan )
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien
harus dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam
dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka
pengobatan klien.

Tidak ada seorang pun dapat memperoleh informasi tersebut
kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi
tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau
keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari

7. Norma efisiensi
Prinsip moral yang mewajibkan perawat untuk melakukan kiat
yang menyenangkan pasien yang tidak bertentangan dengan asuhan
keperawatan pada klien.

10
8. Menepati Janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya
dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien.


9. Tidak Merugikan (Non Maleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada klien. Johnson (1989) menyatakan bahwa prinsip
tidak melukai orang lain berbeda dan lebih keras daripada prinsip
untuk berlaku baik.

10. Moral Right


Moralitas menyangkut apa yang benar dan salah pada
perbuatan, sikap, dan sifat. Tanda utama adanya masalah moral,
adalah bisikan hati nurani atau timbulnya perasaan bersalah, malu,
tidak tenang, dan tidak damai dihati.

11
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengambilan Keputusan Etis dalam
Praktik Keperawatan.

1. Agama dan Adat istiadat
Merupakan faktor utama dalam membuat keputusan etis. Setiap
perawat disarankan memahami nilai-nilai yang di yakini maupun
kaidah agama yang di anutnya. Untuk memahami ini memang
diperlukan proses.
Semakin tua dan semakin banyak pengalaman dan belajar,
seseorang akan lebih mengenal siapa dirinya dan nilai-nilai yang
dimilikinya.

12
2. Sosial
Berbagai faktor social berpengaruh terhadap pembuatan
keputusan etis. Faktor ini atara lain meliputi perilaku sosial dan
budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, hukum, dan peraturan
perundang-undangan (Ellys, Hatrtley, 1980).

3. Ilmu pengetahuan dan teknologi
Kemajuan di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan
kualitas hidup serta memperpanjang usia manusia dengan di
temukannya berbagai mesin mekanik kesehatan, cara prosedur baru
dan bahan-bahan/obat-obatan baru. Misalnya, pasien dengan
gangguan ginjal dapat di perpanjang usianya berkat adanya mesin
hemodialisa

4. Legislatif dan keputusan juridis.


Saat ini aspek legislatif dan bentuk keputusan juridis bagi
permasalahan etika kesehatan sedang menjadi topic yang di
bicarakan. Hukum kesehatan telah menjadi suatu bidang ilmu dan
perundang-undangan baru banyak di susun utuk menyempurnakan
perundang-undangan lama atau untuk mengantisipasi perkembangan 13
permasalahan hukum kesehatan.
5. Dana/keuangan
Dana/keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan
dapat menimbulkan konflik. Untuk meningkatkan status kesehatan


masyarakat, pemerintah telah banyak berupaya dengan mengadakan
berbagai program yang di biayai oleh pemerintah.

6. Pekerjaan
Dalam pembuatan suatu keputusan, perawat perlu
mempertimbangkan posisi pekerjaannya. Sebagian besar perawat
bukan merupakan tenaga yang praktik sendiri, tetapi bekerja di
rumah sakit, dokter praktik swasta, atau institusi kesehatan yang
lain. Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat di laksanakan,
namun harus sesuai dengan keputusan/aturan tempat ia bekerja.

14
TERIMA KASIH

15

Anda mungkin juga menyukai