Mengambil
Tindakan
Mengonsep dan
evaluasi
argumentasi setiap
Menganalisis dan isu dan membuat
mencari kejelasan alternatif
individu yang
terlibat
Mengumpulkan
data actual yang
relevan
Pengenalan
dilemma etik
B. Pertanyaan
Bagaimana perawat dapat menangani situasi ini dengan
memperhatikan dilema etik? Sebagai seorang perawat harus tetap memberikan
asuhan keperawatan yang terbaik (prinsip etik Benefience) untuk pasien kanker
dengan efek kemoterapi secara komprehensif biopsikososialspiritual serta edukasi
terkait kemoterapi dan efeknya, pasien menolak untuk mendapatkan terapi
kembali karena merasakan efek kemoterapi berat merupakan hak pasien
mentukan yang terbaik untuk dirinya (prinsip etik otonomi) disisi lain pasien
berhak dalam hal ini dilema etik prinsip etik terjadi antara Benefience dan
otonomi
C. Pembahasan
Kasus diatas sangat memungkinkan terjadi, Ketika pasien dengan
kanker mulai menolak tindakan kemoterapi dikarenakan efek samping yang
dialami seperti rambut rontok, mual, dan kelelahan yang parah. Pasien telah
berbicara dengan dokter dan menyatakan bahwa ia tidak ingin menerima
kemoterapi lagi karena efek sampingnya yang menyiksa. Dimana hal ini sangat
wajar dikarenakan manusia sebagai individu yang kompleks menerima
ketidaknyamanan tersebut sehingga terjadi penolakan pada dirinya karena
ketidaknyamanan tersebut.
Secara teori Kanker adalah sel yang tumbuh secara terus-menerus
secara tidak terkendali, tidak terbatas, dan tidak normal (abnormal). Secara
normal, seluruh tubuh melakukan pembelahan untuk membentuk jaringan sel
yang kompak demi terciptanya keseimbangan tubuh. Selain melakukan
pembelahan, sel juga memiliki teknik membaca pesan yang sama demi
menjalankan fungsi sebagai satu-kesatuan (Supriyanto,2014). Aziz Farid (2006)
kemoterapi atau disebut juga dengan istilah “kemo” adalah pengobatan kanker
dengan menggunakan obat-obatan atau hormone yang bersifat sitotoksik dalam
terapi kanker yang dapat menghambat proliferasi sel kanker.
Dalam kasus penolakan tentang terapi yang sudahmengenali
dijalankan, peran perawat menjadi sesuatu yang sangat penting dan vital.
Terdapat dua prisip etik yang bertabrakan antara beneficence atau memeberikan
yang terbaik untuk pasien dalam hal ini adalah kemoterapi adalah satu-satunya
terapi yang bisa menekan sel kanker untuk saat ini tentunya tujuan dari itu semua
adalah mencapai kesembuhan , namun sisi lain perawat juga harus menjunjung
tinggi hak pasien (autonomi) dalam hal ini menolak atau menerima segala tidakan
ataupun terapi yang diberikan kepada pasien. Disinilah diperlukan konsep untuk
menyelesaikan dilemma etik tersebut.
Merujuk pada (Suhaemi, 2017) mengenai tahapan dalam penyelesaian
etik. Pertama perawat harus mengenali dilemma etik yang dimaksud. Dalam hal
ini sudah jelas ada dua pinsip etik yang membuat dilemma perawat untuk
menentukan keputusan yang paling bijaksana. Kedua mengumpukan data yang
actual dan relevam. Dalam hal ini pengumpulan data yang harus dicari berupa
Riwayat penyakit pasien termasuk juga lama terapi dan frekewensi kemoterapi
yang sudah dijalani oleh pasien. Karena aka ada perbedaan adaptasi atau
penerimaan pasien Ketika sudah berulang melaksanakan kemoterapi dan yang
baru saja melakukan kemoterapi menunjukkan adaptasi yang belum optimal dari
pasien tersebut. Selain itu dalam tahapan ini jika dilihat dari sudut pandang
keperawatan , perawat melakukan pengkajian keperawatan secara komperhensif
dan analisis data masalah. Ketiga adalah Menganalisis dan mencari kejelasan
individu yang terlibat. Secara proses keperawatan hal ini sudah dalam tahapan
kolaborasi dimana melibatkan banyak pihak untuk yang terbaik bagi pasien.
Hakekat manusia sebagai makhluk biopsikososio dan spritual, pada
hakekatnya keperawatan merupakan suatu ilmu dan kiat, profesi yang berorientasi
pada pelayanan, memiliki tingkat klien(individu, keluarga,kelompok dan
masyarakat) serta pelayanan yang mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan
secara keseluruhan (Fabiana Meijon Fadul, 2019). Dalam hal ini perawat harus
memandang lebih dalam dari pasien. Pasien tentu memiliki keluarga dimana
keluarga menjadi tempat keluh kesah dan juga sumber pendukung terdekat di
lingkaran kehidupan manusia. Perawat juga perlu melibatkan keluarga pasien
dalam kasus penolakan ini, dan dokter sebagai penanggungjawab dari terapi yang
diberikan. Perawat disini sebagai advokat sekaligus sebagai konselor Langkah
yang seharusnya di lakukan adalah :
a) Menjelaskan sedetil mungkin kepada pasien dan keluarga (1 yanng
paling dekat sebagai support system) seperti suami, istri ataupun
anak
b) Menginformasikan segala sesuatu yang menjadi efek samping akan
selalu mendapatkan terapi berupa obat atau lainnya untuk
mengurangi keluhan setelah kemoterapi dan akan selalu dalam
pengawasan dokter
c) Ajarkan pasien untuk mengungkapkan segala yang dirasakan sejak
atau setelah kemoterapi
d) Meyakinkan kembali untuk saat ini blum ada alternatif lain untuk
menekan pertumbuhan sel kanker selain kemoterapi
e) Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan dan berikan
pemahaman sederhana yang mudah dimengerti agar dukungan den
pemberian semangat terhadap pasien semakin tinggi
f) Libatkan pasien dan keluarga dalam penentuan akhir penggunaan
kemoterapi untuk menekan penyakitnya.
g) Pengambilan keputusan sepenuhnya diberikan kepada pasien
h) Perawat dan dokter harus menghargai segala keputusan akhir dari
pasien sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 Tentang Kewajiban Rumah Sakit
Dan Kewajiban Pasien pasal 17 poin (k) memberikan persetujuan
atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh Tenaga
Kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
.
DAFTAR PUSTAKA
Bollig, G., Schmidt, G., Rosland, J. H., & Heller, A. (2015). Ethical challenges in nursing
homes - staff’s opinions and experiences with systematic ethics meetings with
participation of residents’ relatives. Scandinavian Journal of Caring Sciences, 29(4),
810–823. https://doi.org/10.1111/scs.12213
Burke, R. J., Ng, E. S. W., & Wolpin, J. (2015). Economic austerity and healthcare
restructuring: correlates and consequences of nursing job insecurity. International
Journal of Human Resource Management, 26(5), 640–656.
https://doi.org/10.1080/09585192.2014.921634
Fabiana Meijon Fadul. (2019). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan.
Kemenkes. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2019
Keperawatan. Kemenkes RI, 912, 1–159.
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__26_Th_219_ttg_Peratura
n_Pelaksanaan_UU_Nomor_38_Tahun_2014_tentang_Keperawatan.pdf
Oerlemans, A. J. M., Van Sluisveld, N., Van Leeuwen, E. S. J., Wollersheim, H., Dekkers,
W. J. M., & Zegers, M. (2015). Ethical problems in intensive care unit admission and
discharge decisions: A qualitative study among physicians and nurses in the
Netherlands. BMC Medical Ethics, 16(1), 1–10. https://doi.org/10.1186/s12910-015-
0001-4
Suhaemi, mimin emi. (2017). Etika Keperawatan (Cetakan ke). Pustaka Hanif.