ET HICAL DILEMMA
Pet ra Vit ara
KEPUT USAN ET IS
gyuri Yuliant i
LAPORAN TUGAS INDIVIDU
STUDI KASUS DILEMA ETIK KEPERAWATAN
Disusun Oleh:
MAWADAH SETYA RAHMAWATI
19/448582/PKU/18096
A. Latar Belakang
Perawat merupakan salah satu penyedia layanan kesehatan dan anggota dalam sistem
kesehatan yang bretanggung jawab untuk memberikan perawatan kepada pasien
berdasarkan etika keperawatan (Jhonstone, 2004). Perawat membutuhkan pengetahuan
mengenai etika keperawatan untuk melakukan fungsi yang sesuai untuk memberikan
perawatan yang aman sesuai dengan etika dan hukum keperawatan (Chitty, 2007)
Etik adalah pernyataan yang menentukan baik-buruknya tingkah laku manusia, dan
bagaimana yang seharusnya. Etik ada pada beberapa level, mulai dari individu atau
kelompok kecil sampai dengan masyarakat secara keseluruhan (Aikan & Catalano, 2004).
Dalam lingkungan praktik keperawatan baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas sering
menghadapi isu-isu yang terkait dengan masalah etik atau yangs erring disebut dengan
dilema etik (Bahri, 2010)
Di Indonesia, dilema etik yang sering dialami oleh tenaga keperawatan ialah: 1)
meneruskan dan menghentikan treatment, 2) siapa yang harus mendapatkan informasi, 3)
berkata jujur atau tidak, 4) ingin melakukan tindakan tapi di luar wewenang, dan 5)
bertindak sebagai advokat pasien versus mempertahankan hubungan baik dengan anggota
tim kesehatan (Bahri, 2010). Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan untuk
menghadapi dilema etika tersebut. Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan
oleh para ahli dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan. Oleh
karena itu penulis menyusun suatu makalah tentang dilema etik supaya bisa dipahami
oleh para mahasiswa yang nantinya akan berguna ketika bekerja di klinik atau institusi
yang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari etik?
2. Bagaimana langkah dalam menyelesaikan dilemma etik?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari etik.
2. Memahami langkah-langkah dalam menyelesaikan dilemma etik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Etik
Etik, istilah lebih formal merujuk pada studi yang sistematik terhadap nilai-nilai
tersebut. Etika adalah pernyataan benar atau salah dan bagaimana seharusnya tindakan
dilakukan (Bahri, 2010). Etis berhubungan dengan pertimbangan pembuat keputusan,
benar atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada peraturan yang menegaskan hal
yang harus dilakukan. Sumber etika berbagai profesi yang digariskan dalam kode etik
berasal dari martabat dan hak manusia yang mempunyai sikap menerima dan kepercayaan
dari profesi (Suhaemi ,2003).
B. Teori Etik
Teori etik digunakan dalam pembuatan keputusan bila terjadi konflik antara prinsip
dan aturan. Ahli filsafat moral telah mengembangkan beberapa teori etik, yang secara garis
besar dapat diklasifikasikan menjadi teori teleologi dan deontology (Aiken, 2004).
1. Utilitarianisme
Utilitarianisme merupakan bentuk dari teleology. Teori ini merupakan teori etik
yang menentukan benar atau salah yang dilihat dari estimasi kemungkinan dari hasil
akhir (Hitchcock et al, 2003). Pencapaian hasil akhir dengan kebaikan yang maksimal
dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia. Misalnya bayi yang lahir cacat lebih
baik diizinkan meninggal daripada nantinya menjadi beban masyarakat (Kellly, 1987
dalam buku Suhaemi, 2003).
2. Deontologi
Deontologi berprinsip pada aksi atau tindakan, benar atau salah bukan ditentukan
oleh hasil akhir atau konsekuensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai moralnya
(Hitchcock et al, 2003). Misalnya seorang perawat menolak membantu pelaksanaan
abortus karena keyakinan agamanya yang melarang tindakan membunuh. Dalam
menggunakan pendekatan teori ini, perawat tidak menggunakan pertimbangan,
misalnya tindakan abortus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibunya karena
setiap tindakan yang mengakhiri hidup (calon bayi) merupakan tindakan buruk secara
moral (Suhaemi, 2003).
C. Prinsip-Prinsip Etik
Prinsip bahwa dasar kode etik adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak
akan pernah berubah. (Suhaemi, 2003). Menurut Dalami (2010), prinsip-prinsip etika
keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Praktik profesional merefleksikan
otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang
perawatan dirinya. Perawat harus menghargai harkat dan martabat manusia sebagai
individu yang dapat memutuskan hal yang terbaik bagi dirinya (Suhaemi, 2003).
2. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti melakukan sesuatu yang baik, mencegah kesalahan atau
kejahatan dan peningkatan kebaikan diri dan orang lain. Terkadang terjadi konflik
antara prinsip ini dengan otonomi dalam situasi pelayanan kesehatan (Hitchcock et al,
2003),
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapainya sesuatu yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal, dan kemanusiaan (Suhaemi,
2003).
4. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis selama
perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien dan keluarga (Hitchcock et al,
2003).
5. Kejujuran (Veracity)
Prinsip ini berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
Perawat juga harus mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan (Efendi dan
Makhfudli, 2009).
6. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip ini berhubungan dengan menghargai janji dan komitmennya terhadap orang
lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia
klien (Suhaemi, 2003).
7. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga. Segala
sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca
dalam rangka pengobatan klien (Efendi dan Makhfudli, 2009).
D. Definisi dan Kode Etik Keperawatan
Definisi etik keperawatan adalah norma-norma yang di anut oleh perawat dalam
berperilaku dengan pasien, keluarga, kolega, atau tenaga kesehatan lainnya di suatu
pelayanan keperawatan yang bersifat profesional. Tujuan dari etika keperawatan adalah
mengidentifikasi, mengorganisasikan, memeriksa dan membenarkan tindakan-tindakan
kemanusiaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tertentu. Kode etik keperawatan
merupakan suatu pernyataan komprehensif dari profesi yang memberikan tuntutan bagi
anggotanya dalam melaksanakan praktek keperawatan, baik yang berhubungan dengan
pasien, keluarga masyarakat, teman sejawat, diri sendiri dan tim kesehatan lain. Pada
dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam menjalankan
setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan menghormati martabat manusia (PPNI,
2000)
E. Dilema Etik
Dilema etika merupakan situasi dimana individu membutuhkan untuk membuat
pilihan antara dua pilihan yang sama-sama tidak menguntungkan (Davis, 2004). Menurut
Thompson & Thompson (1981) dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana
tidak ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif yang memuaskan atau
tidak memuaskan sebanding. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan untuk
menghadapi dilema etika tersebut. Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan
oleh para ahli dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan
1. Prinsip DECIDE (Efendi dan Makhfudli, 2009):
D = Define the problem (Memperjelas masalah)
E = Ethical review (Identifikasi komponen-komponen etik)
C = Consider the options (Identifikasi orang yang terlibat dan alternatif yang dapat
diberikan)
I = Investigate outcomes (Identifikasi hasil dari setiap alternatif tindakan)
D = Decide on action (Memutuskan tindakan)
E = Evaluate results (Mengevaluasi hasil)
2. Langkah penyelesaian dilema etik menurut Tappen (2005)
a. Pengkajian
Target tahap ini adalah terkumpulnya data dari seluruh pengambil keputusan,
dengan bantuan pertanyaan yaitu:
Apa yang menjadi fakta medik?
Apa yang menjadi fakta psikososial?
Apa yang menjadi keinginan klien?
Apa nilai yang menjadi konflik?
b. Perencanaan
Perencanaan agar dapat berhasil perlu untuk setiap orang yang terlibat dalam
pengambilan keputusan harus masuk dalam proses. Thomson and Thomson (1985)
mendaftarkan 3 (tiga) hal yang sangat spesifik namun terintegrasi dalam
perencanaan, yaitu:
Tentukan tujuan dari treatment.
Identifikasi pembuat keputusan
Daftarkan dan beri bobot seluruh opsi / pilihan.
c. Implementasi
Peran perawat selama implementasi adalah menjaga agar komunikasi tak
memburuk, karena dilema etis seringkali menimbulkan efek emosional. Perawat
harus menyadari bahwa dalam dilema etik tak selalu ada 2 (dua) alternatif yang
menarik, tetapi kadang terdapat alternatif tak menarik, bahkan tak mengenakkan.
d. Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk adalah terselesaikannya dilema etis seperti yang
ditentukan sebagai outcome-nya.
3. Kerangka pemecahan dilema etik (Kozier, 2004)
a. Mengembangkan data dasar.
Pengumpulan informasi sebanyak mungkin meliputi:
Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana keterlibatannya
Apa tindakan yang diusulkan
Apa maksud dari tindakan yang diusulkan
Apa konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan yang diusulkan.
b. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan
mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
d. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil
keputusan yang tepat
e. Mengidentifikasi kewajiban perawat
f. Membuat keputusan
4. Model Murphy dan Murphy (1984)
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan
b. Mengidentifikasi masalah etik
c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Mengidentifikasi peran perawat
e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan
f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif keputusan
g. Memberi keputusan
h. Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga sesuai dengan falsafah
umum untuk perawatan klien
i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan menggunakan
informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan berikutnya.
5. Langkah Menurut Thompson & Thompson (1981) dalam Bosek dan Savage (2006)
a. Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yang
diperlukan, komponen etis dan petunjuk individual.
b. Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi
c. Mengidentifikasi Issue etik
d. Menentukan posisi moral pribadi dan professional
e. Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait.
f. Mengidentifikasi konflik nilai yang ada
BAB III
STUDI KASUS DAN PENYELESAIAN DILEMA ETIK
Tn.G, seorang pria berusia 57 tahun dengan kanker prostat agresif yang dirawat oleh tim
perawat di departemen onkologi rumah sakit umum di Brisbane, QLD, Australia. Tn.G
didiagnosis dengan kanker prostat sejak tujuh tahun yang lalu tetapi menolak perawatan
medis dan bedah pada saat itu. Dia memilih untuk mencari pengobatan alternatif dan tidak
menindaklanjuti dengan ahli urologi selama periode tujuh tahun itu. Tn.G kini menderita
anemia dan hipoproteinemia. Setelah beberapa tes diagnostik selama periode itu, ditemukan
bahwa kanker telah menyebar ke tulangnya, dan itu telah menyebar secara lokal ke kelenjar
getah bening dan tumor primer menyerang kandung kemih dan sebagian menghalangi ginjal
sebelah kiri.
Tn.G memiliki beberapa penerimaan selama dua bulan periode karena berbagai alasan. Pada
penerimaan terakhir Tn. G diberitahu bahwa ia mungkin hanya memiliki 46 minggu
(sebelumnya itu 6-12 bulan) untuk hidup setelah cystoscopy menunjukkan lebih lanjut
pertumbuhan tumor yang luas, ditentukan bahwa ada intervensi bedah/medis lebih lanjut
tidak akan sesuai dalam kasus ini dan rejimen perawatan paliatif adalah langkah berikutnya.
Pada titik ini pasien melaporkan ke tim layanan kesehatan bahwa dia telah mengundurkan
diri pada kenyataan bahwa dia akan mati. Tn.G menceritakan kepada perawat bahwa ia
berencana untuk bunuh diri dan itu adalah rahasia bahwa perawat tidak boleh memberi tahu
siapa pun.
Implikasi keperawatan yang dapat diterapkan berdasarkan kasus dilema etik dan
langkah-langkah penyelesaiannya ialah:
1. Perawat dapat memahami prinsip-prinsip etik dalam melaksanakan asuhan keperawatan
pada pasien.
2. Perawat memahami kebijakan yang ada di Rumah Sakit atau tempat bekerja sehingga
meminimalkan terjadinya kesalahan terhadap pasien dan kolega.
3. Perawat melakukan inform consent dalam melakukan setiap tindakan.
4. Perawat merahasiakan semua kondisi yang dialami pasien ketika berada di luar lingkup
dirinya bekerja
5. Perawat adil dalam memberikan perawatan kepada pasien, tidak membedakan antara satu
dengan yang lainnya.
6. Perawat jujur dalam memberikan informasi mengenai segala sesuatu yang berhubungan
pasien dan keluarga inti.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Perawat harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan dalam menerapkan etika
dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya
dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat diterima dan
dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain. Selain itu dalam menyelesaikan
permasalahan etik atau dilema etik keperawatan harus dilakukan dengan tetap
mempertimbangkan prinsip-prinsip etik supaya tidak merugikan salah satu pihak.
.
B. Saran
Pendidikan tentang etika dalam dunia profesi terutama bidang keperawatan harus
ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya mereka bisa lebih
memahami tentang etika keperawatan
Pendidikan etika sejak perkuliahan dan profesi akan membentuk mahasiswa saat
di dunia kerja nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Aiken, T. D. 2004. Legal, Ethical, and Political Issues in Nursing. Philadelphia : F.A Davis
Company.
Bahri, T. S. 2010. Etika, Hukum dan Moral Dalam Keperawatan. Idea Nursing Journal.
Volume 1 No 1
Chitty KK. Beth BP. 5th ed. St Louis: Saunders Elsevier; 2007. Profesional nursing concepts
and challenge; pp. 522-5.
Efendi, F. Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik Dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Hitchcock, J.E., Schubert, P.E. Thomas, S.A. 2003. Community Health Nursing: Caring in
Action: 2nd Edition (pp 500-518). NY: Thompson Learning.
Jie, L. 2015. The patient suicide attempt-an ethical dilemma case study. International Journal
of Nursing Sciences 2. 2015: 2 (4): 408-413.
Jhonstone MJ. 4th ed. Sydney: Churchil Livingstone Publisher; 2004. Bio Ethics: A Nursing
perspective; pp: 120-4.
Kozier B., Erb G., Berman A., Snydey S.J. 2004. Fundamental of Nursing Comcepts, Process
and Practice 7th Ed. Mew Jersey: Pearson Education Line
Murphy, C. P. 1984. The Cuhanging Role of Nurse in Making Ethical Decisions. Law,
Medicine, and Health Care: 173-175, 184.
Tappen, M.R., Sally A. Weiss, Diane K.W. 2004. Essentials of Nursing Leadership and
Management Third Editon. Philadelphia: FA. Davis Company