Disusun Oleh:
ARIYANTO 211030121467
HAFID NUR FAUSI 211030121461
INDRI AFRILIYANI 211030121816
MARISA YOLANDA PUTRI 211030121431
MUHAMMAD ALFAN MAULANA 211030121475
RARA RAMADHANTY 211030121473
ROSILIYANAH 211030121460
SHELA FEBRIANA 211030121447
SITI MUTIARA NENGSIH 211030121486
A.Latar Belakang
Perawat merupakan salah satu penyedia layanan kesehatan dan anggota dalam sistem
kesehatan yang bretanggung jawab untuk memberikan perawatan kepada pasien berdasarkan
etika keperawatan (Jhonstone, 2004). Perawat membutuhkan pengetahuan mengenai etika
keperawatan untuk melakukan fungsi yang sesuai untuk memberikan perawatan yang aman
sesuai dengan etika dan hukum keperawatan (Chitty, 2007) Etik adalah pernyataan yang
menentukan baik-buruknya tingkah laku manusia, dan bagaimana yang seharusnya. Etik ada
pada beberapa level, mulai dari individu atau kelompok kecil sampai dengan masyarakat
secara keseluruhan (Aikan & Catalano, 2004). Dalam lingkungan praktik keperawatan baik di
Rumah Sakit maupun di Puskesmas sering menghadapi isu-isu yang terkait dengan masalah
etik atau yangs erring disebut dengan dilema etik (Bahri, 2010) Di Indonesia, dilema etik
yang sering dialami oleh tenaga keperawatan ialah: 1) meneruskan dan menghentikan
treatment, 2) siapa yang harus mendapatkan informasi, 3) berkata jujur atau tidak, 4) ingin
melakukan tindakan tapi di luar wewenang, dan 5) bertindak sebagai advokat pasien versus
mempertahankan hubungan baik dengan anggota tim kesehatan (Bahri, 2010). Untuk itu
diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema etika tersebut. Kerangka
pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya menggunakan
kerangka proses keperawatan. Oleh karena itu penulis menyusun suatu makalah tentang
dilema etik supaya bisa dipahami oleh para mahasiswa yang nantinya akan berguna ketika
bekerja di klinik atau institusi yang lain.
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan
A.Definisi Etik
Etik, istilah lebih formal merujuk pada studi yang sistematik terhadap nilai-nilai tersebut.
Etika adalah pernyataan benar atau salah dan bagaimana seharusnya tindakan dilakukan
(Bahri, 2010). Etis berhubungan dengan pertimbangan pembuat keputusan, benar atau
tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada peraturan yang menegaskan hal yang harus
dilakukan. Sumber etika berbagai profesi yang digariskan dalam kode etik berasal dari
martabat dan hak manusia yang mempunyai sikap menerima dan kepercayaan dari profesi
(Suhaemi ,2003).
B.Teori Etik
Teori etik digunakan dalam pembuatan keputusan bila terjadi konflik antara prinsip dan
aturan. Ahli filsafat moral telah mengembangkan beberapa teori etik, yang secara garis besar
dapat diklasifikasikan menjadi teori teleologi dan deontology (Aiken, 2004).
4. C.Prinsip-Prinsip Etik
Prinsip bahwa dasar kode etik adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak akan
pernah berubah. (Suhaemi, 2003). Menurut Dalami (2010), prinsip-prinsip etika keperawatan
adalah sebagai berikut:
1. Otonomi (Autonomy) Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu
mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Praktik profesional
merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
keputusan tentang perawatan dirinya. Perawat harus menghargai harkat dan martabat
manusia sebagai individu yang dapat memutuskan hal yang terbaik bagi dirinya
(Suhaemi, 2003).
2. Berbuat baik (Beneficience) Beneficience berarti melakukan sesuatu yang baik,
mencegah kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan diri dan orang lain.
Terkadang terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi dalam situasi pelayanan
kesehatan (Hitchcock et al, 2003),
3. Keadilan (Justice) Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapainya sesuatu yang sama
dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal, dan
kemanusiaan (Suhaemi, 2003).
4. Tidak merugikan (Nonmaleficience) Prinsip ini berarti tidak menimbulkan
bahaya/cedera fisik dan psikologis selama perawat memberikan asuhan keperawatan
pada klien dan keluarga (Hitchcock et al, 2003).
5. Kejujuran (Veracity) Prinsip ini berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
mengatakan kebenaran. Perawat juga harus mengatakan yang sebenarnya kepada
klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama
menjalani perawatan (Efendi dan Makhfudli, 2009).
6. Menepati janji (Fidelity) Prinsip ini berhubungan dengan menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati
janji serta menyimpan rahasia klien (Suhaemi, 2003).
8. Karahasiaan (Confidentiality) Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi
tentang klien harus dijaga. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien (Efendi dan
Makhfudli, 2009).
E.Dilema Etik
Dilema etika merupakan situasi dimana individu membutuhkan untuk membuat pilihan
antara dua pilihan yang sama-sama tidak menguntungkan (Davis, 2004). Menurut Thompson
& Thompson (1981) dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada
alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif yang memuaskan atau tidak
memuaskan sebanding. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi
dilema etika tersebut. Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan
pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan 1.
d.Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk adalah terselesaikannya dilema etis seperti yangditentukan
sebagai outcome-nya.3.
5.Langkah Menurut Thompson & Thompson (1981) dalam Bosek dan Savage (2006)
a. Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yangdiperlukan,
komponen etis dan petunjuk individual.
b. Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi
c. Mengidentifikasi Issue etik
d. Menentukan posisi moral pribadi dan professional
e. Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait.
f. Mengidentifikasi konflik nilai yang ada
BAB III
STUDI KASUS DAN PENYELESAIAN DILEMA ETIK
Tn.G, seorang pria berusia 57 tahun dengan kanker prostat agresif yang dirawat oleh
tim perawat di departemen onkologi rumah sakit umum di Brisbane, QLD, Australia.
Tn.Gdidiagnosis dengan kanker prostat sejak tujuh tahun yang lalu tetapi menolak
perawatanmedis dan bedah pada saat itu. Dia memilih untuk mencari pengobatan alternatif dan
tidakmenindaklanjuti dengan ahli urologi selama periode tujuh tahun itu. Tn.G kini
menderitaanemia dan hipoproteinemia. Setelah beberapa tes diagnostik selama periode itu,
ditemukan bahwa kanker telah menyebar ke tulangnya, dan itu telah menyebar secara lokal
ke kelenjargetah bening dan tumor primer menyerang kandung kemih dan sebagian
menghalangi ginjalsebelah kiri.
Tn.G memiliki beberapa penerimaan selama dua bulan periode karena berbagai alasan.
Pada penerimaan terakhir Tn. G diberitahu bahwa ia mungkin hanya memiliki 46 minggu(seb
elumnya itu 6-12 bulan) untuk hidup setelah cystoscopy menunjukkan lebih
lanjut pertumbuhan tumor yang luas, ditentukan bahwa ada intervensi bedah/medis lebih lanj
uttidak akan sesuai dalam kasus ini dan rejimen perawatan paliatif adalah langkah
berikutnya.Pada titik ini pasien melaporkan ke tim layanan kesehatan bahwa dia telah
mengundurkandiri pada kenyataan bahwa dia akan mati. Tn.G menceritakan kepada perawat
bahwa ia berencana untuk bunuh diri dan itu adalah rahasia bahwa perawat tidak
boleh memberi tahusiapa pun.
Sumber kasus dari jurnal:Jie, L. 2015. The patient suicide attempt - an ethical dilemma case
study.International Journal of Nursing Sciences 2. 2015;2 (4): 408-413.
PENYELESAIAN DILEMA ETIK
B.Langkah II
1.Mengumpulkan Data
a. Siapa yang terlibat: pasien, perawat.
b. Siapa saja yang berhak mengambil keputusan: perawat
c. Apa kepentingan masalahnya: pasien menginformasikan ingin bunuh diri
kepada perawat dan tidak memperbolehkan perawat untuk memberi tahu petugas yang
lainny.d.Kepentingan nilai-nilai yang berhubungan dengan masalahnya? Identifikasi
nilai-nilai siapa yang sangat menentukan?Kepentingan nilai-nilai pasien yang sangat
menentukan proses pengambilankeputusan. Tiga prinsip etik yang dipertimbangkan
pada kasus Tn G antara lain
d. autonomy,beneficence, dan non-malificence
e. Sebutkan faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan?
• Kerahasiaan informasi (autonomy) pasien dilanggar
memberitahukan informasi kepada petugas medis lainnya tanpa persetujuan pasien
• Rasa percaya pasien terhadap perawat menjadi menurun
C.Langkah III
a. a)Resiko: pasien akan melakukan bunuh diri, perawat akan melanggar prinsip etik
non-malificence dan beneficence
b. b)Manfaat: perawat menerapkan prinsip autonomy atau menjaga kerahasiaan pasien,
pasien percaya kepada perawat.
d. Perlu adanya pertemuan komite etik? Perlu adanya pertemuan komite etik karenaini
menyangkut nyawa seseorang. Perlu ada pertemuan antara perawat dengan petugas kesehatan
lainnya dalam menentukan keputusan yang tepat.
e. Sumber-sumbera apa yang bisa membantu anda dalam proses pembuatankeputusan? semua
prinsip etika, teori utilitarianisme, pernyataan nilai, konsep dan pendapat hokum.
f. Pilihan mana yang direkomendasikan oleh profesi dan jelaskan mengapa?Profesi memilih
untuk memberitahukan keinginan bunuh diri pasien terhadaptenaga kesehatan lainnya.
Karena pernyataan nilai etik keperawatan menekankantanggung jawab perawat untuk
memberikan kualitas perawatan kesehatan menuju perawatan berkualitas untuk mengambil
tindakan positif untuk menghindari bunuhdiri.
D.Langkah IV
1.Membuat keputusan berdasarkan pertimbangan
Setelah mempertimbangkan semua prinsip etika, teori utilitarianisme, pernyataan nilai,
konsep dan pendapat hukum, etis, tidak diizinkan secara hukum
bagi perawat untuk merahasiakan upaya bunuh diri Tn.G. Tindakan berbagi informasidengan
tenaga profesional lain sesuai dengan pertimbangan prinsip etik non-malificence dan
beneficence. Hal itu menciptakan manfaat bagi kebanyakan orangdalam hal ini, dengan
demikian menjadi pilihan moral yang benar menurut teoriutilitarianisme. Selain itu, pernyataan
nilai etika keperawatan menekankan tanggung jawab perawat untuk memberikan
kualitas perawatan kesehatan dan untuk nilai akseske perawatan berkualitas dan perawatan
kesehatan untuk semua orang yangmendukung perawat untuk mengambil tindakan positif
untuk menghindari bunuh diri.
Apalagi pendapat dalam literatur kontemporer perawat setuju untukmengambil
tindakan positif dan memberitahu tenaga kesehatan profesional lainnyauntuk mencegah bunuh
diri yang mendukung pilihan 'memberitahu orang lain'.Karena itu, yang terbaik adalah etika
keputusan untuk pasien adalah bahwa perawat berbagi informasi tentang upaya
Bunuh diri Tn.G dengan tenaga kesehatan professinal lainnya. Dalam kasus Tn.G,staf perawa
tmembuat yang keputusan etis terbaik untuk pasien. Dia memilih untuk berbagi informasi
upaya bunuh diri Tn.Gdengan tenaga kesehatan professional lainnya.
E.Langkah V
1.Melakukan Tindakan
a.Bagaimana caranya? (Sebutkan tahapan yang jelas)
1) Begitu perawat memperhatikan kecenderungan bunuh diri Tn.G, perawatmemberikan
kenyamanan psikologis kepada pasien terlebih dahulu secara berurutan
untuk menstabilkan suasana hati pasien dan mencegahnya segera perilaku bunuh diri.
2) Kemudian perawat memberikan informasi kepada manajer perawat.
Manajer perawat adalah pemimpin tim yang memandu semua pekerjaan anggota tim.
Dia mengikuti protocol kekerasan pada diri sendiri dan bunuh diri rumah sakitsecara
ketat. Dalam kasus Tn.G, dia membagi protokol pencegahan bunuh dirimenjadi tiga
langkah.
3) Pada komunikasi langkah-efektif pertama, salah satu perawat terus bertanggungjawab
4) untuk mempertahankan yang efektif komunikasi dengan pasien, menstabilkan suasana
hati Tn.G untuk mencegah perilaku bunuh diriatau melukai diri sendiri. Perawat ini
juga memulai percakapan terbukadengan Tn.G untuk mengidentifikasi fakta yang
mungkin memicu pikiran bunuh diri. Selama dalam percakapan itu,
para perawat mendapati bahwaTn.G mengeluh berulang kali tentang sakit ginjal yang
tak tertahankan dan putrinya belum menghubunginya untuk waktu yang lama.
Oleh karena itu,rasa sakit yang tak henti-hentinya dan kurangnya dukungan
keluargamerupakan faktor-faktor yang menyebabkan pikiran bunuh diri pasien. Pada
titik itu, tim keperawatan memprakarsai langkah kedua
protocol pencegahan bunuh diri-
intervensi keperawatan. Di dalam kasus, penilaiannyeri sistematis diproses pada
pasien oleh staf perawat dan dokter memberitahu obat pereda nyeri untuk Tn. G.
5) Setelah kepala perawat memastikan bahwa rasa sakit ginjal Tn.G berkurangsecara
bertahap dan pasien dalam kondisi mental dan fisik yang stabil, langkahketiga dari
protokol pencegahan bunuh diri-kolaborasi dengan penyedialayanan kesehatan
lainnya diproses.
6) Di dalam kasus ini, psikolog dan pekerja sosial diikutsertakan dalam protocol
7) Perlindungan bunuh diri. Psikolog melakukan evaluasi psikologis untuk mengatasi
faktor risiko lainnya dan gejala yang berhubungan dengan pikiran bunuh diri pasien.
8) Dan rencana keperawatan psikologis selanjutnya adalahdibuat oleh tim psikolog dan
keperawatan. Pekerja sosial melakukan tugasuntuk menghubungi putri Tn.G dan
mengatur anggota keluarga untukmengunjungi Tn.G.
F.Langkah VI
1.Evaluasi
a. Apakah semua pihak terlibat dalam proses pembuatan keputusan? Semua
pihakterlibat dalam pembuatan keputusan. Dari perawat, dokter, psikologis,
pekerjasosial. Bersama-sama mencari keputusan yang terbaik.
b. Apakah semua pihak puas dengan proses pembuatan keputusan?Semua pihak puas
dengan proses pembuatan keputusan. Pasien bahagia karenaternyata mengurungkan
niat untuk bunuh diri membuat hidupnya lebih bahagiadan nyeri yang dialami juga
berkurang. Sebelumnya tidak bertemu dengananaknya, akhirnya bias bertemu dengan
anaknya.
c. Apakah hasil sesuai dengan yang diantisipasi?Hasil sesuai dengan yang diantisipasi.
Setelah serangkaian intervensi, kondisi fisikdan emosional Tn.G distabilkan, dia tidak
menyatakan keinginan untuk bunuh diriatau memiliki perilaku melukai diri sendiri.
d. Bagaimana rekomendasi selanjutnya?Rekomendasinya setelah satu minggu
kemudian, Tn.G dipindahkan ke layanan perawatan paliatif untuk menjalani penyakit
kronisnya dengan damai
BAB IV
IMPLIKASI KEPERAWATAN
Implikasi keperawatan yang dapat diterapkan berdasarkan kasus dilema etik danlangkah-
langkah penyelesaiannya ialah:
1. Perawat dapat memahami prinsip-prinsip etik dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien.
2. Perawat memahami kebijakan yang ada di Rumah Sakit atau tempat bekerja
sehinggameminimalkan terjadinya kesalahan terhadap pasien dan kolega.
3. Perawat melakukan inform consent dalam melakukan setiap tindakan.
4. Perawat merahasiakan semua kondisi yang dialami pasien ketika berada di luar
lingkup dirinya bekerja
5. Perawat adil dalam memberikan perawatan kepada pasien, tidak membedakan antara
satudengan yang lainnya.
6. Perawat jujur dalam memberikan informasi mengenai segala sesuatu yang
berhubungan
7. pasien dan keluarga inti.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
B.Saran
• Pendidikan tentang etika dalam dunia profesi terutama bidang keperawatan
harusditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya mereka bisa
lebihmemahami tentang etika keperawatan
• Pendidikan etika sejak perkuliahan dan profesi akan membentuk mahasiswa saatdi
dunia kerja nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Aiken, T. D. 2004. Legal, Ethical, and Political Issues in Nursing . Philadelphia : F.A Davis
Company.
Bahri, T. S. 2010. Etika, Hukum dan Moral Dalam Keperawatan. Idea Nursing Journal
.Volume 1 No 1
Chitty KK. Beth BP. 5th ed. St Louis: Saunders Elsevier; 2007. Profesional nursing
conceptsand challenge; pp. 522-5.
Jie, L. 2015. The patient suicide attempt-an ethical dilemma case study. International
Journalof Nursing Sciences 2 . 2015: 2 (4): 408-413.
Jhonstone MJ. 4th ed. Sydney: Churchil Livingstone Publisher; 2004. Bio Ethics: A
Nursing perspective; pp: 120-4.
Kozier B., Erb G., Berman A., Snydey S.J. 2004. Fundamental of Nursing Comcepts,
Processand Practice 7th Ed . Mew Jersey: Pearson Education Line